Jumat, 21 November 2014

UNTUK APA KECEWA ?




UNTUK APA KECEWA ?

“ Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang orang kafir, dan mereka memandang hina orang orang yang beriman. Padahal orang orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat.   Dan Allah memberi rezki kepada orang orang yang di kehendaki Nya tanpa batas ".
( Q.S. Al Baqarah 212 )
          
Kehidupan dunia merupakan syurga bagi orang kafir, karena mereka mengira bahwa kehidupan hanya di dunia saja. Ini terbukti dari sikapnya yang memandang hina terhadap orang beriman.
Bahkan kata Allah orang yang bertaqwa lebih mulia dari mereka ketika di hari kebangkitan kelak.
Begitu rendahnya kedudukan orang kafir yang tak memahami kehidupan sebenarnya, sehingga kehidupan dunia lebih diutamakan, kehidupan dunia dikerjarnya mati matian, dianggapnya harta mengekalkan.  

MENGAPA KECEWA
Sikap kecewa terjadi karena :
1. Menganggap bahwa hidup hanya di dunia saja, tidak memahami bahwa kehidupan dunia bersifat sementara untuk menuju kehidupan akherat.
2. Hidup di dunia merupakan ujian.
3. Apapun yang terjadi atas kehendak Allah.
4.Menganggap bahwa pilihannya adalah yang terbaik. Sehingga apabila yang diharapkan atau yang diusahakan tidak berhasil, alias menemui kegagalan, jiwanya akan kecewa, menderita dan tersiksa.
Apabila tidak kuat menghadapinya, jiwanya akan terus menderita karena depresi yang berketerusan dirasakannya. Bila kenyataan ini berlarut berakibat jiwanya stress, bila tidak kuat akan menjadi gila dibuatnya. 
Bahkan bila jiwa tidak kuat menahannya, rasa putus asa akan selalu membayanginya dan akan berakhir dengan membunuh dirinya.

BERMACAM KEKECEWAAN
Bermacam rasa kecewa timbul disebabkan : Tidak lulus ujian, tidak diterima ketika melamar pekerjaan, dikeluarkan dari pekerjaan, pensiun, usahanya bangkrut sehingga banyak menanggung hutang, sakit tidak sembuh sembuh, kematian orang yang dicintainya, cintanya ditolak dan berbagai masalah yang dirasa tidak mengenakkan jiwanya.

JIWA YANG LUPA KEPADA ALLAH
Karena hidupnya tidak didasari keimanan, kegagalan dihadapi dengan kekerdilan jiwanya, sehingga terasa sumpek, tertekan, menderita dan keputus asaan, sehingga Allah mengingatkan :
“ Dan janganlah kamu seperti orang orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri, mereka Itulah orang orang yang fasik . ( Q.S. Al Hasyr 19 )
Jiwa yang kerdil, jiwa yang lupa kepada Dzat yang menciptakan Nya, sehingga Allah membuat dia lupa kepada dirinya sendiri, sehingga jiwanya tersiksa, tidak mau menerima keadaan yang dialaminya, sehingga mengalami depresi, sampai lupa ingatan alias gila bahkan sampai berakhir dengan membunuh dirinya.

HADAPI DENGAN LAPANG DADA
Beda dengan yang berjiwa besar, karena dilandasi keimanan, sehingga faham bahwa hidup merupakan ujian, sehingga apapun yang terjadi walau tidak mengenakkan akan dihadapi dengan dada lapang.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ? ”. ( Q.S. Al Ankabut 2 )
Dengan demikian bagi orang yang beriman, akan jauh dari rasa kecewa, karena tahu bahwa kegagalan, ketidak nyamanan hanya merupakan ujian, sehingga dihadapi dengan kesabaran, apalagi dia faham akan dapat pahala dan ampunan dari Yang Maha Kuasa dan Maha Pengampun.

SUDAH DITETAPKAN
Apalagi bagi yang beriman memahami bahwa apapun yang terjadi sudah ditetapkan takdirnya sebelum dia diciptakan, apa gunanya tidak menerima ketetapan Tuhan Nya, Yang Maha Menentukan, takkan ada gunanya lagi kecewa.
Manusia hanya diberi hak berusaha, berdo’a dan bertawakkal kepada Nya.  
“ Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. ( Kami jelaskan yang demikian itu ) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri “. ( Q.S. Al Hadiid 22-23 )
Dengan memahami firman Nya, dihati takkan mudah kecewa, apalagi putus asa, baginya keputusan Allah adalah yang terbaik, karena Allah adalah Dzat Yang Maha Tahu segala rahasia hidup dan kehidupan.
Dengan demikian bagi yang beriman dihati akan terasa nyaman, jauh dari rasa kecewa yang tidak mengenakkan.

ALLAH MAHA MENGETAHUI
Manusia hidup maunya enak terus, sehat terus, untung terus, muda terus, aman terus, selamat terus. Begini jadinya bila jiwa bersifat egois.
Padahal Allah yang menciptakan hidup dan kehidupan lebih tahu rahasia hidup dan kehidupan.
Apakah kekayaan yang dicita citakan akan membuatnya lebih baik ?, akankah kedudukan yang diidam idamkan akan membuatnya lebih baik ?, akankah kecantikan yang diinginkan akan membuatnya lebih baik ?.
Bukankah banyak orang kaya justru kehidupannya makin berantakan ?. Bukankah banyak pejabat yang tertangkap K.P.K. ?. Bukankah karena kecantikannya ada yang menjadi wanita penggoda ?.
“ .......Boleh Jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui( Q.S. Al Baqarah 216 )      

JANGAN MENGIRA BISA MASUK SYURGA
Oleh karena itu beruntunglah yang memahami hakekat hidup sebenarnya, sehingga tidak mudah kecewa, hidup di dunia merupakan kehidupan sementara untuk menuju kehidupan sebenarnya yakni syurga.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang orang terdahulu sebelum kamu?, mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang orang yang beriman bersamanya : " Bilakah datangnya pertolongan Allah ? ", Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.   ( Q.S. Al Baqarah 214 )
  
                                    KISAH TAULADAN
ABDULLAH BIN HARAM MALAIKAT MENAUNGI DENGAN SAYAPNYA
                   
Nama lengkap Abdullah bin Haram bin Tsa’labah Al Anshari Al Khazraji biasa dipanggil Abu Jabir. Termasuk salah seorang diantara 70 orang Anshar yang membai’at Rasulullah s.a.w. dalam bai’at Aqabah 2, dan termasuk salah satu diantara 12 pemimpin Anshar yang terpilih dalam pembai’atan tersebut.
Mengikuti perang Badar dan berperang bak seorang pahlawan agung. Sebelum maju ke medan tempur dalam perang Uhud tahun 3 H. dia berkata : “ Aku tidak melihat diriku kecuali gugur dalam peperangan ini, bahkan aku berharap mudah mudahan aku orang pertama yang gugur sebagai syahid dari barisan pasukan kaum muslimin.
Dia gugur sebagai pahlawan syahid dalam perang Uhud. Ketika Rasulullah s.a.w. melihat putranya, Jabir bin Abdullah dan keluarganya menangisi jenazah Abdullah bin Haram, beliau bersabda kepada mereka : “ Kalian menangis atau tidak menangisi sesungguhnya Malaikat tetap saja menaungi dengan sayapnya “.
Suatu hari Rasulullah s.a.w. berkata kepada putranya : “ Wahai Jabir Allah sama sekali tidak pernah berbicara dengan seorang hamba kecuali dari balik hijab ( tabir ) dan Allah telah berbicara dengan ayahmu secara langsung. 
Kemudian beliau menceritakan kepada Jabir tentang cita cita ayahnya yang memohon agar dia hidup kembali, agar dia dapat berperang di jalan Allah. 
Dia menyampaikan kepada Tuhan Nya : “ Ya Tuhanku anugerahkanlah kepada orang yang masih berada dibelakangku kenikmatan yang telah Engkau berikan kepada kami “, kemudian turunlah firman Allah :
“ Janganlah kamu mengira bahwa orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rizki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan Nya kepada mereka dan mereka bergirang hati terhadap orang orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak ( pula ) mereka bersedih hati “. ( Q.S. Ali Imran 166 - 177 )              
Rasulullah s.a.w. memerintah para sahabat untuk mengubur jasadnya bersama jasad Amr bin Jumuh dalam satu makam, karena semasa hidup mereka berdua saling mencintai. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar