JANGAN PUTUS ASA BISA MELEMAHKAN
JIWA
“ Hai anak anakku pergilah kamu, maka carilah berita
tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir ".
( Q.S. Yusuf 87 )
Jiwa merupakan
motor penggerak organ tubuh, ibarat mobil mesin adalah penggeraknya, bila mesin mobil dalam kondisi prima, mobil akan bergerak secara sempurna, lajunya cepat karena
tidak ada kendala dalam mesinnya.
Demikian pula dengan jiwa, bila jiwa sehat punya power untuk
menggerakkan tubuh secara optimal, bukan sebaliknya.
Putus asa menunjukkan
kondisi jiwa yang lemah, yang bisa membuat aktivitas tubuh kurang maksimal,
aktivitas tubuh jadi ikut melemah pula.
PENYEBAB
PUTUS ASA
Diantara penyebab
yang menimbulkan rasa putus asa adalah : “ kondisi
jiwa
yang lemah “, yang terbentuk karena faktor keturunan dan lingkungan.
Namun dengan pendidikan agama, dengan menanamkan keimanan
yang kokoh dan benar akan bisa sangat membantu dari sikap keputus asaan !.
KEMBALI KE AGAMA
Agama
merupakan tuntunan dan pegangan hidup yang bersumber dari Yang Maha Kuasa, Yang
Maha Tahu rahasia hidup dan kehidupan, dengan berpegang teguh kepada agama,
tidak akan salah arah, tidak akan mudah berputus asa, yang akan membuat kecewa.
Bukankah
Allah dengan tegas memberikan dorongan dengan firman Nya : “ Janganlah kamu
bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang orang yang beriman “. ( Q.S. Ali Imran 139 )
Begitu tepatnya
Allah berfirman dengan memberi motivasi kepada orang yang beriman :
“ Janganlah
kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati ....”. Karena dari jiwa inilah berpangkal segalanya, dengan
motivasi inilah jiwa akan bangkit
bergerak dan beraktivitas, dan .....tidak akan bersedih hati, mengapa ?, karena
orang beriman selalu beraktivitas dalam koridor kebaikan, dengan berbuat baik
dalam kehidupan dalam hati akan terpuaskan, karena jiwa memang suka bila diajak
kepada kebaikan.
Apalagi
dalam berbuat kebaikan berakar dari keimanan, dengan demikian dalam jiwanya
semakin kuat dan optimis, karena merasa nyaman dan aman karena prilakunya tidak
merugikan bahkan bermanfaat bagi lingkungan : Suka memberi nasehat, senang
menolong, senang mendamaikan, suka bersedekah, suka berjuang dalam menegakkan
agama, mencari nafkah dengan jalan halal, tidak suka berbuat dzalim, jauh dari
rasa dendam dan suka memaafkan.
Apalagi dengan
beramal sholih akan dijamin pahalanya dan dijauhkan dari rasa takut dan
khawatir. Maka akan membuat jiwa makin optimis, jauh dari sfat sikap putus asa.
“ Sesungguhnya
orang orang
yang beriman, mengerjakan amal sholih, mendirikan shalat
dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati “. ( Q.S. Al Baqarah 277 )
DISERTAI
ALLAH
Salah satu
sikap guna menanggulangi rasa putus asa adalah merasa dekat dengan Allah,
merasa disertai Allah. Sebagaimana Rasulullah s.a.w. tatkala beliau berada di
dalam gua Tsur bersama sahabat Abu Bakr r.a. ketika beliau hijrah, dimana saat
itu Abu Bakr sangat khawatir akan keselamatan Rasulullah s.a.w.
“ Jikalau kamu tidak
menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang orang
kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang
dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua. Di
waktu dia
berkata kepada temannya : " Janganlah kamu
berduka cita, sesungguhnya
Allah beserta kita ". Maka Allah
menurunkan ketenangan Nya kepada
(Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al Quran menjadikan
orang orang
kafir itulah
yang rendah. Dan
kalimat Allah Itulah yang tinggi,
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “. ( .Q.S. At Taubah 40 )
PUTUS ASA SANGAT BERBAHAYA
Sikap
putus asa sangat berbahaya, disamping bisa menggagalkan rencananya, usahanya,
cita citanya, akan membuat salah arah, karena keguncangan jiwanya yang lemah.
Dengan
putus asa bisa mencelakakan jiwanya, karena jiwanya terasa gelap, lantaran
kekecewaan yang di alaminya tidak dilawannya dengan sikap optimis, sehingga
makin melemah.
Jika
jiwa sudah dalam keadaan melemah, keresahan dan kekecewaan pasti akan terus
dirasakannya, apalagi yang akan ditempuhnya ?, dengan peluang ini pasti setan
akan membisikinya agar mencari jalan pintas yakni bunuh diri, atau paling tidak
menjadi gila.
BISA BUNUH DIRI
Begini akibatnya
bila jiwa dalam keadaan sempit, karena melupakan Tuhan Nya, sehingga Allah juga
akan menjadikan lupa kepada dirinya, sehingga dengan mudahnya mengambil jalan
pintas dengan membunuh dirinya.
“ Dan janganlah kamu
seperti orang orang yang lupa kepada Allah,
lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang orang yang fasik “. (
Q.S. Al Hasyr 19 )
ORANG KAFIR BERPUTUS ASA
Begitu
rendah sikap berputus asa karena merupakan sifat orang kafir.
“ Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir ". ( Q.S. Yusuf 87 )
Apalagi
orang kafir akan berputus asa pula ketika berada di alam kubur yang merupakan
alam penantian, yang telah dinampakkan secara nyata keadaan neraka, sehingga
merasa berputus asa, karena aktivitasnya di dunia terasa sia sia, tidak bermanfaat,
sehingga tidak memiliki bekal untuk menghadap Yang Kuasa.
“ Hai orang orang yang beriman,
janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah. Sesungguhnya mereka
telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang orang kafir yang
telah berada dalam kubur berputus asa “. ( Q.S. Mumtahanah 13 )
Sebagai orang yang beriman haruslah bersikap optimis dan menjauhi keputus asaan, agar tidak hina dan selamat baik di dunia apalagi di hari kebangkitan !.
Sebagai orang yang beriman haruslah bersikap optimis dan menjauhi keputus asaan, agar tidak hina dan selamat baik di dunia apalagi di hari kebangkitan !.
KISAH TAULADAN
SA’AD BIN UBADAH
Nama lengkap Sa’ad bin Ubadah bin Dulaim bin Haritsah Al Khajrazi, biasa
dipanggil Abu Tsabit. Di era jahiliyah bergelar Al Kamil karena pengetahuannya
yang sempurna dalam bidang tulis menulis, berenang dan memanah.
Termasuk salah seorang amir terpandang di masa jahiliyah,
termasuk salah seorang diantara 12 pemimpin Anshar yang terpilih dalam bai’at
Aqabah 2. Termasuk pemimpin Bani Sa’adah dan pembawa panji dalam setiap
peperangan.
Usai bai’at secara rahasia, orang kafir Quraisy
mengetahuinya, mereka mengusir rombongan orang Anshar dan menangkap Saad bin Ubadah
serta membawanya ke Mekkah dengan mengikat tangan sampai kelehernya denga tali
kekang kendaraan.
Di masa jahiliyah nenek moyangnya memiliki sebuah
benteng, dalam benteng tersebut diserukan : “ Siapa yang menginginkan minyak lemak
dan daging, hendaklah datang ke benteng Dulaim bin Haritsah “.
Setiap hari Sa’ad selalu membawa semangkuk besar berisi
tsarid dan daging kepada Nabi s.a.w.
Sa’ad pernah menemui Nabi s.a.w. dan bertanya : “
Sesungguhnya ibuku telah wafat, dan dia pernah nadzar yang belum sempat ditunaikannya,
apakah ibuku mendapat pahala jika aku memerdekakan budak atas namanya ? “.
Beliau menjawab : “ Merdekakan budak atas namanya ! “.
Kebiasaan waktu itu satu rumah orang Anshar didatangi
satu dua orang tamu orang Muhajirin, tetapi rumah Sa’ad didatangi sampai 80
orang Anshar dan semua pada dijamunya.
Sa’ad tidak hanya memperjuangkan Islam dengan harta
kekayaannya saja, namun dengan kekuatan dan kepandaiannya. Dia terkenal sebagai
pemanah ulung. Dalam setiap peperangan bersama Nabi selalu berbai’at kepada
Nabi bahwa dia akan selalu berjuang sampai titik darah penghabisan.
Pada saat pembebasan kota Mekkah Rasulullah s.a.w.
menugaskan sebagai komandan pasukan garis depan.
Sa’ad
bin Ubadah termasuk orang yang dicalonkan sebagai kholifah dari kalangan kaum Anshar,
pasca wafatnya wafatnya Nabi s.a.w. Tatkala Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah
hadir di Saqifah Bani Sa’adah, orang orang Anshar membai’at Abu Bakar sebagai
kholifah, saat itu Sa’ad bin Ubadah sedang sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar