INDAHNYA KEADILAN
“ Hai orang orang yang
beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Al Maidah 8 )
Adil
artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, bukan sama rata sama rasa
sebagaimana didengungkan oleh partai komunis indonesia ( Partai Komunis
Indonesia ) dizaman orde lama. Walau adil berat dilaksanakan namun nyaman dan pasti
akan menyelamatkan, karena adil merupakan tuntutan bagi siapa saja.
Sebaliknya lawan adil adalah dhalim, bila
sifat dhalim dilakukan yang terjadi justru sebaliknya : menimbulkan ganjalan, gesekan,
keresahan dan ketidaknyamanan yang berakibat timbul hal hal yang tidak baik, bahkan akan merusak
sisi kehidupan.
Sikap
adil hendaknya ditanamkan dan dilaksanakan dimana saja agar jiwa jadi tenang,
karena jiwa akan tenang bila diajak kepada kebenaran dan kejujuran.
Perintah
menegakkan keadilan sudah dicanangkan Allah ribuan tahun yang silam.Pentingnya
bersikap adil ditekankan oleh Allah bahkan agar diberlakukan kepada siapapun
sampai-sampai kepada pihak yang berseberangan.
ADIL DAN BERBUAT
BAIK
Bahkan
Allah menekankan lagi perilaku adil hendaknya disertai dengan berbuat baik.
“ Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku
adil dan berbuat kebajikan “. ( Q.S. An Nahl 90 )
Sikap
adil membuahkan kepuasan, ketenangan, kenyamanan dan ketenangan, karena semua fihak merasa diperlakukan sesuai dengan
haknya, pasti akan puas.Rasulullah
sejak awal sudah mengingatkan
“
Hancurnya umat sebelum kamu disebabkan karena bila golongan pejabatnya
melakukan kesalahan dibiarkan ( tidak dihukum ), tetapi bila golongan bawah (
rakyat ) yang salah dihukum. Demi nyawa Muhammad yang ada digenggaman-Nya
sekiranya anakku Fatimah mencuri pasti kupotong tangannya “.
Dampak ketidak adilan sangat besar, sampai
kepada hancurnya umat atau bangsa, masalah adil bukan masalah kecil, bagai api
dalam sekam.
Perilaku
adil tidak hanya dicanangkan oleh Nabi, tetapi dilaksanakan dengan sikap,
dengan keteladanan.
KEADILAN RASULULLAH
S.A.W.
Sejarah
mencatat, ketika para kabilah bertengkar, saling berebut untuk meletakkan Hajar
Aswad ( batu hitam ) diKa’bah, setelah pemugaran, hampir saja terjadi
peperangan hanya karena masing masing kabilah ( suku ) merasa paling berhak
meletakkan Hajar Aswad.
Akhirnya
diadakan permusyawaratan dan diputuskan bahwa siapa yang masuk lebih dahulu ke
dalam masjid pada waktu Shubuh, dialah yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Ternyata
keesokan harinya justru Nabi Muhammad s.a.w. yang hadir ke dalam masjid.
DIANGKAT BERSAMA
Namun
karena sikap bijak dan adilnya beliau, beliau tidak mau memonopoli, justru
beliau merangkul semua kepala suku untuk ikut mengangkat.
Dengan cara Hajar
Aswad diletakkan di atas surban beliau, kemudian para kepala suku dipersilahkan
memegang tepi surban, sehingga terangkatlah Hajar Aswad secara bersama, semua
merasa puas, semua merasa diperlakukan dengan adil, karena semua kepentingannya
merasa terpenuhi. Bila pimpinan memulai bersikap adil pasti bawahannya akan
ikut melaksanakannya.
Pemahaman
dan penanaman sikap adil menembus dan menghujam pada para sahabat Nabi, karena
beliau selalu memberikan memberikan tauladan, bukan hanya fatwa dengan lisan.
KEADILAN UMAR IBNUL
KHATBTHAB
Ketika
sahabat Umar bin Khaththab menjabat sebagai khalifah, sifat adil ini pun tetap
dipegang teguh.
Suatu saat salah seorang gubernurnya hendak membuat mega
proyek, membangun masjid dipusat kota, padahal dilokasi tersebut ada gubuk
milik orang yahudi.
DIGUSUR
Oleh Gubernur gubuk digusur demi kepentingan mega proyek
masjid sebagai mercu suar agama islam. Orang Yahudi tersebut protes karena
haknya merasa terusik, dia protes pada sang gubernur namun tak digubris.
Mungkin dibenak sang gubernur terbayang, apalah artinya sebuah gubuk,
lebih-lebih agamanya Yahudi pula, yang lebih penting adalah kepentingan agama,
apalagi untuk masjid yang megah.
MENGHADAP KHOLIFAH
Karena
merasa protesnya tidak ditanggapi, orang Yahudi langsung menggugat ke khalifah.
Mengapa orang Yahudi tersebut berani menghadap dan menggugat sang khalifah,
padahal dia sadar bahwa agamanya berbeda dengan sang Khalifah ?, karena orang
Yahudi tersebut faham bahwa sang khalifah orang yang sangat adil, dan dia yakin
walau ia rakyat jelata pasti akan diterima dengan hormat dan protesnya pasti akan
ditanggapi.
Kemudian menghadaplah dia kekhalifah
Umar Ibnul Khaththab dengan mudah tanpa berbelit dan diterima dengan ramah,
aduannya diperhatikan dengan seksama.
MENGIRIM TULANG
Kemudian khalifah mengambil tulang, dan digoresnya dengan pedangnya dengan gambar
garis tegak, laksana angka satu.
Orang Yahudi tersebut heran apa gerangan
maksudnya ?. Oleh Khalifah tulang tersebut diberikan kepada orang Yahudi, dan
dipersilahkan menyampaikannya kepada sang gubernur.
Dengan penuh keheranan
orang Yahudi tersebut membawanya kepada sang gubernur, mungkin dia berpikir kok
bukan surat atau lainnya yang disampaikan justru hanya tulang bercoret angka
satu ?.
Sesampai
di hadapan gubernur tulang disampaikan, orang Yahudi terheran-heran karena
melihat perubahan wajah gubernur yang nampak pucat pasi berkeringat karena
takut dan gemetar.
GEMETAR
Orang Yahudi tersebut bertanya : “ Mengapa tuan gubernur
setelah menerima tulang kok jadi takut gemetaran, apa maksud khalifah Umar
dengan tulang tersebut ? “.
Gubernur
menjelasakan bahwa tulang artinya mengingatkan gubernur kelak pasti akan mati,
hati hati dalam bertindak, adapun garis tegak, artinya tegakkan keadilan karena
Allah. Akhirnya gubernur memberi tahu langsung pada orang Yahudi tersebut bahwa
proyek langsung dibatalkan dan bagunan gubuk dikembalikan.
Orang Yahudi
tersebut diperkenankan untuk menempati haknya kembali. Begitu indah keadilan
ditegakkan, sang pimpinan selamat, rakyakpun merasa aman dan nyaman karena
terlindungi haknya.
PIMPINAN YANG ADIL
DINAUNGI DIHARI KEBANGKITAN
Pimpinan
yang adil kelak di hari kebangkitan akan mendapat naungan, dimana waktu itu
semua orang akan dibangkitkan dihamparan nan luas, segenap manusia yang mati
sama dibangunkan guna dimintai pertanggung jawaban. Di kala itu panasnya luar
biasa, karena memang tidak ada naungan, selain naungan Allah.
TUJUH GOLONGAN
Naungan
hanya diberikan pada tujuh golongan :
Dari
Abu Hurairah r.a dari Nabi SAW, beliau
bersabda : “ Ada tujuh golongan kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada
hari yang tiada naungan kecuali naungan Nya : pemimpin yang adil, remaja yang
senantiasa beribadah kepada Allah ta’ala, seseorang yang senantiasa hatinya
dipertautkan dengan Masjid, dua orang yang saling cinta mencintai karena Allah
dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki laki yang
ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan lalu menjawab : “ Sesungguhnya
saya takut kepada Allah “, seseorang yang mengeluarkan shadakah kemudian ia
merahasiakannya sampai sampai tangan kiri tidak mengetahui apa yang diberikan
oleh tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir kepada Allah ditempat yang
sunyi kemudian meneteskan air mata “. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Alangkah
indahnya mempunyai pimpinan yang adil, pimpinan yang sangat peduli pada
rakyatnya, saling mencintai, saling mendoakan, bukan saling membenci.
PEMIMPIN TERBAIK
Dari
‘Auf bin Malik ra. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : “
Pemimpin pemimpinmu yang terbaik adalah mereka yang kamu cintai dan mereka
mencintaimu, kamu senantiasa memohonkan rahmat buat mereka dan mereka
senantiasa memohonkan rahmat buat kamu. Pemimpin pemimpinmu yang terjahat
adalah mereka yang kamu benci dan mereka membencimu, kamu mengutuk mereka dan
mereka mengutukmu “.
Kami bertanya : “ Wahai Rasulullah, apakah tidak kita
pecat saja mereka itu “. Beliau menjawab : “ Jangan, selama mereka masih mau
menjalankan shalat besama sama dengan kamu “. (
H.R. Muslim )
PEMIMPIN YANG ADIL
Himar r.a. berkata : “ Saya mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Penguasa yang adil dan disenangi, orang yang
mempunyai sifat kasih sayang dan lunak hati kepada setiap sanak keluarga dan
setiap muslim, serta orang miskin yang menjaga kehormatan dirinya sedang ia
mempunyai keluarga “. ( H.R. Muslim )
Semoga Allah
memberikan hidayahNya kepada kita agar dapat melaksanakan sifat adil ini
dimanapun berada, amin.
KISAH TAULADAN
UMAR MELOMPATI PAGAR
RUMAH
Dikeheningan
malam, pergilah Umar berkeliling kota Madinah menerobos kegelapan malam.
Kemudian ia mendengar seseorang sedang bernyanyi dengan kata-kata kotor dan
keji. Umar lalu mendekat dan melompati pagar rumah tsb. kemudian berteriak : “
Wahai musuh Allah, apakah kamu mengira bahwa Allah akan menutupi aibmu ketika
kamu sedang dalam maksiat ? ”.
Laki laki
yang melantunkan nyanyian itu pun berkata : “ Wahai Amirul Mukminin, janganlah
kamu terburu-buru berprasangka kepadaku !.
Jika aku memang melakukan satu
maksiat kepada Tuhanku, maka niscaya kamu juga telah melakukan tiga maksiat
terhadap Allah, kamu telah memata matai orang, padahal Allah telah berfirman :
“ Dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain…”. ( Q.S. Al
Hujuraat 12 ). Kamu telah melompati pagar rumahku, padahal Allah
telah berfirman : “ Dan masuklah kerumah rumah itu dari pintu pintunya…”. (
Q.S. Al Baqarah 189 ).
Kamu juga telah datang tanpa izin terlebih
dahulu, padahal Allah telah berfirman : “ Hai orang orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan
memberi salam kepada penghuninya…”. ( Q.S. Nuur 27 )
Mendengar
jawaban tsb. Umar kemudian berkata : “ Apakah kamu akan berbaik hati dan mau
memaafkanku ? ”. Laki laki itu menjawab : “ Ya “.
Kemudian
Laki laki tersebut memaafkan Umar, kemudian dia pergi dan meninggalkan orang tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar