Kamis, 02 Oktober 2014

KOKOHNYA PENDIRIAN SANG PANGLIMA PERANG



KOKOHNYA PENDIRIAN SANG PANGLIMA PERANG

" Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah orang orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang orang    yang sabar ". 
( Q.S. Ali Imran 142 )

Abdullah bin Hudzafah adalah panglima pasukan islam yang ikut memimpin  penaklukan ke Syam, memerangi pasukan Romawi yang berada di Kaisaria, kota Palestina ditepi laut Mediterranian. Tetapi rupanya Allah menghendaki lain, Abdullah bin Hudzafah tidak berhasil merebutnya, bahkan dia beserta pasukannya jatuh kefihak lawan sebagai tawanan perang.

TIPU MUSLIHAT SEBAGAI PERANGKAP
Melihat kekalahan pasukan Islam, Kaisar Romawi mengatur perangkap, maka dipanggilnya Abdullah bin Hudzafah guna menghadap, mulailah Heraclius membujuk dan menjanjikan tawaran yang cukup mantap, seraya berkata sambil berharap : " Masuklah kedalam agama nasrani, aku akan memberimu harta benda berapapun yang engkau ingini ". Maka dengan tegas Abdullah bin Hudzafah menolak tawaran ini.
Diajukannya tawaran berikutnya, bila dia mau pindah agama, maka akan dinikahkan dengan putrinya, namun Abdullah dengan tegas menolaknya. Sampai tawaran berbagi kekuasaanpun tetap ditolaknya. Bahkan Kaisar mengajukan tawaran lebih tinggi lagi, bila ia mau pindah agama nasrani, Kaisar akan memberikan separuh dari wilayah kerajaan Romawi. Diluar dugaan Kaisar, justru Abdullah bin Hudzafah menjawab dengan lantang : "Seandainya engkau berikan semua yang engkau miliki termasuk pula harta orang Arab, niscaya aku tak akan meninggalkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w sedikitpun ".

ANCAMAN DITINGKATKAN
Setelah gagal menggunakan bujukan dan rayuan, Heraclius semakin menekan : " Jika demikian tak ada jalan lain, melainkan aku akan membunuhmu ! ", Abdullah bin Hudzafah tanpa ragu ragu menjawab : " Lakukan apa saja yang engkau mau ! ".         

TAK TERGOYAHKAN DEMI KEHORMATAN
Kemudian Abdullah bin Hudzafah dimasukkan kedalam penjara, tanpa diberi makan dan minum selama tiga hari, kemudian disajikan minuman keras dan daging babi, namun ia tetap menolaknya dengan gigih, Heraclius dengan penuh heran bertanya lagi : " Apa yang membuatmu tak memakannya, bukankah engkau dalam kondisi kelaparan, bukankah agamamu mengajarkan dalam kondisi darurat, barang yang harampun boleh dimakan ? ". Abdullah bin Hudzamah menjawab : " Memang dalam keadaan terpaksa yang harampun menjadi halal dimakan, namun aku tetap bertahan, agar aku tidak memberimu kesempatan untuk menghina agama Islam ".

BERBAGAI CARA AGAR AKIDAH BERUBAH
Merasa tipu dayanya mengalami jalan buntu, Heraclius memerintahkan agar kedua tangan dan kaki Abdullah bin Hudzafah diikat diatas palang kayu, para pemanahpun diperintahkan memanah kearah sisi tubuhnya dengan jitu, guna menyiutkan nyali Abdullah yang masih bersikukuh, namun gertakan ini tak juga membuatnya gentar apalagi luyuh, ahirnya dia diturunkan dari palang salib kayu.

HERACLIUS KEHABISAN JURUS
Tumpul sudah akal Heraklius menghadapi panglima Islam yang tangguh dan jenius, maka dikeluarkannya pamungkas jurus, disiapkannya ketel besar berisi air yang dipanaskan terus menerus, satu prajurit Islam dimasukkan kedalamnya hingga daging dan tulangnya hancur berantakan terputus putus. Menyusul pula prajurit kedua dimasukkan, berikutnya giliran Abdullah bin kudzafah. Diluar dugaan meleleh air matanya, dengan berbinar dan gembira Heraclius bertanya, sambil terbesit dihatinya mungkin Abdullah bin Hudzafah mau berubah dan goyah pendiriannya : " Mengapa engkau menangis hai Abdullah ? ", diluar dugaan dia menjawab dengan tegarnya : " Sayang aku hanya memiliki satu nyawa, yang dapat aku persembahkan untuk agama dijalan Allah, sedangkan aku menginginkan memiliki nyawa sebanyak helai rambut dikepala, yang akan aku persembahkan untuk agama dan semuanya mati dijalan Allah ! ". 
Dengan senyum kecut karena kalah secara telak, namun penuh kagum atas keteguhan Abdullah bin Kudzafah, Heraclius memberikan tawaran terahir, guna menyembunyikan rasa malu dari wajahnya sambil berkata : " Maukah engkau aku bebaskan dengan sarat engkau bersedia mencium keningku ? ". Abdullah bin Hudzafah spontan menjawab : " Baik aku bersedia, tetapi dengan sarat engkau membebaskan semua tawanan muslim dari penjara ". Ahirnya permintaan Abdullah bin hudzafah dikabulkan.

DEMI CINTANYA PADA ANAK BUAH
Jumlah pasukan Islam yang ditawan Heraclius sebanyak 300 orang, sesuai dengan bunyi kesepakatan, maka Abdullah bin Hudzafah mencium kening Heraclius demi rasa cinta dan keselamatan anak buahnya.
Setelah amanah dilaksanakan, pasukan Islampun dibebaskan sesuai kesepakatan, maka Abdullah bin Hudzafah beserta pasukan segera pulang menuju Madinah langsung melapor dan menemui khalifah Umar ibnul khaththab.
Abdullah bin Hudzafahpun berkisah tentang pengalamannya sejak ditawan, disiksa, sampai liku liku pembebasannya.  Sementara sebagian orang Madinah ketika mendengar kisah, ada yang merasa keberatan dan menyayangkan sikap Abdullah bin Kudzafah yang telah mencium kening kaisar Heraclus, karena dianggapnya menjatuhkan wibawa pasukan dan kehormatan agama Islam.
Mereka tidak melihat pada pengorbanan dan harga mahal para tawanan perang, yang telah berhasil dibawa pulang,  sebagai imbalan dari ciuman kening Heraclius oleh sang panglima perang.

PENGHORMATAN KHALIFAH UMAR
Khalifah Umar ibnul Khaththab dan sebagian besar tokoh Madinah menyambut gembira atas kebijakan Abdullah bin Hudzafah dalam menyelamatkan pasukannya.
Maka khalifah Umar ibnul Khaththab dengan penuh bangga dan gembira berkata : " Abdullah bin Hudzafah berhak mendapatkan ciuman kening dari setiap muslim, dan akulah yang pertama kali akan melakukannya ", kemudian diikuti oleh segenap kaum Muslimin sahabatnya.
Begitu bijak dan mulyanya khalifah Umar ibnul Khaththab dalam memberikan perhargaan   pada para pasukan, sehingga menimbulkan rasa  simpati dan kecintaan pada pimpinan, padahal Umar ibnul Khaththab sangat dikenal sebagai sosok yang keras dan disiplin sikapnya.

LANJUTKAN SEMANGAT ABDULLAH BIN HUDZAFAH
Kehidupan dan gemerlap dunia sangat menyilaukan bagi yang kurang faham, mengakibatkan  harta dan tingginya jabatan menjadi acuan dan tujuan, tanpa menghiraukan resiko masa depan, segala cara dilakukan yang penting tercapai tujuan, halal dan haram tak perlu diperhitungkan, karena akan menghambat keberhasilan. Bila prinsip ini menjadi pegangan, maka setan akan menjadi teman seperjuangan.
Bila setan sudah akrab menjadi teman, ini pertanda rapuhnya iman, berakibat akidah akan dengan mudah tergadaikan, padahal keyakinan inilah yang justru akan menentukan pola kehidupan,  maka jangan silau dengan gemerlap dunia yang bersifat sementara dan penuh tipuan.

PEGANG TEGUH KEYAKINAN
Maka hati hati dengan keyakinan atau akidah, pegang erat erat jangan setengah setengah, jangan mudah terkecoh dan goyah, karena harta dan tahta senantiasa menggoda. Banyak kaum muslimin yang berpindah agama, gara gara tergoda dan terkesima, karena pekerjaan yang diingininya.
Bahkan ada pula yang berpindah agama, hanya karena iming iming jabatan yang lebih tinggi akan diperolehnya, demikian murah dia menjual keyakinannya, betapa rendah harga dirinya !.

FATAL
Yang lebih fatal lagi, hanya karena menginginkan seorang istri, dengan mudah pula ia melepas agama yang dicintai, guna ditukar dengan agama sang istri, demi wanita yang dicintai, yang jelas takkan dapat membahagiakan hidupnya dikelak kemudian hari.
 Apalah arti hidup bila hanya bersandar pada materi, yang takkan kekal dibawa mati, padahal kehidupan setelah mati, jauh lebih tinggi, bahkan lebih nikmat dan abadi, ini perlu  disadari. Hati bisa lupa dan lepas kendali, maka harus selalu diisi  dengan siraman rohani. 
Kekuatan iman sangat menentukan sikap seseorang, keberanian dan kesatriaan akan tampak kepermukaan, membuahkan sikap kokoh yang tak tergoyahkan. Menjadikan senjata yang akan menggetarkan fihak lawan. Sejarah telah berulang kali membuktikan.


KISAH TAULADAN      
 YANG TIDAK MENYUKAI SUNNAHKU BUKAN GOLONGKU           
Driwayatkan oleh Anas  r.a. bahwa karena rasa ingin tahunya, tiga orang  sahabat  datang  kerumah Rasulullah  s.a.w. guna menanyakan perihal cara ibadah beliau.Ketika sudah dijelaskan mereka merasa bahwa ibadahnya masih terasa kurang, dibanding dengan ibadah Rasulullah s.a.w  Rasulullah s.a.w. adalah panutan yang harus ditiru dalam hal peribadatan, karena beliau selalu mendapat bimbingan, melalui wahyu yang disampaikan, oleh Jibril sang malaikat utusan. Rupanya ketiga sahabat sangat terkesan dan ingin lebih meningkatkan peribadatan, salah seorang diantaranya, ada yang ingin melakukan salat malam secara terus menerus tanpa putus. Yang seorang lagi ingin melakukan puasa setiap hari sepanjang tahun tanpa henti. Orang ketiga bercita cita menjauhi wanita, dengan cara tak akan menikah selama hidupnya. Mendengar ihwal ketiga orang sahabat tersebut, datanglah Rasulullah s.a.w. menemui mereka, sambil bertanya : " Benarkah kalian yang mengatakan akan shalat malam terus menerus, akan berpuasa setiap hari, dan tak akan menikah selama hidup ?. Demi Allah aku orang yang paling takut diantara kalian kepada Allah, dan paling bertakwa kepadaNya, namun disamping aku melaksanakan shalat malam, aku juga tidur, aku juga melaksanakan puasa namun juga tidak puasa, dan aku juga menikahi wanita. Barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan golonganku " ( H.R. Bukhari  dan Muslim ).                Demikian manusiawinya tuntunan islam dalam membagi hak, masing masing anggauta tubuh ada jatah bagiannya, bahkan sampai nafsu sahwatpun ada hak kaplingannya, sehingga tidak mengingkari dan meninggalkan fitrahnya                Dengan demikian orang yang memeluk agama Islam, akan menjadi sehat tubuhnya, dan nyaman serta bahagia jiwanya, karena hidupnya selalu bersandar pada agama yang fitra            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar