Kamis, 12 Maret 2015


DARI PANGLIMA MUSYRIK MENJADI PANGLIMA MUSLIM

“ Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal “. ( Q.S. Al Hujuraat 13 )

Sebelum masuk Islam Khalid bin Walid termashur sebagai panglima tentara kaum kafir Quraisy yang tak terkalahkan. Baju kebesarannya berkancingkan emas dan mahkotanya bertahtahkan berlian . Dikenal ahli dalam menyusun strategi perang. 
Pada waktu perang uhud melawan tentara Muslimin, banyak  yang mati Syahid ditangan Khalid bin Walid dengan suara lantang diatas perbukitan  Khalid bin Walid berkata : ” Hai Muhammad kami sudah Menang, kamu telah kalah dalam peperangan ini….lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas tercabik cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda”. Rosululloh saw menjawab : “ Tidak aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid …mereka yang gugur adalah Syahid, sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid mereka hidup disisi Alloh penuh kemuliaan dan kenikmatan, mereka telah berhasil pindah alam dari dunia menuju akherat menuju syurga Allah karena membela Agama Allah gugur sebagai syuhada, tetapi kemmatian tentaramu, mati sebagai Kafir dan dimasukkan ke Neraka Jahannam.
Setelah itu Khalid memerintahkan pasukannya kembali, sejak itu Khalid termenung terngiang selalu akan kata kata  Nabi Muhammad s.a.w dan penasaran akan sosok Muhammad s.a.w.
Maka Khalid mengutus mata mata untuk memantau dan mengamati aktivitas Nabi Muhammad s.a.w.  setelah perang Uhud.  Setelah cukup lama memata matai Rasululloh akhirnya utusan Khalid bin Walid melaporkan hasil pengamatan tersebut.

MENDENGAR LAPORAN
Utusan berkata : ” Aku mendengar semangat juang yang dikemukakan Muhammad kepada para pasukannya Muhammad  dan berkata : ” Aku heran kepada seorang panglima khalid bin Walid yang gagah perkasa dan cerdas , tapi kenapa dia tidak paham dengan agama Allah  yang aku bawa , sekiranya Khalid bin Walid tahu dan paham dengan agama yang aku bawa , dia akan berjuang bersamaku ( Muhammad ) , Khalid akan aku jadikan juru rundingku yang duduk bersanding di sampingku “.
Kata kata mutiara tersebut disampaikan mata mata kepada panglimanya. Mendengar laporan Intel tersebut semakin membuat risau Khalid bin Walid hingga akhirnya Khalid memutuskan untuk bertemu Muhammad dengan menyamar dan menggunakan topeng menutup wajahnya hingga tidak di kenali oleh siapapapun.

KHALID BERANGKAT
Khalid berangkat seorang diri dengan menunggang Kuda dan menggunakan baju kebesarnnya yang berhias emas serta mahkota bertahta berlian namun wajahnya ditutupi topeng.
Di tengah perjalanan Khalid bertemu Bilal yang sedang bedakwah kepada para petani. Dengan Diam diam Khalid mendengarkan dan menyimak apa yang di sampaikan Bilal yang sedang membacakan ayat :
 Hai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling mengenal dengan baik. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh adalah orang-orang yang paling bertaqwa karena sesungguhnya Alloh maha mengetahui lagi maha Mengenal ”.  ( Q.S. Al Hujurat 13 )

TAKJUB
Khalid terperangah : “ Bagaimana mungkin Bilal yang kuketahui sebagai Budak hitam dan buta hurup bisa berbicara seindah dan sehebat itu  tentu itu benar perkataan dari Firman Allah “.
Namun gerak gerik mencurigakan Khalid bin walid di ketahui Ali bin Abi Thalib , dengan lantang Ali berkata : ” Hai penunggang Kuda Bukalah topengmu agar aku bisa mengenalimu, bila niatmu baik aku akan layani dengan baik,  dan bila niatmu buruk aku akan layani pula dengan buruk ”.

MEMBUKA TOPENG
Setelah itu dibukalah Topeng tampaklah wajah  Khalid bin Walid seorang Panglima besar kaum Kafir Quraisy yang berjaya diperang uhud  dengan tatapan mata penuh karismatik Khalid berkata : ” Aku kemari punya niat baik untuk bertemu Muhammad dan menyatakan diriku memeluk Islam”. Kata Khalid bin Walid.

ALI BERSERI SERI
Wajah Ali yang sempat tegang berubah menjadi berseri seri dan berkata : ” Tunggulah kau di sini Khalid saya akan sampaikan berita gembira ini kepada Rosulullah s.a.w. ” Kata Ali bin Abi Thalib.
Bergegas Ali menemui Rasulullah s.a.w. dan menyampaikan maksud kedatangan Khalid bin Walid sang panglima perang . Mendengar berita yang disampaikan Ali , wajah Rasulullah s.a.w. berseri seri lalu mengambil sorban hijau miliknya lalu dibentangkan di tanah sebagai tanda penghormatan kepada Khalid bin walid  yang akan datang menemuinya.
Lalu Rosululloh saw menyuruh Ali menjemput  Khalid untuk menemuinya. Begitu Khalid datang Rosululloh langsung memeluknya.

MEMELUK ISLAM
” Ya Rasulullah saya memeluk Islam ”, kata Khalid bin Walid, kemudian Rosululloh s.a.w. mengajarkan kalimat Syahadat kepada Khalid maka resmilah Khalid bin walid menjadi Muslim
Begitu selesai membaca syahadat Khalid bin walid menanggalkan Mahkotanya yang bertahtahkan intan diserahkan kepada rosululloh, begitu pula dengan bajunya yang berkancingkan emas di serahkan juga kepada rosululloh s.a.w. Namun begitu Khalid bin walid akan mencopot pedangnya dan menyerahkannya kepada Rosululloh , Rasulullah melarangnya : ” Jangan kau lepaskan pedang itu Khalid , karena dengan pedang itu nanti kamu akan berjuang membela agama Alloh bersamaku ”.

RASULULLAH MEMBERI GELAR
Dan Nabi memberi gelar pedang tersebut dengan nama “ Syaifulloh yang artinya “ pedang Allah yang terhunus “

KISAH TAULADAN

HAMNAH BINTI JAHSY


Rasulullah s.a.w., dan menjadi ipar beliau karena Zainab binti Jahsy menjadi istri Nabi s.a.w.
Dia menikah dengan Mush’ab bin Umair pada masa awal keislamannya.
Hamnah, saudaramu Abdullah bin Jahsy menemui syahidnya ”. Hamnah hanya mengucap : “ Innaa lillahi wa inna ilaihi rooji’uun ”, kemudian berdo’a. Tidak berapa lama, seorang sahabat lain berkata : “ Wahai Hamnah, pamanmu Hamzah bin Abdul Muthalib menemui syahidnya ”.
Hamnah sangat dekat dengan Hamzah, sehingga dia biasa memanggilnya dengan “ paman ”. Mendengar khabar dari sahabat tersebut Hamnah berkata dengan tenangnya : “ Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun ”.
Kemudian dia mendoakan ampunan untuk Hamzah bin Abdul Muthalib.
Sesaat kemudian seorang sahabat lainnya berkata kepadanya :  “ Wahai Hamnah suamimu, Mush’ab bin Umair telah menemui syahidnya ”.
Rupanya reaksi Hamnah beda dengan reaksi sebelumnya sehingga ketika mendengar kabar ini, Hamnah menjerit keras kemudian menangis sesenggukkan, Nabi s.a.w. yang melihat perubahan sikap Hamnah tersebut bersabda : “ Sesungguhnya suaminya itu mempunyai tempat yang khusus di hati Hamnah ”.
Perbedaan sikap ini memang wajar karena tiap manusia memiliki kesan khusus pada setiap sikap seseorang demikian pula dengan sikap Hamnah pada suami tercintanya, sehingga Nabi s.a.w. memahami perbedaan sikap Hamnah ini.
Memang Mush’ab bin Umair merupakan sahabat yang sebelum memeluk Islam kedaannya sangat glamor, namun ketika wafat sangat sederhana sekali, hanya meninggalkan selembar kain loreng.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar