Minggu, 05 Oktober 2014

ZIARAH KUBUR



  
ZIARAH KUBUR

“ Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang orang yang gugur di jalan Allah, ( bahwa mereka itu ) mati, bahkan ( sebenarnya ) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya “. ( Q.S. Al baqarah 154 )   

Ziarah kubur merupakan tuntunan agama, karena sangat bermanfaat agar penziarah selalu ingat akan kematian yang setiap saat akan menghadangnya.Abu Hurairah r.a. berkata : " Nabi s.a.w. berziarah ke kubur ibunya kemudian menangis yang menyebabkan orang orang yang ada disekelilingnya ikut menangis. Maka sabdanya : " Aku memohon idzin kepada Tuhanku agar aku diperkenankan memohon ampun bagi ibuku, maka tidak diidzinkan. Kemudian aku mohon idzin untuk berziarah ke kuburnya, maka diidzinkannya. Oleh karena itu ziarahlah ke kubur, sebab hal itu dapat mengingatkan mati ". ( H.R. Jama'ah Ahli Hadits )                  Dengan mengingat mati akan menjadikan hidup lebih berhati hati, sehingga  melakukan kebaikan selalu disukai dan kemaksiatan mudah dihindari


MOTIF ZIARAH

Dalam berziarah ( berkunjung ) bermacam motif dilakukan :Ada yang menjadikan ahli kubur sebagai " washilah ( perantara ) dalam berdo’a ", karena merasa dirinya masih jauh dengan Allah, sehingga meminta bantuan kepada  ahli kubur ( wali, orang keramat, orang pangkat, pahlawan ) yang dianggapnya lebih dekat kepada Allah, agar bisa membantu menyampaikan do’anya kepada Allah.Adapula yang meminta ( ngalap ) berkah, agar memperoleh kesaktian.    Bahkan ada yang meminta wangsit ( petunjuk ), dengan mengharap mimpi atau penampakan dari ahli kubur yang dia   menganggapnya punya karomah ( kemulyaan ). Ada yang hanya khusus berdo’a untuk ahli kubur.


WASHILAH   

Yang berfaham bahwa ziarah kubur sebagai washilah, berdasar ayat tersebut diatas, karena menganggap bahwa ahli ahli kubur masih hidup sebagai layaknya didunia, sehingga bisa mereka bisa membantu berdo’a kepada Allah, dengan dasdasar ini  mereka beranggapan : “ Apa salahnya meminta banbantuan do’a pada mereka, kan mereka orang yang punya karomah ( kemulyaan ) dan dekat kepada Allah “.   

Padahal ayat tersebut menjelaskan : Bahwa orang yang mati  dalam berjihad fii sabiilillah dalam keadaan hidup disisi Allah,  hidup disini artinya hidup di alam lain, bukan alam sepseperti di dunia !. Dimana mereka ( di alam kubur ) mmmendapat kenikmatan kenikmatan di sisi Allah dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup  nya : “…bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya “. ( Q.S. Al baqarah 154 )


TIDAK BISA MENDENGAR

Bahkan Allah memperingatkan Rasulullah s.a.w.     “ Dan tidak ( pula ) sama orang orang yang hidup dan orang ora yang mati. Sesungguhnya Allah memberi pendengaran kepkepada siapa yang dikehendaki Nya dan kamu ( Mu  Muhammad ) sekali kali tiada sanggup memenjadikan orang yang didalam kubur dapat memendengar ( memberi petunjuk ). Kamu tidak lain hanyalah seorang  pemberi periperingatan “. ( Q.S. Faathir 22-23 )BilaBila mendengar saja sudah tidak dapat, apalagi membantu mendo'akan !.Bahkan secara tegas Allah menjelaskan tentang posisi terhadap hamba Nya :                                           “  Dan apabila hamba hamba Ku bertanya kepadamu ( Mu  Muhammad ) tentang Aku, maka  ( jawablah ) : “ Bahwasanya Aku Aku adalah dekat,  Aku mengabulkan permohonan orang yanyang berdoa apabila ia memohon kepada Ku, maka henhendaklah mereka itu memenuhi  ( segala perintah Ku ) dan henhendaklah mereka beriman kepada Ku, agar mereka selalu       berada dalam kebenaran “. ( Q.S. Al Baqarah 186 )
     Dengan demikian yang ziarah kubur dengan motif washilah sansangat jauh menyimpang dari tuntunan agama, apalagi yanyang minta wangsit dan ngalap berkah !


ADAB ZIARAH KUBUR 

Dalam ziarah kubur jangan melakukan kemusyrikan, dan jangan meminta ( bantuan do’a, barokah, wangsit dan sebangsanya ) kepada ahli kubur !.    " Dan janganlah memohon kepada selain Allah, yang tidak dapat memberi manfa'at dan membahayakan ka mu, maka apabila kamu mengerjakan juga, niscayalah kamu tergolong orang orang yang menganiaya ".  ( Q.S. Yu  Yunus 106 )


MELEPAS ALAS KAKI

 Mengenakan alas kaki ketika memasuki pintu gerbang makam masih diperkenankan, namun ketika melalui areal pemakaman alas kaki hendaknya dilepas !.  Dari Basyir bin Khashashiyah, bahwa Rasulullah s.a.w. melihat seorang lelaki berjalan dengan terumpah di atas kubur, maka sabda Beliau : " Hai orang berterumpah ( sandal ), lepaskanlah terumpahmu ! ". ( H.R. Abu Dawud, Ahmad, Empat Ahli Hadits kecuali Tirmidzi  dan Hakim )  


JANGAN DUDUK DIATAS KUBUR

  Dalam berziarah perlu berhati hati, jangan sampai menginjak, melewati apalagi duduk diatas makam, karena sangat besar resiko dan dosanya.
Banyak yang tidak menyadari bahwa pada hakekatnya pemakaman adalah tempat kaum muslimin sedang beristirahat menanti saat dibangkitkan, oleh karena itu hendaklah menjaga dan berhati hati dalam berziarah.          Areal pemakaman karena pada hakekatnya kita berada kawasan kaum muslimin yang sedang beristirahat dalam menanti hari kebangkitan.                                                       
 Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda : " Sungguh seorang dari padamu duduk di atas bara api hingga membakar pakaiannya sampai tembus ke kulitnya, lebih baik dari pada duduk duduk di atas kuburan ". ( H.R. Jama'ah selain Bukhari dan Tirmidzi )

 

DUDUK MENGHADAP KIBLAT 

Sesampainya di lokasi ( tempat ahli kubur ), hendaknya duduk disamping makam sambil menghadap ke kiblat.Dari hadits Bara' bahwasanya Rasulullah s.a.w. duduk menghadap Qiblat ketika pergi berziarah kubur. ( H.R. Abu Dawud )


MENDO’AKAN AHLI KUBUR 

Dalam berziarah hendaklah berdo’a untuk ahli kubur.
Dari Buraidah, katanya : " Adalah Rasulullah saw. mengajar mereka bilamana mereka pergi ke kuburan, agar membaca : “ Assalaamu 'alaikum ahlad diyaar minal mukminiina wal muslimiin, wa innaa insyaa Alloohu lalaahiquun. As alullooha lanaa wa lakumul 'aafiyah ( Semoga selamat sejahtera bagimu penghuni perumahan dari orang orang mukmin dan orang orang Muslim. Dan kami pun akan menyusul, insyaa Allah. Kami memohon kepada Allah 'afiyah ( kebaikan ) bagi kami dan bagi kamu ) ". ( H.R. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah )


WANITA JANGAN SERING ZIARAH 

Walau ziarah kubur merupakan tuntunan, namun bagi wanita jangan sering melakukannya. Wanita adalah makhluk yang halus perasaannya, sehingga dikhawatirkan akan melakukan hal hal yang mendekati kemusyrikan ( mencium nisan, menangis sambil mengadu kepada ahli kubur, mengambil tanah makam dibawa pulang dan sebagainya ). 
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. melaknat ( mengutuk ) perempuan perempuan yang selalu / sering ziarah kubur. ( H.R. Ahmad )


                             KISAH TAULADAN

                             JAWABAN DIPLOMATIS              

Diantara sifat yang dimiliki para Nabi adalah amanah ( jujur ) dan fathonah ( cerdas ), dengan demikian dalam berbicara diatur dan ditatanya sehingga jauh dari asal bicara apalagi dusta.Sebelum diangkat menjadi Nabi kejujuran dan kecerdasannya dikenal luas dikalangan masyarakat Quraisy jahiliyah dengan gelar Al Amin ( dapat dipercaya ).Dengan berbekal jujur dan cerdas akan membantu kepercayaan umat terhadap misi beliau.

Suatu saat Nabi s.a.w. berdiri didepan rumahnya, tiba tiba seorang pemuda lari terengah engah dengan luka berdarah kemudian meminta perlindungan dan langsung masuk kedalam rumah beliau untuk bersembunyi.Tidak lama kemudian datanglah seorang laki laki dengan pedang terhunus yang masih basah dengan lumuran darah dengan tergesa gesa sambil bertanya  : “ Hai Muhammad apakah engkau melihat seseorang lewat di tempat ini ? “.

Nabi s.a.w. sejak kedatangan orang pertama memperoleh firasat buruk, segera mengambil sikap dengan posisi mundur satu langkah dari posisi semula sambil menjawab : “ Sejak berdiri disini aku tidak melihat siapapun selain engkau “.Beliau menyadari jika tidak mundur berarti dusta, namun jika tidak mundur dan menjawab dengan jujur maka nyawa orang yang minta perlindungan pada beliau akan terancam.  Demikian hati hati dan bijak beliau dalam bersikap dan berbicara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar