Jumat, 03 Oktober 2014

DENGAN AKHLAK JADI MULIA



 DENGAN AKHLAK JADI MULIA

“ Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “.
( Q.S. Al Ahzab 21 )
            
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Pepatah ini seolah merupakan sindiran, kematian hewan saja masih bisa memberikan manfaat berupa gading dan kulitnya, nah manusia meninggalkan apa ?, kulit, tulang, dan dagingnya siapa yang mau ? !.
Kiranya yang bisa diandalkan dari manusia hanyalah amal perbuatannya semata. Ribuan tahun silam Nabi s.a.w. telah mengingatkan dengan sabdanya :

AMAL   
“ Tiga hal yang mengikuti orang mati : Keluarga, harta dan amalnya, yang dua kembali yang satu tetap, yang kembali keluarga dan hartanya, yang tetap tinggal adalah amalnya “.  ( H.R. Muslim )
Amal bisa berupa harta, bisa berupa karya, berupa ilmu, yang semuanya berpangkal dari akhlak yang mulia ketika masih hidup di dunia.

DIABAIKAN
Saat ini akhlak seolah diabaikan karena silau demi mengejar kemilau dunia, harta, tahta dan jelas wanita, sehingga banyak kasus mencuat yang mengerikan dimana mana : tawuran antar pelajar ( hanya karena bersenggolan ), antar mahasiswa ( karena perbedaan faham ) bahkan antar warga ( salah satu warganya dihajar karena mencuri ) , baku hantam seusai sidang pengadilan ( keputusan hakim yang janggal dan tidak adil ), pembunuhan ( karena dendam, tersinggung, cemburu buta ). Perkosaan yang berakhir dengan pembunuhan dan mutilasi, penipuan lewat H.P dan face book, Wanita menawarkan diri ( lewat h.p. ) tanpa rasa malu, perampokan terang terangan. Anak perempuan menggugat ibunya ( Rp 1 miliard ).
Yang paling mengherankan jual beli narkoba dalam lembaga pemasyarakatan. ( lapas ) kok bisa ?, begitu fatalnya akibat bila akhlak sudah tidak diindahkan lagi, nilai moral atau akhlak diabaikan.
Korupsi mulai tingkat bupati, gubernur sampai tingkat menteri, seolah harta negara milik leluhurnya. Begini bila akhlak diabaikan sehingga rakyat jadi korban pula.

TANPA AKHLAK  MARTABAT RENDAH
Pada rabu 1 oktober dini hari terjadi peristiwa memalukan,  justru terjadi dalam gedung lembaga negara yang terhormat, ketika memilih pimpinan D.P.R.R.I. ironisnya pesertanya juga para anggauta dewan yang terhormat pula.
Betapa rumit dan ricuhnya suasana karena keadaan begitu tidak tertibnya, sehingga pimpinan sidang nampak kewalahan dibuatnya.
Tahu sebabnya ?, karena sebagian peserta tidak mengindahkan norma norma akhlak, sehingga tata tertib diabaikan, persis layaknya prilaku anak kecil yang belum mengenal sopan santun, memalukan memang.

BEREBUT KEDEPAN
Bayangkan semula beberapa gelintir anggauta dewan maju mendekati meja pimpinan sidang, kemudian diikuti sampai berjumlah sekitar 40 orang berteriak sambil menuding nuding  ke arah pimpinan.
Himbauan pimpinan sidang agar duduk, yang di ulang ulang sampai puluhan kali tidak digubris sama sekali. Bahkan sesama peserta hampir terjadi baku hantam.

INTERUPSI BERSAHUTAN
Yang memprihatinkan, disaat salah seorang tampil di podium untuk menyampaikan laporannya tidak dihiraukan, yang berdiri didepan terus saja berteriak sambil menuding nuding ke arah pimpinan sidang, di selingi suara teriakan interupsi ketua, berulang ulang saling bersautan, sehingga suasana makin ricuh.
Saking ricuhnya suasana sampai keamananpun pada ikut turun mengamankan. 
Begini akibat bila akhlak diabaikan, demi mengutamakan kepentingan, berakibat pimpinan dan peserta sidang jadi terganggu. Padahal proses pemilihan di siarkan secara langsung oleh beberapa stasiun t.v., bayangkan puluhan juta pemirsa sama menyaksikan, kebrutalan para anggauta dewan yang katanya terhormat, bukankah mereka merupakan wakil rakyat ?.

AKHLAK MULIA PENYEBAB MASUK SYURGA
Padahal akhlak sangat berharga dan begitu tinggi nilainya disisi Allah sampai bisa mengangkatnya ke dalam syurga. Bahkan banyak yang tidak menyadari akibat tidak bisa mengendalikan mulut dan farjinya banyak yang terjerumus kedalam neraka.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah ditanya tentang perbuatan apakah yang paling banyak memasukkan manusia kedalam syurga ? “. Beliau menjawab : “ Takqwa kepada Allah dan akhlaq yang baik “. Dan beliau juga ditanya tentang perbuatan apakah yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam neraka ? “. Beliau menjawab : “ Mulut dan kemaluan “.  ( H.R. Turmudzy ) 

NILAI AKHLAK
Begitu tinggi penghargaan Nabi s.a.w. terhadap yang berakhlak sampai dicintai Nabi dan kelak ketika di syurga duduknya berdekatan dengan beliau.
Bahkan Nabi s.a.w. sangat membenci kepada yang banyak bicara, suka ngobrol ( tidak bermanfaat ), dan orang sombong ( menolak kebenaran dan menyepelehkan manusia ), dan suka berdusta. 
Dari Jabir r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya diantara orang yang paling aku cintai dan nanti pada hari kiamat duduknya sangat dekat dengan aku, yakni orang yang terbaik akhlaknya, diantara kamu sekalian. Dan sesungguhnya orang yang paling aku benci dan nanti pada hari kiamat duduknya sangat jauh dari aku yakni orang yang banyak bicara, suka ngobrol dan bermulut besar “. Para sahabat bertanya : “ Wahai Rasulullah kami tahu tentang orang yang banyak bicara dan suka ngobrol, kemudian apa yang dimaksud bermulut besar itu ? “. Beliau menjawab : “ Yakni orang yang sombong “.( H.R.Turmudzy )                                                                              

KEBAIKAN DAN DOSA
Dari An Nawwas bin Sam’an r.a. berkata : “ Saya menanyakan tentang kebaikan dan dosa kepada Rasulullah s.a.w. kemudian beliau menjawab : “ Kebaikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah sesuatu yang merisaukan hatimu dan kamu tidak senang bila hal itu diketahui orang lain “. ( H.R. Muslim )
Dengan berbuat baik akan membuahkan jiwa jadi tenang, sedangkan dosa akan mengakibatkan jiwa jadi risau, tidak tenang, lebih lebih bila diketahui orang !.

SETINGKAT AHLI IBADAH
Begitu berharganya nilai akhlak sampai bisa mengejar ke tingkatan ahli ibadah.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya orang mukmin dengan budi pekertinya yang baik dapat mengejar derajat orang yang selalu berpuasa dan sholat malam “. ( H.R. Abu Dawud )

SEMPURNA IMANNYA
Dengan akhlak yang baik iman menjadi makin sempurna kualitasnya. 
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda :  “ Orang mukmin yang paling sempurna imannya yaitu orang yang paling baik akhlaknya diantara mereka, dan orang yang paling baik diantara kamu sekalian yaitu orang paling baik kepada isterinya “. ( H.R. Turmudzy )
Begitu tinggi Islam mengajarkan nilai akhlak sehingga yang bersikap baik terhadap isterinya digolongkan orang yang paling baik.

AHLAK DAN WANITA
Karena rendahnya pemahaman terhadap agama berakibat banyak yang merendahkan derajat wanita, wanita dianggapnya makhluk lemah, sehingga dilecehkan dan diperlakukan seenaknya, semaunya.
Banyak kasus mencuat tentang K.D.R.T. ( kekerasan dalam rumah tangga ), termasuk penipuan dan penganiayaan terhadap para T.K.W. di luar negeri, penjualan wanita, perkosaan dan sebangsanya.
Padahal bila mau jujur, wanita adalah sosok makhluk yang sangat berperan dan sangat mulia, betapa tidak ? ! orang yang paling sibuk mulai pagi sampai malam adalah  wanita. Bayangkan bila seorang ibu atau isteri jatuh sakit, bisa dibayangkan betapa kalang kabutnya seorang anak atau suami menghadapi kehidupan sehari hari !.
Karena wanita sangat peka, perasa dan lemah lembut, maka pada ibulah sangat menentukan sosok kepribadian putra putrinya, bukankah anak secara naluri cenderung lebih dekat kepada ibunya, sehingga ibu merupakan panutan, sebagai guru pertama dalam rumah.       

TERBAIK KEPADA ISTRINYA
Sangat benar kiranya sabda Nabi s.a.w. : “ Yang paling baik diantara kamu sekalian yaitu orang yang paling baik terhadap isterinya “.
Bahkan Nabi s.a.w. menambahkan tentang posisi derajat lelaki : “ Sebaik baik kalian adalah yang terbaik kepada keluarganya, aku adalah yang terbaik kepada keluargaku. Tidaklah mulia seorang lelaki melainkan yang memuliakan wanita, dan tidaklah seorang lelaki melainkan yang menghina wanita “.   

BERAT TIMBANGANNYA
Betapa tingginya penghargaan terhadap yang berakhlak, sampai nanti di hari kiamat bisa membuat berbobot timbangan amalnya.
Dari Abu Darda’ r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda : “ Tiada sesuatupun yang lebih  berat dalam timbangan seorang mukmin nanti pada hari kebangkitan melainkan akhlak yang baik, dan sesungguhnya Allah membenci orang yang keji dan suka berkata kotor “. ( H.R. Turmudzy ) 

TERBAIK AKHLAKNYA
Ternyata nilai seseorang bukan diukur dari penampilan, kekayaan, title atau jabatan, tetapi dari kebaikan akhlaknya.
Dari ‘Abdullah bin Amr bin Al ‘Ash r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. sama sekali bukanlah orang yang keji dan bukan pula orang yang jahat, dan bahwasanya beliau bersabda : “ Sesungguhnya orang yang paling baik diantara kamu sekalian adalah orang yang paling baik akhlaknya “.  ( H.R. Bukhari Muslim ).

Begitu tinggi nilai akhlak dalam agama, semoga Allah senantiasa memberikan hidayah Nya, agar kita bisa menjaga prilaku dalam keseharian. Amiin.   

     KISAH TAULADAN
    KETABAHAN ABU BAKAR ASHSHIDDIQ
              
Ketika umat Islam masih berjumlah 36 orang, Abu Bakar mendorong Nabi s.a.w. untuk berdakwah secara terang terangan, namun Nabi s.a.w. menolak karena jumlah kaum Muslimin masih sedikit, namun karena desakannya ahirnya Nabi s.a.w. memerintahkan agar berdakwah dikalangan keluarganya masing masing.
Suatu ketika Rasulullah s.a.w. sedang duduk di Masjid maka Abu Bakar berdakwah sehingga salah seorang kafir Quraisy yang bernama Uthbah bin Robi’ah bangkit dan menghajarnya disalah satu pojok Masjid dengan memakai kedua terompetnya dan menginjak perutnya hingga luka parah.
Melihat keadaan ini orang Banu Taim datang untuk menolong dan membawa kerumahnya, melihat gelagat ini orang Quraisy pada minggir. Setelah membawa pulang Abu Bakar Banu Taim kembali ke Masjid sambil bersumbar : “ Demi Allah jika Abu Bakar sampai mati kami akan membunuh Uthbah bin Rabi’ah “.
Ketika siksaan dan tekanan terhadap kaum Muslimin makin bertambah, maka Abu Bakar memutuskan untuk hijrah ke kota Habsyah, dalam perjalanan beliau bertemu Ibnu Daknah, “ Hendak kemana Abu Bakar ? “ tanya Ibnu Daknah, “ Aku hendak pergi kemana saja, karena kaumku tidak menginginkan aku dan mereka mengusirku “ jawab Abu Bakar. Abu Daknah berkata : “ Orang seperti kamu tidak boleh keluar dan diusir, karena kamu seorang yang suka menolong orang yang kesusahan, penyambung tali persaudaraan, menanggung anak yatim dan suka memuliakan tamu, juga selalu memberikan keutamaan kepada orang orang yang tertimpa kemalangan. Oleh karena itu kembalilah kamu sekarang ke Mekkah dan sembahlah Tuhanmu sesuka hatimu, kemudian biarlah aku yang bertanggung jawab dan melindungimu ! “.
Maka kembalilah Abu bakar dengan ditemani Ibnu Daknah, kemudian Pada sore hari Ibnu Daknah berkeliling kota Mekkah sambil berseru : “ Orang seperti Abu Bakar tak pantas diusir, Apakah pantas kamu mengusir seorang yang selalu menolong orang yang susah, senang menghubungi tali persaudaraan, senang menanggung anak yatim, dan suka memuliakan tamu ? , maka aku bersumpah bahwa aku akan menjadi pembela Abu Bakar ! “.
Mendengar ini kaum Quraisy berkata : “ Kami terima pembelaanmu, tetapi perintahkan dia untuk tetap sholat di rumahnya dengan tidak terang terangan, agar keluarga kami tidak terpengaruh “. 
Namun karena semangatnya Abu Bakar mendirikan musholla di samping rumahnya dan membaca Al Quran dengan suara keras.
Atas prilaku Abu Bakar ini ahirnya Ibnu Daknah mencabut perlindungannya, dan Abu Bakar berkata : “ Kalau begitu aku kembalikan perlindunganmu dan aku serahkan diriku hanya kepada Allah saja “ . ( Bukhari no 552 ). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar