Sabtu, 07 Maret 2015




SEPERTIGA ALQURAN

“ Katakanlah : " Dia lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia ".   ( Q.S. Al Ihlash 1-4 )                                                                                                                

Satu satunya kitab suci yang isinya masih asli keberadaannya adalah Alquran, walaupun turunnya pada abad ke vii, namun sampai sekarang masih terpelihara dari kepalsuan, mengapa ?, karena Al Quran merupakan mu’jizat Nabi ahir zaman dan memakai bahasa Arab yang memiliki standard kebakuan, tak berubah sepanjang zaman. Al Quran bisa bertahan karena dipelihara Yang Maha Kuasa.
“ Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar benar memeliharanya “.   ( Q.S. Al Hijr 9 )                             

SEBAGAI PETUNJUK
 Al Quran diturunkan sebagai petunjuk atau pedoman, tanpa diturunkannya manusia takkan tahu arah tujuan, tak tahu mana yang halal dan haram, kehidupannya akan diliputi kegelapan, ibarat bahtera berlayar tanpa kompas dan peta lautan, sehingga terombang ambing tak sampai tujuan.                                                              “ Kitab ( Al Quran ) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka  yang bertaqwa “.  ( Q.S. Al Baqarah 2 )
Disamping berfungsi sebagai petunjuk, beberapa surat Al Quran juga memiliki  keutamaan ( fadlilah ) iantaranya surat Al Ikhlash.

SENILAI SEPERTIGA ALQURAN
Surat Al Ikhlash memiliki keistimewaan setara dengan sepertiga Al Quran, sampai para sahabat sama heran.
Dari Abu Darda’ r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya : “ Tidak sanggupkah kamu membaca sepertiga Al Quran dalam semalam ?, mereka balik bertanya : “ Bagaimana cara membaca sepertiganya ? “, jawab Nabi s.a.w. : “ Qul huwalloohu ahad …..sama dengan sepertiga Al Quran “.  ( H.R. Muslim )
Keutamaan surat Al Ikhlash ini dipertegas lagi  oleh Nabi s.a.w. dengan riwayat dibawah ini " Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Berkumpullah kamu semuanya !, karena aku akan membacakan kepadamu sepertiga Al Quran “. Maka berkumpullah sebagaimana yang sempat berkumpul, kemudian Nabi s.a.w. keluar, kemudian dibacanya : “ Qul huwalloohu ahad ….( surat al ikhlash ), sesudah itu beliau masuk kembali. Karena itu kami saling berkata satu sama lain : “ Aku mengira mungkin wahyu sedang turun dari langit. Karena itu Nabi s.a.w. masuk kembali kekamarnya “. Tak berapa lama kemudian Nabi s.a.w. keluar pula sambil berkata : “ Tadi aku berjanji akan membacakan sepertiga Al Quran kepada anda sekalian. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Quhuwalloohu ahad ……itu sama nilainya dengan sepertiga Al Quran “ . ( H.R. Muslim ) 

DISUKAI ALLAH
Disamping nilai sepertiga alquran dimiliki, surat Al Ikhlash masih punya kelebihan lagi, yakni bagi pembacanya Allah akan menyukai.
Dari ‘Aisyah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. mengirim seorang laki laki dalam suatu pasukan, kemudian orang itu membaca dalam shalat dengan para sahabatnya “ Qul huwallahu ahad…..( Surat Ikhlash ). Ketika mereka telah kembali, hal itu diceritakan orang kepada Rasulullah s.a.w. Maka sabda beliau : “ Tanyakanlah kepadanya apa alasannya berbuat seperti itu “. Kemudian mereka      tanyakan kepada laki laki itu, kenapa dia berbuat demikian. Jawabnya : “ Karena di dalam surat Ikhlash tersebut terdapat sifat sifat Allah. Karena itu aku suka membacanya “. Sabda Rasulullah s.a.w. : “ Sampaikan kepadanya, bahwa Allah menyukainya pula “. ( H.R. Muslim )                                                                                                                                                              
PERNYATAAN KEESAAN ALLAH
Surat Al Ikhlash memiliki keutamaan luar biasa karena mengandung penjelasan tentang sifat Allah yang Esa adanya, Allah adalah Rabb yang Maha Pencipta, Maha Memelihara, Memiliki dan Menguasai segenap alam secara mandiri, tanpa sekutu.
Kepercayaan meng Esakan Allah, bila tertanam secara kokoh akan membuahkan sikap percaya diri secara mantap dan tidak ragu lagi, dan tak terombang ambing kepada kepercayaan lain. Sehingga membuahkan sikap optimis yang selalu
menghiasi hidupnya, sikapnya tenang, tenteram dan tidak ada rasa takut dan khawatir terhadap dirinya, karena berpegang kepada kepercayaan yang kokoh dan benar !. Hanya percaya kepada Dzat yang MahaTunggal dan Maha Kuasa.      

 TEMPAT BERGANTUNG
 Sangat berbeda dengan yang keimanannya kurang mantap, memang pengakuannya sih beriman kepada Allah, namun dalam kenyataannya masih mempercayai dan bergantung kepada selain Allah, padahal ya sholat, puasa bahkan sudah ibadah haji pula, namun karena imannya yang lemah, sehingga prilaku musyrik  masih dilakukannya, artinya ya … bergantung kepada Allah, ya ….bergantung kepada selain Allah, ya …berdo’a, ya….ke para normal orang yang jadi andalannya. 
Dalam berdagang misalnya masih banyak yang pakai penglaris, minta syarat pada para normal agar dagangannya cepat laris ( laku ).
Sebagai pimpinan masih kurang pas bila tidak punya pegangan ( jimat : batu akik, tongkat komando, sabuk dll. ) dengan pegangan yang diperoleh dari para normal atau orang ngerti diharapkan agar jabatannya abadi dan tak cepat diganti.
Sebagian wanita yang memakai susuk yang diperoleh dari para normal agar wajahnya nampak lebih cantik dan menarik. Ada pula yang pakai pegangan dari para normal agar berwibawa, disegani dan dijauhkan dari mara bahaya. Padahal semestinya tempat bergantung hanyalah pada Allah Yang Maha Melindungi dan Maha Kuasa.
Bahkan ada yang memakai susuk agar badannya kuat tak cepat lelah, yang dipasang para normal yang dipercayanya.
Demikian bingungnya sikap yang tidak punya pendirian, tidak teguh dalam keimanan, sehingga prilakunya terombang ambing tak karuan, dengan mencari pegangan tergantung apa kata orang., kasihan kan ?!.
Menggantungkan segalanya kepada Allah adalah sikap yang paling tepat !, karena hanya Allah yang Maha Kuasa da Maha Menentukan !.
“ Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurnia Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki Nya di antara hamba hamba Nya dan Dia lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( Q.S. Yunus 107 )

TIDAK BERANAK DAN DIPERANAKKAN
Alla      Allah satu satunya Dzat yang Maha Esa, tidak berawal dan tidak berahir, tanpa kantuk apalagi tidur, semuanya ciptaan Nya diatur dan diurus Nya secara mandiri tanpa bantuan. Mungkinkah Tuhan Yang Maha segalanya ini ada yang melahirkan dan juga  melahirkan ?. Subhaanallah. Allah sangat jauh dari sifat yang demikian !.
            Bila ada kepercayaan mengajarkan bahwa Allah punya keturunan dan pernah dilahirkan, ini jelas tidak bersumber dari wahyu, ajarannya hanya berdasar pada hasil rekayasa pemikiran manusia yang lemah dan mengada ada, sehingga membuat pemeluknya jadi mudah goyah, bahkan ajarannya hanya berlandaskan fanatisme dan   dogmatis semata, yang tidak rational, tak masuk akal pula !.Bagaimana mungkin alam yang sejak dulu hingga sekarang dicipta secara sempurna dengan sistim yang seimbang dan keteraturan, dicipta olah Dzat punya sekutu, jelas takkan teratur  tak bisa belangsung lama dan aman !
            Dengan keteraturan dan keseimbangan yang sempurna, menunjukkan bahwa pasti ada Dzat yang Maha Pencipta dan pandai Mengatur pula ciptaan Nya yang bersifat Tunggal, Maha Esa yang tidak pernah dilahirkan dan melahirkan !. 
TIDA       
                   TIDAK  ADA YANG MENYAMAINYA      
           Keberadaan Nya sangat beda dengan makhluk ciptaan Nya, tidak ada makhluk yang menyamai Nya, Allah berdiri sendiri tak membutuhkan bantuan siapa saja karena Dia Maha segalanya, bila ada kepercayaan yang mengajarkan bahwa Tuhan punya anak punya bapak, ini jelas menunjukkan bahwa Tuhan ada yang menyamai Nya. Betapa lemah ajarannya !, betapa hina keyakinan Nya. Tuhan disamakan dengan makhluk ciptaan Nya !. Subhaanallah.
           Diantara sifat Nya adalah Maha Mengetahui : Namun beda dengan cara makhluk dalam mengetahui sesuatu, pengetahuan makhluk Nya sangat terbatas. Kandungan dalam laut dan bumi saja manusia hanya terbatas yang diketahui, sangat beda dengan kecanggihan Allah dalam mendeteksi ciptaan Nya.
          “ Dan pada sisi Allah lah kunci kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata ( Lauh Mahfudz ) “.  ( Q. S. Al An’am 59 )
            Tidak hanya yang dhohir saja diketahui, bahkan yang bersifat batinpun difahami, termasuk bisikan hati, demikian jeli dan teliti Allah sebagai Dzat Yang Maha Mengetahui.
            Maha Mendengar : Pendengaran Nya beda dengan pendengaran makhluk Nya yang terbatas kemampuannya, suara yang berfrekwensi tinggi saja manusia tak sanggup mendengarnya, termasuk suara dan bahasa semut manusia tak sanggup mendengarnya apalagi memahaminya. Namun berkat kebesaran Nya jua salah seorang hamba yakni Nabi Sulaiman namanya, dikaruniai kemampuan untuk mendengarnya.          
        Alangkah rendah dan hinanya agama yang memiliki kepercayaan bahwa Allah mempunyai sifat yang sama dengan makhluk Nya !. Sangat tepat kiranya bahwa surat Al Ikhlash senilai sepertiga Al Quran !.




















                                                                                                                                             Edisi 141, 27 Nopember 2009
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar