MATEMATIKA AL QUR’AN
“ Dan di
atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga
neraka itu melainkan dari Malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan
mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya
orang orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman
bertambah imannya dan supaya orang orang yang diberi Al kitab dan orang orang
mukmin itu tidak ragu ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada
penyakit dan orang orang kafir (mengatakan) : " Apakah yang dikehendaki
Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan ? ". Demikianlah Allah
membiarkan sesat orang orang yang dikehendaki Nya dan memberi petunjuk kepada
siapa yang dikehendaki Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu
melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
manusia “. ( Q.S. Al Mudatstsir : 30 – 31 )
Al Qur’an maknanya bacaan, membaca
satu huruf saja mendapat 10 kebajikan. Membaca saja sudah mendapat kebaikan,
apalagi bila ditingkatkan dengan memahami terjemahan. Bahkan akan lebih
sempurna lagi bila disertai penalaran dan pendalaman.
Al Qur’an ibarat air dilautan tak
pernah kering karena banyaknya persediaan. AL Qur’an mukjizat Nabi yang luar
biasa dan mengagumkan. Selalu original dan tak bisa dipalsukan. Merupakan
sumber inspirasi yang tak kan habis bagi yang membutuhkan, selalu menyegarkan,
dan tak kan basi hingga ahir zaman.
DIALOG
Suatu
saat Bp. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat melakukan riset di Universitas McGill
Mountreall, Canada. Beliau sempat berdialog dengan salah seorang Prof ( barat )
yang dengan diam-diam telah berpindah
kedalam Agama Islam, dengan hati-hati Pak Komaruddin bertanya pada sang Profesor
:
“
Sebagai dosen Islamologi, apa yang paling menarik dalam melakukan penelitian
seputar agama yang dibawa Muhammad ini ?”. “ Saya sangat terkesan dengan Al
Qu’ran “, jawabnya spontan. Kemudian sang Profesor melanjutkan : “ Jika saya
membaca buku buku teori akademis, cukuplah seminggu persiapannya dan saya sudah
bisa menjelaskan didepan mahasiswa hampir 80 % dari kandungan buku serta
formula pokoknya. Kalau saya membaca buku novel, maka cukuplah sekali saja,
sudah malas membaca untuk yang kedua kalinya.
Buku buku ilmiah itu logikanya
linier, runtut, mudah diikuti uraiannya sejak dari judul, daftar isi, masalah
pokok, metode pembahasan, tesis pokok yang disajikan, dan kemudian kritik serta
kesimpulan. Dengan metode speed reading, sebuah buku tebal bisa tamat dibaca
hanya butuh waktu sehari saja atau bahkan dalam hitungan jam “.
AL QUR’AN BEDA
“
Tetapi, sungguh berbeda kalau saya membaca membaca Al Qur’an. Pada awalnya saya
merasa bingung dengan gaya bahasanya dan urutan ceritanya yang kadangkala
terasa meloncat-loncat tidak sistimatis.
Namun saya berusaha terus untuk
mendekati dan menikmati Al Qur’an. Kalau memang betul Al Qur’an ini susunannya
kacau dan pesannya pun tidak konsisten, bagaimana mungkin kitab ini selalu
dicetak ulang tanpa bisa dihitung lagi jumlah omzetnya ? ”.
SUMBER INSPIRASI
“
Dan lagi tebal Al Qur’an yang jumlah huruf dan kalimatnya sejak abad ke-6
tidak pernah bertambah dan tidak berubah, mengapa telah melahirkan sekian juta
buku yang semuanya terinspirasi dari Al Qur’an ? Sungguh membuat saya kagum, mengapa
Al Qur’an bisa mendorong pembacanya untuk menulis buku membahas tentang dirinya
dari zaman ke zaman ? ”.
SALING MENAFSIRKAN
Kata
sang Profesor selanjutnya : “ Begitulah Al Qur’an, ayat yang satu menafsirkan
dan memperkuat ayat lain. Sekalipun ada kata-kata yang diulang-ulang, namun
selalu memiliki konteks yang berbeda “.
Dalam
bahasa komputer, ketika membuka Al Qur’an bagaikan kita membuka lalu masuk ke
internet, sebuah dunia hypertext, bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk
keliling dunia hanya di depan komputer.
Begitulah analogi yang mudah untuk
menggambarkan kandungan Al Qur’an, kita diajak memasuki dunia makna, imajinasi,
informasi, sastera, dan sekian aspek lain sehingga setiap seseorang membaca dan
merenung, pasti akan ditemukan hal-hal yang baru.
SEBAGAI MUKJIZAT DAN
HIDAYAH
Al
Qur’an sering juga disebut sebagai mukjizat, atau suatu risalah dan bukti yang
dibawa Nabi untuk menaklukkan mereka yang membantah dan mengingkari
kebenarannya. Tetapi bagi orang yang beriman, Al Qur’an menyebut dirinya
bukan sebagai mukjizat saja, melainkan juga sebagai petunjuk ( hudan ).
Artinya, jika seseorang kita telah beriman dan memiliki ilmu pengetahuan, maka
akan semakin terbuka baginya pintu untuk memasuki rahasia Al Qur’an guna
menggali hikmah dan ilmu yang dikandungnya.
MATEMATIKA ISLAM
Demikian
nama judul buku yang ditulis oleh K.H. Fahmi Basya, dosen matematika Islam UIN
Jakarta. Diterbitkan oleh penerbit Republika ( tebal 134 halaman ), merupakan
karya tulis berkat kajian beliau terhadap Al Qur’an yang diberi kata pengantar oleh
Prof.Dr.Komaruddin Hidayat, sebagai berikut :
“
Buku yang ada ditangan pembaca ini bisa dikategorikan sebagai salah satu hikmah
dan ilmu yang dikandung Al Qur’an, yang digali oleh Saudara Fahmi Basya. Karena
dia memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dalam bidang matematika, dan
ditambah dengan kecintaannya pada Al Qur’an, maka dia sangat peka dan kreatif
sekali untuk melakukan penelitian kemukjizatan Al Qur’an dari pendekatan
matematis. Kajian serupa memang pernah dilakukan oleh beberapa sarjana lain.
Tetapi apa yang disajikan oleh Saudara Fahmi Basya adalah orisinal sebagai
temuan dan ijtihadnya. Dari temuan yang ada, suatu hal yang sangat menakjubkan adalah,
bagaimana mungkin (Nabi) Muhammad menerima dan menyusun Al Qur’an dalam kurun
waktu sekita 23 tahun memiliki rumusan dan kalkulasi matematis, kalau saja
tanpa campur tangan Jibril ?.
Temuan ini penting digarisbawahi mengingat
seringkali para orientalis menganggap Al Qur’an sebagai karangan Muhammad
belaka. Namun keraguan itu menjadi absurd ketika dibuktikan bahwa secara
matematis banyak ditemukan adanya keajaiban yang sulit dibayangkan hal itu
produk seorang yang ummy, yang hidup dipadang pasir pada abad ke-6.
Demikianlah,
Alquran selalu membuka dirinya untuk diinterogasi, ditanya, digali, dibantah,
didebat dan entah diapakan lagi sepanjang perjalanannya sejak diwahyukan sampai
sekarang.
Dan Alquran siap membuka diri untuk dikaji, digali, dan bahkan
diinterogasi. Dan nyatanya hingga saat ini semakin banyak sarjana muslim yang
menguasai berbagai disiplin keilmuan, mereka malah semakin respek dan yakin
bahwa Alquran adalah kalam ilahi yang didalamnya mengandung isyarat-isyarat
ilmiah yang tidak pernah habis-habisnya digali ". Demikian papar Prof. DR.
Komaruddin Hidayat dalam pengantarnya.
MISTERI ANGKA 19
Dibawah ini kami sajikan cuplikan dari buku tersebut,
tentang keunikan angka 19 dalam Al Quran, pada bagian yang mudah dicerna
dan difahami. Adapun pada bagian yang agak sulit, hususnya bagi yang suka dan hobby
dibidang matematika ini, silahkan mendalami dan membaca buku ini.
BASMALAH 19 HURUF
Hampir
semua surat di dalam Alquran dibuka dengan kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim,
dan kalimat itu terdiri dari 19 huruf.
KELIPATAN 19
Pada
surat ke-50 (surat Qaaf), diawali oleh sebuah huruf, yaitu huruf Qof, dan
dinamakan surat Qof. Ternyata huruf Qof pada surat ini berjumlah 57, dan 57
= 3 x 19.
Kemudian
pada surat ke-42 (surat Asy Syuura) ayat 2 terdapat tiga huruf yaitu ‘Ain,
Sin, Qof. Ternyata jumlah ketiga huruf tersebut pada surat ini sebanyak
209, dan 209 = 11 x 19, dgn rincian sbb :
Huruf
‘Ainnya : 98, Sinnya : 54, Qofnya : 57 Jumlah : 209 = 11 x 19.
Kemudian
surat ke-9 (surat At-Taubah) diawali 5 huruf yaitu Kaf, Hha, Ya, ‘Ain, Shod,
ternyata jumlah kelima huruf tersebut pada surat ini = 798, dan 798 = 42 x
19, dgn rincian sbb :
Huruf Kaf : 137, Hha : 175, Ya :
343, ‘Ain : 117, Shod : 26. Jumlah : 798 = 42 x 19
Kemudian surat ke-7 (surat Al A’raaf)
yang dibuka 4 huruf yaitu Alif, Lam, Mim, Shod, ternyata ke-4 huruf
tersebut berjumlah 5320, dan 5320 = 280 x 19, dng rincian sbb :
Huruf
Alifnya : 2529, Lamnya : 1530, Mimnya : 1164, Shodnya : 97 Jumlah : 5320 =
280 x 19
TRANFORMASI 19
Bila
dicermati surat ke-9 pada Alquran (surat At-Taubah) tidak dibuka dengan
Basmalah, justru surat ke-27 ( surat A-Naml ) memiliki dua basmalah.
Surat
ke-9 ( surat Attaubah ) dibuka tanpa basmalah :
Surat
ke-27 ( surat Annaml ) dibuka dengan basmalah : Fenomena ini
menunjukkan ada pemindahan 19 di dalam alquran. Fenomena ini kita sebut Trans
Basmalah, yaitu Transformasi 19, karena dari 9 sampai dengan 27 ada 19
bilangan.
Nomersurat :
09.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27
Jika dicermati secara urut dari nomor surat tersebut akan terdapat selisih secara urut : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
SERBA 19
Bayangkan,
untuk membombardir kita dengan bilangan 19, do’a seorang Nabi sekalipun di
dalam Alquran perlu diedit !. Fenomena ini membuktikan bahwa Alquran itu bukan
buatan Nabi Muhammad s.a.w.
Katakan : “ Tidak ada hak bagiku untuk
menukar dia dari kemauanku sendiri, tidak aku ikuti melainkan apa yang
diwahyukan kepadaku “. ( Q.S. Yunus ayat 15 )
Pada
Surat Maryam ayat 10 dikatakan bahwa Zakariya tidak bisa berbicara selama "
TIGA MALAM ".
Zakaria berkata : "Ya Tuhanku, berilah
aku suatu tanda". Tuhan berfirman : "Tanda bagimu ialah bahwa kamu
tidak dapat bercakap cakap dengan manusia selama tiga malam, Padahal kamu sehat
". ( Q.S. Maryam : 10 )
Tetapi pada surat Ali ‘Imran ( Surat
ke 3 ) ayat 41 dikatakan “ TIGA HARI “, bukan tiga malam.
Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu
tanda ( bahwa isteriku telah mengandung )". Allah berfirman:
"Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga
hari, kecuali dengan isyarat “. ( Q.S. Ali ‘Imran : 41 )
Pertanyaannya : “ Mengapa diedit ?
“ Jawabannya : Karena surat ke-3 ini dibuka dengan Alif Lam Mim.
Huruf Mim
disana ada 1249. Jika tidak diedit, jumlah Mimnya jadi 1247, karena ada kata
Aiyyam dan Ramza yang menggunakan huruf Mim.
Terlihat bahwa sebuah Firman
sekalipun, juga diedit untuk membombardir kita dengan bilangan 19. Alifnya :
2521, Lamnya : 1892, Mimnya : 1249, Jumlah : 5662 = 298 x 19. Subhaanallah
betapa teliti dan canggihnya Allah dalam membuat dan menjaga Al Quran, dengan keunikan matematika yang cerdas.
Semoga
Allah menjadikan kita tidak hanya suka membaca, namun suka juga mendalami dan
merenunginya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar