Sabtu, 19 September 2015


AMAL SHOLIH NUTRISI JIWAtƒ
Sesungguhnya orang orang yang beriman, mengerjakan amal sholih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.  ( Q.S. Al Baqarah 277 )

Kesehatan atau kebugaran tubuh bisa diusahakan dengan pola makan yang baik dan gerak badan. Karena tubuh bisa dilihat secara nyata. Kesehatan tidak hanya meliputi jasmani saja namun jiwa juga, betapa sulit untuk mencapainya karena jiwa bersifat abstrak, tidak bisa dilihat.

AKIBAT BILA JIWA TIDAK SEHAT
Padahal kesehatan jiwa tidak kalah pentingnya, karena dari jiwa inilah segalanya dirasakan, apabila tidak dirawat akan berbahaya. Karena hanya akan mengutamakan kepentingan dirinya tanpa perduli kepentingan orang lain, sehingga mudah bersikap dzalim yang akan merugikan orang lain.
Karena ingin meraup kekayaan, bahan bakar ditimbunnya, sehingga para nelayan tidak bisa melaut mencari ikan. Antrian bahan bakar pada memanjang. Lantaran tergiur banyaknya uang sogokan, keputusan pengadilan jadi timpang, sehingga timbul perkelahian akibat kecewa putusan pengadilan.
Karena rasa cemburu berlebihan, berakibat alat vital sang suami dipotongnya. Karena cintanya ditolak dengan nekatnya meloncat dari lantai maal sehingga menemui kematian yang mengerikan. Karena sakit yang dideritanya tak kunjung sembuh, diambilnya jalan pintas dengan bunuh diri.
Begitu tragis bila jiwa sakit, sehingga mudah memutuskan jalan keluar dengan cara fatal, itu baru didunia, belum urusan akherat yang akan diterimanya, kasihan yang tidak bisa memahami cara merawat kesehatan jiwanya.

SEHAT JASMANI, RUHANI DAN LINGKUNGAN
Profesor Doctor Zakiyah Darojat dalam bukunya Islam dan kesehatan mental memaparkan, bahwa pengertian sehat menurut W.H.O. ( Badan kesehatan dunia dibawah naungan P.B.B. ) meliputi tiga aspek : sehat jasmani, sehat ruhani dan sehat lingkungan.
Betapa beruntungnya yang beriman, karena dalam hidupnya punya pedoman, yakni Al Quran yang bersumber dari Yang Maha Esa dan Maha Rahman, yang Maha Tahu rahasia hidup dan kehidupan.  

IMAN
Dengan berpedoman kepada Al Quran, jiwa memiliki landasan yang kokoh. ibarat bangunan punya fondasi yang kuat sehingga tidak mudah roboh.
Iman artinya percaya adanya Allah Yang Maha Esa, Yang Maha Kuasa, Maha Melihat, Maha Mengetahui yang kelak akan meminta pertanggung jawaban dan akan membalas perbuatannya di hari kebangkitan. Dengan keimanan perbuatannya akan terkendali, akan hati hati. Dengan demikian prilakunya  selalu selektif, selalu memilih yang baik baik, suka beramal sholih. Bukankah Nabi s.a.w. bersabda : “ Setiap perbuatan baik adalah shodaqah “.    

SHODAQAH DAN AMAL SHOLIH
Dengan demikian shodaqoh merupakan aktivitas dan kesenangannya.
Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w. beliau bersabda : “ Setiap Muslim itu wajib bershodaqoh “. Ada seorang sahabat bertanya : “ Bagaimana seandainya ia tidak mempunyai apa apa ? “. Beliau menjawab : ” Hendaknya berbuat dengan kedua tangannya sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan dapat untuk dishodaqohkan “. Ia bertanya : “ Bagaimana seandainya ia tidak bisa berbuat seperti itu ?. Beliau menjawab : “ Hendaknya ia membantu orang yang sangat membutuhkan bantuan itu “. Ia bertanya : “ Bagaimana seandainya ia tidak mampu untuk memberi bantuan ? “. Beliau menjawab : “ Hendaknya ia memerintah orang lain untuk berbuat baik “. Ia bertanya lagi : “ Bagaimana seandainya ia tidak mampu untuk berbuat seperti itu ? “. Beliau menjawab : “ Hendaknya ia mencegah dirinya dari perbuatan keji, karena mencegah dirinya dari perbuatan keji itu termasuk shodaqoh “.  ( H.R Bukhari Muslim )
Dari hadits tersebut urutan berbuat baik yang merupakan shodaqah adalah : 1. Berbuat dengan kedua tangannya kemudian hasilnya dimanfaatkan untuk dirinya dan disedekahkan untuk orang lain. 2. Memerintah berbuat baik. 3. Membantu orang lain. 4. Mencegah berbuat keji.
Begitu luas bidang shodaqah, bahkan di hadits yang lain meminggirkan halangan di jalan juga termasuk bidang shodaqah.   

KESEHATAN JIWA MENURUT W.H.O.
Para pakar kesehatan dunia ( W.H.O. ) pada tahun 1959, merumuskan bahwa orang yang memiliki sehat mental atau ruhani memiliki ciri : 1.Dapat menyesuaikan secara konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan itu buruk. 2. Dapat memperoleh kepuasan dari perjuangan. 3. Merasa lebih puas untuk memberi daripada  menerima. 4. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas. 5. Dapat berhubungan dengan orang orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan.6. Dapat menerima kekecewaan untuk pelajaran di hari kemudian. 7. Dapat menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif. 8. Mempunyai daya kasih sayang yang besar dan mempunyai keinginan untuk disayangi. 
Ternyata rumusan tersebut sangat sesuai dengan tuntunan shodaqah yang disampaikan Rasulullah s.a.w. 14 abad yang lalu. Bila rumusan W.H.O. hanya bersifat di dunia, amal sholih justru menjangkau sampai kehidupan akherat, begitu luasnya ajaran Islam.                            

KESEHATAN JIWA MENURUT W.H.O. DAN AGAMA
1.Dapat menyesuaikan walau kenyataan itu buruk
Bukankah agama mengajarkan sikap sabar yang dapat meredam terhadap kenyataan yang buruk.
2.Memperoleh kepuasan dari perjuangan
Dengan sikap ikhlas bukankah akan membuahkan sikap puas, karena balasan pahala yang bakal diterimanya kelak.
3.Lebih puas memberi dari pada menerima
Bukankah Nabi s.a.w. mengajarkan “ Tangan di atas ( memberi ) lebih mulia dari yang dibawah  ( menerima ) “.  
4. Bebas dari rasa tegang dan cemas
Bukankah dengan beramal sholih akan terbebas dari rasa takut dan khawatir ( S. Al Baqarah 277 ).   
5. Saling tolong menolong dan saling memuaskan
Bukankah dalam surat Al Maidah 2 Allah berfirman : “ .... Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa..... “.  
6.Dapat menerima kekecewaan
Dengan sikap sabar bukankah kekecewaan akan bisa dihadapinya, bahkan Allah akan menyertainya ( S. Al Baqarah 153 ).
7.Dapat menjuruskan rasa permusuhan
Bukankah Al Quran menunjukkan ciri orang yang bertaqwa : “ Memaafkan kesalahan orang “ ( Q.S. Ali Imran 134 ), dengan memaafkan bukankah rasa dendam bisa diredam.
8. Mempunyai daya kasih sayang
Dalam surat Al Fath ayat 29 Allah berfirman : “ ... tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridloan Nya.... “.
Maka lengkap dan sempurna sudah, ajaran agama yang demikan indah. Tinggal mau melaksanakan amal sholih yang dapat menyejukkan jiwa, atau meninggalkan


KISAH TAULADAN
KHADIJAH BINTI KHUWAILID

Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sebaik baik wanita ahli syurga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid, dia beriman kepadaku ketika orang orang ingkar, membenarkanku ketika orang orang mendustakanku, membantuku dengan hartanya ketika orang orang tidak mau memberi bantuan dan Allah Subhanahu wa ta’ala memberiku anak darinya ketika wanita lain tidak memberiku anak ”.
        Lahir 68 sebelum Hijrah. Hidup dilingkungan keluarga terhormat dan terpandang, berakhlak mulia, berkemauan tinggi, pemikirannya suci. Sehingga di zaman jahiliyah bergelar “Ath Thahirah”.
Tergolong hartawan hidup dari usaha perniagaan, untuk menjalankan perniagaannya memiliki beberapa pegawai laki laki, diantaranya Muhammad (sebelum menjadi Nabi ). Di usia ke empat puluh menikah dengan Muhammad ( belum diangkat menjadi rasul ). berusia 25 tahun. Dengan demikian Khadijah merupakan istri pertama.
Pernikahannya dikaruniai beberapa putera : 1.Qosim, 2. Abdullah, 3.Zainab, 4.Ruqayah, 5.Ummu Kultsum dan 6.Fathimah. Namun putera laki lakinya meninggal dunia sebelum dewasa.
Selama menjadi istri Khadijah merupakan sosok yang taat dan percaya pada suami, selalu memberikan dukungan dan bantuan dengan penuh semangat dan tekad yang kuat. Sementara suaminya selalu  memberikan perhatian yang besar kepada aktivitas perniagaannya, selalu mengajak Khadijah bermusyawarah dan bertukar pendapat dalam segala urusan serta mendengarkan setiap pendapatnya dengan seksama.
Khadijah sangat senang bahwa suaminya bisa menggantikan tugasnya serta menyerahkan segala urusan perniagaan kepada sang suami untuk mengembangkan dan mengurusi jalannya perniagaan. Sementara Khadijah mengerahkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk mengurusi rumah tangga, serta berusaha keras untuk membahagiakan suami dan anak anaknya.
Walau usianya lebih tua dan hartanya berlimpah dia tetap sebagai seorang istri yang taat pada suami dan tunduk pada aturan Allah.
Khadijah merupakan contoh sebagai wanita yang bukan hanya pandai mencari harta semata, namun pandai pula tampil sebagai pendamping suami yang sholihah.

nya yang bisa merugikan kesehatan dan perkembangan jiwanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar