Kamis, 23 Oktober 2014




               SAMPAI MANA KUMANFAATKAN UMURKU ?
      
“ Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan akan tidak tinggal ( di dunia ) melainkan ( sebentar saja ) di waktu sore atau pagi hari.
   ( An Nazi’at 46 )
             
Usia manusia bermacam macam, ada yang berusia pendek ada yang panjang, namun ketika bangkit di hari kebangkitan, mereka sama merasa betapa pendeknya hidup didunia, karena dahsyat dan lamanya suasana hari kebangkitan.  
Umur atau usia agaknya sulit diprediksi, karena mutlak rahasia Ilahi, adakalanya seorang dokter memprediksi usia seorang pasien tak akan berumur panjang lagi, berdasar hitungan dan prakiraan ilmu yang telah ditekuni, namun takdir berkata lain lagi, sehingga sang pasien justru  bisa berumur panjang dan sehat kembali.

KEMATIAN ANAK
Seorang teman yang putra kecilnya tersedak butiran kacang, dia berusaha menyelamatkan dengan membawanya ke rumah sakit dokter Sutomo surabaya, namun takdir berkata lain, sesampai di pintu gerbang rumah sakit jiwanya tak tertolong. 
Sampai sang ayah shok, tidur terlentang tak bergerak sambil matanya terus membelalak tanpa berkedip sesaatpun. Ketika kami mencoba mengingatkan sambil berbisik ketelinganya, dia tetap saja tak bereaksi, begitu hebatnya tekanan jiwa yang dideritanya.

WAFATNYA SANG DERMAWAN
Ada pula seorang teman, beliau seorang pengusaha muslim yang sukses dan dikenal dermawan ( Bp H. Ahyat Ilyas ), pagi hari beliau berangkat ke kantornya di kota Gersik dalam keadaan sehat, dengan mengendarai mobil sendiri, tiba tiba saja ketika di jalan tol hilang kesadaran, sehingga dia tidak tahu apa yang terjadi, tahu tahu sudah berada di rumah sakit Darmo.
Ketika orang melihat foto mobilnya yang rusak berat sama berkomentar : “ Aneh ya kok masih hidup ? “. Ketika kami jenguk beliau masih diruang I.C.U. sambil mengangkat tangan tanda menyambut kedatangan saya. 
Ahirnya setelah beberapa tahun beliau opname, Allah memanggil ke haribaan Nya. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.
Itulah bermacam cara kematian jika takdir sudah ditetapkan, tak ada yang dapat dan sanggup memajukan atau mengundurkan.
“ ......Maka apabila telah tiba waktunya ( kematian ) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak ( pula ) mendahulukannya. ( Q.S. An Nahl 61 )

NIKMATI DAN SYUKURI
Ketika manusia dalam kondisi sehat, banyak yang tak menyadari betapa banyak karunia Allah dinikmati, berkat kemurahan Nya yang tak terhingga.
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar benar telah mencurahkan air ( dari langit ), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik baiknya. Kemudian Kami tumbuhkan biji bijian di bumi itu, anggur dan sayur sayuran, zaitun dan kurma, kebun kebun ( yang ) lebat, dan buah buahan serta rumput rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang binatang ternakmu. ( Q.S. ‘Abasa 24-32 )
Alangkah hinanya manusia bila tak pandai mensyukurinya, padahal dengan tidak disadari semakin hari jatah sisa usianya makin berkurang !. 

EMPAT PERTANYAAN
Dengan usia manusia bisa menikmati hidup, tanpa usia mati artinya. Namun sayang banyak yang pada lengah dan menyia nyiakan soal usia ini. 
Bahkan saking nekatnya tatkala sehat banyak yang dengan sombongnya berkata : “ Mumpung masih muda mari di puas puaskan dengan berhappy happy ! “.
Padahal usia merupakan amanah yang kelak bakal ditanya di hari kiamat.    
“ Dari Abi Barzah al Aslamy berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Tidak akan bergerak kaki seseorang pada hari kebangkitan sehingga ditanya tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang ilmunya untuk apa ia mengamalkannya, tentang hartanya dari mana dihasilkan dan untuk apa saja ia belanjakan dan tentang jasadnya untuk apa ia gunakan ? “.  ( H.R. Tirmidzi )

MANFAATKAN UMUR
Betapa jeli dan teliti Allah menghitung terhadap amal perbuatan hamba Nya, sehingga walau seberat dzarrah ( atom ) diketahui dan dibalas Nya. Tak sekecilpun perbuatan yang lepas dari pengamatan Nya.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat ( balasan ) nya pula.  ( Q. Al Zalzalah 7-9 )
Maka sungguh beruntung bagi yang sadar dan selalu memanfaat umurnya untuk selalu berbuat kebaikan, bukan menyia nyiakan.

SEBAIK BAIK MANUSIA
Sebagai utusan Nabi ahir zaman, empat abad silam beliau telah menyampaikan ciri manusia yang paling baik :
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sebaik baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya, dan sejelek jelek manusia ialah yang panjang umurnya dan jelek amalnya “. ( H.R. Ahmad )
Tinggal manusia memilih : “ Berumur panjang baik amalnya atau panjang umur namun jelek amalnya ?.

BERUNTUNG
Karena pentingnya mengejar kebaikan, demi mengisi usia yang terbatas seorang ulama bernama Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An Nawawi, biasa disebut Imam Nawawi, karena berasal dari desa Nawa ( Damaskus ) sampai tidak sempat kawin karena sibuknya menulis buku dan mengajar. Beliau ahli di bidang fiqih dan ilmu hadits, sehingga banyak meninggalkan tulisan yang sangat bermanfaat bagi umat manusia, diantaranya kitab “ Riyadlus sholihin “ yang cukup terkenal
Beliau wafat sekitar umur 48 tahun, walau berusia pendek namun sangat bermanfaat bagi manusia, tulisan beliau banyak dipakai rujukan para kiai dan santri, demi tersebarnya syiar agama. Semoga Allah menerima amal sholih beliau, Amiin.
Begini hikmah bila memahami hakekat umur, sehingga hidupnya hanya diisi dengan kebaikan, sehingga hidupnya sangat bermanfaat bagi manusia.
Maha suci Allah yang di tangan Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun “. ( Q.S. Al Mulk 1-2 )

RUGI
Sangat beda dengan keadaan Abu Lahab seorang tokoh quraisy yang hidupnya selalu memusuhi Rasulullah s.a.w., sehingga usaha dan harta bendanya tidak ada gunanya, bahkan nama dan kejelekannya diabadikan dalam Al Quran.
“ Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak... “. ( Q.S. Al Lahab 1-3 )

IMAN DAN AMAL SHOLIH
Mengingat pentingnya waktu sampai Al Quran mengingatkan, karena akan merugi bila tak pandai memanfaatkannya !.         “ Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar benar dalam kerugian, kecuali orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran “. ( Q.S. Al Ashr 1-3 ) 
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang pandai memanfaatkan umur. Amiin.


KISAH TAULADAN
FALSAFAH ANGKA

Manusia berasal dari ketiadaan, kemudian lahir, tumbuh dewasa, tua dan kembali menjadi tiada ( mati ). 
Jadi manusia pada hakekatnya berasal dari ketiadaan, bagai angka nol.
Beda dengan bilangan satu yang menunjukkan eksistensi Tuhan yang satu. Satu adalah asal dari segala angka, dua adalah angka satu sebanyak dua, tiga adalah angka satu sebanyak tiga. Yang asli hanyalah angka satu.
 Bila angka nol dijajar, jadi dua nol, sepuluh nol bahkan berjajar sampai ribuan, nilainya tetap saja nol. Bilangan nol tak punya makna, nol adalah kehampaan. 
Tetapi bila angka nol dijajar dibelakang angka satu, satu nol menjadi sepuluh, tiga nol jadi seribu, enam nol jadi sejuta, dan seterusnya.
Sesungguhnya hidup pada hakekatnya tak punya makna, jika hanya berorientasi pada selain Allah. Dengan demikian bila hidup hanya semata mata  mengejar harta, jabatan, gelar, kekuasaan dan wanita, berarti semuanya bernilai nihil, kehampaan alias kepalsuan.
Bukankah segala sesuatu selain Allah adalah nol !, berawal dari ketiadaan dan kembali menjadi tiada. Artinya hidup akan bermakna dan punya nilai jika semuanya perbuatan berorientasi untuk menghamba dan mengabdi kepada Allah, Dzat yang Maha Tunggal, Yang Maha Pencipta.
Bukankah Allah berfirman : “ Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam “ ( Q.S. Al An’aam 162 ).
Dengan demikian hidup akan bermakna bila didasari niat beribadah , bagai angka satu, bukan seperti angka nol yang tak punya bobot dan makna.
Maka sangat beruntung yang faham tujuan hidup, sehingga hidupnya tidak sia sia, hidupnya penuh amal yang bermanfaat bagi dirinya dan makhluk lainnya.
Sehingga kelak menghadap kepada Allah dengan bekal penuh amalan dalam rangka ibadah ( mengabdi ) kepada Nya, sehingga jiwanya puas dan tenang, karena akan mendapat balasan syurga yang  dijanjikan. 

        






Tidak ada komentar:

Posting Komentar