DARI PANGLIMA MUSYRIK MENJADI PANGLIMA MUSLIM
“ Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan
bersuku suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal “. ( Q.S. Al Hujuraat 13 )
Sebelum masuk Islam Khalid bin Walid termashur sebagai panglima
tentara kaum kafir Quraisy yang tak terkalahkan. Baju kebesarannya
berkancingkan emas dan mahkotanya bertahtahkan berlian . Dikenal ahli dalam
menyusun strategi perang.
Pada waktu perang uhud melawan tentara Muslimin, banyak yang
mati Syahid ditangan Khalid bin Walid dengan suara lantang diatas
perbukitan Khalid bin Walid berkata : ” Hai Muhammad kami sudah Menang,
kamu telah kalah dalam peperangan ini….lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas
tercabik cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda”.
Rosululloh saw menjawab : “ Tidak aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid
…mereka yang gugur adalah Syahid, sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid
mereka hidup disisi Alloh penuh kemuliaan dan kenikmatan, mereka telah berhasil
pindah alam dari dunia menuju akherat menuju syurga Allah karena membela Agama
Allah gugur sebagai syuhada, tetapi kemmatian tentaramu, mati sebagai Kafir dan
dimasukkan ke Neraka Jahannam.
Setelah itu Khalid memerintahkan pasukannya kembali, sejak itu
Khalid termenung terngiang selalu akan kata kata Nabi Muhammad s.a.w dan
penasaran akan sosok Muhammad s.a.w.
Maka Khalid mengutus mata mata untuk memantau dan mengamati
aktivitas Nabi Muhammad s.a.w. setelah
perang Uhud. Setelah cukup lama memata matai
Rasululloh akhirnya utusan Khalid bin Walid melaporkan hasil pengamatan
tersebut.
MENDENGAR LAPORAN
Utusan berkata : ” Aku mendengar semangat juang yang dikemukakan
Muhammad kepada para pasukannya Muhammad dan berkata : ” Aku heran kepada
seorang panglima khalid bin Walid yang gagah perkasa dan cerdas , tapi kenapa
dia tidak paham dengan agama Allah yang aku bawa , sekiranya Khalid bin
Walid tahu dan paham dengan agama yang aku bawa , dia akan berjuang bersamaku (
Muhammad ) , Khalid akan aku jadikan juru rundingku yang duduk bersanding di
sampingku “.
Kata kata mutiara tersebut disampaikan mata mata kepada
panglimanya. Mendengar laporan Intel tersebut semakin membuat risau Khalid bin
Walid hingga akhirnya Khalid memutuskan untuk bertemu Muhammad dengan menyamar
dan menggunakan topeng menutup wajahnya hingga tidak di kenali oleh siapapapun.
KHALID BERANGKAT
Khalid berangkat seorang diri dengan menunggang Kuda dan
menggunakan baju kebesarnnya yang berhias emas serta mahkota bertahta berlian
namun wajahnya ditutupi topeng.
Di tengah perjalanan Khalid bertemu Bilal yang sedang bedakwah kepada
para petani. Dengan Diam diam Khalid mendengarkan dan menyimak apa yang di
sampaikan Bilal yang sedang membacakan ayat :
” Hai manusia kami menciptakan
kamu dari seorang laki laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling mengenal dengan baik. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh adalah orang-orang yang
paling bertaqwa karena sesungguhnya Alloh maha mengetahui lagi maha Mengenal ”. ( Q.S. Al Hujurat 13 )
TAKJUB
Khalid terperangah : “ Bagaimana mungkin Bilal yang kuketahui
sebagai Budak hitam dan buta hurup bisa berbicara seindah dan sehebat itu
tentu itu benar perkataan dari Firman Allah “.
Namun gerak gerik mencurigakan Khalid bin walid di ketahui Ali
bin Abi Thalib , dengan lantang Ali berkata : ” Hai penunggang Kuda Bukalah
topengmu agar aku bisa mengenalimu, bila niatmu baik aku akan layani dengan
baik, dan bila niatmu buruk aku akan layani pula dengan buruk ”.
MEMBUKA TOPENG
Setelah itu dibukalah Topeng tampaklah wajah Khalid bin
Walid seorang Panglima besar kaum Kafir Quraisy yang berjaya diperang uhud
dengan tatapan mata penuh karismatik Khalid berkata : ” Aku kemari punya niat
baik untuk bertemu Muhammad dan menyatakan diriku memeluk Islam”. Kata Khalid
bin Walid.
ALI BERSERI SERI
Wajah Ali yang sempat tegang berubah menjadi berseri seri dan
berkata : ” Tunggulah kau di sini Khalid saya akan sampaikan berita gembira ini
kepada Rosulullah s.a.w. ” Kata Ali bin Abi Thalib.
Bergegas Ali menemui Rasulullah s.a.w. dan menyampaikan maksud
kedatangan Khalid bin Walid sang panglima perang . Mendengar berita yang
disampaikan Ali , wajah Rasulullah s.a.w. berseri seri lalu mengambil sorban
hijau miliknya lalu dibentangkan di tanah sebagai tanda penghormatan kepada
Khalid bin walid yang akan datang menemuinya.
Lalu Rosululloh saw menyuruh Ali menjemput Khalid untuk
menemuinya. Begitu Khalid datang Rosululloh langsung memeluknya.
MEMELUK ISLAM
” Ya Rasulullah saya memeluk Islam ”, kata Khalid bin Walid, kemudian
Rosululloh s.a.w. mengajarkan kalimat Syahadat kepada Khalid maka resmilah Khalid
bin walid menjadi Muslim
Begitu selesai membaca syahadat Khalid bin walid menanggalkan Mahkotanya
yang bertahtahkan intan diserahkan kepada rosululloh, begitu pula dengan
bajunya yang berkancingkan emas di serahkan juga kepada rosululloh s.a.w. Namun
begitu Khalid bin walid akan mencopot pedangnya dan menyerahkannya kepada
Rosululloh , Rasulullah melarangnya : ” Jangan kau lepaskan pedang itu Khalid ,
karena dengan pedang itu nanti kamu akan berjuang membela agama Alloh bersamaku
”.
RASULULLAH MEMBERI GELAR
Dan Nabi memberi gelar pedang tersebut dengan nama “ Syaifulloh yang
artinya “ pedang Allah yang terhunus “
KISAH TAULADAN
HAMNAH BINTI JAHSY
Rasulullah s.a.w.,
dan menjadi ipar beliau karena Zainab binti Jahsy menjadi istri Nabi s.a.w.
Dia menikah dengan
Mush’ab bin Umair pada masa awal keislamannya.
Hamnah, saudaramu
Abdullah bin Jahsy menemui syahidnya ”. Hamnah hanya mengucap : “ Innaa lillahi
wa inna ilaihi rooji’uun ”, kemudian berdo’a. Tidak berapa lama, seorang
sahabat lain berkata : “ Wahai Hamnah, pamanmu Hamzah bin Abdul Muthalib
menemui syahidnya ”.
Hamnah sangat dekat
dengan Hamzah, sehingga dia biasa memanggilnya dengan “ paman ”. Mendengar khabar
dari sahabat tersebut Hamnah berkata dengan tenangnya : “ Innaa lillaahi wa
innaa ilaihi rooji’uun ”.
Kemudian dia
mendoakan ampunan untuk Hamzah bin Abdul Muthalib.
Sesaat kemudian
seorang sahabat lainnya berkata kepadanya : “ Wahai Hamnah suamimu, Mush’ab bin Umair
telah menemui syahidnya ”.
Rupanya reaksi
Hamnah beda dengan reaksi sebelumnya sehingga ketika mendengar kabar ini,
Hamnah menjerit keras kemudian menangis sesenggukkan, Nabi s.a.w. yang melihat
perubahan sikap Hamnah tersebut bersabda : “ Sesungguhnya suaminya itu
mempunyai tempat yang khusus di hati Hamnah ”.
Perbedaan sikap ini
memang wajar karena tiap manusia memiliki kesan khusus pada setiap sikap
seseorang demikian pula dengan sikap Hamnah pada suami tercintanya, sehingga
Nabi s.a.w. memahami perbedaan sikap Hamnah ini.
Memang Mush’ab bin Umair merupakan sahabat yang sebelum memeluk Islam
kedaannya sangat glamor, namun ketika wafat sangat sederhana sekali, hanya
meninggalkan selembar kain loreng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar