KOKOHNYA PENDIRIAN SANG PANGLIMA PERANG
" Apakah
kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum nyata bagi Allah
orang orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang orang yang sabar ".
( Q.S. Ali Imran 142 )
( Q.S. Ali Imran 142 )
Abdullah bin Hudzafah adalah panglima pasukan islam yang ikut memimpin penaklukan ke Syam, memerangi pasukan Romawi yang berada di Kaisaria, kota Palestina ditepi laut Mediterranian. Tetapi rupanya Allah menghendaki lain, Abdullah bin Hudzafah tidak berhasil merebutnya, bahkan dia beserta pasukannya jatuh kefihak lawan sebagai tawanan perang.
TIPU MUSLIHAT SEBAGAI PERANGKAP
Melihat kekalahan pasukan Islam, Kaisar Romawi mengatur perangkap, maka dipanggilnya Abdullah bin Hudzafah guna menghadap, mulailah Heraclius membujuk dan menjanjikan tawaran yang cukup mantap, seraya berkata sambil berharap : " Masuklah kedalam agama nasrani, aku akan memberimu harta benda berapapun yang engkau ingini ". Maka dengan tegas Abdullah bin Hudzafah menolak tawaran ini.
Diajukannya tawaran berikutnya, bila dia mau
pindah agama, maka akan dinikahkan dengan putrinya, namun Abdullah dengan tegas
menolaknya. Sampai tawaran berbagi kekuasaanpun tetap ditolaknya. Bahkan Kaisar
mengajukan tawaran lebih tinggi lagi, bila ia mau pindah agama nasrani, Kaisar
akan memberikan separuh dari wilayah kerajaan Romawi. Diluar dugaan
Kaisar, justru Abdullah bin Hudzafah menjawab dengan lantang : "Seandainya
engkau berikan semua yang engkau miliki termasuk pula harta orang Arab, niscaya
aku tak akan meninggalkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad s.a.w sedikitpun
".
ANCAMAN DITINGKATKAN
Setelah gagal menggunakan
bujukan dan rayuan, Heraclius semakin menekan : " Jika demikian tak ada
jalan lain, melainkan aku akan membunuhmu ! ", Abdullah bin Hudzafah tanpa
ragu ragu menjawab : " Lakukan apa saja yang engkau mau ! ".
TAK TERGOYAHKAN DEMI
KEHORMATAN
Kemudian
Abdullah bin Hudzafah dimasukkan kedalam penjara, tanpa diberi makan dan minum
selama tiga hari, kemudian disajikan minuman keras dan daging babi, namun ia
tetap menolaknya dengan gigih, Heraclius dengan penuh heran bertanya lagi :
" Apa yang membuatmu tak memakannya, bukankah engkau dalam kondisi
kelaparan, bukankah agamamu mengajarkan dalam kondisi darurat, barang yang
harampun boleh dimakan ? ". Abdullah bin Hudzamah menjawab : " Memang
dalam keadaan terpaksa yang harampun menjadi halal dimakan, namun aku tetap
bertahan, agar aku tidak memberimu kesempatan untuk menghina agama Islam ".
BERBAGAI CARA AGAR AKIDAH BERUBAH
Merasa tipu
dayanya mengalami jalan buntu, Heraclius memerintahkan agar kedua tangan dan
kaki Abdullah bin Hudzafah diikat diatas palang kayu, para
pemanahpun diperintahkan memanah kearah sisi tubuhnya dengan jitu, guna
menyiutkan nyali Abdullah yang masih bersikukuh, namun gertakan ini tak juga membuatnya
gentar apalagi luyuh, ahirnya dia diturunkan dari palang salib kayu.
HERACLIUS KEHABISAN JURUS
Tumpul sudah akal Heraklius
menghadapi panglima Islam yang tangguh dan jenius, maka dikeluarkannya pamungkas
jurus, disiapkannya ketel besar berisi air yang dipanaskan terus menerus, satu
prajurit Islam dimasukkan kedalamnya hingga daging dan tulangnya hancur
berantakan terputus putus. Menyusul pula prajurit kedua dimasukkan, berikutnya
giliran Abdullah bin kudzafah. Diluar dugaan meleleh air matanya, dengan berbinar
dan gembira Heraclius bertanya, sambil terbesit dihatinya mungkin Abdullah bin
Hudzafah mau berubah dan goyah pendiriannya : " Mengapa engkau menangis
hai Abdullah ? ", diluar dugaan dia menjawab dengan tegarnya :
" Sayang aku hanya memiliki satu nyawa, yang dapat aku persembahkan untuk
agama dijalan Allah, sedangkan aku menginginkan memiliki nyawa sebanyak helai
rambut dikepala, yang akan aku persembahkan untuk agama dan semuanya mati
dijalan Allah ! ".
Dengan senyum kecut
karena kalah secara telak, namun penuh kagum atas
keteguhan Abdullah bin Kudzafah, Heraclius memberikan tawaran terahir, guna
menyembunyikan rasa malu dari wajahnya sambil berkata : " Maukah engkau
aku bebaskan dengan sarat engkau bersedia mencium keningku ? ". Abdullah
bin Hudzafah spontan menjawab : " Baik aku bersedia, tetapi dengan sarat
engkau membebaskan semua tawanan muslim dari penjara ". Ahirnya permintaan
Abdullah bin hudzafah dikabulkan.
DEMI CINTANYA PADA ANAK BUAH
Jumlah
pasukan Islam yang ditawan Heraclius sebanyak 300 orang, sesuai dengan bunyi
kesepakatan, maka Abdullah bin Hudzafah mencium kening Heraclius demi rasa
cinta dan keselamatan anak buahnya.
Setelah amanah dilaksanakan,
pasukan Islampun dibebaskan sesuai kesepakatan, maka Abdullah bin Hudzafah
beserta pasukan segera pulang menuju Madinah langsung melapor dan menemui
khalifah Umar ibnul khaththab.
Abdullah bin Hudzafahpun berkisah
tentang pengalamannya sejak ditawan, disiksa, sampai liku liku
pembebasannya. Sementara sebagian orang
Madinah ketika mendengar kisah, ada yang merasa keberatan dan menyayangkan sikap
Abdullah bin Kudzafah yang telah mencium kening kaisar Heraclus, karena
dianggapnya menjatuhkan wibawa pasukan dan kehormatan agama Islam.
Mereka tidak melihat pada
pengorbanan dan harga mahal para tawanan perang, yang telah berhasil dibawa
pulang, sebagai imbalan dari ciuman
kening Heraclius oleh sang panglima perang.
PENGHORMATAN
KHALIFAH UMAR
Khalifah Umar ibnul Khaththab
dan sebagian besar tokoh Madinah menyambut gembira atas kebijakan Abdullah bin
Hudzafah dalam menyelamatkan pasukannya.
Maka khalifah Umar ibnul
Khaththab dengan penuh bangga dan gembira berkata : " Abdullah bin
Hudzafah berhak mendapatkan ciuman kening dari setiap muslim, dan akulah yang
pertama kali akan melakukannya ", kemudian diikuti oleh segenap kaum
Muslimin sahabatnya.
Begitu bijak dan mulyanya
khalifah Umar ibnul Khaththab dalam memberikan perhargaan pada para pasukan, sehingga menimbulkan rasa
simpati dan kecintaan pada pimpinan,
padahal Umar ibnul Khaththab sangat dikenal sebagai sosok yang keras dan
disiplin sikapnya.
LANJUTKAN SEMANGAT
ABDULLAH BIN HUDZAFAH
Kehidupan
dan gemerlap dunia sangat menyilaukan bagi yang kurang faham, mengakibatkan harta dan tingginya jabatan menjadi acuan dan tujuan,
tanpa menghiraukan resiko masa depan, segala cara dilakukan yang penting
tercapai tujuan, halal dan haram tak perlu diperhitungkan, karena akan
menghambat keberhasilan. Bila prinsip ini menjadi pegangan, maka setan akan
menjadi teman seperjuangan.
Bila setan sudah akrab menjadi
teman, ini pertanda rapuhnya iman, berakibat akidah akan dengan mudah
tergadaikan, padahal keyakinan inilah yang justru akan menentukan pola kehidupan,
maka jangan silau dengan gemerlap dunia
yang bersifat sementara dan penuh tipuan.
PEGANG TEGUH
KEYAKINAN
Maka hati hati dengan keyakinan
atau akidah, pegang erat erat jangan setengah setengah, jangan mudah terkecoh
dan goyah, karena harta dan tahta senantiasa menggoda. Banyak kaum muslimin
yang berpindah agama, gara gara tergoda dan terkesima, karena pekerjaan yang
diingininya.
Bahkan ada pula yang berpindah
agama, hanya karena iming iming jabatan yang lebih tinggi akan diperolehnya,
demikian murah dia menjual keyakinannya, betapa rendah harga dirinya !.
FATAL
Yang lebih fatal lagi, hanya
karena menginginkan seorang istri, dengan mudah pula ia melepas agama yang
dicintai, guna ditukar dengan agama sang istri, demi wanita yang dicintai, yang
jelas takkan dapat membahagiakan hidupnya dikelak kemudian hari.
Apalah arti hidup bila hanya bersandar pada materi,
yang takkan kekal dibawa mati, padahal kehidupan setelah mati, jauh lebih
tinggi, bahkan lebih nikmat dan abadi, ini perlu disadari. Hati bisa lupa dan lepas kendali,
maka harus selalu diisi dengan siraman rohani.
Kekuatan iman sangat menentukan sikap seseorang, keberanian
dan kesatriaan akan tampak kepermukaan,
membuahkan sikap kokoh yang tak tergoyahkan. Menjadikan senjata yang akan
menggetarkan fihak lawan. Sejarah telah berulang kali membuktikan.
KISAH TAULADAN
YANG TIDAK MENYUKAI SUNNAHKU BUKAN GOLONGKU
Driwayatkan oleh Anas r.a. bahwa karena rasa ingin tahunya, tiga
orang sahabat datang kerumah Rasulullah s.a.w. guna menanyakan perihal cara ibadah beliau.Ketika sudah dijelaskan mereka merasa bahwa
ibadahnya masih terasa kurang, dibanding dengan ibadah Rasulullah s.a.w Rasulullah s.a.w. adalah panutan
yang harus ditiru dalam hal peribadatan, karena beliau selalu mendapat
bimbingan, melalui wahyu yang disampaikan, oleh Jibril sang malaikat utusan. Rupanya ketiga sahabat sangat
terkesan dan ingin lebih meningkatkan peribadatan, salah seorang diantaranya,
ada yang ingin melakukan salat malam secara terus menerus tanpa putus. Yang
seorang lagi ingin melakukan puasa setiap hari sepanjang tahun tanpa henti.
Orang ketiga bercita cita menjauhi wanita, dengan cara tak akan menikah selama
hidupnya. Mendengar ihwal ketiga orang
sahabat tersebut, datanglah Rasulullah s.a.w. menemui mereka, sambil bertanya :
" Benarkah kalian yang mengatakan akan shalat malam terus menerus, akan
berpuasa setiap hari, dan tak akan menikah selama hidup ?. Demi Allah aku orang
yang paling takut diantara kalian kepada Allah, dan paling bertakwa kepadaNya,
namun disamping aku melaksanakan shalat malam, aku juga tidur, aku juga
melaksanakan puasa namun juga tidak puasa, dan aku juga menikahi wanita. Barang
siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia bukan golonganku " ( H.R.
Bukhari dan Muslim ). Demikian manusiawinya tuntunan
islam dalam membagi hak, masing masing anggauta tubuh ada jatah bagiannya,
bahkan sampai nafsu sahwatpun ada hak kaplingannya, sehingga tidak mengingkari
dan meninggalkan fitrahnya Dengan demikian orang yang
memeluk agama Islam, akan menjadi sehat tubuhnya, dan nyaman serta bahagia
jiwanya, karena hidupnya selalu bersandar pada agama yang fitra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar