ABU BAKAR ASHSHIDDIQ
“ Mereka Itulah orang orang yang Kami
terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni
kesalahan kesalahan mereka, bersama penghuni penghuni syurga, sebagai janji yang
benar yang telah dijanjikan kepada mereka “. (
Q.S. Al Ahqaaf 16 )
Nama Aslinya Abdullah bin Usman bin ‘Amir bin Amr bin Ka’ab
bin Sa’ad bin Murrah bin Ka’ab bin Lunai Attamimi Al Quraisyi.
Nama panggilannya Abu Bakar Ashshiddiq, beliau lebih
dikenal dengan nama panggilan ini, sehingga banyak orang yang tak mengetahui
nama beliau yang sebenarnya.
Rangkaian silsilah keturunan beliau bertemu dengan silsilah
keturunan Nabi saw pada Murrah bin Ka’ab sehingga keduanya seketurunan.
ISLAMNYA
Menurut Maimun b. Mahran seorang ‘Alim tabi’i bahwa Abu
Bakr sebenarnya telah beriman kepada Nabi s.a.w. sejak beliau mengetahui ucapan
pendeta Buhaira ketika Nabi s.a.w berniaga memperdagangkan barang barang
dagangan kepunyaan Khadijah.
Hanya saja orang berselisih pendapat mengenai
siapa yang terdahulu masuk islam, apakah beliau atau Khadijah isteri Nabi
s.a.w. Akhirnya perbedaan pendapat itu dapat disimpulkan Imam Abu Hanifah
sebagai berikut :
1. Abu Bakar As Shiddiq
dari golongan pria dewasa.
2. Ali bin Abi Thalib dari
golongan pria anak anak dewasa.
3. Khadijah dari golongan
wanita dewasa.
4. Zaid bin Haritsah Maula
Nabi s.a.w. dari golongan hamba pria.
5. Ummu bin Haritsah
isteri Zaid dari golongan hamba wanita.
SETIA PADA NABI S.A.W.
Beliau sangat setia dan cinta pada Nabi s.a.w. melebihi
cintanya kepada anak isteri dan harta bendanya, tidak pernah berpisah kecuali
dengan seizinnya untuk pergi berhaji atau ghazwah dan perang sabil lainnya.
Ketika berhijrah beliau mendapat kehormatan untuk menemani Nabi s.a.w. dengan
meninggalkan anak isteri, ayahnya yang sudah tua, dan semua modal modal
perusahaannya, beliau lebih mengutamakan Allah dan Rasul Nya.
Ketika dalam
ghazwah ( perang yang dipimpin langsung oleh Nabi s.a.w.) dan pertempuran
lainnya, beliau senantiasa mendampingi Nabi s.a.w. menjaga markaz dan
perkemahan Nabi. Dalam ghazwah Uhud, beliau menjadi benteng pagar betis
melindungi Nabi s.a.w..
PEMBERANI
Ali bin Thalib berkisah : “ Abu Bakarlah orang yang paling
gagah dan pemberani “, ketika ghazwah Badr tak ada orang yang sanggup menjaga
dan melindungi Nabi s.a.w. justru beliau sanggup. Demi Allah aku pernah melihat
dengan mata kepalaku sendiri ketika orang orang Quraisy mengelilingi Nabi, ada yang
mencubit, ada yang menampar dan yang lain mengata ngatainya : “ Engkau yang
mengatakan Tuhan itu hanya satu ? “, demi Allah tidak ada satu orangpun yang
sanggup mendekati dan membela Nabi s.a.w. selain Abu Bakr. Ia datang dan
disibakkannya orang orang, sambil berkata dengan suara lantang : “ Celakalah
kalian, apakah berani kamu membunuh seseorang yang hanya menyebutkan Tuhanku
Allah “.
KELEBIHAN ABU BAKAR
“ Orang orang yang pernah kuajak masuk Islam, pasti ia
ragu-ragu dan mundur maju “, sabda Nabi s.a.w.
“ Kecuali Abu Bakr. Ia tidak ragu-ragu dan tidak berfikir lagi, apa saja yang
kubicarakan kepadanya ia terus menerima dan mempunyai ketetapan pendirian
“. ( H.R. bersumber
dari Ibnu Abbas dan dikeluarkan Abu Na’im dan Ibnu ‘Asakir ).
“ Tidak ada seorangpun yang mempunyai jasa
yang lebih besar terhadap diriku, melebihi Abu Bakar, ia menyantuni daku
dengan jiwa dan raganya dan dikawinkannya anaknya kepadaku “. ( H.R. Ibnu ‘Asakir bersumber dari Ibnu ‘Abbas
r.a )
PENGHIMPUN AL QUR’AN
Abu Bakar hafal Al Qur’an seluruhnya, disamping itu beliau
pula yang mula mula mengumpulkan dan membukukan Al Qur’an, sehingga Al Qur’an
tetap autentik sampai ke tangan kita hingga saat ini, bahkan sampai kelak
diangkat kembali pada hari kiamat .
Sungguh banyak jasa Abu Bakr pada Islam dan kaum muslimin,
dan banyak pula ayat ayat Al Qur’an diturunkan di mana beliau yang menjadi
asbabun nuzulnya ( sebab turunnya ). Misalnya Surah Al Lail, Surah Ar Rahman
ayat 46, Surah Al Ahqaaf ayat 15 dan 16, dan ayat lain yang diturunkan untuk
menerangkan dan menyetujui perbuatan dan prilaku Abu Bakar.
Doa yang terdapat
dalam ayat 15 di atas baik sekali untuk dibaca dan diamalkan bagi yang berusia
40 tahun keatas, karena hasil dan pengaruhnya baik sekali.
Hal ini terbukti
pada anak cucu Abu Bakr, kesemuanya menjadi orang orang yang shalih bertaqwa
dan sangat berpengaruh dalam masyarakat, seperti : Aisyah, Asma’, Abdullah
bin Zubair anak Asma’ binti Abu Bakr, Abdurrahman bin Abu Bakar, Abdullah bin
Abu Bakar.
Pada waktu ghazwah “ Tabuk ”, peperangan yang dilaksanakan
ketika suasana sangat sulit, panas matahari yang membakar, dalam kondisi
prihatin dan dana yang kritis, maka hanya beliaulah satu satunya yang
mendermakan seluruh harta bendanya untuk melangsungkan peperangan, sehingga
mendapat kemenangan dan keuntungan.
KEPERCAYAAN NABI S.A.W.
Pada waktu Nabi s.a.w. dalam keadaan sakit payah, beliaulah
yang mendapat kehormatan dan kemuliaan ditunjuk Nabi s.a.w. untuk menjadi imam
dalam shalat, sebagai pengganti beliau.
KETEGASANNYA
Pada waktu Nabi s.a.w. telah wafat dan kaum muslimin dalam
keadaan panik dan kacau balau serta bingung karena sangat cinta kepada
Rasulullah s.a.w. maka tampillah beliau dihadapan orang banyak dan berhasil
menenangkan dan menenteramkan hati mereka.
Pada waktu kaum muslimin memilih seorang khalifah sebagai pengganti Rasulullah s.a.w., maka beliaulah satu satunya menjadi calon tunggal,
dengan cara aklamasi mengangkat dan
melantik beliau mejadi khalifah pertama kaum muslimin.
Pada waktu orang orang Arab banyak yang murtad/keluar
kembali menjadi kafir setelah wafat Nabi s.a.w. pada beberapa tempat, beliau
dengan tegas menindak mereka hingga tuntas, dengan uangnya sendiri sebanyak
40.000 dinar.
KETAQWAANNYA
Sebagai seorang khalifah yang taqwa, beliau sungguh sungguh
dalam menjaga diri agar benar benar bersih badan, pakaian, rumah tangga, akal
fikirannya, batin dan darah dagingnya.
Suatu hari baliau sedang makan makanan yang dihidangkan
sebagai hasil usaha seorang budaknya. Baru saja menyantap satu dua suap, beliau
bertanya kepada budaknya : “ Dari mana engkau menghasilkan makanan ini ? “.”
Saya melakukan tujuman / tenung untuk seseorang pada waktu jahiliyah alangkah indahnya tenungan itu, tetapi
sebenarnya saya hanya menipunya saja “. Jawab sang budak.
Begitu mendengar jawaban sang budak, beliau
segera ke luar dan mencolokkan jari jarinya ke dalam mulutnya dan segera
memuntahkan isi perutnya agar makanan yang dianggapnya haram ke luar
seluruhnya, sebelum menjadi darah dan dagingnya. Demikian wara’nya dalam
menjaga diri dari yang diharamkan Allah s.w.t. ( riwayat Bukhari bersumber
dari Aisyah r.a )
Umar bin Khattab r.a.
biasa merawat dan menyantuni seorang wanita tua di pinggir kota Madinah
setiap malam. Beliau memberikan minum dan mengurusinya.
Ketika beberapa malam
didapatinya orang tua itu segala galanya telah tersedia. Alangkah terkejutnya
ketika pada suatu malam diintainya siapa orang yang telah mendauhuluinya,
ternyata orang tersebut tak lain ialah khalifah Abu Bakr “ Akh “, kata Umar. “
Kiranya tuan rupanya, sungguh tuan suka terdahulu membuat kebijakan, daripada
orang lain “. (H.R. Ibnu ‘Asakir bersumber dari Abu Shalih Al Ghifari).
AHLI TAKWIL MIMPI
Seorang ‘Alim besar dari kalangan tabi’in perawi hadits
dikenal juga sebagai ahli takwil mimpi yang masyhur lagi diakui, bernama
Muhammad bin Sirien, pernah berkata ; “ Abu Bakr As Shiddiq adalah seorang yang
paling ahli dalam takwil mimpi di antara ummat ini, sesudah Nabi s.a.w. “.
(Takhrij Ibnu Sa’ad)
Aisyah r.a. istri Nabi s.a.w pernah
memberitahukan mimpinya pada Abu Bakr : “ Aku pernah mimpi melihat seolah olah
bulan purnama jatuh pada rumahku ini, apa artinya ini ?”.
Jawab Abu Bakr : “ Sekiranya mimpi itu benar, sesungguhnya
kelak akan dikuburkan dalam rumahmu ini tiga orang yang terbaik diatas muka
bumi ini “.
Ketika Nabi
s.a.w. wafat dan dikebumikan didalam rumah Aisyah, maka Abu Bakar berkata : “
Ini satu diantara tiga buah bulan yang jatuh kedalam rumahmu itu “. ( Takhrij
Sa’id Manshur yang bersumber dari Sa’id bin Al Musayyab )
PESANNYA PADA KOMANDAN TENTARA ISLAM
Ketika Khalifah Abu Bakar memberangkatkan satu pasukan tentara yang akan dikirmnya ke daerah Syam. Pada Upacara pemberangkatan beliau berpesan kepada Komandan yang ditunjukknya Yazid b. Abi Sofyan sebagai berikut.
“ Saya
sesungguhnya berpesan kepadamu sepuluh macam :
- Jangan
membunuh seorang wanita.
- Jangan
membunuh anak kecil.
- Jangan
membunuh orang orang tua.
- Jangan
memotong atau membinasakan pohon kayu yang sedang berbuah.
- Jangan
meruntuhkan bangunan yang sedang penuh ramai.
- Jangan
menyembelih kambing atau unta kecuali untuk siempunya.
- Jangan
membinasakan pohon pohonan.
- Jangan
membakar pohon pohon kurma atau pepohonan.
- Jangan
menyembunyikan barang rampasan perang sedikitpun.
- Jangan
menjadi pengecut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar