Senin, 20 Oktober 2014

KETAULADANAN UMAR SEBAGAI KALIFAH




     KETAULADANAN UMAR SEBAGAI KHALIFAH

Dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi saw sabdanya : “ Ketahuilah ! setiap kamu adalah penggembala ( pemimpin ), dan setiap kamu akan ditanya tentang gembalaanmu ( kepemimpinanmu ). Seorang Amir ( raja, penguasa, pembesar atau pemimpin ) yang berkuasa terhadap rakyat, akan ditanya tentang kepemimpinannya…….”. ( H.R. Muslim )

Nama lengkapnya Abu Hafsh Umar bin Khaththab bin Nufail bin Abdul ‘Uzza bin Raban bin Abdullah bin Qarth bin Razah bin ‘Adi bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib Al Qursyi Al ‘Adawi.
Merupakan amirul Mukminin dan Khalifah kedua setelah Abu Bakar Ash Shiddiq, memiliki banyak karamah atau keistimewaan, pemimpin dalam beberapa ekspansi dan penaklukan Islam. 
Allah memuliakan agama Islam lewat keutamaan Umar. Sangat besar jasanya dalam membebaskan kaum muslimin dari berbagai bentuk penyiksaan kaum musyrikin.

LUAR BIASA
Ditampuk kepemimpinannya, agama Islam berkembang luas. Umar adalah orang yang sangat serius dan bersungguh sungguh, banyak membantu kepada sesamanya, dan mempunyai keistimewaan luar biasa, sehingga syetan pun dibuatnya gentar. Umar merupakan penerang ahli syurga, orang yang keras namun sangat halus perasaannya.
Beliau sangat toleran, banyak mengeluarkan air mata karena takut kepada Sang Pencipta. Suka menolong orang orang yang lemah, pemimpin yang adil, khalifah yang arif dan bijaksana, kaya dengan segudang pengalaman dan ilmu pengetahuan, sebagai benteng Islam yang dapat diandalkan demi eksistensi dan penyebarannya.

PEMBERANI
Satu satunya orang yang pertama kali berani melaksanakan shalat di Masjidil Haram dengan terang-terangan, yang pertama kali melaksanakan hijrah ( yaitu mengungsi dari kota Mekkah ke Madinah ) tanpa sembunyi-sembunyi. Selalu berbicara benar ( tidak pernah dusta )  terkenal dengan sifat amanahnya, tidak pernah takut atau gentar kepada siapapun, selalu menepati aturan dan syariat-syariat Allah.
Pertemuan nasabnya dengan Nabi Muhammad s.a.w. kepada Ka’ab bin Luay bin Ghalib. Umar dilahirkan 13 tahun setelah tahun gajah, yaitu tahun dimana Nabi Muhammad s.a.w. dilahirkan, memeluk Islam 5 tahun sebelum Hijriyah.

DO’A NABI UNTUK UMAR
Nabi s.a.w. sangat berharap agar Umar mau memeluk Islam dengan berdo'a :
“ Ya Allah, muliakanlah Islam dengan salah satu dari dua Umar. Dengan Amru bin Hisyam ( Abu Jahal ) atau dengan Umar bin Khaththab “. ( H.R. Tirmidzi )
Ternyata Umar bin Khaththab lah yang menjadi pilihan Allah 

KEUTAMAAN UMAR
Umar mempunyai banyak keistimewaan sebagaimana pernah dikatakan Nabi :
“ Sesungguhnya Allah telah menjadikan kebenaran melalui lisan dan hati Umar “( H.R. Imam Ahmad )
Beliau juga pernah bersabda :“ Kalau saja ada nabi setelahku, maka niscaya Umarlah orangnya “. ( H.R. Imam Ahmad )
Nabi s.a.w. juga bersabda : “ Pada zaman dahulu sebelum kalian, terdapat beberapa orang pembaharu. Kalau saja masih terdapat seorang pembaharu pada umatku, maka Umarlah orangnya “. ( H.R. Imam Bukhari )
“ Aku telah beberapa kali melihat syetan syetan berbentuk manusia dan jin yang lari dari Umar “. ( H.R. Tirmidzi )
Ali bin Abi Thalib r.a. berkata : “ Orang yang paling baik setelah Nabi adalah Abu Bakar, kemudian Umar r.a. “. ( H.R. Imam Bukhari )

TEROBOSAN YANG DILAKUKAN
Umar r.a. membuat beberapa terobosan dalam beberapa hal : 1 Berhijrah secara terang terangan. 2 Orang pertama yang mendapat gelar Amirul Mukminin. 3 Kholifah pertama yang mempergunakan penanggalan hijriyah. 4 Yang pertama kali mengumpulkan para sahabat untuk melaksanakan shalat sunnah pada malam malam Ramadhan. 5 Yang pertama kali mempunyai ide mengumpulkan Al Qur’an. 6 memberikan hadiah dan penghargaan kepada para penghafal Al Qur’an.7 Membebaskan pajak orang orang kafir dzimmi yang miskin dan tidak mampu untuk membayar pajak. 8 Mengidentifikasi orang orang kafir dzimmi dan membebaskannya dari perbudakan. 9 Penggagas diadakannya wajib militer dalam negara. 10 Menyertakan para hakim dan jaksa untuk berangkat bersama-sama dengan para tentara. 11 Pemimpin pertama dalam sejarah yang selalu melakukan inspeksi pada masyarakat  secara langsung guna melihat keadaan mereka dari dekat. 12 Mengeluarkan undang undang tertulis dalam dunia Islam. 13 Menyelenggarakan konferensi dan pertemuan para petinggi pemerintahan dan pemimpin Islam. 14 Membuat peraturan-peraturan dalam kemiliteran secara tertulis, daftar nama para tentara dan daftar subsidi kepada mereka.  15 Membangun bangunan khusus untuk para tamu negara (gedung resepsi).

PENGHARGAANNYA TERHADAP PEJUANG
Suatu saat berkerumunlah orang orang mengelilingi sang Khalifah Umar bin Khaththab guna mendapatkan jatah sedekah darinya, sampai tempat itu pun penuh berjubel.
Umar sambil membagi bagikan harta, melihat sambil mengamati setiap orang yang berada di sekitarnya. Maka dilihatnya seorang laki laki yang ikut berkerumun antri dengan muka penuh bekas luka.
Umar kemudian mendekat sambil bertanya tentang penyebab luka tersebut, kemudian dia menjawab bahwa semuanya disebabkan karenakan perang.
Mendengar jawaban tersebut Umar kemudian berteriak dan memerintahkan orang orang yang membantu membagikan harta sedekahnya agar segera memberi sedekah kepada orang tersebut sambil berkata : “ Berilah dia 1000 Dirham ! ”, kemudian diberikanlah uang sebanyak 1000 Dirham.
Kemudian Umar berkata lagi : “ Berikanlah orang itu 1000 Dirham ! ”. Ia berkata begitu sebanyak empat kali, sehingga laki laki tersebut mendapatkan bagian 4000 Dirham.
Karena merasa malu maka laki laki tersebut keluar dari antrian sambil meninggalkan kerumunan.
Karena tidak melihat orang itu lagi, Umar lalu menanyakan kemana orang itu pergi. Maka dijawab : “ Aku lihat dia telah keluar, karena ia merasa malu sebab banyaknya bagian yang telah diterimanya “.
Kemudian Umar berkata : “ Demi Allah, jika ia tetap di sini dan selama harta yang akan aku bagaikan masih tersisa, maka aku akan selalu menambahnya. Laki laki itu mengalami luka diwajahnya karena terkena serangan selama berperang dijalan Allah “.

PERHATIAN TERHADAP RAKYAT
Pada suatu malam tatkala Umar mengadakan perjalanan dalam rangka memantau keadaan rakyatnya, tiba tiba terdengar olehnya suara tangis beberapa anak kecil. 
Kemudian dia mendekati suara tangis tersebut, maka sampailah di suatu rumah yang dihuni oleh seorang ibu dengan dua orang anaknya yang masih kecil, anak anak tersebut sedang merengek disamping ibunya.
Terlihatlah oleh Umar sebuah periuk berisi air diatas tungku api. Kemudian Ia  mendekati pintu rumah dan berkata : “ Wahai ibu apa yang menyebabkan anak anakmu menangis ? ”. Menjawablah sang ibu : “ Mereka menangis karena kelaparan “. Umar bertanya lagi : “ Jadi apa yang ada didalam periuk itu ? ”. Si ibu menjawab : “ Aku mengisinya dengan air agar tampak seperti sedang memasak makanan, hingga mereka tertidur, mereka menyangka bahwa didalam periuk itu ada sesuatu yang sedang dimasak “.
Mendengar jawaban tersebut maka terisaklah sang Umar karena tidak kuasa menahan air matanya. Sambil menarik nafas panjang, ia lalu pergi menuju ke Baitul Mal dan mengambil karung besar, kemudian diisinya karung tersebut dengan tepung, minyak, kurma, pakaian, daging dan uang hingga penuh.
Kemudian dia menemui Aslam, orang yang sering menemaninya berjalan malam sambil berkata : “ Wahai Aslam, tolong angkatkan ke pundakku ! ”. Aslam pun menjawab : “ Biarlah aku yang membawanya, wahai Amirul Mukminin ! ”. 
Umar menegaskan lagi : “ Tidak wahai Aslam, atau engkau mau membawanya di hari kiamat kelak ? ”.
Umar kemudian memanggulnya sendiri diatas pundaknya, kemudian sampailah Umar dirumah tersebut, periuk ibu tersebut diambil dan diisinya dengan tepung, daging dan kurma, kemudian mengaduk semuanya dengan tangannya sendiri. 
Ditiupnya tungku tempat memasak agar apinya menyala, hingga akhirnya matanglah makanan tersebut.
Kemudian dibangunkan dan disuapinya anak anak kecil tersebut hingga kenyang.
Kemudian Umar mengajaknya keluar rumah untuk bermain main hingga mereka tertawa bahagia.
Kemudian Umar berdiri dan berkata kepada Aslam : “ Wahai Aslam, tahukah kamu kenapa aku ajak mereka bermain ? ”. Dijawab oleh Aslam : “ Tidak, wahai Amirul Mukminin ! ”. Kemudian berkata Umar : “ Aku telah melihatnya menangis, sehingga aku tidak rela untuk pergi dan meninggalkannya kecuali sampai aku melihat mereka tertawa bahagia. Maka ketika mereka tertawa bahagia, berbahagialah hatiku ini “.

MENGAKUI KESALAHANNYA
Suatu hari naiklah Umar diatas mimbar dengan mulut yang disibukkan oleh bacaan tasbih dan tahmid. Dengan wajah bersinar dan menghadap para jamaah dia berkata : “ Janganlah kalian terlalu banyak memberikan mahar kepada perempuan yang ingin kalian nikahi. Tidak pernah saya mendengar ada orang yang lebih banyak daripada Rasulullah s.a.w. dalam memberikan mahar. Jika ada orang yang melebihi Rasulullah s.a.w. dalam memberikan mahar, maka kelebihannya itu serahkan ke Baitul Mal “.
Setelah mengatakan demikian dia beranjak turun dari mimbar. Disaat hendak turun dari mimbar tiba tiba berdiri seorang wanita Quraisy seraya berkata : “ Wahai Amirul Mukminin, Kitabullah atau ucapan engkau yang berhak untuk aku ikuti ? “. Umar menjawab : “ Kitabullah ! memangnya ada apa ?”. 
Wanita tersebut kemudian berkata : “ Baru saja engkau melarang orang orang untuk memberikan mahar terlalu banyak kepada wanita yang ingin mereka nikahi, padahal Allah telah berfirman : “ Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali daripadanya barang sedikitpun “. ( Q.S. An-Nisaa : 20 )
Umar kemudian menjawab : “ Semua orang lebih pandai dari Umar “. Kemudian Umar kembali dan naik mimbar seraya berkata di hadapan orang orang yang sedang berkumpul saat itu : “ Baru saja aku melarang kalian untuk tidak terlalu banyak memberikan mahar kepada para wanita yang ingin kalian nikahi. Sekarang, semua lelaki bebas membelanjakan hartanya sesuka hati “.

BEROBAH TOTAL BERKAT ISLAM
Begitu drastis perubahan sikap Umar, jika dulu sangat membenci Islam, berkat do'a Nabi s.a.w. dia mendapat hidayah Allah dan memeluk Islam.
Jika dulu dia sikapnya keras tak terarah, setelah memeluk Islam sikapnya berubah total dan terarah : Perasaannya peka, halus, tanggap, mau mengalah, mau menerima kritik dan saran, suka memantau nasib rakyatnya secara langsung, perduli dan suka memberi bantuan pada rakyat yang membutuhkan, mengadakan terobosan secara radikal demi kemajuan rakyat yang dipimpinnya.
Demikian mulia sikap Umar sebagai pemimpin yang benar benar berjuang untuk kesejahteraan rakyatnya, karena faham bahwa kepemimpinannya kelak akan diminta pertanggung jawabannya oleh Allah di akherat !.
Bukan pemimpin yang mengutamakan keuntungan dirinya belaka, sehingga nasib rakyat menjadi makin sengsara.
Ya Allah terimalah amal Umar bin Khaththab, ampunilah dosanya, masukkan dia ke dalam syurga Mu sebagaimana janji Mu. Amiin.      

MUTIARA DO’A
MOHON PETUNJUK, TAMBAHAN TAQWA, KEKAYAAN DAN TERJAGANYA
KEHORMATAN DIRI
  
“ ALLOOHUMMA INNII AS ALUKAL HUDAA WATTUQOO WAL ‘AFAAFA WAL GHINAA ”
 “ Wahai Allah sesungguhnya saya mohon petunjuk, tambahnya taqwa, terpeliharanya kehormatan diri dan kekayaan kepada Mu
( H.R. Muslim )









Tidak ada komentar:

Posting Komentar