LUPA ASAL
BERAKHIR FATAL
“ Dan ( ingatlah ) tatkala
Tuhanmu memaklumkan : " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah ( nikmat ) kepadamu, dan jika kamu mengingkari ( nikmat Ku ), maka sesungguhnya
adzab Ku sangat pedih “. ( Q.S. Ibrahim 7 )
Mawas diri menelusuri riwayat hidup sangat baik dan banyak
hikmahnya, agar dapat bersikap lebih bijaksana, lebih lebih bila nasib tidak
seperti yang diharapkannya, jiwanya takkan mudah kecewa dan merana, karena
faham tujuan hidupnya.
Atau bahkan bila
nasib berfihak pada dirinya ia takkan mudah tinggi hati, bahkan semakin pandai
mensyukuri nikmat Ilahi, dengan selalu memperbanyak sedekah pada kaum lemah
yang menderita sekali, khususnya pada para famili.
Dengan introspeksi
akan membuat hidup lebih bermakna, tidak sia sia , karena faham bahwa hidup
penuh romantika, kadang diatas kadang dibawah. Dengan demikian membuat hidupnya penuh ampunan dan pahala,
sebagai bekal menuju syurga.
KISAH NYATA
Suatu kisah pernah terjadi yang
menimpa tiga orang yahudi, yang dua tak pandai mensyukuri yang satu sangat
pandai berterima kasih, sehingga sangat beda sekali nasib akhir yang dialami,
sebagaimana dikisahkan oleh Nabi dibawah ini.
Dari Abu Hurairah
r.a. katanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. berceritera : “ Ada tiga orang bani
israil penderita cacat : penderita kusta, si kepala botak dan si buta.
PENDERITA
KUSTA
Allah
Ta’ala bermaksud menguji mereka, kemudian Allah mengirim seorang Malaikat
kepadanya, mula mula didatanginya penderita kusta sambil berkata : “ Apakah yang
paling engkau suka ? “, jawabnya : “ Warna dan kulit yang bagus, serta
kesembuhan dari penyakit yang menyebabkan orang merasa jijik kepadaku “. Maka
diusapnya orang itu kemudian sembuh. Dan diberinya warna dan kulit yang indah.
Malaikat
bertanya: “ Harta apa yang engkau suka ? “, Jawabnya : “ Unta “.
Kemudian
diberinya unta bunting yang akan melahirkan, sambil Malaikat mendo’akannya : “
Semoga Allah memberi berkah bagimu dengan pemberian ini “.
KEPALA BOTAK
Kemudian
Malaikat mendatangi orang berkepala botak sambil berkata : “ Apa yang paling
engkau suka ? ”, jawabnya : “ Rambut yang indah dan hilangnya aib yang
menyebabkan orang benci kepadaku “. Maka diusapnya orang itu, kemudian
hilanglah aib dirinya, kemudian diberinya pula rambut yang indah.
Tanya
Malaikat : “ Harta apa yang paling
engkau sukai “, Jawabnya : “ Sapi “. Maka diberinya orang tersebut sapi bunting
sambil berkata : “ Semoga Allah memberkahimu dengan pemberian ini “.
BUTA
Kemudian
Malaikat mendatangi orang buta, sambil berkata : “ Apa yang paling engkau sukai
? “, jawabnya : “ Semoga Allah mengembalikan penglihatanku agar aku dapat
melihat orang banyak “. Maka diusapnya orang buta tersebut, sehingga ia dapat
melihat. Malaikat berkata : “ Harta apa yang paling engkau suka “, “ Kambing
serta anaknya “ jawabnya. Kemudian diberinya kambing serta anaknya.
Maka berkembang biaklah ternak pemberian
Malaikat, sehingga unta menjadi satu lembah penuh, sapi menjadi satu lembah
penuh, dan kambing penuh satu lembah.
DIUJI
Beberapa
waktu kemudian Malaikat mendatangi mantan penderita kusta, dengan penampilan
seperti dulu, kata Malaikat : “ Aku seorang miskin dan kehabisan perbekalan
dalam perjalananku yang masih jauh, sekarang tidak ada yang dapat mengantarkan
aku sampai ketujuan melainkan hanya pertolongan Allah melalui pertolongan anda,
karena itu kumohon padamu dengan nama Allah yang telah memberi anda warna dan
kulit yang bagus serta ternak unta. Sudilah anda memberiku sekedar perbekalan
untuk sampai ke tujuanku “.
TAK PANDAI BERSYUKUR
Jawab
mantan penderita kusta : “ Aku banyak tanggungan “, kata Malaikat : “ Aku
seakan masih ingat kepadamu, bukankah engkau si penderita kusta yang dijijiki
orang dahulu ?, tadinya engkau miskin kemudian diberi Allah rizki “. Orang
tersebut menjawabnya : ” Harta ini kuwarisi dari nenek moyangku orang yang terhormat
“. Kata Malaikat : “ Kalau engkau dusta maka Allah akan mengembalikanmu kepada
keadaanmu semula “.
Kemudian
didatanginya pula mantan si kepala botak dengan penampilan seperti awal pertama
kali berjumpa, sambil berkata seperti yang dikatakan kepada mantan penderita
kusta, orang ini menolak permintaan Malaikat seperti halnya penderita
kusta.
Malaikat
berkata : “ Jika engkau dusta Allah mengembalikanmu kepada keadaanmu semula “.
PANDAI
BERSYUKUR
Kemudian
didatanginya pula mantan orang buta, dengan rupa dan keadaan seperti ketika
bertemu pada awalnya. Kata malaikat : “ Aku miskin dan aku ibnu sabil ( anak
jalan ). Aku kehabisan perbekalan dalam perjalanan, tidak ada yang dapat
menyampaikan aku ke tujuan, melainkan hanya Allah, kemudian anda. Maka kumohon
padamu atas nama Allah yang telah mengembalikan penglihatanmu, semoga engkau
sudi memberikan seekor kambing supaya aku dapat sampai ke tujuanku.
Jawab
orang buta : “ Dahulu aku buta kemudian
Allah mengembalikan penglihatanku dan diberinya aku ternak ini, ambillah
seberapa engkau perlukan dan tinggalkan sisanya menurut kehendakmu. Demi Allah
aku tidak keberatan sedikit jua pun terhadap apa yang engkau ambil karena Allah
“.
Jawab
Malaikat : “ Tahanlah hartamu sesungguhnya aku hanya mengujimu, sesungguhnya engkau
diridloi Allah, sedangkan kedua sahabatmu dimurkai Allah “. (
H.R. Muslim )
HIKMAH PANDAI BERSYUKUR
Karena orang yang
menderita penyakit kusta dan berkepala botak lupa pada awal mula riwayatnya,
dan tak pandai mensyukurinya, berakibat Allah membuat penyakitnya kembali
seperti sediakala.
Beda dengan si buta
yang masih ingat riwayat asalnya dan pandai mensyukurinya, ia tetap bisa
melihat dan hidupnya makin barokah, ini berkat pandainya mensyukuri nikmat
Tuhan Nya, sehingga nikmat semakin ditambah dan hidup dalam keadaan bahagia.
Begini
hikmah bagi orang yang pandai mengingat masa lalunya, sehingga bisa merasakan
betapa beratnya jadi orang susah, sehingga dapat berbagi rasa, dengan
memberikan sebagian rizki yang telah diperolehnya.
Dengan demikian
jiwanya terasa puas dan lega, karena telah melaksanakan perintah Tuhan Nya,
menolong sesama dengan dasar saling cinta dan ikhlas semata. Sehingga membuat
Allah ridlo pada Nya, dengan menambahkan nikmat sebanyak banyaknya.
KISAH
TAULADAN
RASULULLAH
MENYEMBUHKAN TANGAN WANITA
‘Aisyah r.a.
meriwayatkan, suatu saat seorang wanita yang tangannya lumpuh datang pada Nabi
s.a.w. sambil memohon dengan iba : “ Ya Nabi Allah berdo’alah kepada Allah
untuk kesembuhan tanganku ini “, “ Mengapa tanganmu menjadi lumpuh begini ? “,
tanya Nabi s.a.w.
Wanita tersebut menjawab : “ Aku bermimpi seakan hari
ahir telah terjadi, neraka jahim telah dinyalakan dan syurga pun telah
diperlihatkan.
Dalam neraka jahim aku
melihat ibuku sedang menggapai gapaikan tangannya, sebelah kanannya menggengam
sepotong lemak, kirinya sepotong kain. Sepotong kain dan gajih dipergunakan
untuk menangkal api neraka yang menjilat tubuhnya. Aku sangat kasihan sekali
sehingga aku bertanya kepadanya : “ Wahai
ibu mengapa engkau berada dalam neraka ?, padahal ibu termasuk wanita yang
taat pada Allah dan suami juga selalu
meridloi keberadaanmu ? “.
Jawab ibunya : “
Ketika di dunia aku termasuk wanita bakhil “, “ Mengapa ibu membawa sepotong
kain dan lemak ? “. “ Cuma dua potong itulah yang pernah kusedekahkan sewaktu
di dunia “.
Aku bertanya lagi :
“ Dimana bapak ? “, Jawab ibu : “ Bapakmu adalah seorang dermawan sekarang
berada disyurga bersama para dermawan “. “ Kemudian aku mendatangi bapakku, aku
melihat bapakku sedang berada di telagamu, “ ya Rasulullah ia sedang memberi
minum orang banyak dari telaga Rasulullah “. Mendengar suaraku bapakku menjawab
: “ Wahai anakku Allah telah mengharamkan air telaga ini untuk orang bakhil dan
orang yang senang berbuat dosa, sedang ibumu sewaktu di dunia bukan orang yang
senang bersedekah, sehingga ia masuk neraka “.
Mendengar penjelasan bapakku aku diam, namun aku kasihan
pada ibuku, kemudian dengan sembunyi sembunyi aku mengambil air telaga Kautsar
tanpa seizin bapakku, kemudian kuserahkan pada ibu.
Tiba tiba aku
mendengar suara : “ Semoga Allah melumpuhkan tanganmu karena telah memberi
minum pada orang yang bakhil dan berbuat maksiat dari telaga Rasulullah “.
Karena terkejut
mendengar suara aku pun terbangun. Ketika sadar aku mendapati tanganku jadi lumpuh
“, kata wanita tadi mengakhiri ceritanya.
‘Aisyah
r.a. melanjutkan ceritanya : ” Setelah Rasulullah s.a.w. mendengar kisah yang
disampaikan wanita tadi, beliau meletakkan tongkatnya pada tangan wanita
tersebut sambil berkata : “ Dengan
haknya mimpi yang diceritakan wanita ini semoga Engkau menyembuhkan tangannya
dari kelumpuhan “, maka tangan wanita itupun sembuh seketika dengan izin Nya“. ( 50 mukjizat Rasulullah, Fuad Kauma, gema insani )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar