DENGAN AKHLAK JADI MULIA
“
Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan )
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “.
( Q.S. Al Ahzab 21 )
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan
belang. Pepatah ini seolah merupakan sindiran, kematian hewan saja masih bisa
memberikan manfaat berupa gading dan kulitnya, nah manusia meninggalkan apa ?,
kulit, tulang, dan dagingnya siapa yang mau ? !.
Kiranya yang bisa diandalkan dari manusia hanyalah amal
perbuatannya semata. Ribuan tahun silam Nabi s.a.w. telah mengingatkan dengan
sabdanya :
AMAL
“
Tiga hal yang mengikuti orang mati : Keluarga, harta dan amalnya, yang dua
kembali yang satu tetap, yang kembali keluarga dan hartanya, yang tetap tinggal
adalah amalnya “. ( H.R. Muslim )
Amal bisa berupa harta, bisa
berupa karya, berupa ilmu, yang semuanya berpangkal dari akhlak yang mulia
ketika masih hidup di dunia.
DIABAIKAN
Saat ini akhlak seolah diabaikan karena
silau demi mengejar kemilau dunia, harta, tahta
dan jelas
wanita, sehingga banyak kasus mencuat yang mengerikan dimana mana : tawuran
antar pelajar ( hanya karena bersenggolan ), antar mahasiswa ( karena perbedaan faham ) bahkan antar warga ( salah
satu warganya dihajar karena mencuri ) , baku hantam seusai sidang
pengadilan ( keputusan hakim yang janggal dan tidak adil ), pembunuhan ( karena
dendam,
tersinggung, cemburu buta ).
Perkosaan
yang berakhir dengan pembunuhan dan
mutilasi,
penipuan lewat H.P dan face book,
Wanita menawarkan diri ( lewat h.p. ) tanpa rasa malu, perampokan terang
terangan. Anak
perempuan menggugat ibunya ( Rp 1 miliard ).
Yang
paling mengherankan jual beli narkoba dalam lembaga pemasyarakatan. ( lapas )
kok bisa ?, begitu fatalnya
akibat bila akhlak sudah
tidak diindahkan lagi, nilai moral atau akhlak diabaikan.
Korupsi mulai
tingkat bupati, gubernur sampai tingkat menteri, seolah harta negara milik
leluhurnya. Begini bila akhlak diabaikan sehingga rakyat jadi korban pula.
TANPA AKHLAK MARTABAT RENDAH
Pada rabu
1 oktober dini hari terjadi peristiwa memalukan, justru terjadi dalam gedung lembaga negara
yang terhormat, ketika memilih pimpinan D.P.R.R.I. ironisnya pesertanya juga
para anggauta dewan yang terhormat pula.
Betapa
rumit dan ricuhnya suasana karena keadaan begitu tidak tertibnya, sehingga
pimpinan sidang nampak kewalahan dibuatnya.
Tahu
sebabnya ?, karena sebagian peserta tidak mengindahkan norma norma akhlak, sehingga
tata tertib diabaikan, persis layaknya prilaku anak kecil yang belum
mengenal sopan santun, memalukan memang.
BEREBUT KEDEPAN
Bayangkan
semula beberapa gelintir anggauta dewan maju mendekati meja pimpinan sidang,
kemudian diikuti sampai berjumlah sekitar 40 orang berteriak sambil menuding nuding ke arah pimpinan.
Himbauan
pimpinan sidang agar duduk, yang di ulang ulang sampai puluhan kali tidak
digubris sama sekali. Bahkan sesama peserta hampir terjadi baku hantam.
INTERUPSI BERSAHUTAN
Yang memprihatinkan,
disaat salah seorang tampil di podium untuk menyampaikan laporannya tidak
dihiraukan, yang berdiri didepan terus saja berteriak sambil menuding nuding ke
arah pimpinan sidang, di selingi suara teriakan interupsi ketua, berulang ulang
saling bersautan, sehingga suasana makin ricuh.
Saking
ricuhnya suasana sampai keamananpun pada ikut turun mengamankan.
Begini
akibat bila akhlak diabaikan, demi mengutamakan kepentingan, berakibat pimpinan dan peserta sidang jadi
terganggu. Padahal proses pemilihan di siarkan secara langsung oleh beberapa
stasiun t.v., bayangkan puluhan juta pemirsa sama menyaksikan, kebrutalan para
anggauta dewan yang katanya terhormat, bukankah mereka merupakan wakil rakyat
?.
AKHLAK
MULIA PENYEBAB MASUK SYURGA
Padahal akhlak sangat berharga
dan begitu tinggi nilainya disisi Allah sampai bisa mengangkatnya ke dalam
syurga. Bahkan banyak yang tidak menyadari akibat tidak bisa mengendalikan
mulut dan farjinya banyak yang terjerumus kedalam neraka.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “
Rasulullah ditanya tentang perbuatan apakah yang paling banyak memasukkan
manusia kedalam syurga ? “. Beliau menjawab : “ Takqwa kepada Allah dan akhlaq
yang baik “. Dan beliau juga ditanya tentang perbuatan apakah yang paling
banyak memasukkan seseorang ke dalam neraka ? “. Beliau menjawab : “ Mulut dan
kemaluan “. ( H.R.
Turmudzy )
NILAI AKHLAK
Begitu tinggi penghargaan Nabi
s.a.w. terhadap yang
berakhlak sampai dicintai Nabi dan kelak ketika di syurga duduknya berdekatan
dengan beliau.
Bahkan Nabi
s.a.w. sangat membenci kepada yang banyak bicara, suka ngobrol ( tidak
bermanfaat ), dan orang sombong ( menolak kebenaran dan menyepelehkan manusia
), dan suka berdusta.
Dari
Jabir r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda
: “ Sesungguhnya diantara orang
yang paling aku cintai dan nanti pada hari kiamat duduknya sangat dekat dengan
aku, yakni orang yang terbaik akhlaknya, diantara kamu sekalian. Dan
sesungguhnya orang yang paling aku benci dan nanti pada hari kiamat duduknya
sangat jauh dari aku yakni orang yang banyak bicara, suka ngobrol dan bermulut
besar “. Para sahabat bertanya : “ Wahai Rasulullah kami tahu tentang orang
yang banyak bicara dan suka ngobrol, kemudian apa yang dimaksud bermulut besar
itu ? “. Beliau menjawab : “ Yakni orang yang sombong “.( H.R.Turmudzy )
KEBAIKAN DAN DOSA
Dari
An Nawwas bin Sam’an r.a. berkata : “ Saya menanyakan tentang kebaikan dan dosa
kepada Rasulullah s.a.w. kemudian beliau menjawab : “ Kebaikan adalah akhlak
yang baik dan dosa adalah sesuatu yang merisaukan hatimu dan kamu tidak senang
bila hal itu diketahui orang lain “. ( H.R. Muslim )
Dengan berbuat baik akan
membuahkan jiwa jadi tenang, sedangkan dosa akan mengakibatkan jiwa jadi risau,
tidak tenang, lebih lebih bila diketahui orang !.
SETINGKAT
AHLI IBADAH
Begitu berharganya nilai akhlak
sampai bisa mengejar ke tingkatan ahli ibadah.
Dari
‘Aisyah r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya
orang mukmin dengan budi pekertinya yang baik dapat mengejar derajat orang yang
selalu berpuasa dan sholat malam “. ( H.R. Abu Dawud )
SEMPURNA
IMANNYA
Dengan akhlak yang baik iman
menjadi makin sempurna kualitasnya.
Dari
Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Orang mukmin yang paling sempurna imannya
yaitu orang yang paling baik akhlaknya diantara mereka, dan orang yang paling
baik diantara kamu sekalian yaitu orang paling baik kepada isterinya “. (
H.R. Turmudzy )
Begitu
tinggi Islam mengajarkan nilai akhlak sehingga yang bersikap baik terhadap
isterinya digolongkan orang yang paling
baik.
AHLAK
DAN WANITA
Karena
rendahnya pemahaman terhadap agama berakibat banyak yang merendahkan derajat
wanita, wanita dianggapnya makhluk lemah, sehingga dilecehkan dan diperlakukan
seenaknya, semaunya.
Banyak
kasus mencuat tentang K.D.R.T. ( kekerasan dalam rumah tangga ), termasuk penipuan
dan penganiayaan terhadap para T.K.W. di luar negeri, penjualan wanita,
perkosaan dan sebangsanya.
Padahal
bila mau jujur, wanita adalah sosok makhluk yang sangat berperan dan sangat
mulia, betapa tidak ? ! orang yang paling sibuk mulai pagi sampai malam
adalah wanita. Bayangkan bila seorang
ibu atau isteri jatuh sakit, bisa dibayangkan betapa kalang kabutnya seorang
anak atau suami menghadapi kehidupan sehari hari !.
Karena
wanita sangat peka, perasa dan lemah lembut, maka pada ibulah sangat menentukan
sosok kepribadian putra putrinya, bukankah anak secara naluri cenderung lebih
dekat kepada ibunya, sehingga ibu merupakan panutan, sebagai guru pertama dalam
rumah.
TERBAIK KEPADA ISTRINYA
Sangat
benar kiranya sabda Nabi s.a.w. : “ Yang
paling baik diantara kamu sekalian yaitu orang yang paling baik terhadap
isterinya “.
Bahkan
Nabi s.a.w. menambahkan tentang posisi derajat lelaki : “ Sebaik baik kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya, aku adalah
yang terbaik kepada keluargaku. Tidaklah mulia seorang lelaki melainkan yang memuliakan wanita, dan
tidaklah seorang lelaki melainkan yang menghina wanita “.
BERAT
TIMBANGANNYA
Betapa tingginya penghargaan
terhadap yang berakhlak, sampai nanti di hari kiamat bisa membuat berbobot
timbangan amalnya.
Dari
Abu Darda’ r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda : “ Tiada sesuatupun yang
lebih berat dalam timbangan seorang
mukmin nanti pada hari kebangkitan melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya
Allah membenci orang yang keji dan suka berkata kotor “. ( H.R.
Turmudzy )
TERBAIK AKHLAKNYA
Ternyata nilai seseorang bukan
diukur dari penampilan, kekayaan, title atau jabatan, tetapi
dari kebaikan akhlaknya.
Dari
‘Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. sama sekali
bukanlah orang yang keji dan bukan pula orang yang jahat, dan bahwasanya beliau
bersabda : “ Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kamu sekalian adalah
orang yang paling baik akhlaknya “. (
H.R. Bukhari Muslim ).
Begitu tinggi nilai akhlak dalam agama, semoga Allah senantiasa memberikan hidayah Nya, agar kita bisa menjaga prilaku dalam keseharian. Amiin.
KISAH TAULADAN
KETABAHAN ABU BAKAR ASHSHIDDIQ
Ketika umat Islam masih berjumlah 36 orang, Abu Bakar mendorong Nabi
s.a.w. untuk berdakwah secara terang terangan, namun Nabi s.a.w. menolak karena
jumlah kaum Muslimin masih sedikit, namun karena desakannya ahirnya Nabi s.a.w.
memerintahkan agar berdakwah dikalangan keluarganya masing masing.
Suatu ketika
Rasulullah s.a.w. sedang duduk di Masjid maka Abu Bakar berdakwah sehingga
salah seorang kafir Quraisy yang bernama Uthbah bin Robi’ah bangkit dan
menghajarnya disalah satu pojok Masjid dengan memakai kedua terompetnya dan
menginjak perutnya hingga luka parah.
Melihat keadaan ini
orang Banu Taim datang untuk menolong dan membawa kerumahnya, melihat gelagat
ini orang Quraisy pada minggir. Setelah membawa pulang Abu Bakar Banu Taim
kembali ke Masjid sambil bersumbar : “ Demi Allah jika Abu Bakar sampai mati
kami akan membunuh Uthbah bin Rabi’ah “.
Ketika siksaan dan
tekanan terhadap kaum Muslimin makin bertambah, maka Abu Bakar memutuskan untuk
hijrah ke kota Habsyah, dalam perjalanan beliau bertemu Ibnu Daknah, “ Hendak
kemana Abu Bakar ? “ tanya Ibnu Daknah, “ Aku hendak pergi kemana saja, karena
kaumku tidak menginginkan aku dan mereka mengusirku “ jawab Abu Bakar. Abu
Daknah berkata : “ Orang seperti kamu tidak boleh keluar dan diusir, karena
kamu seorang yang suka menolong orang yang kesusahan, penyambung tali
persaudaraan, menanggung anak yatim dan suka memuliakan tamu, juga selalu
memberikan keutamaan kepada orang orang yang tertimpa kemalangan. Oleh karena
itu kembalilah kamu sekarang ke Mekkah dan sembahlah Tuhanmu sesuka hatimu,
kemudian biarlah aku yang bertanggung jawab dan melindungimu ! “.
Maka kembalilah Abu
bakar dengan ditemani Ibnu Daknah, kemudian Pada sore hari Ibnu Daknah
berkeliling kota Mekkah sambil berseru : “ Orang seperti Abu Bakar tak pantas
diusir, Apakah pantas kamu mengusir seorang yang selalu menolong orang yang
susah, senang menghubungi tali persaudaraan, senang menanggung anak yatim, dan
suka memuliakan tamu ? , maka aku bersumpah bahwa aku akan menjadi pembela Abu
Bakar ! “.
Mendengar ini kaum
Quraisy berkata : “ Kami terima pembelaanmu, tetapi perintahkan dia untuk tetap
sholat di rumahnya dengan tidak terang terangan, agar keluarga kami tidak
terpengaruh “.
Namun karena semangatnya Abu Bakar mendirikan musholla di samping rumahnya dan membaca Al Quran dengan suara keras.
Namun karena semangatnya Abu Bakar mendirikan musholla di samping rumahnya dan membaca Al Quran dengan suara keras.
Atas
prilaku Abu Bakar ini ahirnya Ibnu Daknah mencabut perlindungannya, dan Abu
Bakar berkata : “ Kalau begitu aku kembalikan perlindunganmu dan aku serahkan
diriku hanya kepada Allah saja “ . ( Bukhari no 552 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar