Jumat, 20 Maret 2015


MENSYUKURI KELAHIRAN BAYI

" Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan perasaan, agar kamu bersyukur ". ( Q.S. An Nahl 78 )

Kelahiran bayi merupakan peristiwa bersejarah dan menyenangkan, kehadirannya sangat dinanti dan didambakan. Kedua orang tua merasa bersyukur dengan karunia Tuhan, yang telah memberi dan menganugerahkan, putera atau puteri yang menjadi idaman.
Sekaligus merupakan penerus generasi masa depan, dan perekat keharmonisan dalam membentuk rumah tangga yang didambakan. Juga sebagai hiburan, yang merupakan tanda kebesaran dari Allah Yang Maha Rahman.
Wajar bila rasa syukur ini diujudkan, berkat universalnya agama Islam, tata aturan untuk ini sudah lengkap diberikan, yang biasa disebut Aqiqoh atau kekahan.

MENYONGSONG KELAHIRAN
Acara yang berkenaan dengan kehamilan bayi dalam ajaran Islam tidak ada tuntunan, yang ada justru ketika bayi sudah lahir. Jadi acara neloni ( 3 bulan dalam kandungan ), tingkepan ( 7 bulan dalam kandungan ) tidak ada tuntunan dalam agama Islam !.
Upacara neloni maupun tingkepan adalah acara adat !, ini justru sangat membahayakan. Bahkan merusak keimanan, karena dengan acara ini diharapkan bayi akan selamat, dengan kata lain bila tidak dilakukan acara ini bayi tidak akan selamat !. Na'udzu billaahi min dzaalik ( kami berlindung kepada Allah dari yang demikian itu ).
Perilaku ini sudah diterangkan dalam Al Qur'an.  
" Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji mereka berkata : " Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah memerintah kami mengerjakannya." Katakanlah : " Sesungguhnya Allah tidak memerintah ( mengerjakan ) perbuatan yang keji." mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui ? ". ( Q.S. Al A'raf : 28 )

MENGUSAP LANGIT LANGIT
Ketika bayi lahir hendaknya langit langit mulutnya diusap dengan kurma, ( saat ini para bidan mengusap dengan kapas yang diberi madu ) kemudian didoakan.
Karena hadits Abu Musa ra. Yang berkata : " Telah lahir anakku, lalu aku bawa kepada Nabi s.a.w., maka diberinya nama Ibrahim lalu diusap langit-langit mulutnya dengan kurma dan dido'akan dengan barokah…."  Seterusnya hadist. (  H .R. Bukhari )

MENDO'AKAN
Karena Hadits Ibnu 'Abbas r.a. Yang berkata : Adalah Rasulullah s.a.w. memohon perlindungan bagi Hasan dan Husain dan bersabda : " Sesungguhnya Nabi Ibrahim memohon perlindungan bagi Ismail dan Ishaq : " Aku berlindung dengan firman Allah yang sempurna dari segala syetan, gangguan dan penggoda jahat ". ( H.R. Bukhari )

PENGERTIAN AQIQOH
Aqiqoh adalah hewan yang disembelih untuk anak yang baru lahir ( Fiqhussunnah Sayyid Sabiq ). Berasal dari kata Al 'Aqiqoh atau Al 'Iqqoh yang bermakna rambut mahluk yang baru dilahirkan.  Dengan kata lain Aqiqoh adalah walimah ( resepsi ) yang berkenaan dengan kelahiran bayi.

HUKUMNYA
Golongan besar ulama berpendapat bahwa hukum Aqiqoh adalah sunnah muakkad (sunnah yang dikokohkan), artinya hampir mendekati wajib. Namun bagi yang tidak mampu melaksanakan pada hari itu ( hari ke tujuh ), tidak perlu lagi mengadakan Aqiqah.

WAKTU PELAKSANAAN
Aqiqah menurut sumber yang shahih dilaksanakan tepat pada hari ketujuh saja. Jadi selebihnya dari waktu tersebut sudah tidak ada Aqiqoh lagi, karena Nabi s.a.w. secara jelas menyatakan waktunya hanya pada hari ketujuh.
Untuk itu bagi yang mampu hendaknya ketika hamil, mengadakan persiapan untuk melaksanakan acara ini, agar dapat melaksanakan dan mensyiarkan tuntunan agama sebaik mungkin.
Karena hadits dari Samurah bin Jundub yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda : " Tiap-tiap anak itu tergadai dengan 'aqiqohnya yang disembelih sebagai tebusan pada hari ketujuhnya dan diberi nama pada hari itu serta dicukur kepalanya ". ( Diriwayatkan oleh lima ahli hadits dan dishahihkan oleh Tirmidzi )
Jadi dalam acara aqiqoh ada penyembelihan ternak, pemberian nama dan pencukuran rambut.

TATA CARA AQIQAH
MEMBERI NAMA YANG BAIK
Sebagaimana hadits tersebut diatas dan hadits dibawah ini : " Karena hadits Abu Dardak yang berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda : " kamu akan dipanggil di hari qiyamat, nama-namamu dan nama-nama orang tuamu, maka baguskanlah nama-namamu ".   ( H.R. Abu Dawud dan Ahmad )
Islam mengajarkan memberi nama yang baik. Mengapa ? nama merupakan label, sangat berpengaruh pada jiwa anak. Nama yang baik merupakan kebanggaan, bayangkan jika anaknya cantik atau ganteng, tetapi namanya tidak sebaik wajahnya, akan berdampak negatif pada jiwa,  anak akan pesimis dalam pergaulan !.  
 Bahkan nama ini akan terus berlanjut sampai hari qiamat nanti, anak akan dipanggil namanya dan nama orang tuanya sekali, dihadapan forum semua orang yang pernah hidup didunia ini. Oleh karena itu berilah nama yang baik, dan jangan lupa mencantumkan nama orang tua dibelakangnya, misalnya : Muhammad Farid Anwar, Muhammad Farid nama anak, Anwar nama orang tuanya.
 Sayangnya ajaran agama ini banyak yang tidak faham, sehingga banyak yang mengabaikan, padahal ini merupakan tuntunan !. Dengan mencantumkan nama orang tua merupakan identitas dan kebanggaan, orang akan mengenal putra atau putri siapa gerangan, sekaligus sebagai penghormatan.

MENCUKUR RAMBUT
Hadits dari Ibnu 'Abbas ra. Yang berkata bahwa Rasulullah saw. melihat seorang anak yang dicukur sebagian rambut kepalanya dan ditinggalkan sebagiannya ( tidak dicukur ), maka Nabi s.a.w. bersabda : " Cukurlah semuanya atau tinggalkanlah semuanya ".  ( Hadits shohih riwayat Abu Dawud )
 Begitu teliti dan rapi agama memberi tuntunan sehinggga sejak dini rambut perlu ditata dengan mencukur sejak bayi, dengan demikian diharapkan kelak agar dapat tumbuh lebat dan rapi, bukankan rambut merupakan mahkota diri.

SHODAQOH 
Seusai dicukur, rambut ditimbang kemudian dikurs dengan harga perak yang bobotnya sesuai dengan berat rambut sibayi. Dari ibnu Abbas bahwa Nabi s.a.w. mengaqiqahkan Hasan satu ekor kambing dan bersabda : " Hai Fatimah cukurlah rambutnya dan bersedekahlah, dengan perak kepada orang orang miskin seberat timbangan ( rambut ) nya ". Mereka berdua kemudian menimbangnya, adalah timbangannya waktu itu seberat satu dirham atau sebagian dirham. ( H.R. Ahmad dan Tirmidzi ) 

MENYEMBELIH KAMBING
Jika yang lahir bayi laki-laki disembelihkan dua ekor kambing ( atau seekor seperti hadits diatas : Nabi mengaqiqohi Hasan satu ekor kambing ). bila perempuan  seekor kambing. Ini bukan berarti merendahkan kaum wanita, namun inilah tuntunan agama yang perlu diimani dan dilaksanakan, bukan untuk diperdebatkan !.
 Karena hadits dari 'Aisyah r.a. ia berkata bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : " Aqiqah bagi anak laki-laki 2 ekor kambing yang sepadan dan bagi anak perempuan 1 ekor kambing ".  ( Hadits shohih Riwayat Ahmad dan Tirmidzi )

CARA MEMBAGI
Tidak ada keterangan yang jelas tentang cara membagi, yang jelas bagi yang aqiqah tidak ada halangan untuk ikut menikmati. Bisa dimasak kemudian dibagikan atau dengan cara mengundang  kemudian disajikan.
Ada sumber namun dari sahabat, Muawiyyah bin Quwwah berkata : " ketika lahir Iyas aku mengundang sekelompok sahabat Nabi, maka aku menjamu mereka kemudian mereka berdoa ".

                                                                      KISAH TAULADAN
TERKAAN NABI S.A.W. MELULUHKAN HATI

Kebencian terhadap Rasulullah s.a.w. telah membuat dua orang Quraisy, Shafwan bin Umayyah dan Umair bin Wahab bertemu didekat Ka'bah. Shafwan mengingatkan akan masalah yang saman-sama mereka rasakan akibat kedatangan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah s.a.w. yang menurut mereka telah menimbulkan perang antara kaum muslimin dan kaum kafir Quraisy sehingga banyak tokoh mereka terbunuh di Badar. Shafwan mengusulkan agar Umair bersedia melakukan balas dendam dengan membunuh Nabi s.a.w. dan ia berjanji akan menanggung anak-anak dan keluarganya.
Umair sepakat atas tawaran itu seraya melampiaskan emosinya dengan mengeluarkan kata-kata : " Kehancuran adalah kehancuranku, darah adalah darahku, hidup adalah hidupku, kematian adalah kematianku !". Setelah keduanya sepakat, kemudian Umair mengambil pedang dan mengolesinya dengan racun hingga menjadi biru. Dengan bergegas ia berangkat ke Madinah dengan maksud untuk melakukan pembunuhan terhadap Muhammad s.a.w., tanpa menyadari bahwa Allah selalu bersama dan melindungi  hambaNya yang bertakwa.
Kemudian tibalah Umair di Madinah dengan niat melampiaskan dendam membara untuk membunuh dan melaksanakan rencana jahatnya terhadap Nabi Muhammad s.a.w. Ia pun segera mendatangi masjid Nabi s.a.w., namun sahabat Umar bin Khaththab yang selalu waspada, melihat gelagat yang mencurigakan ini, dengan tangkasnya mengambil senjata dan merebut senjata dari tangan Umair, serta memegang kerah jubahnya, Umar yang berpostur tinggi besar, menyeret Umair layaknya menyeret seekor domba jantan serta membawanya masuk kedalam masjid. Kemudian Rasulullah s.a.w. bertanya : " Wahai Umair, apa maksud kedatanganmu kemari ?". Ia menjawab : " Aku datang guna membayar tebusan para tawanan kami yang ditawan pada perang badar ". Dengan tandas dan meyakinkan Rasulullah s.a.w. menjawab : " Engkau dusta , bukankah engkau bersama Shafwan duduk dibawa mizab Ka'bah sepuluh hari yang lalu. Kemudian Shafwan berkata kepadamu begini dan begitu dan engkau menjawab begini begitu ( seraya menyebutkan dialognya ), adapun maksud kedatanganmu kan hendak membunuhku !. Sedangkan Allah tidak akan menguasakan engkau terhadapku !".
Mendengar terkaan Rasulullah s.a.w. Umair bin Wahab terperanjat, tercengang heran bercampur ta'jub akan kemampuan dan kehebatan Rasulullah s.a.w. ahirnya dengan sadar iapun menyatakan diri masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.

MUTIARA DO'A
MENDO'AKAN BAYI

A'udzu bikalimaatillaahittaammah min kulli syaithoonin wahaammaah waminkulli 'ainin laammah
( Aku berlindung dengan firman Allah yang sempurna dari segala syetan, gangguan dan penggoda yang jahat ).
( H.R. Bukhari )




Tidak ada komentar:

Posting Komentar