Senin, 01 Februari 2016


HIDUP ADALAH UJIAN

 Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : " Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi ? “.  ( Q.S. Al Kabut 2 )
                
Karena Bijak dan Kuasa Nya, kehidupan manusia di dunia sengaja dirancang tidak semulus kehidupan syurga, karena kehidupan syurga tanpa problema, tanpa susah payah, tanpa keluh kesah, tanpa silang sengketa, cuaca tanpa gerah, hanya dipenuhi kenikmatan semata dan kekal selamanya.

MAHA BIJAKSANA
Karena Bijak dan Kuasa Nya, kehidupan dunia tidak dibuat mulus dan lancar agar ada romantikanya, dengan demikian ada pembagian rizki.
Bayangkan bila manusia pada sehat semua, rumah sakit tidak akan ada, dokter tidak ada lapangan kerja, apotik demikian juga, betapa banyak pengangguran jadinya. Bayangkan bila manusia sama baik semua, bapak polisi akan kehilangan pekerjaan, hakim, jaksa, pengacara pada nganggur semua. Begitu pandainya Allah menciptakan romantika. 

SEBAGAI BATU LONCATAN
Dengan demikian kehidupan dunia merupakan batu loncatan guna menggapai syuga, oleh karenanya dalam menapaki kehidupan dunia jangan coba berharap selalu mulus dan mudah, kehidupan dunia selalu dipenuhi liku liku dan rintangan.  
Maka dalam kehidupan pasti ada romantikanya : ada kaya ada miskin, ada sehat ada sakit, ada laba ada untung, ada pintar ada bodoh, ada yang pangkat ada yang tidak, ada sukses ada kegagalan dan seterusnya. Kehidupan dunia bagai kuliah, ada ujiannya juga, bila lulus gelar sarjana akan disandangnya.

HIDUP ADALAH UJIAN
Bagi yang tidak faham, kehidupannya akan dipenuhi kekecewaan, mudah resah, mudah putus asa, karena tidak mengerti hakekatnya. Maka sangat beruntung bagi yang memahaminya, karena selalu berpegang kepada firman Tuhan Nya.             
“ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun “.  ( Q.S. Al Mulk 2 )
Dengan demikian jelas bahwa hidup di dunia merupakan ujian, ujian untuk memperbanyak berbuat baik. Yang faham hakekat hidup, pasti akan selalu berada dalam koridor kebaikan. Yang tidak faham pasti akan berbuat semaunya, yang penting puas, karena menuruti hawa nafsunya belaka walau melanggar kebaikan, betapa ruginya.  

MACAM UJIAN
“ Tiap tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar benarnya), dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan. ( Q.S. Al Anbiyaa 35 )
Ujian tidak selamanya berupa kejelekan ada juga berupa kebaikan. Ujian berupa kejelekan : sakit, rugi, dipecat, dirampok, kebakaran, kematian, sangat tidak mengenakkan, betapa tidak ?, karena jiwa seakan menderita, karena beban berat yang dihadapinya.
Demikian pula dengan ujian berupa kebaikan : sehat, untung, naik pangkat, walau nampak baik namun tetap ujian juga, artinya dengan kesehatan apakah dimanfaatkan untuk berbuat baik atau maksiat. Ketika mendapat untung apakah hartanya dimanfaatkan untuk kebaikan ( menafkahi keluarga, sedekah, zakat )  apa maksiat. Ketika naik jabatan akankah jabatannya dimanfaatkan untuk kebaikan atau khianat.       

TELAH DITETAPKAN
Musibah apapun yang terjadi di atas bumi pada hakekatnya telah ditetapkan oleh Sang Ilahi Rabbi, bila memahami ketetapan ini, hati tak kan mudah kecil hati, karena ketetapan Sang Ilahi sudah menetapkan Nya sebelum menciptakan bumi.  
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.  ( Q.S. Al Hadid 22 )
Bila sudah memahami ketetapan Allah ini, maka musibah apapun yang dialami tak kan membuat kecewa di hati, karena ketentuan sudah ditetapkan Sang Ilahi. Apalagi Allah akan mengampuni.

AGAR TAK KECEWA ATAU TERLAMPAU GEMBIRA
Begitu nikmat terasa bagi yang memahami firman Nya, karena ditunjukkan hikmah dibaliknya. Artinya kegagalan, ketidak nyamanan secara mutlak merupakan ketetapan Nya, maka jangan berduka dengan ketetapan Nya.
Demikian pula bila menerima karunia Nya, agar tidak terlampau gembira sehingga lupa mensyukurinya. Begitu nikmatnya bila memahami tuntunan Nya.
  (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu. dan Allah tidak menyukai Setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri “. ( Q.S. Al Hadid 23 )                                                                                                       
ORANG SABAR
Dengan demikian satu satunya jalan dalam menghadapi ujian adalah dengan sikap sabar, sabar artinya tahan uji, tahan uji dalam menerima ketidak enakan maupun tahan uji dalam menerima karunia Nya.
“ Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar. (Yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : " Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang orang yang mendapat petunjuk.  ( Q.S. Al Baqarah 155-157 )
Orang sabar mempunyai ciri, ketika menerima musibah mengucapkan : “ Innaa lilaahi wa innaa ilaihi rooji’uun ( sesungguhnya kami dari Allah dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Nya ). Bila menyadari segalanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Nya, maka jiwa akan terasa lapang karena memang demikian hakekatnya. Lebih lebih Allah akan menyertainya. 
“ ........Sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar “. ( Q.S. Al Baqarah 153 ).

HIKMAH DIBALIK MUSIBAH
“ .....Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.  ( Q.S. Al Baqarah 216 )                                                                        
Maka satu satunya sikap hendaklah ridlo dengan ujian Nya, karena kita tahu apa hikmah dibaliknya. Buya Hamka dipenjara oleh orde lama, tahu hikmahnya ?, dalam penjara beliau bisa menyelesaikan kitab tafsirnya “ Al Azhar “.

Maka jadikan hidup dengan selalu mengisi dengan kebaikan, ujian apapun jalani dengan cara kebaikan, bukankah Nabi s.a.w. bersabda : “ Setiap perbuatan baik adalah sodaqoh “. Semoga Allah menjadikan kita menjadi hamba yang sabar, Amiin. .

KISAH TAULADAN 

DISEGANI MALAIKAT

Rasulullah s.a.w. diutus ke dunia adalah untuk menyempurnakan akhlak. Aisyah r.a istrinya berkata : ” Akhlak Rasulullah s.a.w.adalah Al Quran ”. Rasulullah adalah Al Quran berjalan. Meskipun musuh musuhnya dari kaum kafir Quraisy selalu memusuhinya namun bila mereka pergi keluar negeri untuk berdagang mereka selalu menitipkan barang titipan mereka kepada Rasulullah s.a.w.
Demikian tinggi akhlak Rasulullah s.a.w. sampai musuhpun masih percayanya untuk mengurusi harta mereka. Demikian juga seorang sahabat Nabi s.a.w. yang satu ini, dia sangat pemalu, dia adalah Utsman bin Affan r.a.
Aisyah r.a meriwayatkan bahwa suatu hari ayahnya Abu Bakar As Shiddiq r.a minta izin bertemu Rasulullah s.a.w. yang sedang beristirahat dan berbaring serta bajunya terangkat sehingga salah satu betisnya terlihat
Selesai berbincang dan menunaikan hajatnya, Abu Bakar r.a pun segera pulang. Kemudian datanglah Umar bin Khattab r.a dan selepas berbincang beberapa waktu lamanya Umar r.a pun pulang.
Tak berapa lama kemudian datanglah Utsman bin Affan r.a. minta izin bertemu dengan beliau . Mendengar Utsman r.a datang, Rasulullah s.a.w. tiba tiba beliau memperbaiki posisinya dan duduk serta merapikan pakaiannya, kemudian menutupi betisnya yang terbuka.
Selepas berbincang beberapa waktu lamanya Utsman r.a pun pulang. Setelah Utsman r.a pulang, Aisyah r.a. bertanya : “ Ya Rasulullah tadi saya melihat bahwa engkau tidak bersiap siap menerima sahabatamu Abu Bakar r.a dan Umar r.a tetapi kenapa engkau bersiap siap menyambut kedatangan Utsman r.a ? ”. Rasulullah s.a.w. menjawab : “ Utsman seorang pemalu. Kalau dia masuk sedang aku masih berbaring, dia pasti malu untuk masuk dan akan cepat cepat pulang sebelum menyelesaikan hajatnya. Hai Aisyah tidakkah aku patut malu kepada seorang yang disegani malaikat ? ”. ( Hadis Riwayat Ahmad )
Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. sendiri adalah seorang pemalu, bahkan lebih malu dari gadis pingitan. Sifat malu adalah sebagian dari iman. Rasulullah juga bersabda : “ Sifat malu tiada menimbulkan kecuali kebaikan ”.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar