UNTUK APA KECEWA ?
“ Kehidupan
dunia dijadikan indah dalam pandangan orang orang kafir, dan
mereka memandang hina orang orang yang beriman. Padahal
orang orang
yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi
rezki kepada orang orang yang di kehendaki Nya tanpa batas ".
( Q.S. Al Baqarah 212 )
Kehidupan
dunia merupakan syurga bagi orang kafir, karena mereka mengira bahwa kehidupan
hanya di dunia saja. Ini terbukti dari sikapnya yang memandang hina terhadap
orang beriman.
Bahkan
kata Allah orang yang bertaqwa lebih mulia dari mereka ketika di hari
kebangkitan kelak.
Begitu
rendahnya kedudukan orang kafir yang tak memahami kehidupan sebenarnya,
sehingga kehidupan dunia lebih diutamakan, kehidupan dunia dikerjarnya mati
matian, dianggapnya harta mengekalkan.
MENGAPA KECEWA
Sikap
kecewa terjadi karena :
1. Menganggap bahwa hidup hanya di dunia saja, tidak
memahami bahwa kehidupan dunia bersifat sementara untuk menuju kehidupan
akherat.
2. Hidup di dunia merupakan ujian.
3. Apapun yang terjadi atas kehendak Allah.
4.Menganggap bahwa pilihannya adalah yang terbaik.
Sehingga apabila yang diharapkan atau yang diusahakan tidak berhasil, alias
menemui kegagalan, jiwanya akan kecewa, menderita dan tersiksa.
Apabila
tidak kuat menghadapinya, jiwanya akan terus menderita karena depresi yang berketerusan
dirasakannya. Bila kenyataan ini berlarut berakibat jiwanya stress, bila tidak
kuat akan menjadi gila dibuatnya.
Bahkan
bila jiwa tidak kuat menahannya, rasa putus asa akan selalu membayanginya dan
akan berakhir dengan membunuh dirinya.
BERMACAM KEKECEWAAN
Bermacam
rasa kecewa timbul disebabkan : Tidak lulus ujian, tidak diterima ketika
melamar pekerjaan, dikeluarkan dari pekerjaan, pensiun, usahanya bangkrut
sehingga banyak menanggung hutang, sakit tidak sembuh sembuh, kematian orang
yang dicintainya, cintanya ditolak dan berbagai masalah yang dirasa tidak
mengenakkan jiwanya.
JIWA YANG LUPA KEPADA ALLAH
Karena
hidupnya tidak didasari keimanan, kegagalan dihadapi dengan kekerdilan jiwanya,
sehingga terasa sumpek, tertekan, menderita dan keputus asaan, sehingga Allah
mengingatkan :
“ Dan
janganlah kamu seperti orang orang yang lupa kepada Allah,
lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri, mereka Itulah orang orang yang fasik “. ( Q.S. Al
Hasyr 19 )
Jiwa yang kerdil, jiwa yang lupa kepada Dzat yang
menciptakan Nya, sehingga Allah membuat dia lupa kepada dirinya sendiri, sehingga
jiwanya tersiksa, tidak mau menerima keadaan yang dialaminya, sehingga
mengalami depresi, sampai lupa ingatan alias gila bahkan sampai berakhir dengan
membunuh dirinya.
HADAPI DENGAN LAPANG DADA
Beda
dengan yang berjiwa besar, karena dilandasi keimanan, sehingga faham bahwa
hidup merupakan ujian, sehingga apapun yang terjadi walau tidak mengenakkan
akan dihadapi dengan dada lapang.
“ Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah
beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ? ”. (
Q.S. Al Ankabut 2 )
Dengan demikian bagi orang
yang beriman, akan jauh dari rasa kecewa, karena tahu bahwa kegagalan, ketidak nyamanan hanya
merupakan ujian, sehingga dihadapi dengan kesabaran, apalagi dia faham akan
dapat pahala dan ampunan dari Yang Maha Kuasa dan Maha Pengampun.
SUDAH DITETAPKAN
Apalagi bagi yang beriman
memahami bahwa apapun yang terjadi sudah ditetapkan takdirnya sebelum dia
diciptakan, apa gunanya tidak menerima ketetapan Tuhan Nya, Yang Maha
Menentukan, takkan ada gunanya lagi kecewa.
Manusia hanya diberi hak berusaha, berdo’a dan
bertawakkal kepada Nya.
“ Tiada
suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri
melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. ( Kami jelaskan yang
demikian itu )
supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu, dan Allah tidak
menyukai setiap
orang yang sombong lagi membanggakan diri “. ( Q.S. Al Hadiid 22-23 )
Dengan
memahami firman Nya, dihati takkan mudah kecewa, apalagi putus asa, baginya
keputusan Allah adalah yang terbaik, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Tahu
segala rahasia hidup dan kehidupan.
Dengan
demikian bagi yang beriman dihati akan terasa nyaman, jauh dari rasa kecewa
yang tidak mengenakkan.
ALLAH MAHA MENGETAHUI
Manusia hidup maunya enak terus, sehat terus, untung
terus, muda terus, aman terus, selamat terus. Begini jadinya bila jiwa bersifat
egois.
Padahal
Allah yang menciptakan hidup dan kehidupan lebih tahu rahasia hidup dan kehidupan.
Apakah
kekayaan yang dicita citakan akan membuatnya lebih baik ?, akankah kedudukan
yang diidam idamkan akan membuatnya lebih baik ?, akankah kecantikan yang
diinginkan akan membuatnya lebih baik ?.
Bukankah
banyak orang kaya justru kehidupannya makin berantakan ?. Bukankah banyak
pejabat yang tertangkap K.P.K. ?. Bukankah karena kecantikannya ada yang
menjadi wanita penggoda ?.
“ .......Boleh Jadi kamu
membenci sesuatu, padahal
ia amat
baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui,
sedang kamu tidak mengetahui “. ( Q.S. Al Baqarah 216 )
JANGAN MENGIRA BISA MASUK SYURGA
Oleh karena itu beruntunglah yang memahami hakekat hidup
sebenarnya, sehingga tidak mudah kecewa, hidup di dunia merupakan kehidupan
sementara untuk menuju kehidupan sebenarnya yakni syurga.
“ Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu
(cobaan) sebagaimana halnya orang orang terdahulu
sebelum kamu?,
mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan
bermacam macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang orang yang beriman
bersamanya :
" Bilakah
datangnya pertolongan Allah ? ", Ingatlah sesungguhnya
pertolongan Allah itu amat
dekat “. ( Q.S. Al Baqarah 214 )
KISAH TAULADAN
ABDULLAH BIN HARAM MALAIKAT
MENAUNGI DENGAN SAYAPNYA
Nama lengkap
Abdullah bin Haram bin Tsa’labah Al Anshari Al Khazraji biasa dipanggil Abu
Jabir. Termasuk salah seorang diantara 70 orang Anshar yang membai’at Rasulullah s.a.w. dalam bai’at Aqabah 2, dan
termasuk salah satu diantara 12 pemimpin Anshar yang terpilih dalam pembai’atan
tersebut.
Mengikuti perang Badar dan
berperang bak seorang pahlawan agung. Sebelum maju ke medan tempur dalam
perang Uhud tahun 3 H. dia berkata : “ Aku tidak melihat diriku kecuali gugur
dalam peperangan ini, bahkan aku berharap mudah mudahan aku orang pertama yang
gugur sebagai syahid dari barisan pasukan kaum muslimin.
Dia gugur sebagai pahlawan syahid
dalam perang Uhud. Ketika Rasulullah s.a.w. melihat putranya, Jabir bin
Abdullah dan keluarganya menangisi jenazah Abdullah bin Haram, beliau bersabda
kepada mereka : “ Kalian menangis atau tidak menangisi sesungguhnya Malaikat
tetap saja menaungi dengan sayapnya “.
Suatu hari Rasulullah s.a.w.
berkata kepada putranya : “ Wahai Jabir Allah sama sekali tidak pernah
berbicara dengan seorang hamba kecuali dari balik hijab ( tabir ) dan Allah
telah berbicara dengan ayahmu secara langsung.
Kemudian beliau menceritakan
kepada Jabir tentang cita cita ayahnya yang memohon agar dia hidup kembali, agar
dia dapat berperang di jalan Allah.
Dia menyampaikan kepada Tuhan Nya : “ Ya
Tuhanku anugerahkanlah kepada orang yang masih berada dibelakangku kenikmatan
yang telah Engkau berikan kepada kami “, kemudian turunlah firman Allah :
“ Janganlah kamu mengira bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu
mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka
dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan Nya kepada mereka
dan mereka bergirang hati terhadap orang orang yang masih tinggal di belakang
yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak ( pula ) mereka bersedih hati “. ( Q.S. Ali Imran 166 - 177 )
Rasulullah
s.a.w. memerintah para sahabat untuk mengubur jasadnya bersama jasad Amr bin
Jumuh dalam satu makam, karena semasa hidup mereka berdua saling mencintai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar