MENSYUKURI KELAHIRAN BAYI
" Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan perasaan,
agar kamu bersyukur ". ( Q.S. An Nahl 78 )
Kelahiran
bayi merupakan peristiwa bersejarah dan menyenangkan, kehadirannya sangat
dinanti dan didambakan. Kedua orang tua merasa bersyukur dengan karunia Tuhan,
yang telah memberi dan menganugerahkan, putera atau puteri yang menjadi idaman.
Sekaligus
merupakan penerus generasi masa depan, dan perekat keharmonisan dalam membentuk
rumah tangga yang didambakan. Juga sebagai hiburan, yang merupakan tanda
kebesaran dari Allah Yang Maha Rahman.
Wajar
bila rasa syukur ini diujudkan, berkat universalnya agama Islam, tata aturan
untuk ini sudah lengkap diberikan, yang biasa disebut Aqiqoh atau kekahan.
MENYONGSONG
KELAHIRAN
Acara
yang berkenaan dengan kehamilan bayi dalam ajaran Islam tidak ada tuntunan,
yang ada justru ketika bayi sudah lahir. Jadi acara neloni ( 3 bulan dalam
kandungan ), tingkepan ( 7 bulan dalam kandungan ) tidak ada tuntunan dalam agama
Islam !.
Upacara
neloni maupun tingkepan adalah acara adat !, ini justru sangat membahayakan.
Bahkan merusak keimanan, karena dengan acara ini diharapkan bayi akan selamat,
dengan kata lain bila tidak dilakukan acara ini bayi tidak akan selamat !.
Na'udzu billaahi min dzaalik ( kami berlindung kepada Allah dari yang demikian
itu ).
Perilaku
ini sudah diterangkan dalam Al Qur'an.
" Dan
apabila mereka melakukan perbuatan keji mereka berkata : " Kami mendapati
nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah memerintah kami
mengerjakannya." Katakanlah : " Sesungguhnya Allah tidak memerintah (
mengerjakan ) perbuatan yang keji." mengapa kamu mengada-adakan terhadap
Allah apa yang tidak kamu ketahui ? ". (
Q.S. Al A'raf : 28 )
MENGUSAP LANGIT LANGIT
Ketika
bayi lahir hendaknya langit langit mulutnya diusap dengan kurma, ( saat ini
para bidan mengusap dengan kapas yang diberi madu ) kemudian didoakan.
Karena
hadits Abu Musa ra. Yang berkata : " Telah lahir anakku, lalu aku bawa
kepada Nabi s.a.w., maka diberinya nama Ibrahim lalu diusap langit-langit
mulutnya dengan kurma dan dido'akan dengan barokah…." Seterusnya hadist. ( H .R.
Bukhari )
MENDO'AKAN
Karena
Hadits Ibnu 'Abbas r.a. Yang berkata : Adalah Rasulullah s.a.w. memohon
perlindungan bagi Hasan dan Husain dan bersabda : " Sesungguhnya Nabi
Ibrahim memohon perlindungan bagi Ismail dan Ishaq : " Aku berlindung
dengan firman Allah yang sempurna dari segala syetan, gangguan dan penggoda
jahat ". ( H.R. Bukhari )
PENGERTIAN
AQIQOH
Aqiqoh
adalah hewan yang disembelih untuk anak yang baru lahir ( Fiqhussunnah Sayyid
Sabiq ). Berasal dari kata Al 'Aqiqoh atau Al 'Iqqoh yang bermakna
rambut mahluk yang baru dilahirkan. Dengan
kata lain Aqiqoh adalah walimah ( resepsi ) yang berkenaan dengan kelahiran
bayi.
HUKUMNYA
Golongan
besar ulama berpendapat bahwa hukum Aqiqoh adalah sunnah muakkad (sunnah
yang dikokohkan), artinya hampir mendekati wajib. Namun bagi yang tidak mampu
melaksanakan pada hari itu ( hari ke tujuh ), tidak perlu lagi mengadakan
Aqiqah.
WAKTU
PELAKSANAAN
Aqiqah
menurut sumber yang shahih dilaksanakan tepat pada hari ketujuh saja. Jadi
selebihnya dari waktu tersebut sudah tidak ada Aqiqoh lagi, karena Nabi s.a.w. secara
jelas menyatakan waktunya hanya pada hari ketujuh.
Untuk
itu bagi yang mampu hendaknya ketika hamil, mengadakan persiapan untuk
melaksanakan acara ini, agar dapat melaksanakan dan mensyiarkan tuntunan agama sebaik
mungkin.
Karena
hadits dari Samurah bin Jundub yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda :
" Tiap-tiap anak itu tergadai dengan 'aqiqohnya yang disembelih sebagai
tebusan pada hari ketujuhnya dan diberi nama pada hari itu serta dicukur
kepalanya ". ( Diriwayatkan oleh lima ahli hadits dan
dishahihkan oleh Tirmidzi )
Jadi
dalam acara aqiqoh ada penyembelihan ternak, pemberian nama dan pencukuran
rambut.
TATA CARA AQIQAH
MEMBERI NAMA
YANG BAIK
Sebagaimana
hadits tersebut diatas dan hadits dibawah ini : " Karena hadits Abu
Dardak yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda : " kamu akan dipanggil
di hari qiyamat, nama-namamu dan nama-nama orang tuamu, maka baguskanlah
nama-namamu ". ( H.R.
Abu Dawud dan Ahmad )
Islam
mengajarkan memberi nama yang baik. Mengapa ? nama merupakan label, sangat
berpengaruh pada jiwa anak. Nama yang baik merupakan kebanggaan, bayangkan jika
anaknya cantik atau ganteng, tetapi namanya tidak sebaik wajahnya, akan
berdampak negatif pada jiwa, anak akan
pesimis dalam pergaulan !.
Bahkan nama ini akan terus berlanjut sampai hari
qiamat nanti, anak akan dipanggil namanya dan nama orang tuanya sekali,
dihadapan forum semua orang yang pernah hidup didunia ini. Oleh karena itu
berilah nama yang baik, dan jangan lupa mencantumkan nama orang tua
dibelakangnya, misalnya : Muhammad Farid Anwar, Muhammad Farid nama anak, Anwar
nama orang tuanya.
Sayangnya ajaran agama ini banyak yang tidak
faham, sehingga banyak yang mengabaikan, padahal ini merupakan tuntunan !.
Dengan mencantumkan nama orang tua merupakan identitas dan kebanggaan, orang
akan mengenal putra atau putri siapa gerangan, sekaligus sebagai penghormatan.
MENCUKUR
RAMBUT
Hadits
dari Ibnu 'Abbas ra. Yang berkata bahwa Rasulullah saw. melihat seorang anak
yang dicukur sebagian rambut kepalanya dan ditinggalkan sebagiannya ( tidak
dicukur ), maka Nabi s.a.w. bersabda : " Cukurlah semuanya atau
tinggalkanlah semuanya ". ( Hadits shohih riwayat
Abu Dawud )
Begitu teliti dan rapi agama memberi tuntunan
sehinggga sejak dini rambut perlu ditata dengan mencukur sejak bayi, dengan
demikian diharapkan kelak agar dapat tumbuh lebat dan rapi, bukankan rambut
merupakan mahkota diri.
SHODAQOH
Seusai
dicukur, rambut ditimbang kemudian dikurs dengan harga perak yang bobotnya
sesuai dengan berat rambut sibayi. Dari ibnu Abbas bahwa Nabi s.a.w.
mengaqiqahkan Hasan satu ekor kambing dan bersabda : " Hai Fatimah
cukurlah rambutnya dan bersedekahlah, dengan perak kepada orang orang miskin
seberat timbangan ( rambut ) nya ". Mereka berdua kemudian menimbangnya,
adalah timbangannya waktu itu seberat satu dirham atau sebagian dirham. ( H.R. Ahmad dan Tirmidzi )
MENYEMBELIH
KAMBING
Jika
yang lahir bayi laki-laki disembelihkan dua ekor kambing ( atau seekor seperti
hadits diatas : Nabi mengaqiqohi Hasan satu ekor kambing ). bila perempuan seekor kambing. Ini bukan berarti merendahkan
kaum wanita, namun inilah tuntunan agama yang perlu diimani dan dilaksanakan,
bukan untuk diperdebatkan !.
Karena hadits dari 'Aisyah r.a. ia berkata
bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : " Aqiqah bagi anak laki-laki 2 ekor
kambing yang sepadan dan bagi anak perempuan 1 ekor kambing ". ( Hadits shohih Riwayat Ahmad dan
Tirmidzi )
CARA
MEMBAGI
Tidak
ada keterangan yang jelas tentang cara membagi, yang jelas bagi yang aqiqah
tidak ada halangan untuk ikut menikmati. Bisa dimasak kemudian dibagikan atau
dengan cara mengundang kemudian
disajikan.
Ada
sumber namun dari sahabat, Muawiyyah bin Quwwah berkata : " ketika lahir
Iyas aku mengundang sekelompok sahabat Nabi, maka aku menjamu mereka kemudian
mereka berdoa ".
KISAH
TAULADAN
TERKAAN
NABI S.A.W. MELULUHKAN HATI
Kebencian
terhadap Rasulullah s.a.w. telah membuat dua orang Quraisy, Shafwan bin Umayyah
dan Umair bin Wahab bertemu didekat Ka'bah. Shafwan mengingatkan akan masalah
yang saman-sama mereka rasakan akibat kedatangan ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah s.a.w. yang menurut mereka telah menimbulkan perang antara kaum
muslimin dan kaum kafir Quraisy sehingga banyak tokoh mereka terbunuh di Badar.
Shafwan mengusulkan agar Umair bersedia melakukan balas dendam dengan membunuh
Nabi s.a.w. dan ia berjanji akan menanggung anak-anak dan keluarganya.
Umair
sepakat atas tawaran itu seraya melampiaskan emosinya dengan mengeluarkan
kata-kata : " Kehancuran adalah kehancuranku, darah adalah darahku, hidup
adalah hidupku, kematian adalah kematianku !". Setelah keduanya sepakat, kemudian
Umair mengambil pedang dan mengolesinya dengan racun hingga menjadi biru. Dengan
bergegas ia berangkat ke Madinah dengan maksud untuk melakukan pembunuhan
terhadap Muhammad s.a.w., tanpa menyadari bahwa Allah selalu bersama dan
melindungi hambaNya yang bertakwa.
Kemudian
tibalah Umair di Madinah dengan niat melampiaskan dendam membara untuk membunuh
dan melaksanakan rencana jahatnya terhadap Nabi Muhammad s.a.w. Ia pun segera
mendatangi masjid Nabi s.a.w., namun sahabat Umar bin Khaththab yang selalu
waspada, melihat gelagat yang mencurigakan ini, dengan tangkasnya mengambil
senjata dan merebut senjata dari tangan Umair, serta memegang kerah jubahnya,
Umar yang berpostur tinggi besar, menyeret Umair layaknya menyeret seekor domba
jantan serta membawanya masuk kedalam masjid. Kemudian Rasulullah s.a.w. bertanya
: " Wahai Umair, apa maksud kedatanganmu kemari ?". Ia menjawab :
" Aku datang guna membayar tebusan para tawanan kami yang ditawan pada
perang badar ". Dengan tandas dan meyakinkan Rasulullah s.a.w. menjawab :
" Engkau dusta , bukankah engkau bersama Shafwan duduk dibawa mizab Ka'bah
sepuluh hari yang lalu. Kemudian Shafwan berkata kepadamu begini dan begitu dan
engkau menjawab begini begitu ( seraya menyebutkan dialognya ), adapun maksud
kedatanganmu kan hendak membunuhku !. Sedangkan Allah tidak akan menguasakan
engkau terhadapku !".
Mendengar
terkaan Rasulullah s.a.w. Umair bin Wahab terperanjat, tercengang heran
bercampur ta'jub akan kemampuan dan kehebatan Rasulullah s.a.w. ahirnya dengan
sadar iapun menyatakan diri masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
MUTIARA
DO'A
MENDO'AKAN
BAYI
A'udzu
bikalimaatillaahittaammah min kulli syaithoonin wahaammaah waminkulli 'ainin
laammah
( Aku berlindung
dengan firman Allah yang sempurna dari segala syetan, gangguan dan penggoda
yang jahat ).
( H.R. Bukhari )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar