IBNU SINA ILMUWAN MUSLIM TERKEMUKA
" Allah akan meninggikan
orang orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
".
(
Q.S. Al Mujadilah 11 )
Ibnu Sina Adalah ilmuwan terbesar kedua di
bidang kedokteran, setelah Ar Razi. Dikenal sebagai filsuf terbesar muslim yang
pemikirannya paling banyak berpengaruh di Barat.
NAMA DAN KOTA KELAHIRAN
Nama
lengkapnya Abu Ali Al Husain bin Abdullah bin Sina.
Dilahirkan di desa Avasna,
dekat propinsi Bukhara sekarang Uzbekistan pada tahun 370 H ( 980 M ), ayahnya
berasal dari Balkan. Wafat di Hamdzan (sekarang Iran) Persia pada tahun 428 H
(1037 M) pada usia ke 58 tahun, karena terserang penyakit usus besar.
GELAR
Dikenal dengan gelar "
Asy Syaikh Ar Ro'is " karena kemampuan ilmunya dan ketokohannya yang
sangat menonjol di kalangan para ilmuwan yang hidup pada masanya. Orang orang
Eropa merubah namanya menjadi Avicenna. Dengan nama Eropa inilah dia lebih dikenal
dalam bahasa Latin dan Eropa.
Sebagian buku ada yang
menyebut gelar Ibnu Sina " Amirul Athibba' " ( Pemimpin para
dokter ). Sebagaimana ada juga yang memberinya gelar " Al Mu'allim Ats tsaalits
" (Guru ketiga), karena yang dianggap sebagai guru pertama adalah
filsuf Yunani, Aristoteles dan guru kedua adalah filsuf muslim, Abu An Nashr
Al Farabi.
PRIBADINYA
Ibnu Sina dikenal jenius dan memiliki
daya pikir yang kuat. Keadaan inilah yang membuatnya mampu menguasai berbagai
macam ilmu dan pengetahuan yang tidak dikuasai oleh para ilmuwan lainnya.
Sejarah tidak memastikan dia belajar kepada siapa, namun yang jelas dia tidak
pernah berhenti membaca dan selalu aktif menulis buku. Dikenal kuat memikul
tanggung jawab ilmiah, jarang tidur malam karena aktif membaca dan menulis.
Sisi
lain kehidupannya sangat mulia, Ibnu Sina tidak mengambil upah
dalam mengobati pasiennya. Bahkan suka bersedekah kepada fakir miskin sampai
akhir hayatnya.
PENDIDIKAN
Hafal Al Qur'an pada usia sepuluh
tahun, Belajar fikih dan ilmu ilmu syariat Islam. Kemudian berguru kepada Abu
Abdullah An Naqili dan belajar " Kitab Isaghuji " dalam
ilmu logika dan berbagai kegiatan Euklides dalam bidang matematika.
Belajar
secara otodidak dan menekuni matematika hingga berhasil menguasai buku "
Almagest " karangan Ptolemaeus serta menguasai ilmu pengetahuan
alam dan theologi. Mempelajari ilmu kedokteran kepada Abu Mansur Al Qomari,
penulis " Kitab Al Hayat Wa Al Maut ", dan Abu Sahal Isa
bin Yahya Al Jurjani, penulis ensiklopedia kedokteran yang dikenal dengan
nama " Al Kitab Al Mi'ah Fi Shina'atith Thib ".
DIUNDANG KE ISTANA
Kemajuannya semakin pesat dalam ilmu
pengetahuan, ketika diundang Pangeran Nuh Ats Tsani As Sammani ke Istana
Khurasan guna mengobati penyakit, dan berhasil disaat berusia delapan belas
tahun.
Atas keberhasilannya pangeran Manshur Ats Tsani memberinya penghargaan dengan
mengizinkan mengunjungi perpustakaannya
yang berisi ribuan buku. Hingga menguasai semua ilmu yang ada pada masanya,
sekalipun sudah unggul dalam bidang filsafat dan kedokteran.
NAIK DAUN
Ketika berusia dua puluh tahun, Ibnu
Sina memfokuskan diri belajar dan aktif menulis dibidang filsafat dan
kedokteran. Ketika berusia dua puluh dua tahun menjadi dokter terkemuka pada
masanya.
Prestasi inilah yang membuat Syamsu Ad Daulah Al Buhaini, penguasa
Hamdan dan Karmansyah mengangkatnya menjadi perdana menteri di kerajaannya.
PENEMUAN DI BIDANG KEDOKTERAN
INJEKSI :
Ibnu
Sina adalah yang pertama kali menemukan cara pengobatan dengan menyuntikkan
obat dibawah kulit.
Dalam
mengobati pasien yang tercekik kerongkongannya, Ibnu Sina menemukan alat dari
pipa udara yang terbuat dari emas dan perak, kemudian dimasukkan kedalam mulut
dan diteruskan ke kerongkongan pasien. Metode seperti ini masih tetap dipergunakan
hingga saat ini.
PEMBIUSAN
Alat
ini juga dipergunakan oleh para dokter anasthesi ( pembiusan ) saat ini untuk
memasukkan gas bius dan oksigen kedada pasien, tetapi alatnya dibuat dari karet
atau plastik.
Dalam
pembiusan Ibnu Sina adalah yang pertama kali menggunakannya dalam melakukan
pembedahan ( Operasi ), dengan memanfaatkan obat obatan herbal.
Ibnu Sina telah mempelajari berbagai macam penyakit dan membagi kategori dalam
bukunya " Al-Qanun " hingga 15 tingkatan.
ANATOMI DAN FAAL
Dr.
Musthofa Sahatah menegaskan bahwa cara pengobatan Ibnu Sina pada kerongkongan
telah unggul sebelumnya dengan tingkat akurasi dan kesembuhan yang tinggi,
sebagaimana dia membuat gambar anatomi tubuh yang tidak jauh berbeda dengan
apa yang ada saat ini.
Dan menjelaskan bagian bagian dari anatomi dan
fungsinya, baik ketika berbicara, bernafas, mengunyah dan lainnya yang dikenal sampai
saat ini dengan sebutan ilmu fungsi anatomi.
PENYAKIT TENGGOROKAN
Ibnu
Sina untuk pertama kali dalam sejarah memaparkan penyakit tenggorokan dan
sebab sebabnya. Serta menjelaskan tentang gangguan pada tenggorokan,
tanda tanda dan cara pengobatannya. Dan juga tentang penyakit batuk dan macam macamnya.
PENYAKIT GINJAL
Dalam penyakit ginjal dan saluran
kencing, Ibnu Sina menjelaskan tentang gangguan akibat penumpukan zat kapur
pada saluran kencing dan mampu membedakan antara batu pada saluran kencing ini dengan batu ginjal.
PENGOBATAN DENGAN
PENDEKATAN KEJIWAAN
Ibnu
Sina memberikan nasihat agar dalam melakukan pengobatan dengan cara cara psikologis
untuk mengobati semua jenis penyakit secara umum : " Kita hendaknya
mengetahui cara pengobatan terbaik dan paling mujarab, yakni pengobatan yang
didasarkan pada memotivasi orang yang sakit secara kejiwaan dan rohani, membuat
indah suasana, dan memperdengarkan baginya alunan musik yang menyentuh hatinya,
serta mempertemukan dengan orang orang yang dicintainya ". Subhaanallah
alangkah majunya buah pemikiran beliau.
MATA
Dalam
kedokteran mata : Ensiklopedia Islam menyatakan bahwa buku " Al-Qanun
" karangan Ibnu Sina merupakan
buku pertama yang menjelaskan tentang anatomi susunan urat yang menggerakkan
mata dan kelenjar air mata.
Dan mempelopori pengobatan pada gangguan saluran
air mata dengan memasukkan alat yang telah diberi antiseptik ( penahan infeksi
).
TUMOR
Dalam
mengobati tumor Ibnu Sina berhasil melakukan diagnosa pada tumor kanker, dan yang
pertama kali mengatakan adanya tumor otak.
DENYUT NADI
Dalam
mengukur denyut nadi dan analisa kedokteran, Ibnu Sina sangat memperhatikan
denyut nadi dan menjadikannya sebagai ukuran untuk mendiagnosa berbagai
penyakit. Perhatiannya yang sangat besar ini membuahkan ditulisnya 19 pasal
dalam bukunya " Al Qanun ", tentang denyut nadi dan peranannya
dalam melakukan diagnosa.
MENGAMATI URINE DAN
FAECES
Ibnu
Sina juga menggunakan kencing ( urine ) dan diagnosa kotoran manusia ( faeces )
sebagai media untuk mendiagnosa berbagai macam penyakit.
Dia membuat syarat syarat dan kaedah tertentu agar seorang dokter dapat
melakukan diagnosa penyakit yang benar.
FARMASI
Dalam
bidang farmasi ( ilmu obat obatan ) Ibnu Sina menemukan dan menulis sebanyak
760 jenis obat. Dan menganjurkan agar obat dikemas dalam bungkusan terlebih
dahulu sebelum diberikan kepada pasien.
KARYA TULIS
Dr.
Abdul Halim Muntashir menyebutkan bahwa jumlah karya Ibnu Sina mencapai 276
buah, baik berupa surat surat, buku, maupun ensiklopedia yang dia tulis selama
masa hidupnya.
Kitab
AL QANUN FITH THIB ( Canon of Medicine ), merupakan ensiklopedia dalam bidang
kedokteran dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa latin.
Bahkan buku ini
menjadi rujukan terpenting untuk mengajarkan ilmu kedokteran di Eropa hingga
setelah masa kebangkitan. Pengetahuan kedokteran yang dimuat dalam buku ini
mendapat respek yang besar dari semua dokter Eropa dan tidak sedikitpun
diragukan.
Dia
banyak menulis buku buku dalam bidang pengetahuan alam, matematika, astronomi,
geometri, musik, bahasa, teologi, dan psikologi.
Banyak di antara buku buku
ini yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa dan selama berabad abad
lamanya menjadi sumber ilmu dan pengetahuan bagi orang orang Eropa.
Ibnu
Sina menulis buku bukunya dalam bahasa Arab, jarang menulis dalam bahasa Persia
yang merupakan bahasa aslinya.
Berikut kami kutip pengakuan Cumston dalam
bukunya " Tarikh Ath-Thib Min 'Ahdil Fara'inah Ilal Qarnits Tsani
'Asyar ", tentang tulisan tulisan Ibnu Sina.
"
Apabila seseorang membaca tulisan Gelenus, kemudian pindah ke tulisan
Ibnu Sina niscaya dia akan melihat perbedaan antara keduanya. Karena tulisan
Galenus jlimet, sedangkan tulisan Ibnu Sina sangat jelas. Keserasian dan metode
penulisan yang teratur terdapat pada tulisan Ibnu Sina. Barangkali, sebelum dan
sesudahnya tidak ada yang dapat menandingi Ibnu Sina dalam hal ini. Kemudahan
dalam memahami tulisan dan kenikmatan dalam membacanya dibarengi dengan luasnya
cakrawala pengetahuan yang dimilikinya ".
KOMENTAR PARA ILMUWAN
Cendekiawan
dan mantan Menteri Inggris, Antony Nutting, mengatakan :
" Dia adalah seorang ilmuwan terkemuka dan filsuf paling cemerlang pada
masa keemasan dinasti Abbasiyyah. Ibnu Sina telah mengarang hampir seratus
buku, termasuk beberapa ensiklopedia dalam berbagai disiplin ilmu, seperti
filsafat, seni, sajak, geometri, astronomi, musik, dan ilmu ilmu agama.
Buku bukunya telah diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin, dan hingga abad ketujuh belas masih menjadi rujukan utama
bagi para ahli kedokteran di Barat ".
Seorang
dokter Yugoslavia, DR. Sirsar mengatakan : " Ibnu Sina
merupakan salah satu dokter terbesar sepanjang masa. Dia berada dalam satu
barisan dengan Ar Razi dan Ibnu Zuhr yang merupakan penyangga piramida
kedokteran Islam ".
Seorang
orientalis Belanda, De Bour, mengatakan : " Ilmu
kedokteran sebelumnya tidak ada, kemudian ditemukan oleh Ptolemaeus, lalu ia
mati dan dihidupkan oleh Gelenus. Setelah itu berserakan dan dikumpulkan oleh
Ar-Razi, akan tetapi masih kurang sehingga disempurnakan oleh Ibnu Sina ".
Grand
Syaikh, Abdul Halim Mahmud, mengatakan dalam bukunya " At Tafkir Al Falsafi Fil Islam ", " Para ilmuwan di Barat dan di Timur
telah berusaha mengkaji buku buku Ibnu Sina dan menerbitkannya serta membentuk
pemikiran yang benar bagi pendapat pendapatnya.
Banyak terjadi perdebatan di
antara para ilmuwan tentang pengaruh Ibnu Sina bagi lingkungannya, baik pada
masanya maupun pada masa berikutnya. Sekalipun demikian, Ibnu Sina tidak pernah
mendapatkan penghomatan yang adil setelah wafatnya, sebagaimana juga ketika
hidupnya.
MENGENANG IBNU SINA
Orang
Barat lebih mengetahui masa lalu Ibnu Sina dari kaum muslimin, hingga para
dokter Eropah memberi penghormatan dengan sebutan " Roh Ibnu Sina " (
Spirit of Avicennae ).
Di Eropa gambar Ibnu Sina menghiasi fakultas
kedokteran Universitas Paris.
Di Arab, " Al jam'iyyah Li Tarikh Al Ulum
" memperingati seribu tahun kelahirannya
secara besar besaran pada tahun delapan puluhan.
Di Baghdad, sebanyak 40
artikel dipresentasikan membahas berbagai penemuannya.
Di Iran sebagai tempat
kelahiran diadakan pameran besar besaran, sebanyak 80 artikel dipresentasikan
oleh para ilmuwan Timur dan Barat.
Di Turki mengadakan peringatan kesembilan
abad wafatnya pada tahun 1937 M, dengan menerbitkan sebuah buku legendaris
berisi kehidupan dan penemuannya dalam bidang kedokteran dan ilmiah, dan memuat
terjemahan surat surat Ibnu Sina, dan daftar bibliografinya, yang disimpan di
perpustakaan Istambul sebanyak 213 buku
Begitu tinggi nilai nilai Al Quran, bila difahami dan diamalkan, sehingga bisa memotivasi dan menelorkan ilmuwan kaliber dunia. Allahu Akbar.
KISAH
TAULADAN
Ubaidah bin Muhammad
bin 'Ammar meriwayatkan : " Orang orang musyrik menangkap 'Ammar kemudian
menyiksanya. Siksaan baru mereka hentikan ketika 'Ammar bersedia menuruti
perintah mereka, yakni mencaci Rasulullah dan memuji muji berhala sembahannya.
Ketika dibebaskan, 'Ammar dengan perasaan cemas dan sedih segera menemui
Rasulullah s.a.w.
Rasulullah s.a.w. bertanya kepadanya : "
Apa yang mereka lakukan terhadapmu ? ". " Buruk sekali, ya
Rasulullah. Mereka tidak mau berhenti menyiksa saya sebelum saya bersedia
memaki tuan dan memuji muji Tuhan mereka ".
Mendengar penuturan
'Ammar, beliau kembali bertanya : " Tapi, hatimu sendiri bagaimana
?". " Hati saya tetap penuh dengan keimanan ", jawab Amar. Kemudian
Rasulullah s.a.w. bersabda : " Kalau begitu bila mereka kembali
menangkapmu, lakukan lagi seperti itu ! ".
Demikian bijak Nabi
memberikan tuntunan, sekaligus merupakan keputusan, sehingga sahabat Amar
menjadi puas dan tidak tidak ragu lagi mendengar jawaban Nabi s.a.w. Karena
Amar sangat hawatir terhadap kuwalitas imannya.
Berkat luasnya ajaran Islam bersiasat memang
diperbolehkan, demi menjaga keselamatan, mengingat beratnya beban siksaan yang
dapat merusak badan dan sakit yang tak tertahankan.
Memang Amar sering dan banyak
menerima siksaan, namun karena waktu itu jumlah kaum muslimin masih sedikit,
sehingga tidak mungkin untuk bisa melawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar