Jumat, 14 November 2014

INDAHNYA KEADILAN



INDAHNYA KEADILAN

 “ Hai orang orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah sekali kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Al Maidah 8 )

Adil artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, bukan sama rata sama rasa sebagaimana didengungkan oleh partai komunis indonesia ( Partai Komunis Indonesia ) dizaman orde lama. Walau adil berat dilaksanakan namun nyaman dan pasti akan menyelamatkan, karena adil merupakan tuntutan bagi siapa saja.
Sebaliknya lawan adil adalah dhalim, bila sifat dhalim dilakukan yang terjadi justru sebaliknya : menimbulkan ganjalan, gesekan, keresahan dan ketidaknyamanan yang berakibat timbul  hal hal yang tidak baik, bahkan akan merusak sisi kehidupan.
Sikap adil hendaknya ditanamkan dan dilaksanakan dimana saja agar jiwa jadi tenang, karena jiwa akan tenang bila diajak kepada kebenaran dan kejujuran.
Perintah menegakkan keadilan sudah dicanangkan Allah ribuan tahun yang silam.Pentingnya bersikap adil ditekankan oleh Allah bahkan agar diberlakukan kepada siapapun sampai-sampai kepada pihak yang berseberangan.

ADIL DAN BERBUAT BAIK
Bahkan Allah menekankan lagi perilaku adil hendaknya disertai dengan berbuat baik. 
“  Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan “. ( Q.S. An Nahl 90 )
Sikap adil membuahkan kepuasan, ketenangan, kenyamanan dan ketenangan, karena semua  fihak merasa diperlakukan sesuai dengan haknya, pasti akan puas.Rasulullah sejak awal sudah mengingatkan
“ Hancurnya umat sebelum kamu disebabkan karena bila golongan pejabatnya melakukan kesalahan dibiarkan ( tidak dihukum ), tetapi bila golongan bawah ( rakyat ) yang salah dihukum. Demi nyawa Muhammad yang ada digenggaman-Nya sekiranya anakku Fatimah mencuri pasti kupotong tangannya “. 
Dampak ketidak adilan sangat besar, sampai kepada hancurnya umat atau bangsa, masalah adil bukan masalah kecil, bagai api dalam sekam.
Perilaku adil tidak hanya dicanangkan oleh Nabi, tetapi dilaksanakan dengan sikap, dengan keteladanan.

KEADILAN RASULULLAH S.A.W.
Sejarah mencatat, ketika para kabilah bertengkar, saling berebut untuk meletakkan Hajar Aswad ( batu hitam ) diKa’bah, setelah pemugaran, hampir saja terjadi peperangan hanya karena masing masing kabilah ( suku ) merasa paling berhak meletakkan Hajar Aswad.
Akhirnya diadakan permusyawaratan dan diputuskan bahwa siapa yang masuk lebih dahulu ke dalam masjid pada waktu Shubuh, dialah yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Ternyata keesokan harinya justru Nabi Muhammad s.a.w. yang hadir ke dalam masjid.

DIANGKAT BERSAMA
Namun karena sikap bijak dan adilnya beliau, beliau tidak mau memonopoli, justru beliau merangkul semua kepala suku untuk ikut mengangkat. 
Dengan cara Hajar Aswad diletakkan di atas surban beliau, kemudian para kepala suku dipersilahkan memegang tepi surban, sehingga terangkatlah Hajar Aswad secara bersama, semua merasa puas, semua merasa diperlakukan dengan adil, karena semua kepentingannya merasa terpenuhi. Bila pimpinan memulai bersikap adil pasti bawahannya akan ikut melaksanakannya.
Pemahaman dan penanaman sikap adil menembus dan menghujam pada para sahabat Nabi, karena beliau selalu memberikan memberikan tauladan, bukan hanya fatwa dengan lisan.

KEADILAN UMAR IBNUL KHATBTHAB
Ketika sahabat Umar bin Khaththab menjabat sebagai khalifah, sifat adil ini pun tetap dipegang teguh. 
Suatu saat salah seorang gubernurnya hendak membuat mega proyek, membangun masjid dipusat kota, padahal dilokasi tersebut ada gubuk milik orang yahudi. 

DIGUSUR
Oleh Gubernur gubuk digusur demi kepentingan mega proyek masjid sebagai mercu suar agama islam. Orang Yahudi tersebut protes karena haknya merasa terusik, dia protes pada sang gubernur namun tak digubris. 
Mungkin dibenak sang gubernur terbayang, apalah artinya sebuah gubuk, lebih-lebih agamanya Yahudi pula, yang lebih penting adalah kepentingan agama, apalagi untuk masjid yang megah.

MENGHADAP KHOLIFAH
Karena merasa protesnya tidak ditanggapi, orang Yahudi langsung menggugat ke khalifah. Mengapa orang Yahudi tersebut berani menghadap dan menggugat sang khalifah, padahal dia sadar bahwa agamanya berbeda dengan sang Khalifah ?, karena orang Yahudi tersebut faham bahwa sang khalifah orang yang sangat adil, dan dia yakin walau ia rakyat jelata pasti akan diterima dengan hormat dan protesnya pasti akan ditanggapi.
Kemudian menghadaplah dia kekhalifah Umar Ibnul Khaththab dengan mudah tanpa berbelit dan diterima dengan ramah, aduannya diperhatikan dengan seksama. 

MENGIRIM TULANG
Kemudian khalifah mengambil tulang,  dan digoresnya dengan pedangnya dengan gambar garis tegak, laksana angka satu. 
Orang Yahudi tersebut heran apa gerangan maksudnya ?. Oleh Khalifah tulang tersebut diberikan kepada orang Yahudi, dan dipersilahkan menyampaikannya kepada sang gubernur. 
Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut membawanya kepada sang gubernur, mungkin dia berpikir kok bukan surat atau lainnya yang disampaikan justru hanya tulang bercoret angka satu ?.
Sesampai di hadapan gubernur tulang disampaikan, orang Yahudi terheran-heran karena melihat perubahan wajah gubernur yang nampak pucat pasi berkeringat karena takut dan gemetar. 

GEMETAR
Orang Yahudi tersebut bertanya : “ Mengapa tuan gubernur setelah menerima tulang kok jadi takut gemetaran, apa maksud khalifah Umar dengan tulang tersebut ? “.
Gubernur menjelasakan bahwa tulang artinya mengingatkan gubernur kelak pasti akan mati, hati hati dalam bertindak, adapun garis tegak, artinya tegakkan keadilan karena Allah. Akhirnya gubernur memberi tahu langsung pada orang Yahudi tersebut bahwa proyek langsung dibatalkan dan bagunan gubuk dikembalikan. 
Orang Yahudi tersebut diperkenankan untuk menempati haknya kembali. Begitu indah keadilan ditegakkan, sang pimpinan selamat, rakyakpun merasa aman dan nyaman karena terlindungi haknya.

PIMPINAN YANG ADIL DINAUNGI DIHARI KEBANGKITAN
Pimpinan yang adil kelak di hari kebangkitan akan mendapat naungan, dimana waktu itu semua orang akan dibangkitkan dihamparan nan luas, segenap manusia yang mati sama dibangunkan guna dimintai pertanggung jawaban. Di kala itu panasnya luar biasa, karena memang tidak ada naungan, selain naungan Allah.

TUJUH GOLONGAN 
Naungan hanya diberikan pada tujuh golongan :
Dari Abu Hurairah r.a  dari Nabi SAW, beliau bersabda : “ Ada tujuh golongan kelompok yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan Nya : pemimpin yang adil, remaja yang senantiasa beribadah kepada Allah ta’ala, seseorang yang senantiasa hatinya dipertautkan dengan Masjid, dua orang yang saling cinta mencintai karena Allah dimana keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki laki yang ketika dirayu oleh wanita bangsawan lagi rupawan lalu menjawab : “ Sesungguhnya saya takut kepada Allah “, seseorang yang mengeluarkan shadakah kemudian ia merahasiakannya sampai sampai tangan kiri tidak mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya, dan seseorang yang berdzikir kepada Allah ditempat yang sunyi kemudian meneteskan air mata “. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Alangkah indahnya mempunyai pimpinan yang adil, pimpinan yang sangat peduli pada rakyatnya, saling mencintai, saling mendoakan, bukan saling membenci.

PEMIMPIN TERBAIK
Dari ‘Auf bin Malik ra. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : “ Pemimpin pemimpinmu yang terbaik adalah mereka yang kamu cintai dan mereka mencintaimu, kamu senantiasa memohonkan rahmat buat mereka dan mereka senantiasa memohonkan rahmat buat kamu. Pemimpin pemimpinmu yang terjahat adalah mereka yang kamu benci dan mereka membencimu, kamu mengutuk mereka dan mereka mengutukmu “. 
Kami bertanya : “ Wahai Rasulullah, apakah tidak kita pecat saja mereka itu “. Beliau menjawab : “ Jangan, selama mereka masih mau menjalankan shalat besama sama dengan kamu “. ( H.R. Muslim )

PEMIMPIN YANG ADIL
Himar r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Penguasa yang adil dan disenangi, orang yang mempunyai sifat kasih sayang dan lunak hati kepada setiap sanak keluarga dan setiap muslim, serta orang miskin yang menjaga kehormatan dirinya sedang ia mempunyai keluarga “. ( H.R. Muslim )
Semoga Allah memberikan hidayahNya kepada kita agar dapat melaksanakan sifat adil ini dimanapun berada, amin.



KISAH TAULADAN
UMAR MELOMPATI PAGAR RUMAH

Dikeheningan malam, pergilah Umar berkeliling kota Madinah menerobos kegelapan malam. Kemudian ia mendengar seseorang sedang bernyanyi dengan kata-kata kotor dan keji. Umar lalu mendekat dan melompati pagar rumah tsb. kemudian berteriak : “ Wahai musuh Allah, apakah kamu mengira bahwa Allah akan menutupi aibmu ketika kamu sedang dalam maksiat ? ”.
Laki laki yang melantunkan nyanyian itu pun berkata : “ Wahai Amirul Mukminin, janganlah kamu terburu-buru berprasangka kepadaku !. 
Jika aku memang melakukan satu maksiat kepada Tuhanku, maka niscaya kamu juga telah melakukan tiga maksiat terhadap Allah, kamu telah memata  matai orang, padahal Allah telah berfirman : “ Dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain…”. ( Q.S. Al Hujuraat 12 ). Kamu telah melompati pagar rumahku, padahal Allah telah berfirman : “ Dan masuklah kerumah rumah itu dari pintu pintunya…”. ( Q.S. Al Baqarah 189 ). 
Kamu juga telah datang tanpa izin terlebih dahulu, padahal Allah telah berfirman : “ Hai orang orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya…”. ( Q.S. Nuur 27 )
Mendengar jawaban tsb. Umar kemudian berkata : “ Apakah kamu akan berbaik hati dan mau memaafkanku ? ”. Laki laki itu menjawab : “ Ya “.
Kemudian Laki laki tersebut memaafkan Umar, kemudian dia pergi dan meninggalkan orang tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar