PENTINGNYA SHOLAT JAMA’AH
“ Dan
dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang orang yang
ruku’ ( sholat jama’ah ) “. ( Q.S. Al
baqoroh 43 )
Alhamdulillah saat ini banyak Musholla dan Masjid
berdiri dimana mana sampai kepelosok desa, bahkan bentuknya semakin baik, indah
dan megah, cukup menggembirakan dan membanggakan bagi umat Islam Indonesia.
Namun sayangnya dibalik itu semua, tidak diimbangi dengan
memakmurkannya, khususnya dalam sholat berjama’ah.
IRONIS
Memang membangun Musholla dan Masjid tidak mudah, sangat berat dan
susah, karena dibutuhkan pemikiran, waktu dan biaya yang cukup besar nilainya,
namun yang lebih berat justru menfungsikannya, memakmurkannya. Sehingga banyak
dijumpai masjidnya besar namun jumlah dan aktifitas jama’ah tak seimbang dengan
luas masjid yang dibangunnya, sayang !.
Fenomena ini terjadi karena banyak umat Islam yang kurang faham atau
tidak memperhatikan keutamaan sholat jama’ah, atau mungkin memang malas sholat
berjama’ah, padahal fisiknya sehat, kesempatan ada, rumahpun tak jauh dari
masjid atau musholla.
Padahal bila tahu keutamaannya,
sangat rugi bila tak melaksanakannya !.
BEKAS LANGKAH DICATAT
Sangat besar penghargaan Allah terhadap
hamba Nya yang sholat berjama’ah, karena bekas tiap langkahnya selau dicatat
Nya, ini baru langkahnya belum lagi nilai sholatnya.
Dari Jabir r.a. berkata : “ Beberapa tempat
disekitar masjid masih kosong, maka Bani Salimah bermaksud untuk pindah di
dekat masjid. Berita itu terdengar oleh Nabi s.a.w. kemudian beliau bersabda
kepada mereka : “Saya mendengar bahwasanya kamu sekalian ingin pindah di dekat
dengan masjid ? “. Mereka menjawab : “ Benar wahai Rasulullah kami kami
bermaksud demikian “. Beliau bersabda : “ Wahai Bani Salimah tetaplah kamu pada
rumahmu karena bekas langkahmu itu tercatat sebagai amal kebaikan. Mereka
berkata : “ Kami tidak jadi ingin pindah rumah “. ( H.R. Muslim )
DILIPATKAN 27 KALI, DITAMBAH DERAJAT, DIAMPUNI & DIDO’AKAN
MALAIKAT
Langkah ke Masjid tidak hanya sekedar dicatat,
bahkan ditambah lagi dilipatkan pahalanya 27 kali, diampuni dan diberi derajat,
Subhaanallah.
Dari Abu Hurairah r.a.
berkata Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sholat seseorang dengan berjama’ah itu
dilipatkan 27 kali atas sholat yang dikerjakan di rumah atau di pasar. Yang
demikian itu karena bila seseorang wudlu dan menyempurnakan wudlunya kemudian
pergi ke masjid dengan tujuan husus untuk sholat maka setiap kali ia melangkahkan
kaki diangkatlah satu derajat dan dihapuslah satu dosa. Dan bila ia mengerjakan
sholat maka malaikat selalu memohonkan rahmat kepadanya selama ia berada pada
tempat untuk sholat itu, selama ia tidak berhadats, dimana malaikat berdo’a : “
Alloohumma sholli ‘alaihi Alloohummarhamhu ( Ya Allah berilah kesejahteraan
atasnya, Ya Allah sayangilah dia ), dan dia selalu dianggap melaksanakan sholat
selama dia menantikan sholat “. (
H.R. Bukhari Muslim )
BEGITU SEMANGAT
Karena memahami nilai nilai keutamaan sholat berjama’ah, salah seorang
sahabat rela dan besemangat dalam melaksanakan sholat berjama’ah, walau
menempuh perjalanan nan jauh menuju ke Masjid dengan bercucuran keringat
ditengah terik panasnya matahari dan menembus kegelapan malam nan dingin dan
sangat berbahaya di malam hari.
Dari ‘Abdul Mundzir Ubayya bin Ka’ab r.a.
berkata : “ Ada seorang yang sepanjang pengetahuan saya tiada seorangpun yang
lebih jauh tempatnya dari masjid dan ia tak pernah melupakan sholat di Masjid,
kemudian ada seseorang berkata kepadanya : “ Seandainya kamu membeli keledai
yang dapat kamu kendarai pada waktu gelap dan pada waktu panas, niscaya kamu
tidak begitu lelah “. Ia menjawab : “ Saya tidak senang kalau rumah saya dekat
dengan Masjid, sesungguhnya saya ingin agar perjalanan saya baik sewaktu
berangkat ke Masjid maupun pulang ke rumah itu selalu dicatat “. Kemudian
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Allah telah mengumpulkan semua catatan itu bagi
kamu “. ( H.R. Muslim )
KUATNYA PERINTAH SHOLAT JAMA’AH
Saking penting dan kuatnya perintah
sholat jama’ah, sampai sampai ada seorang buta datang kepada Nabi s.a.w.
menanyakan keadaannya dirinya yang buta, namun diluar dugaan Nabi s.a.w. tetap
menekankan untuk mendatangi sholat jama’ah.
Dari Abu Hurairah r.a. berkata : “ Ada seorang buta datang kepada Nabi
s.a.w. dan berkata : “ Wahai Rasulullah
tidak ada seorangpun yang menuntun saya untuk datng ke masjid “, kemudian dia
minta keringanan kepada beliau agar diperkenankan sholat di rumahnya, maka
beliau mengizinkannya, tetapi ketika dia bangkit untuk pulang, beliau bertanya
kepadanya : “ Apakah kamu mendengar panggilan untuk Sholat ( adzan ) ? “, dia
menjawab : “ Ya “, beliau bersabda : “ Kamu harus datang ke masjid ! “. ( H.R. Muslim )
Bila yang buta saja diharuskan
menghadiri sholat jama’ah, apalagi yang normal penglihatannya, maka
bersyukurlah bagi yang suka menghadiri sholat jama’ah, karena berarti bisa
memanfaatkan dan mensyukuri karunia Allah yang diterimanya.
KERASNYA PERINTAH
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda : “ Demi dzat yang jiwaku berada dalam genggamannya, sungguh aku
bermaksud untuk memerintah orang mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku
memerintah orang untuk adzan, kemudian memerintah pula untuk mengimami orang
banyak, kemudian aku akan pergi kepada orang yang tidak berjama’ah, kemudian
aku bakar rumah rumah mereka ! “. ( H.R. Bukhari Muslim )
HIKMAH SHOLAT JAMA’AH
Begitu
kerasnya perintah melaksanakan sholat jama’ah berarti ada mengandung hikmah
dibaliknya.
Sholat jama’ah adalah sholat yang dikerjakan secara bersama, dengan
demikian tiap waktu sholat selalu bertemu dengan saudaranya, secara otomatis
akan tersambung tali ikatan persaudaraan muslim.
KEPERDULIAN
Dengan selalu bertemu akan tahu keadaan keseharian, sehat
maupun sakitnya, bila sakit akan ditengoknya dan akan menambah pahala karena
menjenguk dan mendo’akannya, bagi yang sehat akan bisa bercermin betapa
nikmatnya sehat yang diterimanya yang akan membangkitkan pula rasa syukurnya
kepada Allah Dzat yang Maha Memberi Karunia.
BERBAGI RASA
Dengan berjama’ah bisa berbagi rasa,
karena masing masing jama’ah juga punya masalah, masalah yang sama atau mungkin
berbeda, sehingga mushibah yang menimpanya tidak mudah membuatnya mudah resah
dan kecewa. Dengan demikian akan membuahkan
sikap tabah dan sabar makin bertambah.
SABAR DAN DISIPLIN
Dengan berjama’ah akan menamkan rasa
sabar dan kebersamaan, betapa tidak ?, bukankah dalam berjama’ah harus
melakukan gerakan sesuai dengan komando imam, dengan demikian sifat egois bisa diredam, sifat
kebersamaan diutamakan, termasuk pula penanaman sikap tertip dan kedisiplinan.
REFRESSING
Dengan berjama’ah berarti bersosialisasi, hati jadi terhibur karena selalu
berjumpa dan berkomuniksi dengan tetangga yang dekat dan yang jauh, yang kenal
dan yang belum dikenal. Dengan demikian dengan berjama’ah bisa melepaskan kejenuhan karena sibuknya urusan dunia dan mencari
uang.
SEHAT JASMANI
Hikmah sholat jama’ah tak hanya pada jiwa saja, namun juga pada raga,
bukankah ketika melangkah ke Masjid merupakan
olah raga juga, walupun hanya ringan adanya, sehingga dengan melangkah
peredaran darah jadi lebih lancar dan sempurna.
Semoga Allah selalu memberi hidayah agar memudahkan untuk meringankan
langkah guna melaksanakan sholat jama’ah, Amiin.
KISAH TAULADAN
KEKUATAN TENAGA RASULULLAH
Sahabat Jabir mengisahkan
sebuah peristiwa menakjubkan yang terjadi di saat menjelang perang khandak yang
diliputi suasana kehawatiran.
Kata Jabir : “ Ketika itu kami sedang giat
giatnya bekerja menggali parit yang hendak kami jadikan benteng pertahanan.
Waktu itu kami sedang bekerja dengan penuh semangat, kemudian terdapat batu
besar jika dibiarkan bisa menghalangi pembuatan parit.
Kemudian kami melapor
kepada Rasulullah s.a.w.yang sedang istirahat, setelah mendapat laporan beliau
langsung bergegas menuju batu besar yang berada dalam parit, padahal waktu itu
beliau sedang lapar, sehingga perut beliau diganjal batu sebagai pengganjal
rasa laparnya selama tiga hari. Maka dengan sekali pukul saja batu itupun retak.
Kemudian dengan beberapa kali pukulan batu itu mengeluarkan percikan api dan
hancur, padahal sebelumnya tidak ada yang sanggup menghancurkannya.”.
Dalam riwayat lain sebelum
para sahabat melapor kepada Rasulullah s.a.w. mereka telah terlebih dahulu
berusaha memecahkan batu itu dengan memakai linggis dan palu sampai alat alat
tersebut rusak.
Riwayat inilah yang yang kemungkinan besar mendekati kebenaran, sebab
tidak mungkin para sahabat menyerah begitu saja dan hanya mengandalkan
Rasulullah s.a.w.sebelum mereka sendiri berusaha memecahkannya.
Sebagai anak buah yang baik tentu akan melaksanakannya terlebih dahulu,
baru setelah benar benar tidak mampu diserahkan kepada pemimpinnya, begitu pula halnya dengan para
sahabat.
Adapula yang
meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. menghantam batu besar tersebut dengan tiga
kali pukulan dan batu tersebut hancur berkeping keping. Yang mengagumkan justru
beliau melakukannya dikala perutnya dalam keadaan lapar.
Ini menunjukkan bahwa beliau benar benar memliki mukjizat, sebagai bukti
kerasulan beliau.
MUTIARA HADITS
Dari Al Barra’ bin
‘Azib r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. memerintah kami untuk melaksanakan
tujuh macam perbuatan yakni : Menjenguk orang sakit, mengiringkan jenazah,
mendo’akan orang bersin, menolong orang yang lemah, membantu orang yang
teraniaya, menyebar luaskan salam dan menepati sumpah ". ( H.R. Bukhari Muslim )
Hadits tersebut menunjukkan betapa pentingnya urusan
kemanusiaan, sehingga Nabi s.a.w. sampai berpesan secara rinci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar