Sabtu, 04 Oktober 2014

PENTINGNYA SHOLAT JAMA'AH





PENTINGNYA SHOLAT JAMA’AH
“ Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang orang yang ruku’ ( sholat jama’ah ) “. ( Q.S. Al baqoroh 43 )
                       
Alhamdulillah saat ini banyak Musholla dan Masjid berdiri dimana mana sampai kepelosok desa, bahkan bentuknya semakin baik, indah dan megah, cukup menggembirakan dan membanggakan bagi umat Islam Indonesia.
Namun sayangnya dibalik itu semua, tidak diimbangi dengan memakmurkannya, khususnya dalam sholat berjama’ah.

IRONIS
Memang membangun Musholla dan Masjid tidak mudah, sangat berat dan susah, karena dibutuhkan pemikiran, waktu dan biaya yang cukup besar nilainya, namun yang lebih berat justru menfungsikannya, memakmurkannya. Sehingga banyak dijumpai masjidnya besar namun jumlah dan aktifitas jama’ah tak seimbang dengan luas masjid yang dibangunnya, sayang !.
Fenomena ini terjadi karena banyak umat Islam yang kurang faham atau tidak memperhatikan keutamaan sholat jama’ah, atau mungkin memang malas sholat berjama’ah, padahal fisiknya sehat, kesempatan ada, rumahpun tak jauh dari masjid atau musholla.
Padahal bila tahu keutamaannya, sangat rugi bila tak melaksanakannya !.

BEKAS LANGKAH DICATAT
Sangat besar penghargaan Allah terhadap hamba Nya yang sholat berjama’ah, karena bekas tiap langkahnya selau dicatat Nya, ini baru langkahnya belum lagi nilai sholatnya.
Dari Jabir r.a. berkata : “ Beberapa tempat disekitar masjid masih kosong, maka Bani Salimah bermaksud untuk pindah di dekat masjid. Berita itu terdengar oleh Nabi s.a.w. kemudian beliau bersabda kepada mereka : “Saya mendengar bahwasanya kamu sekalian ingin pindah di dekat dengan masjid ? “. Mereka menjawab : “ Benar wahai Rasulullah kami kami bermaksud demikian “. Beliau bersabda : “ Wahai Bani Salimah tetaplah kamu pada rumahmu karena bekas langkahmu itu tercatat sebagai amal kebaikan. Mereka berkata : “ Kami tidak jadi ingin pindah rumah “. ( H.R. Muslim )                                                                                             
DILIPATKAN 27 KALI, DITAMBAH DERAJAT, DIAMPUNI & DIDO’AKAN MALAIKAT
Langkah ke Masjid tidak hanya sekedar dicatat, bahkan ditambah lagi dilipatkan pahalanya 27 kali, diampuni dan diberi derajat, Subhaanallah.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sholat seseorang dengan berjama’ah itu dilipatkan 27 kali atas sholat yang dikerjakan di rumah atau di pasar. Yang demikian itu karena bila seseorang wudlu dan menyempurnakan wudlunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan husus untuk sholat maka setiap kali ia melangkahkan kaki diangkatlah satu derajat dan dihapuslah satu dosa. Dan bila ia mengerjakan sholat maka malaikat selalu memohonkan rahmat kepadanya selama ia berada pada tempat untuk sholat itu, selama ia tidak berhadats, dimana malaikat berdo’a : “ Alloohumma sholli ‘alaihi Alloohummarhamhu ( Ya Allah berilah kesejahteraan atasnya, Ya Allah sayangilah dia ), dan dia selalu dianggap melaksanakan sholat selama dia menantikan sholat “. ( H.R. Bukhari Muslim )

BEGITU SEMANGAT
Karena memahami nilai nilai keutamaan sholat berjama’ah, salah seorang sahabat rela dan besemangat dalam melaksanakan sholat berjama’ah, walau menempuh perjalanan nan jauh menuju ke Masjid dengan bercucuran keringat ditengah terik panasnya matahari dan menembus kegelapan malam nan dingin dan sangat berbahaya di malam hari.
Dari ‘Abdul Mundzir Ubayya bin Ka’ab r.a. berkata : “ Ada seorang yang sepanjang pengetahuan saya tiada seorangpun yang lebih jauh tempatnya dari masjid dan ia tak pernah melupakan sholat di Masjid, kemudian ada seseorang berkata kepadanya : “ Seandainya kamu membeli keledai yang dapat kamu kendarai pada waktu gelap dan pada waktu panas, niscaya kamu tidak begitu lelah “. Ia menjawab : “ Saya tidak senang kalau rumah saya dekat dengan Masjid, sesungguhnya saya ingin agar perjalanan saya baik sewaktu berangkat ke Masjid maupun pulang ke rumah itu selalu dicatat “. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Allah telah mengumpulkan semua catatan itu bagi kamu “. ( H.R. Muslim )                                                                                                                                
KUATNYA PERINTAH SHOLAT JAMA’AH
Saking penting dan kuatnya perintah sholat jama’ah, sampai sampai ada seorang buta datang kepada Nabi s.a.w. menanyakan keadaannya dirinya yang buta, namun diluar dugaan Nabi s.a.w. tetap menekankan untuk mendatangi sholat jama’ah.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Ada seorang buta datang kepada Nabi s.a.w. dan berkata : “ Wahai Rasulullah tidak ada seorangpun yang menuntun saya untuk datng ke masjid “, kemudian dia minta keringanan kepada beliau agar diperkenankan sholat di rumahnya, maka beliau mengizinkannya, tetapi ketika dia bangkit untuk pulang, beliau bertanya kepadanya : “ Apakah kamu mendengar panggilan untuk Sholat ( adzan ) ? “, dia menjawab : “ Ya “, beliau bersabda : “ Kamu harus datang ke masjid ! “. ( H.R. Muslim ) 
Bila yang buta saja diharuskan menghadiri sholat jama’ah, apalagi yang normal penglihatannya, maka bersyukurlah bagi yang suka menghadiri sholat jama’ah, karena berarti bisa memanfaatkan dan mensyukuri karunia Allah yang diterimanya.

KERASNYA PERINTAH
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Demi dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, sungguh aku bermaksud untuk memerintah orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku memerintah orang untuk adzan, kemudian memerintah pula untuk mengimami orang banyak, kemudian aku akan pergi kepada orang yang tidak berjama’ah, kemudian aku bakar rumah rumah mereka ! “. ( H.R. Bukhari Muslim )  

HIKMAH SHOLAT JAMA’AH                                                  
Begitu kerasnya perintah melaksanakan sholat jama’ah berarti ada mengandung hikmah dibaliknya.
Sholat jama’ah adalah sholat yang dikerjakan secara bersama, dengan demikian tiap waktu sholat selalu bertemu dengan saudaranya, secara otomatis akan tersambung tali ikatan persaudaraan muslim. 

KEPERDULIAN
Dengan selalu bertemu akan tahu keadaan keseharian, sehat maupun sakitnya, bila sakit akan ditengoknya dan akan menambah pahala karena menjenguk dan mendo’akannya, bagi yang sehat akan bisa bercermin betapa nikmatnya sehat yang diterimanya yang akan membangkitkan pula rasa syukurnya kepada Allah Dzat yang Maha Memberi Karunia.

BERBAGI RASA
Dengan berjama’ah bisa berbagi rasa, karena masing masing jama’ah juga punya masalah, masalah yang sama atau mungkin berbeda, sehingga mushibah yang menimpanya tidak mudah membuatnya mudah resah dan kecewa. Dengan demikian akan membuahkan sikap tabah dan sabar makin bertambah.  

SABAR DAN DISIPLIN
Dengan berjama’ah akan menamkan rasa sabar dan kebersamaan, betapa tidak ?, bukankah dalam berjama’ah harus melakukan gerakan sesuai dengan komando imam, dengan demikian sifat egois bisa diredam, sifat kebersamaan diutamakan, termasuk pula penanaman sikap tertip dan kedisiplinan.

REFRESSING
Dengan berjama’ah berarti bersosialisasi, hati jadi terhibur karena selalu berjumpa dan berkomuniksi dengan tetangga yang dekat dan yang jauh, yang kenal dan yang belum dikenal. Dengan demikian dengan berjama’ah bisa melepaskan kejenuhan karena sibuknya urusan dunia dan mencari uang.

SEHAT JASMANI
Hikmah sholat jama’ah tak hanya pada jiwa saja, namun juga pada raga, bukankah ketika melangkah ke Masjid merupakan olah raga juga, walupun hanya ringan adanya, sehingga dengan melangkah peredaran darah jadi lebih lancar dan sempurna.
Semoga Allah selalu memberi hidayah agar memudahkan untuk meringankan langkah guna melaksanakan sholat jama’ah, Amiin.     

   KISAH TAULADAN
    KEKUATAN TENAGA RASULULLAH
                      
Sahabat Jabir mengisahkan sebuah peristiwa menakjubkan yang terjadi di saat menjelang perang khandak yang diliputi suasana kehawatiran.
Kata Jabir : “ Ketika itu kami sedang giat giatnya bekerja menggali parit yang hendak kami jadikan benteng pertahanan. Waktu itu kami sedang bekerja dengan penuh semangat, kemudian terdapat batu besar jika dibiarkan bisa menghalangi pembuatan parit. 
Kemudian kami melapor kepada Rasulullah s.a.w.yang sedang istirahat, setelah mendapat laporan beliau langsung bergegas menuju batu besar yang berada dalam parit, padahal waktu itu beliau sedang lapar, sehingga perut beliau diganjal batu sebagai pengganjal rasa laparnya selama tiga hari. Maka dengan sekali pukul saja batu itupun retak. Kemudian dengan beberapa kali pukulan batu itu mengeluarkan percikan api dan hancur, padahal sebelumnya tidak ada yang sanggup menghancurkannya.”.
Dalam riwayat lain sebelum para sahabat melapor kepada Rasulullah s.a.w. mereka telah terlebih dahulu berusaha memecahkan batu itu dengan memakai linggis dan palu sampai alat alat tersebut rusak.
Riwayat inilah yang yang kemungkinan besar mendekati kebenaran, sebab tidak mungkin para sahabat menyerah begitu saja dan hanya mengandalkan Rasulullah s.a.w.sebelum mereka sendiri berusaha memecahkannya.
Sebagai anak buah yang baik tentu akan melaksanakannya terlebih dahulu, baru setelah benar benar tidak mampu diserahkan kepada pemimpinnya, begitu pula halnya dengan para sahabat.                               
Adapula yang meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. menghantam batu besar tersebut dengan tiga kali pukulan dan batu tersebut hancur berkeping keping. Yang mengagumkan justru beliau melakukannya dikala perutnya dalam keadaan lapar.
Ini menunjukkan bahwa beliau benar benar memliki mukjizat, sebagai bukti kerasulan beliau.

MUTIARA HADITS

Dari Al Barra’ bin ‘Azib r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. memerintah kami untuk melaksanakan tujuh macam perbuatan yakni : Menjenguk orang sakit, mengiringkan jenazah, mendo’akan orang bersin, menolong orang yang lemah, membantu orang yang teraniaya, menyebar luaskan salam dan menepati sumpah ".  ( H.R. Bukhari Muslim )       
Hadits tersebut menunjukkan betapa pentingnya urusan kemanusiaan, sehingga Nabi s.a.w. sampai berpesan secara rinci. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar