Jumat, 10 Oktober 2014

MATEMATIKA AL QURAN



MATEMATIKA AL QUR’AN

“ Dan di atasnya ada sembilan belas (Malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari Malaikat dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk Jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya dan supaya orang orang yang diberi Al kitab dan orang orang mukmin itu tidak ragu ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang orang kafir (mengatakan) : " Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan ? ". Demikianlah Allah membiarkan sesat orang orang yang dikehendaki Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia “. ( Q.S. Al Mudatstsir : 30 – 31 )
             
Al Qur’an maknanya bacaan, membaca satu huruf saja mendapat 10 kebajikan. Membaca saja sudah mendapat kebaikan, apalagi bila ditingkatkan dengan memahami terjemahan. Bahkan akan lebih sempurna lagi bila disertai penalaran dan pendalaman.

Al Qur’an ibarat air dilautan tak pernah kering karena banyaknya persediaan. AL Qur’an mukjizat Nabi yang luar biasa dan mengagumkan. Selalu original dan tak bisa dipalsukan. Merupakan sumber inspirasi yang tak kan habis bagi yang membutuhkan, selalu menyegarkan, dan tak kan basi hingga ahir zaman.

DIALOG
Suatu saat Bp. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat melakukan riset di Universitas McGill Mountreall, Canada. Beliau sempat berdialog dengan salah seorang Prof ( barat ) yang dengan diam-diam  telah berpindah kedalam Agama Islam, dengan hati-hati Pak Komaruddin bertanya pada sang Profesor :
“ Sebagai dosen Islamologi, apa yang paling menarik dalam melakukan penelitian seputar agama yang dibawa Muhammad ini ?”. “ Saya sangat terkesan dengan Al Qu’ran “, jawabnya spontan. Kemudian sang Profesor melanjutkan : “ Jika saya membaca buku buku teori akademis, cukuplah seminggu persiapannya dan saya sudah bisa menjelaskan didepan mahasiswa hampir 80 % dari kandungan buku serta formula pokoknya. Kalau saya membaca buku novel, maka cukuplah sekali saja, sudah malas membaca untuk yang kedua kalinya. 
Buku buku ilmiah itu logikanya linier, runtut, mudah diikuti uraiannya sejak dari judul, daftar isi, masalah pokok, metode pembahasan, tesis pokok yang disajikan, dan kemudian kritik serta kesimpulan. Dengan metode speed reading, sebuah buku tebal bisa tamat dibaca hanya butuh waktu sehari saja atau bahkan dalam hitungan jam “.

AL QUR’AN BEDA
“ Tetapi, sungguh berbeda kalau saya membaca membaca Al Qur’an. Pada awalnya saya merasa bingung dengan gaya bahasanya dan urutan ceritanya yang kadangkala terasa meloncat-loncat tidak sistimatis. 
Namun saya berusaha terus untuk mendekati dan menikmati Al Qur’an. Kalau memang betul Al Qur’an ini susunannya kacau dan pesannya pun tidak konsisten, bagaimana mungkin kitab ini selalu dicetak ulang tanpa bisa dihitung lagi jumlah omzetnya ? ”.

SUMBER INSPIRASI
“ Dan lagi tebal Al Qur’an yang jumlah huruf dan kalimatnya sejak abad ke-6 tidak pernah bertambah dan tidak berubah, mengapa telah melahirkan sekian juta buku yang semuanya terinspirasi dari Al Qur’an ? Sungguh membuat saya kagum, mengapa Al Qur’an bisa mendorong pembacanya untuk menulis buku membahas tentang dirinya dari zaman ke zaman ? ”.

SALING MENAFSIRKAN
Kata sang Profesor selanjutnya : “ Begitulah Al Qur’an, ayat yang satu menafsirkan dan memperkuat ayat lain. Sekalipun ada kata-kata yang diulang-ulang, namun selalu memiliki konteks yang berbeda “.
Dalam bahasa komputer, ketika membuka Al Qur’an bagaikan kita membuka lalu masuk ke internet, sebuah dunia hypertext, bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk keliling dunia hanya di depan komputer. 
Begitulah analogi yang mudah untuk menggambarkan kandungan Al Qur’an, kita diajak memasuki dunia makna, imajinasi, informasi, sastera, dan sekian aspek lain sehingga setiap seseorang membaca dan merenung, pasti akan ditemukan hal-hal yang baru.

SEBAGAI MUKJIZAT DAN HIDAYAH
Al Qur’an sering juga disebut sebagai mukjizat, atau suatu risalah dan bukti yang dibawa Nabi untuk menaklukkan mereka yang membantah dan mengingkari kebenarannya. Tetapi bagi orang yang beriman, Al Qur’an menyebut dirinya bukan sebagai mukjizat saja, melainkan juga sebagai petunjuk ( hudan ). Artinya, jika seseorang kita telah beriman dan memiliki ilmu pengetahuan, maka akan semakin terbuka baginya pintu untuk memasuki rahasia Al Qur’an guna menggali hikmah dan ilmu yang dikandungnya.

MATEMATIKA ISLAM
Demikian nama judul buku yang ditulis oleh K.H. Fahmi Basya, dosen matematika Islam UIN Jakarta. Diterbitkan oleh penerbit Republika ( tebal 134 halaman ), merupakan karya tulis berkat kajian beliau terhadap Al Qur’an  yang diberi kata pengantar oleh Prof.Dr.Komaruddin Hidayat, sebagai berikut :
“ Buku yang ada ditangan pembaca ini bisa dikategorikan sebagai salah satu hikmah dan ilmu yang dikandung Al Qur’an, yang digali oleh Saudara Fahmi Basya. Karena dia memiliki latar belakang pendidikan yang kuat dalam bidang matematika, dan ditambah dengan kecintaannya pada Al Qur’an, maka dia sangat peka dan kreatif sekali untuk melakukan penelitian kemukjizatan Al Qur’an dari pendekatan matematis. Kajian serupa memang pernah dilakukan oleh beberapa sarjana lain. 
Tetapi apa yang disajikan oleh Saudara Fahmi Basya adalah orisinal sebagai temuan dan ijtihadnya. Dari temuan yang ada, suatu hal yang sangat menakjubkan adalah, bagaimana mungkin (Nabi) Muhammad menerima dan menyusun Al Qur’an dalam kurun waktu sekita 23 tahun memiliki rumusan dan kalkulasi matematis, kalau saja tanpa campur tangan Jibril ?. 
Temuan ini penting digarisbawahi mengingat seringkali para orientalis menganggap Al Qur’an sebagai karangan Muhammad belaka. Namun keraguan itu menjadi absurd ketika dibuktikan bahwa secara matematis banyak ditemukan adanya keajaiban yang sulit dibayangkan hal itu produk seorang yang ummy, yang hidup dipadang pasir pada abad ke-6.
Demikianlah, Alquran selalu membuka dirinya untuk diinterogasi, ditanya, digali, dibantah, didebat dan entah diapakan lagi sepanjang perjalanannya sejak diwahyukan sampai sekarang. 
Dan Alquran siap membuka diri untuk dikaji, digali, dan bahkan diinterogasi. Dan nyatanya hingga saat ini semakin banyak sarjana muslim yang menguasai berbagai disiplin keilmuan, mereka malah semakin respek dan yakin bahwa Alquran adalah kalam ilahi yang didalamnya mengandung isyarat-isyarat ilmiah yang tidak pernah habis-habisnya digali ". Demikian papar Prof. DR. Komaruddin Hidayat dalam pengantarnya.

MISTERI ANGKA 19
Dibawah ini kami sajikan cuplikan dari buku tersebut, tentang keunikan angka 19 dalam Al Quran, pada bagian yang mudah dicerna dan difahami. Adapun pada bagian yang agak sulit, hususnya bagi yang suka dan hobby dibidang matematika ini, silahkan mendalami dan membaca buku ini.

BASMALAH 19 HURUF
Hampir semua surat di dalam Alquran dibuka dengan kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim, dan kalimat itu terdiri dari 19 huruf.

KELIPATAN 19
Pada surat ke-50 (surat Qaaf), diawali oleh sebuah huruf, yaitu huruf Qof, dan dinamakan surat Qof. Ternyata huruf Qof pada surat ini berjumlah 57, dan 57 = 3 x 19.
Kemudian pada surat ke-42 (surat Asy Syuura) ayat 2 terdapat tiga huruf yaitu ‘Ain, Sin, Qof. Ternyata jumlah ketiga huruf tersebut pada surat ini sebanyak 209, dan 209 = 11 x 19, dgn rincian sbb :  
Huruf ‘Ainnya : 98, Sinnya : 54, Qofnya : 57 Jumlah : 209 = 11 x 19.
Kemudian surat ke-9 (surat At-Taubah) diawali 5 huruf yaitu Kaf, Hha, Ya, ‘Ain, Shod, ternyata jumlah kelima huruf tersebut pada surat ini = 798, dan 798 = 42 x 19, dgn rincian sbb :
Huruf Kaf : 137, Hha : 175, Ya : 343, ‘Ain : 117, Shod : 26. Jumlah : 798 = 42 x 19
Kemudian surat ke-7 (surat Al A’raaf) yang dibuka 4 huruf yaitu Alif, Lam, Mim, Shod, ternyata ke-4 huruf tersebut berjumlah 5320, dan 5320 = 280 x 19, dng rincian sbb :
Huruf Alifnya : 2529, Lamnya : 1530, Mimnya : 1164, Shodnya : 97 Jumlah : 5320 = 280 x 19

TRANFORMASI 19
Bila dicermati surat ke-9 pada Alquran (surat At-Taubah) tidak dibuka dengan Basmalah, justru surat ke-27 ( surat A-Naml ) memiliki dua basmalah.
Surat ke-9 ( surat Attaubah ) dibuka tanpa basmalah :
Surat ke-27 ( surat Annaml ) dibuka dengan basmalah : Fenomena ini menunjukkan ada pemindahan 19 di dalam alquran. Fenomena ini kita sebut Trans Basmalah, yaitu Transformasi 19, karena dari 9 sampai dengan 27 ada 19 bilangan.
Nomersurat  :   09.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27
Jika dicermati secara urut dari nomor surat tersebut akan terdapat selisih secara urut : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12   13 14 15 16 17 18 19

SERBA 19
Bayangkan, untuk membombardir kita dengan bilangan 19, do’a seorang Nabi sekalipun di dalam Alquran perlu diedit !. Fenomena ini membuktikan bahwa Alquran itu bukan buatan Nabi Muhammad s.a.w.
Katakan : “ Tidak ada hak bagiku untuk menukar dia dari kemauanku sendiri, tidak aku ikuti melainkan apa yang diwahyukan kepadaku “.  ( Q.S. Yunus ayat 15 )
Pada Surat Maryam ayat 10 dikatakan bahwa Zakariya tidak bisa berbicara selama " TIGA MALAM ".
 Zakaria berkata : "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman : "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap cakap dengan manusia selama tiga malam, Padahal kamu sehat ". ( Q.S. Maryam : 10 )            
Tetapi pada surat Ali ‘Imran ( Surat ke 3 ) ayat 41 dikatakan TIGA HARI, bukan tiga malam.
Berkata Zakariya: "Berilah aku suatu tanda ( bahwa isteriku telah mengandung )". Allah berfirman: "Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat “. ( Q.S. Ali ‘Imran : 41 )
Pertanyaannya : “ Mengapa diedit ? “ Jawabannya : Karena surat ke-3 ini dibuka dengan Alif Lam Mim. 
Huruf Mim disana ada 1249. Jika tidak diedit, jumlah Mimnya jadi 1247, karena ada kata Aiyyam dan Ramza yang menggunakan huruf Mim.
Terlihat bahwa sebuah Firman sekalipun, juga diedit untuk membombardir kita dengan bilangan 19. Alifnya : 2521, Lamnya : 1892, Mimnya : 1249, Jumlah : 5662 = 298 x 19. Subhaanallah betapa teliti dan canggihnya Allah dalam membuat dan menjaga Al Quran, dengan keunikan matematika yang cerdas.
Semoga Allah menjadikan kita tidak hanya suka membaca, namun suka juga mendalami dan merenunginya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar