Selasa, 18 November 2014

IBNU SINA ILMUWAN MUSLIM TERKEMUKA


IBNU SINA ILMUWAN MUSLIM TERKEMUKA

 " Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan ".
            ( Q.S. Al Mujadilah 11 )                
                  
Ibnu Sina Adalah ilmuwan terbesar kedua di bidang kedokteran, setelah Ar Razi. Dikenal sebagai filsuf terbesar muslim yang pemikirannya paling banyak berpengaruh di Barat.

NAMA DAN KOTA KELAHIRAN
Nama lengkapnya Abu Ali Al Husain bin Abdullah bin Sina.
Dilahirkan di desa Avasna, dekat propinsi Bukhara sekarang Uzbekistan pada tahun 370 H ( 980 M ), ayahnya berasal dari Balkan. Wafat di Hamdzan (sekarang Iran) Persia pada tahun 428 H (1037 M) pada usia ke 58 tahun, karena terserang penyakit usus besar.

GELAR
Dikenal dengan gelar " Asy Syaikh Ar Ro'is " karena kemampuan ilmunya dan ketokohannya yang sangat menonjol di kalangan para ilmuwan yang hidup pada masanya. Orang orang Eropa merubah namanya menjadi Avicenna. Dengan nama Eropa inilah dia lebih dikenal dalam bahasa Latin dan Eropa.
Sebagian buku ada yang menyebut gelar Ibnu Sina " Amirul Athibba' " ( Pemimpin para dokter ). Sebagaimana ada juga yang memberinya gelar " Al Mu'allim Ats tsaalits " (Guru ketiga), karena yang dianggap sebagai guru pertama adalah filsuf Yunani, Aristoteles dan guru kedua adalah filsuf muslim, Abu An Nashr Al Farabi.

PRIBADINYA
Ibnu Sina dikenal jenius dan memiliki daya pikir yang kuat. Keadaan inilah yang membuatnya mampu menguasai berbagai macam ilmu dan pengetahuan yang tidak dikuasai oleh para ilmuwan lainnya. 
Sejarah tidak memastikan dia belajar kepada siapa, namun yang jelas dia tidak pernah berhenti membaca dan selalu aktif menulis buku. Dikenal kuat memikul tanggung jawab ilmiah, jarang tidur malam karena aktif membaca dan menulis. 
Sisi lain kehidupannya sangat mulia, Ibnu Sina tidak mengambil upah dalam mengobati pasiennya. Bahkan suka bersedekah kepada fakir miskin sampai akhir hayatnya.

PENDIDIKAN
Hafal Al Qur'an pada usia sepuluh tahun, Belajar fikih dan ilmu ilmu syariat Islam. Kemudian berguru kepada Abu Abdullah An Naqili dan belajar " Kitab Isaghuji " dalam ilmu logika dan berbagai kegiatan Euklides dalam bidang matematika. 
Belajar secara otodidak dan menekuni matematika hingga berhasil menguasai buku " Almagest " karangan Ptolemaeus serta menguasai ilmu pengetahuan alam dan theologi. Mempelajari ilmu kedokteran kepada Abu Mansur Al Qomari, penulis " Kitab Al Hayat Wa Al Maut ", dan Abu Sahal Isa bin Yahya Al Jurjani, penulis ensiklopedia kedokteran yang dikenal dengan nama " Al Kitab Al Mi'ah Fi Shina'atith Thib ".

DIUNDANG KE ISTANA
Kemajuannya semakin pesat dalam ilmu pengetahuan, ketika diundang Pangeran Nuh Ats Tsani As Sammani ke Istana Khurasan guna mengobati penyakit, dan berhasil disaat berusia delapan belas tahun. 
Atas keberhasilannya pangeran Manshur Ats Tsani memberinya penghargaan dengan mengizinkan  mengunjungi perpustakaannya yang berisi ribuan buku. Hingga menguasai semua ilmu yang ada pada masanya, sekalipun sudah unggul dalam bidang filsafat dan kedokteran.

NAIK DAUN
Ketika berusia dua puluh tahun, Ibnu Sina memfokuskan diri belajar dan aktif menulis dibidang filsafat dan kedokteran. Ketika berusia dua puluh dua tahun menjadi dokter terkemuka pada masanya
Prestasi inilah yang membuat Syamsu Ad Daulah Al Buhaini, penguasa Hamdan dan Karmansyah mengangkatnya menjadi perdana menteri di kerajaannya.

PENEMUAN DI BIDANG KEDOKTERAN
INJEKSI :
Ibnu Sina adalah yang pertama kali menemukan cara pengobatan dengan menyuntikkan obat dibawah kulit.
Dalam mengobati pasien yang tercekik kerongkongannya, Ibnu Sina menemukan alat dari pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian dimasukkan kedalam mulut dan diteruskan ke kerongkongan pasien. Metode seperti ini masih tetap dipergunakan hingga saat ini.

PEMBIUSAN
Alat ini juga dipergunakan oleh para dokter anasthesi ( pembiusan ) saat ini untuk memasukkan gas bius dan oksigen kedada pasien, tetapi alatnya dibuat dari karet atau plastik.
Dalam pembiusan Ibnu Sina adalah yang pertama kali menggunakannya dalam melakukan pembedahan ( Operasi ), dengan memanfaatkan obat obatan herbal
Ibnu Sina telah mempelajari berbagai macam penyakit dan membagi kategori dalam bukunya " Al-Qanun " hingga 15 tingkatan.

ANATOMI DAN FAAL
Dr. Musthofa Sahatah menegaskan bahwa cara pengobatan Ibnu Sina pada kerongkongan telah unggul sebelumnya dengan tingkat akurasi dan kesembuhan yang tinggi, sebagaimana dia membuat gambar anatomi tubuh yang tidak jauh berbeda dengan apa yang ada saat ini. 
Dan menjelaskan bagian bagian dari anatomi dan fungsinya, baik ketika berbicara, bernafas, mengunyah dan lainnya yang dikenal sampai saat ini dengan sebutan ilmu fungsi anatomi.

PENYAKIT TENGGOROKAN
Ibnu Sina untuk pertama kali dalam sejarah memaparkan penyakit tenggorokan dan sebab sebabnya. Serta menjelaskan tentang gangguan pada tenggorokan, tanda tanda dan cara pengobatannya. Dan juga tentang penyakit batuk dan macam macamnya.

PENYAKIT GINJAL
Dalam penyakit ginjal dan saluran kencing, Ibnu Sina menjelaskan tentang gangguan akibat penumpukan zat kapur pada saluran kencing dan mampu membedakan antara batu pada saluran kencing ini dengan batu ginjal.

PENGOBATAN DENGAN PENDEKATAN KEJIWAAN  
Ibnu Sina memberikan nasihat agar dalam melakukan pengobatan dengan cara cara psikologis untuk mengobati semua jenis penyakit secara umum : " Kita hendaknya mengetahui cara pengobatan terbaik dan paling mujarab, yakni pengobatan yang didasarkan pada memotivasi orang yang sakit secara kejiwaan dan rohani, membuat indah suasana, dan memperdengarkan baginya alunan musik yang menyentuh hatinya, serta mempertemukan dengan orang orang yang dicintainya ". Subhaanallah alangkah majunya buah pemikiran beliau.

MATA
Dalam kedokteran mata : Ensiklopedia Islam menyatakan bahwa buku " Al-Qanun "  karangan Ibnu Sina merupakan buku pertama yang menjelaskan tentang anatomi susunan urat yang menggerakkan mata dan kelenjar air mata. 
Dan mempelopori pengobatan pada gangguan saluran air mata dengan memasukkan alat yang telah diberi antiseptik ( penahan infeksi ).

TUMOR
Dalam mengobati tumor Ibnu Sina berhasil melakukan diagnosa pada tumor kanker, dan yang pertama kali mengatakan adanya tumor otak.

DENYUT NADI
Dalam mengukur denyut nadi dan analisa kedokteran, Ibnu Sina sangat memperhatikan denyut nadi dan menjadikannya sebagai ukuran untuk mendiagnosa berbagai penyakit. Perhatiannya yang sangat besar ini membuahkan ditulisnya 19 pasal dalam bukunya " Al Qanun ", tentang denyut nadi dan peranannya dalam melakukan diagnosa.

MENGAMATI URINE DAN FAECES
Ibnu Sina juga menggunakan kencing ( urine ) dan diagnosa kotoran manusia ( faeces ) sebagai media untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit. Dia membuat syarat syarat dan kaedah tertentu agar seorang dokter dapat melakukan diagnosa penyakit yang benar.

FARMASI
Dalam bidang farmasi ( ilmu obat obatan ) Ibnu Sina menemukan dan menulis sebanyak 760 jenis obat. Dan menganjurkan agar obat dikemas dalam bungkusan terlebih dahulu sebelum diberikan kepada pasien.

KARYA TULIS
Dr. Abdul Halim Muntashir menyebutkan bahwa jumlah karya Ibnu Sina mencapai 276 buah, baik berupa surat surat, buku, maupun ensiklopedia yang dia tulis selama masa hidupnya.
Kitab AL QANUN FITH THIB ( Canon of Medicine ), merupakan ensiklopedia dalam bidang kedokteran dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin. 
Bahkan buku ini menjadi rujukan terpenting untuk mengajarkan ilmu kedokteran di Eropa hingga setelah masa kebangkitan. Pengetahuan kedokteran yang dimuat dalam buku ini mendapat respek yang besar dari semua dokter Eropa dan tidak sedikitpun diragukan.
Dia banyak menulis buku buku dalam bidang pengetahuan alam, matematika, astronomi, geometri, musik, bahasa, teologi, dan psikologi. 
Banyak di antara buku buku ini yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan selama berabad abad lamanya menjadi sumber ilmu dan pengetahuan bagi orang orang Eropa.
Ibnu Sina menulis buku bukunya dalam bahasa Arab, jarang menulis dalam bahasa Persia yang merupakan bahasa aslinya. 
Berikut kami kutip pengakuan Cumston dalam bukunya " Tarikh Ath-Thib Min 'Ahdil Fara'inah Ilal Qarnits Tsani 'Asyar ", tentang tulisan tulisan Ibnu Sina.
" Apabila seseorang membaca tulisan Gelenus, kemudian pindah ke tulisan Ibnu Sina niscaya dia akan melihat perbedaan antara keduanya. Karena tulisan Galenus jlimet, sedangkan tulisan Ibnu Sina sangat jelas. Keserasian dan metode penulisan yang teratur terdapat pada tulisan Ibnu Sina. Barangkali, sebelum dan sesudahnya tidak ada yang dapat menandingi Ibnu Sina dalam hal ini. Kemudahan dalam memahami tulisan dan kenikmatan dalam membacanya dibarengi dengan luasnya cakrawala pengetahuan yang dimilikinya ".

KOMENTAR PARA ILMUWAN
Cendekiawan dan mantan Menteri Inggris, Antony Nutting, mengatakan : " Dia adalah seorang ilmuwan terkemuka dan filsuf paling cemerlang pada masa keemasan dinasti Abbasiyyah. Ibnu Sina telah mengarang hampir seratus buku, termasuk beberapa ensiklopedia dalam berbagai disiplin ilmu, seperti filsafat, seni, sajak, geometri, astronomi, musik, dan ilmu ilmu agama. 
Buku bukunya telah diterjemahkan  ke dalam bahasa Latin, dan hingga abad ketujuh belas masih menjadi rujukan utama bagi para ahli kedokteran di Barat ".
Seorang dokter Yugoslavia, DR. Sirsar mengatakan : " Ibnu Sina merupakan salah satu dokter terbesar sepanjang masa. Dia berada dalam satu barisan dengan Ar Razi dan Ibnu Zuhr yang merupakan penyangga piramida kedokteran Islam ".
Seorang orientalis Belanda, De Bour, mengatakan : " Ilmu kedokteran sebelumnya tidak ada, kemudian ditemukan oleh Ptolemaeus, lalu ia mati dan dihidupkan oleh Gelenus. Setelah itu berserakan dan dikumpulkan oleh Ar-Razi, akan tetapi masih kurang sehingga disempurnakan oleh Ibnu Sina ".
Grand Syaikh, Abdul Halim Mahmud, mengatakan dalam bukunya " At Tafkir Al Falsafi Fil Islam ", " Para ilmuwan di Barat dan di Timur telah berusaha mengkaji buku buku Ibnu Sina dan menerbitkannya serta membentuk pemikiran yang benar bagi pendapat pendapatnya. 
Banyak terjadi perdebatan di antara para ilmuwan tentang pengaruh Ibnu Sina bagi lingkungannya, baik pada masanya maupun pada masa berikutnya. Sekalipun demikian, Ibnu Sina tidak pernah mendapatkan penghomatan yang adil setelah wafatnya, sebagaimana juga ketika hidupnya.

MENGENANG IBNU SINA

Orang Barat lebih mengetahui masa lalu Ibnu Sina dari kaum muslimin, hingga para dokter Eropah memberi         penghormatan dengan sebutan " Roh Ibnu Sina " ( Spirit of Avicennae )
Di Eropa gambar Ibnu Sina menghiasi fakultas kedokteran Universitas Paris. 
Di Arab, " Al jam'iyyah Li Tarikh Al Ulum "  memperingati seribu tahun kelahirannya secara besar besaran pada tahun delapan puluhan. 
Di Baghdad, sebanyak 40 artikel dipresentasikan membahas berbagai penemuannya. 
Di Iran sebagai tempat kelahiran diadakan pameran besar besaran, sebanyak 80 artikel dipresentasikan oleh para ilmuwan Timur dan Barat. 
Di Turki mengadakan peringatan kesembilan abad wafatnya pada tahun 1937 M, dengan menerbitkan sebuah buku legendaris berisi kehidupan dan penemuannya dalam bidang kedokteran dan ilmiah, dan memuat terjemahan surat surat Ibnu Sina, dan daftar bibliografinya, yang disimpan di perpustakaan Istambul sebanyak 213 buku
Begitu tinggi nilai nilai Al Quran, bila difahami dan diamalkan, sehingga bisa memotivasi dan menelorkan ilmuwan kaliber dunia. Allahu Akbar.

KISAH TAULADAN
 BERSIASAT KARENA TAK KUAT

Ubaidah bin Muhammad bin 'Ammar meriwayatkan : " Orang orang musyrik menangkap 'Ammar kemudian menyiksanya. Siksaan baru mereka hentikan ketika 'Ammar bersedia menuruti perintah mereka, yakni mencaci Rasulullah dan memuji muji berhala sembahannya. Ketika dibebaskan, 'Ammar dengan perasaan cemas dan sedih segera menemui Rasulullah s.a.w.
 Rasulullah s.a.w. bertanya kepadanya : " Apa yang mereka lakukan terhadapmu ? ". " Buruk sekali, ya Rasulullah. Mereka tidak mau berhenti menyiksa saya sebelum saya bersedia memaki tuan dan memuji muji Tuhan mereka ".
Mendengar penuturan 'Ammar, beliau kembali bertanya : " Tapi, hatimu sendiri bagaimana ?". " Hati saya tetap penuh dengan keimanan ", jawab Amar. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : " Kalau begitu bila mereka kembali menangkapmu, lakukan lagi seperti itu ! ".
Demikian bijak Nabi memberikan tuntunan, sekaligus merupakan keputusan, sehingga sahabat Amar menjadi puas dan tidak tidak ragu lagi mendengar jawaban Nabi s.a.w. Karena Amar sangat hawatir terhadap kuwalitas imannya.
 Berkat luasnya ajaran Islam bersiasat memang diperbolehkan, demi menjaga keselamatan, mengingat beratnya beban siksaan yang dapat merusak badan dan sakit yang tak tertahankan.
  Memang Amar sering dan banyak menerima siksaan, namun karena waktu itu jumlah kaum muslimin masih sedikit, sehingga tidak mungkin untuk bisa melawannya.  


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar