SEPERTIGA
ALQURAN
“ Katakanlah : " Dia lah Allah, yang
Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu. Dia
tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia ". ( Q.S. Al Ihlash 1-4 )
Satu satunya kitab suci yang isinya masih asli keberadaannya adalah Alquran, walaupun turunnya pada abad ke vii, namun sampai sekarang masih terpelihara dari kepalsuan, mengapa ?, karena Al Quran merupakan mu’jizat Nabi ahir zaman dan memakai bahasa Arab yang memiliki standard kebakuan, tak berubah sepanjang zaman. Al Quran bisa bertahan karena dipelihara Yang Maha Kuasa.
“ Sesungguhnya
Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar benar
memeliharanya “. ( Q.S. Al Hijr 9 )
SEBAGAI PETUNJUK
Al Quran diturunkan sebagai petunjuk
atau pedoman, tanpa diturunkannya manusia takkan tahu arah tujuan, tak tahu
mana yang halal dan haram, kehidupannya akan diliputi kegelapan, ibarat bahtera
berlayar tanpa kompas dan peta lautan, sehingga terombang ambing tak sampai
tujuan. “ Kitab ( Al Quran ) ini tidak ada
keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa “. ( Q.S. Al Baqarah 2 )
Disamping berfungsi sebagai
petunjuk, beberapa surat Al Quran juga memiliki keutamaan ( fadlilah ) iantaranya surat Al Ikhlash.
SENILAI SEPERTIGA ALQURAN
Surat Al Ikhlash memiliki keistimewaan
setara dengan sepertiga Al Quran, sampai para sahabat sama heran.
Dari
Abu Darda’ r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya : “ Tidak sanggupkah kamu membaca
sepertiga Al Quran dalam semalam ?, mereka balik bertanya : “ Bagaimana cara
membaca sepertiganya ? “, jawab Nabi s.a.w. : “ Qul huwalloohu ahad …..sama
dengan sepertiga Al Quran “. ( H.R. Muslim )
Keutamaan surat Al Ikhlash ini dipertegas
lagi oleh Nabi s.a.w. dengan riwayat
dibawah ini " Dari
Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Berkumpullah kamu
semuanya !, karena aku akan membacakan kepadamu sepertiga Al Quran “. Maka
berkumpullah sebagaimana yang sempat berkumpul, kemudian Nabi s.a.w. keluar,
kemudian dibacanya : “ Qul huwalloohu ahad ….( surat al ikhlash ), sesudah itu
beliau masuk kembali. Karena itu kami saling berkata satu sama lain : “ Aku
mengira mungkin wahyu sedang turun dari langit. Karena itu Nabi s.a.w. masuk
kembali kekamarnya “. Tak berapa lama kemudian Nabi s.a.w. keluar pula sambil
berkata : “ Tadi aku berjanji akan membacakan sepertiga Al Quran kepada anda
sekalian. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Quhuwalloohu ahad ……itu sama nilainya
dengan sepertiga Al Quran “ . (
H.R. Muslim )
DISUKAI ALLAH
DISUKAI ALLAH
Disamping nilai sepertiga
alquran dimiliki, surat Al Ikhlash masih punya kelebihan lagi, yakni bagi
pembacanya Allah akan menyukai.
Dari ‘Aisyah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. mengirim seorang laki laki dalam suatu pasukan, kemudian orang itu membaca dalam shalat dengan para sahabatnya “ Qul huwallahu ahad…..( Surat Ikhlash ). Ketika mereka telah kembali, hal itu diceritakan orang kepada Rasulullah s.a.w. Maka sabda beliau : “ Tanyakanlah kepadanya apa alasannya berbuat seperti itu “. Kemudian mereka tanyakan kepada laki laki itu, kenapa dia berbuat demikian. Jawabnya : “ Karena di dalam surat Ikhlash tersebut terdapat sifat sifat Allah. Karena itu aku suka membacanya “. Sabda Rasulullah s.a.w. : “ Sampaikan kepadanya, bahwa Allah menyukainya pula “. ( H.R. Muslim )
Dari ‘Aisyah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. mengirim seorang laki laki dalam suatu pasukan, kemudian orang itu membaca dalam shalat dengan para sahabatnya “ Qul huwallahu ahad…..( Surat Ikhlash ). Ketika mereka telah kembali, hal itu diceritakan orang kepada Rasulullah s.a.w. Maka sabda beliau : “ Tanyakanlah kepadanya apa alasannya berbuat seperti itu “. Kemudian mereka tanyakan kepada laki laki itu, kenapa dia berbuat demikian. Jawabnya : “ Karena di dalam surat Ikhlash tersebut terdapat sifat sifat Allah. Karena itu aku suka membacanya “. Sabda Rasulullah s.a.w. : “ Sampaikan kepadanya, bahwa Allah menyukainya pula “. ( H.R. Muslim )
PERNYATAAN
KEESAAN ALLAH
Surat
Al Ikhlash memiliki keutamaan luar biasa karena mengandung penjelasan tentang sifat
Allah yang Esa adanya, Allah adalah Rabb yang Maha Pencipta, Maha Memelihara, Memiliki
dan Menguasai segenap alam secara mandiri, tanpa sekutu.
Kepercayaan meng Esakan Allah,
bila tertanam secara kokoh akan membuahkan
sikap percaya diri secara mantap dan tidak ragu lagi, dan tak terombang ambing
kepada kepercayaan lain.
Sehingga membuahkan sikap optimis yang selalu
menghiasi hidupnya, sikapnya
tenang, tenteram dan tidak ada rasa takut dan khawatir terhadap dirinya, karena
berpegang kepada kepercayaan yang kokoh dan benar !. Hanya percaya kepada Dzat
yang MahaTunggal dan Maha Kuasa.
TEMPAT BERGANTUNG
Sangat berbeda dengan yang
keimanannya kurang mantap, memang pengakuannya sih beriman kepada Allah, namun
dalam kenyataannya masih mempercayai dan bergantung kepada selain Allah,
padahal ya sholat, puasa bahkan sudah ibadah haji pula, namun karena imannya yang
lemah, sehingga prilaku musyrik masih dilakukannya,
artinya ya … bergantung kepada Allah, ya ….bergantung kepada selain Allah, ya
…berdo’a, ya….ke para normal orang yang jadi andalannya.
Dalam berdagang misalnya masih banyak yang pakai penglaris, minta syarat pada para
normal agar dagangannya cepat laris ( laku ).
Sebagai pimpinan masih kurang pas bila tidak punya pegangan ( jimat : batu akik, tongkat komando, sabuk dll. ) dengan pegangan yang diperoleh dari para normal atau orang ngerti diharapkan agar jabatannya abadi dan tak cepat diganti.
Sebagai pimpinan masih kurang pas bila tidak punya pegangan ( jimat : batu akik, tongkat komando, sabuk dll. ) dengan pegangan yang diperoleh dari para normal atau orang ngerti diharapkan agar jabatannya abadi dan tak cepat diganti.
Sebagian wanita yang memakai susuk yang diperoleh dari para normal agar wajahnya nampak lebih
cantik dan menarik. Ada pula yang pakai pegangan dari para normal agar
berwibawa, disegani dan dijauhkan dari mara bahaya. Padahal semestinya tempat
bergantung hanyalah pada Allah Yang Maha Melindungi dan Maha Kuasa.
Bahkan ada yang memakai susuk agar badannya kuat tak
cepat lelah, yang dipasang para normal yang dipercayanya.
Demikian bingungnya sikap yang tidak punya pendirian, tidak
teguh dalam keimanan, sehingga prilakunya terombang ambing tak karuan, dengan mencari
pegangan tergantung apa kata orang., kasihan kan ?!.
Menggantungkan segalanya kepada
Allah adalah sikap yang paling tepat !, karena hanya Allah yang Maha Kuasa da
Maha Menentukan !.
“ Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurnia Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( Q.S. Yunus 107 )
“ Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurnia Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( Q.S. Yunus 107 )
TIDAK BERANAK DAN DIPERANAKKAN
Alla Allah satu satunya Dzat yang
Maha Esa, tidak berawal dan tidak berahir, tanpa kantuk apalagi tidur, semuanya
ciptaan Nya diatur dan diurus Nya secara mandiri tanpa bantuan. Mungkinkah
Tuhan Yang Maha segalanya ini ada yang melahirkan dan juga melahirkan ?. Subhaanallah. Allah sangat jauh
dari sifat yang demikian !.
Bila ada kepercayaan mengajarkan bahwa
Allah punya keturunan dan pernah dilahirkan, ini jelas tidak bersumber dari
wahyu, ajarannya hanya berdasar pada hasil rekayasa pemikiran manusia yang
lemah dan mengada ada, sehingga membuat pemeluknya jadi mudah goyah, bahkan ajarannya
hanya berlandaskan fanatisme dan dogmatis semata, yang tidak rational, tak
masuk akal pula !.Bagaimana mungkin
alam yang sejak dulu hingga sekarang dicipta secara sempurna dengan sistim yang
seimbang dan keteraturan, dicipta olah Dzat punya sekutu, jelas takkan teratur tak bisa belangsung lama dan aman !
Dengan keteraturan
dan keseimbangan yang sempurna, menunjukkan bahwa pasti ada Dzat yang Maha
Pencipta dan pandai Mengatur pula ciptaan Nya yang bersifat Tunggal, Maha Esa
yang tidak pernah dilahirkan dan melahirkan !.
TIDA
TIDAK ADA
YANG MENYAMAINYA
Keberadaan Nya sangat beda
dengan makhluk ciptaan Nya, tidak ada makhluk yang menyamai Nya, Allah berdiri
sendiri tak membutuhkan bantuan siapa saja karena Dia Maha segalanya, bila ada kepercayaan
yang mengajarkan bahwa Tuhan punya anak punya bapak, ini jelas menunjukkan
bahwa Tuhan ada yang menyamai Nya. Betapa lemah ajarannya !, betapa hina
keyakinan Nya. Tuhan disamakan dengan makhluk ciptaan Nya !. Subhaanallah.
Diantara sifat Nya
adalah Maha Mengetahui : Namun beda
dengan cara makhluk dalam mengetahui sesuatu, pengetahuan makhluk Nya sangat
terbatas. Kandungan dalam laut dan bumi saja manusia hanya terbatas yang
diketahui, sangat beda dengan kecanggihan Allah dalam mendeteksi ciptaan Nya.
“ Dan pada sisi Allah lah kunci kunci
semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia
mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang
gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam
kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan
tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz ) “. (
Q. S. Al An’am 59 )
Tidak
hanya yang dhohir saja diketahui, bahkan yang bersifat batinpun difahami,
termasuk bisikan hati, demikian jeli dan teliti Allah sebagai Dzat Yang Maha
Mengetahui.
Maha Mendengar :
Pendengaran Nya beda dengan pendengaran makhluk Nya yang terbatas kemampuannya,
suara yang berfrekwensi tinggi saja manusia tak sanggup mendengarnya, termasuk
suara dan bahasa semut manusia tak sanggup mendengarnya apalagi memahaminya. Namun
berkat kebesaran Nya jua salah seorang hamba yakni Nabi Sulaiman namanya,
dikaruniai kemampuan untuk mendengarnya.
Alangkah rendah dan hinanya agama
yang memiliki kepercayaan bahwa Allah mempunyai sifat yang sama dengan makhluk
Nya !. Sangat tepat kiranya bahwa surat Al Ikhlash senilai sepertiga Al Quran !.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar