Rabu, 17 Februari 2016


LUAR BIASA KEBERADAANNYA
TIDAK ADA YANG MENYAMAINYA
              
“ Katakanlah : " Dia lah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia ".  ( Q.S. Al Ikhlash (112) : 1- 4 )

Allah adalah Tuhan yang sangat beda dengan Tuhan yang diyakini para pemeluk agama selain Islam. Karena Allah bersifat Tunggal adanya, Sendiri keberadaannya. Tidak ada sekutu bagi Nya, artinya keberadaan Nya tidak karena dilahirkan dan tidak pula punya keturunan, karena Dia Mutlak Esa ada Nya.
Dia tidak berawal dan tidak pula berakhir, Dia adalah Dzat Yang Kekal adanya. Ke Tunggalan Nya tidak bisa diingkari, karena bisa dibuktikan dengan melihat keteraturan sistim yang ada di jagat alam raya dan isinya ! yang Dia ciptakan dan Dia pelihara. Semuanya berjalan secara tetap, seimbang dan teratur. Ini jelas menunjukkan bahwa segenap jagat raya dan isinya diatur oleh Yang Maha Tunggal keberadaan Nya !.

TIDAK BERKATA LANGSUNG
Allah sebagai Sang Pencipta jelas beda dengan makhluk yang diciptakan Nya, karena Kebesaran Nya Allah dalam menyampaikan kalam Nya tidak berkata secara langsung namun melalui wahyu, atau dibelakang tabir ( hijab ), atau dengan mengutus seorang utusan ( Malaikat ) kemudian diwahyukan kepadanya dengan seizin Nya apa yang Dia kehendaki.    
“ Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan ( Malaikat ) kemudian diwahyukan kepadanya dengan seizin Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. ( Q.S. Asysyura ( 42 ) : 51 ).       Guna lebih jelas memahami ayat tersebut sebuah hadits dari sahabat Masruq r.a. meriwayatkan sebagai berikut :  

TIGA PERKARA
Dari Masruq r.a katanya : “ Pada suatu waktu ketika aku duduk dekat ‘Aisyah r.a. dia berkata kepadaku : “ Hai abu ‘Aisyah ( panggilan Masruq ) ada tiga perkara, barang siapa mengatakan salah satu diantaranya maka berarti orang itu mengatakan suatu kebohongan besar terhadap Allah. “ Aku bertanya apakah itu ? “.

TIDAK MELIHAT TUHAN
Jawabnya : “ Siapa yang mengatakan bahwa Muhammad s.a.w. pernah melihat Tuhannya, maka dia itu sesungguhnya telah mengadakan kebohongan besar terhadap Allah “. Kata Masruq : “ Ketika itu aku sedang bersandar, kemudian aku duduk sambil berkata : “ Ya Ummul mukminin ( ‘Aisyah ) tunggu sebentar dan jangan tergesa gesa, bukanlah Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman : “ Sesungguhnya dia telah melihatnya di tepi langit yang terang “ ( Q.S. At Takwir 23 ). 
“ Sesungguhnya dia telah melihatnya di waktu yang lain “ ( Q.S. An Najm 13 ). Jawab ‘Aisyah : “ Akulah orang yang pertama tama dari umat ini yang menanyakan masalah itu kepada Rasulullah s.a.w. “. Rasulullah bersabda : “ Sesungguhnya yang terlihat itu ialah Jibril, aku belum pernah melihatnya ( Jibril ) dalam bentuknya yang asli selain dua kali itu, Ketika dia turun dari langit sebagian tubuhnya tertutup antara langit dan bumi “, kata ‘Aisyah selanjutnya : “ Belum anda dengarkan firman Allah yang mengatakan : “ Penglihatan tidak sampai kepada Nya, tetapi Dia mengetahui segala penglihatan. Dia itu lemah lembut dan Maha Tahu “. ( Q.S. Al An’am ( 6 ) :  103 )

TIDAK BERKATA LANGSUNG
“ Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan ( Malaikat ) kemudian diwahyukan kepadanya dengan seizin Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana.  ( Q.S. Asysyura 51 )

RASULLLAH TIDAK MENYEMBUNYIKAN
Kata ‘Aisyah selanjutnya : “ Orang yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. menyembunyikan sesuatu ayat dari dari kitab Allah ( tidak disampaikan ) maka orang itu sesungguhnya telah berbuat kebohongan besar terhadap Allah. Firman Allah : “ Hai Rasul sampaikanlah apa yang diwahyukan kepadamu dari Tuhanmu dan Tuhanmu !. Apabila itu tidak engkau lakukan berarti engkau tidak menyampaikan risalah Nya ( tidak menjalankan tugas dari pada Nya ) “. ( Q.S. Al Maidah ( 5 ) : 67 ). 

NABI BUKAN PERAMAL
Orang yang mengatakan bahwa Rasulullah s.a.w. tahu apa yang akan terjadi besok, orang itu sungguh sungguh telah mengadakan suatu kebohongan besar terhadap Allah. Firman Allah : “ Katakan tidak seorangpun dilangit dan di bumi yang mengetahui apa yang tersembunyi melainkan Allah “.( Q.S. An Naml ( 27 ) : 65 ). ( H.R. Muslim )     
Dari hadits tersebut ada 4 hal yang disampaikan ‘Aisyah r.a. : 1. Nabi tidak pernah melihat Allah ( hanya melihat Jibril ). 2. Allah tidak berkata langsung melainkan dengan perantaraan wahyu yang disampaikan kepada Malikat. 3. Nabi tidak pernah menyembunyikan ayat dari Allah. 4. Bohong bila Nabi tahu apa yang terjadi besok, kecuali memang diberi tahu dengan Izin Nya.    
Dengan demikian jelas bahwa Allah adalah Dzat yang luar biasa keberadaan Nya. Sangat beda dengan makhluk Nya.  Dzat Yang Maha Melihat dan Maha Tahu segalanya, dan tiada satupun makhluk yang sanggup melihat Nya   

DIIZINKAN BISA MELIHAT
Namun beda dengan ketika sudah menjadi  penduduk Syurga, dia diberi kenikmatan extra dan luar biasa sehingga bisa melihat Allah denga luasa, karena tabir yang menghalanginya sudah dibuka  dengan izin Nya.
Diriwayatkan dari Abu Musa r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Ada dua Syurga yang bejana dan isinya dari perak. Dan ada dua Syurga yang bejana dan isinya dari emas. Tidak ada yang menghalangi antara orang orang dengan pandangannya kepada Rabb ( Tuhan ) mereka kecuali selendang Al Kibr ( kebesaran ) di wajah Nya di syurga Adn “. (H.R. Bukhari )                                      
Dari Hadits tersebut jelas bahwa para penghuni Syurga Adn kelak dapat melihat Allah dengan jelas, betapa nikmat dan bahagianya bisa melihat Tuhan yang sehari hari diibadahi tanpa bisa dilihatnya.
Maka berhati hatilah dengan orang yang mengaku sudah ma’rifat dan mampu melihat Allah, ini jelas kedustaan dan kebohongan besar !. Apalagi dengan dalih ini pula dia sudah tidak perlu lagi melaksanakan sholat ????. Na’udzu billaahi min dzaalik.

                                                  KISAH TAULADAN

HIKMAH DELAPAN DIRHAM

Suatu pagi Rasulullah s.a.w. sibuk memperhatikan baju satu satunya yang sudah usangnya. Namun beliau tak mempunyai uang sepeser pun untuk membeli baju lagi. Rasulullah s.a.w. sebenarnya bisa saja menjadi kaya mendadak, tapi beliau tak mau mempergunakan kemudahan itu.
 “ Semua itu hanyalah merupakan kesenangan dunia, sedang di sisi Allah yang paling baik dan sebaik baik tempat kembali ”. Karena Allah Maha Bijaksana, Rasulullah diberinya rezeki sebanyak delapan dirham. Dengan bergegas beliau ke pasar, namun apakah cukup uang itu untuk membeli makan, minum, serta pakaian penutup badan ?. Di tengah perjalanan, beliau berjumpa seorang wanita menangis, ternyata wanita tersebut kehilangan uang. Segera beliau memberikan uangnya sebanyak dua dirham, beliau berhenti sejenak menenangkan wanita tersebut. Kemudian Rasulullah bergegas ke pasar membeli sepasang baju seharga empat dirham.
     Di perjalanan beliau bertemu orang tua telanjang, dengan iba memohon sepotong baju, kemudian baju baru diberikannya. Kemudian Beliau kembali lagi untuk membeli baju lagi seharga dua dirham.
         Ketika beliau ke luar pasar, ditemuinya lagi wanita  menangis tadi. Wanita tersebut kelihatan gelisah. Rasulullah s.a.w. mendekat dan bertanya, ternyata wanita tersebut ketakutan pulang. Karena terlambat dan takut dimarahi majikannya. Rasulullah s.a.w. kemudian menyatakan akan mengantarkannya. Hatinya tenang karena Rasulullah s.a.w. pasti akan melindungi dirinya. “ Assalamu’alaikum warahmatullah ”, sapa Rasulullah saw  Mereka semua diam tak menjawab. Rasulullah s.a.w. mengulang salam sampai tiga kali, baru mereka serentak menjawab. Rasulullah heran, beliau menanyakan apa yang terjadi. Mereka berkata : ” Tidak ya Rasulullah kami sudah mendengar. Kami memang sengaja ingin mendapatkan salam lebih banyak ”. Rasulullah melanjutkan : “ Pembantumu terlambat dan tidak berani pulang. Sekiranya dia harus menerima hukuman, akulah yang menerimanya ”. Ucapan ini sangat mengejutkan mereka.  Bahkan mereka berkata : “ Kami memaafkan dan membebaskannya.
 Rasulullah s.a.w. pulang dengan hati gembira, sambil bergumam :
 Belum pernah kutemui hikmah dari angka delapan sebagaimana hari ini. Delapan dirham yang mampu mengamankan seorang dari ketakutan, dua orang yang membutuhkan serta memerdekakan seorang budak ”. Begitu luar biasa akhlak beliau sehingga prilakunya penuh hikmah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar