TAUBATNYA PEMUDA PENGGALI KUBUR
“ Dan
(juga) orang orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji ( zina, riba ) atau
menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah ?, dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu sedang mereka
mengetahui “. ( Q.S. Ali Imran (3) : 135 )
Pada suatu hari Umar bin Khaththab r.a., menangis di depan
pintu rumah Rasulullah s.a.w. Mendengar suara Umar bin Khaththab berada di
luar, Rasulullah s.a.w segera keluar dan bertanya : “ Wahai Umar mengapa engkau
menangis ? ”. Kemudian Umar menjawab : “ Wahai Rasulullah, bersamaku ada
seorang pemuda yang telah membuat hatiku sedih dengan tangisnya ”.
Kemudian Rasulullah s.a.w memerintah Umar agar membawa masuk
anak muda tersebut. Kemudian Umar bin Khaththab mengajak masuk pemuda yang
datang bersamanya sambil keduanya tetap menangis.
Pemuda tersebut disuruh duduk di depan Rasulullah s.a.w dan
Umar Ibnu Khaththab duduk di sebelahnya. Rasulullah s.a.w kemudian bertanya : “
Wahai pemuda mengapa engkau menangis ? ”.
MENGAKU
PENUH KHAWATIR
Si pemuda menjawab sambil tetap menangis : “ Wahai
Rasulullah dosaku sangat besar dan aku takut Allah memurkaiku…”. “ Apakah
engkau telah menyekutukan Allah dengan sesuatu ? ”, tanya baginda s.a.w. “ Tidak
ya Rasul ”, sahut pemuda sambil terus menangis penuh penyesalan.
“ Apakah engkau telah membunuh seseorang dengan alasan yang
tidak benar ? ”, Rasulullah s.a.w. kembali bertanya. “ Tidak ya Rasul ”, sahut
pemuda sambil terus menangis.
Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda : “ Sungguh dosamu
sebesar apa pun, Allah akan mengampuninya sekalipun sepenuh langit dan bumi ”.
“ Sungguh dosaku lebih besar dari itu ya Rasul ”, sahut
pemuda.
“ Apakah besar dosamu melebihi Arasy ?, besar mana dengan
Arasy ? ”, tanya baginda s.a.w lagi. “ Dosaku sangat besar ya Rasulullah ”.
RASULULLAH
TERUS MENDESAK
“ Lalu besar mana dosamu dengan ke Agungan, Ampunan, dan Rahmat
Allah ? ”, tanya Rasulullah s.a.w.
“ Tentu ke Agungan, Ampunan, dan Rahmat Allah lebih besar.
Tetapi dosaku sangat besar ya Rasulullah ”, jawabnya sambil menangis terisak isak,
tanda menyesal. Karena kurang memahami maksud si pemuda, akhirnya Rasulullah
s.a.w mendesaknya : “ Coba katakan dosa apa yang telah engkau perbuat ? ”. “ Aku
malu menyebutnya ya Rasulullah…” kata si pemuda.
Karena Rasulullah s.a.w terus mendesaknya, maka dengan
perasaan malu dan takut, pemuda itupun menceritakan dosa yang dilakukannya.
TERUS
TERANG
“ Wahai Rasulullah aku ini seorang penggali kubur sejak
tujuh tahun lalu. Hingga meninggalnya puteri seorang sahabat Ansar. Melihat
kecantikan dan kemontokan tubuhnya, nafsu birahiku memuncak. Setelah kuburan sepi,
ku bongkar kuburnya dan kutelanjangi mayat gadis itu. Setelah ku cumbui, nafsu
berahiku tak dapat kutahan, lalu kusetubuhi.
MAYAT
BERKATA
Saya terkejut, tiba tiba mayat gadis itu berkata : “ Tidakkah
engkau malu kepada Allah, pada hari Allah menghukum orang orang yang berbuat dzalim,
sementara engkau menelanjangiku dan menyetubuhiku diantara orang orang yang
telah mati. Engkau membuatku dalam keadaan junub di hadapan Allah ! ”.
RASULULLAH
MARAH
Mendengar pengakuan dari si pemuda itu, Rasulullah s.a.w
segera bangkit berdiri dan meninggalkannya, seraya berseru : “ Hai pemuda
fasik, pergilah !, jangan engkau dekati aku, nerakalah tempatmu kelak ! ”.
Pemuda itu pun segera keluar meninggalkan rumah Rasulullah
s.a.w sambil terus menangis. Dia berjalan dengan arah tak menentu keluar
kampung. Sampailah dia di padang pasir yang luas lagi panas.
PENUH
PENYESALAN
Tujuh hari lamanya ia tidak makan dan minum karena
penyesalan dan kesedihan yang sangat mendalam hingga lemahlah keadaan tubuhnya
tak kuasa lagi berjalan, kemudian jatuh tersungkur. Di atas pasir ia bersujud
kepada Allah sambil berdoa memohon ampunan Nya dalam tangisnya : “ Ya Allah,
aku adalah hamba Mu yang telah berbuat dosa besar. Sekarang aku datang ke pintu
Mu, agar Engkau berkenan menjadi penolongku disisi kekasih Mu. Sungguh Engkau
Maha Pemurah kepada hamba hamba Mu dan tiada tersisa harapanku kecuali kepada
Mu. Ya Allah Tuhanku sudilah menerima kehadiranku, kalau tidak datangkanlah api
Mu dari sisi Mu, dan bakarlah tubuhku dengan api Mu di dunia ini, daripada Kau
bakar tubuhku di akhirat nanti ”.
MALAIKAT
JIBRIL MENGINGATKAN
Setelah itu Malaikat Jibril a.s datang kepada Rasulullah
s.a.w. Usai menyampaikan salam dari Allah, Jibril a.s berkata : “ Wahai
Muhammad, Allah s.w.t bertanya kepadamu : “ Apakah engkau yang menciptakan
makhluk ? ”. “ Bahkan Dialah yang menciptakan diriku dan mereka ”, jawab
Rasulullah s.a.w. “ Apakah engkau memberi rizki kepada mereka ? ”, tanya Jibril
a.s.
Rasulullah s.a.w menjawab : “ Bahkan Dia memberi rizki
padaku dan mereka ”. “ Apakah engkau menerima taubat mereka ? ”, tanya Jibril.lagi.
“Bahkan Dia yang berhak menerima taubat dan mengampuni dosa
dosa hamba Nya ”, ujar Rasulullah s.a.w.
ALLAH
MENGAMPUNI
Jibril a.s lalu berkata : “ Allah berfirman kepadamu : “ Telah
datang kepadamu seorang hamba Ku dan dia menerangkan satu dosa dari beberapa
dosanya, maka kamu berpaling (marah) kepadanya dari dosanya, maka bagaimana
keadaan orang orang mukmin kelak, apabila mereka datang dengan dosa yang banyak
lagi besar ibarat gunung yang besar ?. Engkau adalah utusan Ku yang Aku utus
sebagai rahmat untuk seluruh alam. Maka jadilah kamu orang yang sayang
menyayangi pada semua orang yang beriman, menjadi penolong bagi orang orang
yang telah berdosa dan memaafkan keterlanjuran dan kesalahan mereka (hamba Ku),
karena sesungguhnya Aku telah mengampunkannya (menerima taubatnya) dan dosanya ”.
NABI
MENGUTUS SAHABAT
Kemudian Rasulullah s.a.w. mengutus beberapa sahabat menemui
pemuda tersebut, maka para sahabat menemui pemuda tersebut kemudian memberi
khabar gembira kepadanya dengan maaf dan ampunan Nya. Lalu mereka
membawa pemuda tersebut untuk menjumpai Rasulullah s.a.w. yang . sedang sholat Maghrib,
dan merekapun bermakmum di belakangnya.
Ketika Rasulullah s.a.w. membaca surah Al Fatihah yang
dilanjutkan dengan surah At Takaatsur (Al Haakumuttakaatsur), sesampai baginda
membaca ‘Hattaa Zurtumul Maqaabir’ (Kamu telah dilalaikan sehingga kamu masuk
kubur).
WAFAT
Maka berteriaklah pemuda itu dengan keras sekali langsung jatuh. Ketika
mereka selesai menunaikan sholat, para sahabat mendapati pemuda tersebut telah
meninggal dunia. Mudah mudahan Allah Taala membelas kasihaninya.
KISAH
TAULADAN
RASULULLAH
DAN PENGEMIS
Suatu ketika seorang pengemis kalangan Anshar datang meminta
kepada Rasulullah s.a.w. kemudian beliau bertanya kepada pengemis tersebut : “
Apakah kamu mempunyai sesuatu dirumahmu ? ”.
Pengemis itu pun pulang mengambil satu satunya cangkir miliknya
kemudian kembali pada Rasulullah s.a.w..
Kemudian Rasulullah s.a.w. menawarkan cangkir kepada para sahabat
: “ Adakah di antara kalian yang ingin membeli cangkir ini ? ”, seorang sahabat
menyahut : “ Saya beli dengan satu dirham ”.
Rasulullah s.a.w. menawarkannya kembali : “ Adakah di antara
kalian yang ingin membayar lebih ? ”. Kemudian ada seorang sahabat yang sanggup
membelinya dengan dua dirham.
Kemudian Rasulullah s.a.w. memberikan uang tersebut kepada si
pengemis dan menyuruhnya menggunakan membeli makanan bagi keluarganya dan sisanya
untuk membeli kapak.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Carilah kayu sebanyak mungkin dan
juallah !, selama dua minggu aku tidak
ingin melihatmu ”, sambil melepas kepergiannya, Rasulullah s.a.w. pun memberi
uang untuk ongkos pulang.
Dua minggu kemudian pengemis datang menghadap Rasulullah s.a.w. dia
membawa uang sepuluh dirham hasil penjualan kayu.
Kemudian Rasulullah s.a.w. menyuruhnya untuk membeli pakaian dan
makanan untuk keluarganya seraya bersabda : “ Hal ini lebih baik bagi kamu,
karena meminta minta hanya akan membuat noda di wajahmu di akhirat nanti. Tidak
layak bagi seseorang meminta minta kecuali dalam tiga hal, fakir miskin yang
benar benar tidak mempunyai sesuatu, utang yang tidak bisa terbayar, dan
penyakit yang membuat seseorang tidak bisa berusaha ”.
Begitu bijaknya Rasulullah s.a.w. memberikan pendidikan, sehingga beliau
tidak sekedar memberi ikannya, namun memberikan “ kail dan umpannya ” agar bisa
berusaha dan bisa hidup mandiri, tidak meminta minta, yang akan membuatnya
hina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar