Rabu, 21 Januari 2015


BEGITU BESAR RESIKO MANIPULASI TANAH

Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpadirinya              sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu             dikembalikan . 
( Q.S.Al Jaatsiyah 15 )
              
Harta memang harus dicari, namun dalam mencari nafsu harus terkendali, jangan diumbar dan dituruti, sehingga berprinsip yang penting meraup untung banyak sekali.
Ini sangat membahayakan baik didunia apalagi diaherat nanti, orang yang dirugikan pasti akan menjerit dan mengadu pada Ilahi Rabbi, karena ia merasa didzalimi !. Ingat pesan Nabi s.a.w. agar berhati hati terhadap orang yang didzalimi, karena do'anya pasti dikabulkan tinggal menunggu saatnya nanti !.
Orang yang mempertuhankan hawa nafsunya sangat berbahaya, hanya karena mengejar keuntungan dunia belaka, berakibat pendengaran, penglihatan dan hatinya akan dikunci mati oleh Allah ta'ala. Artinya hidayah atau petunjuk Allah sudah tertutup baginya.
Jika sudah begini prilakunya lepas kendali :  Dusta, menipu, memalsu, curang dalam takaran, penggelapan, membajak karya tulis atau seniman, menjual barang haram, mencuri, korupsi dan sebagainya.
Dengan demikian kebenaran sudah tidak jadi patokan lagi, karena hanya mengutamakan dan memperturutkan bisikan nafsu dalam hati. Jelas perilakunya sudah tak terkendali lagi, nasehat dan masukan yang baik sudah tak berarti lagi, seolah merasa bagai orang paling super dan sakti, bila sudah begini tatanan lingkungan sekitar jadi rusak dan tidak simpati  lagi, tidak harmoni, bahkan para pelanggan pun pada sama pergi menghindari.                                                                                                             
JUJUR DAN SALING RIDLO PRINSIP DASAR BISNIS
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu .   ( Q.S. Annisaa 29 )                                            
Dalam berbisnis dilarang saling mendzalimi, justru ditanamkan rasa saling meridloi, saling merelakan, saling suka sama suka, saling terbuka, hindari dusta, apalagi pakai sumpah segala. Kejujuran sangat diutamakan dalam dunia bisnis, jika ingin sukses pegang prinsip  ini.
Ada yang berpendapat bahwa dalam berdagang tidak mungkin bisa jujur, sebab jika jujur tidak bisa untung, waspadai dan hindari kata beracun ini !. Perhatikan firman Allah tersebut diatas : " Jangan kamu membunuh dirimu ", peringatan ini dengan tajam disampaikan Allah, artinya jika tetap melaksanakan kebatilan dalam berbisnis, tidak dengan cara saling suka sama suka, tidak jujur, Maka bisnisnya tidak panjang umur, alias hancur, Ini maknanya membunuh diri !.  

JANGAN CURANG
Biasanya dalam mengejar keuntungan, kejujuran jarang diperhatikan sehingga sikap curang jadi andalan, ini berkat memperturutkan hawa nafsunya belaka, padahal Allah mengancamnya dengan tegas :
Kecelakaan besarlah bagi orang orang yang curang, (yaitu) orang orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah orang orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan ! “. ( Q. S. Al Muthaffifin 1-4 )

RESIKO MEMANIPULASI TANAH
Begitu besar resiko memanipulasi tanah baik di dunia apalagi di akherat, sebagaimana hadits yang disampaikan Rasulullah s.a.w.             
“ Dari Hisyam ibnu ‘Urwah r.a. dari bapaknya katanya : “ Bahwasanya ‘Arwa binti Uwais menuduh Sa’id bin Zaid bahwa Sa’id mengambil sebagian tanahnya. Kemudian diadukan kepada Marwan bin Hakam ( penguasa ). Kata Sa’id : “ Mungkinkah aku mengambil tanahnya sesudah ku dengar Rasulullah s.a.w. bersabda “.

DIKALUNGI 7  LAPIS BUMI
Marwan bertanya : “ Apa yang kau dengar dari Rasulullah ? “. Sa’id menjawab : “ Aku mendengar beliau bersabda : “ Siapa mengambil tanah orang lain dengan cara paksa ( dzalim ) walaupun hanya sejengkal, kelak di hari qiamat dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi “. Marwan berkata : “ Aku tidak minta keterangan darimu selain ini “.

BERDO’A AGAR BUTA DAN DIMATIKAN
Kemudian Sa’id berdo’a : “ Alloohumma in kaanat kadzibatan fa ‘ammi bashoroha waqtulha fi ardliha ( Ya Allah jika sekiranya wanita itu dusta dalam dakwaannya maka butakan matanya, dan matikannya dia di tanah itu ) “.  

BUTA DAN MENINGGAL DI TANAHNYA
Kata Sa’id : “ Memang tidak berapa lama kemudian, wanita itu buta. Setelah itu ketika dia sedang berjalan di pekarangannya, dia terjatuh ke dalam sebuah lubang kemudian dia mati disitu “. ( H.R. Muslim )                               
Begitu besar resiko masalah, apalagi menfitnah orang yang tidak bersalah, sehingga do’anya dikabulkan Allah Ta’ala berakibat matanya buta dan meninggal di tanah miliknya.
Bahkan di riwayat lain disebutkan ketika mengalami kebutaan dia ( ‘Arwa binti Uwais ) merasa bahwa kebutaannya disebabkan karena kutukan Sa’id bin Zaid.  

KISAH NYATA
Ketika kami pulang ceramah, si pengantar bercerita bahwa ketika dia ikut mengantar dan memakamkan jenazah, ada peristiwa aneh terjadi, dimana saat jenazah akan dimasukkan ke liang lahat, jenazah tidak bisa masuk karena ukuran liang kurang panjang. Pikir para pengantar : “ mungkin ketika mengukur kurang tepat ukurannya “.
Kemudian beberapa orang turun untuk menggali dan memperpanjang lagi, namun anehnya ketika jenazah akan dimasukkan lagi lagi tak bisa masuk lagi. Akhirnya dicoba lagi untuk memperpanjang galian, namun ......lagi lagi ah tidak masuk.
Karena sudah berulang kali jenazah tak bisa masuk, pikir pengantar “ Dari pada susah susah dimasukkan saja dengan cara dipaksa dan agak ditekuk, maka diluar dugaan keluarlah suara mengerikan : “ Kkkreeek ! “.

SUKA MENGGESER TANAH
Mendengar kisah jamaah yang merupakan tetangga almarhum, saya jadi heran dan penasaran sambil bertanya : “ Apa amal almarhum di masa hidupnya ? “, dia menjawab : “ Almarhum suka menggeser tanah bagian belakang rumahnya, sehingga tanah tetangga jadi berkurang “.
Kasus pemakaman yang aneh ini memang banyak dan sering terjadi, rupanya tanah saja tidak mau menerima jasadnya, apalagi kelak di akherat akan digantungi 7 lapis bumi. Na’udzu billaahi min dzaalik !.  
                                                                                                 

KISAH TAULADAN

BURAIDAH BIN HUSHAIB AL ISLAMY R.A. INTEL YANG CERDIK

       

Buraidah bin Hushaib al Aslamy dan kaumnya tinggal di al Ghamim, berjarak satu marhalah dari Makkah. Islamnya berawal dari keinginannya menangkap Nabi s.a.w. dan Abu Bakar yang hijrah ke Madinah. Karena kafir Quraisy menjanjikan hadiah seratus ekor unta bagi yang bisa menemukannya

Bersama tujuhpuluh orang, dia menelusuri jejak perjalanan Nabi s.a.w., dia menemukan mereka sedang beristirahat tidak jauh dari tempat tinggal kabilahnya.Tetapi ketika berhadapan dengan Nabi s.a.w., dia tidak  berdaya. Bahkan ketika di dekat Nabi s.a.w. beliau menjelaskan tentang Islam. Rupanya hidayah Allah membuka hatinya, dia bangkit melepas serbannya, kemudian mengikat di ujung tombaknya bagai sebuah panji pertempuran, sambil berseru keras kepada rombongannya : Pemimpin yang membawa keamanan dan perdamaian telah datang untuk memenuhi dunia dengan keadilan.

Kemudian dia mengucap syahadat, disusul dengan tujuhpuluh orang pengikutnya. Kemudian Buraidah mengajak Nabi s.a.w. dan rombongan hijrah singgah di perkampungannya, hampir semua dari 82 keluarga yang mendiami lembah memeluk Islam sebelum waktu isya, kemudian Nabi s.a.w. berjamaah shalat isya bersama mereka.        

Pada tahun 6 Hijriah, Nabi s.a.w. memperoleh informasi bahwa Kabilah Bani Musthaliq dan kabilah lainnya menghimpun kekuatan untuk memerangi kaum muslimin, kemudian beliau memerintahkan Buraidah bin Hushaib melakukan kegiatan mata mata untuk memastikan informasi tersebut.
Namun kegiatan tidak dilakukannya secara rahasia, justru mendatangi Bani Musthaliq dan langsung menemui pimpinannya Harits bin Abu Dhirar yang telah lama dikenalnya, sehingga dia bisa memperoleh informasi secara lengkap. Dari informasi Buraidah Nabi s.a.w. melakukan penangkapan mata mata yang dikirim Bani Musthaliq, dan mempersiapkan pasukan untuk menyerangnya.
Harist bin Abu Dhirar terkejut dengan serangan mendadak ini bahkan Harist bin Abu Dhirar terbunuh, dan Bani Musthaliq menyerah.
Kemudian putri Harist bin Abu Dhirar, Juwairiyah binti Harist menjadi tawanan Tsabit bin Qais, kemudian dinikah oleh Rasulullah s.a.w. dengan mahar, pembayaran kebebasannya dari tawanan Tsabit.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar