DZIKRULLAH DALAM BERKENDARA
“ Dan
yang menciptakan semua yang berpasang pasangan dan
menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi “.
( Q. S. Az Zukhruf 12 )
Ketika
sedang asyik mengemudi kendaraan, pada umumnya banyak yang lupa kepada Sang Pencipta, yang telah memudahkan manusia
dalam berkendara.
Atas Kemurahan
Nya, hidup manusia dilengkapi dan dipermudah dengan adanya tranportasi : Kuda,
unta, kerbau, sapi, kapal dan sebagainya. Dengan adanya tranportasi urusan jadi
lebih mudah, lebih cepat, dan tidak melelahkan.
Namun
sadar dan ingatkah manusia terhadap karunia Nya ?.
Pada
hakekatnya ternak bisa dikendarai semata mata karena Kemurahan Nya.
Bukankah hewan ternak ketika dikendarai sama
tunduk, pasrah, menyerah kepada penunggangnya, mengapa ?, karena memang Allah
menundukan Nya untuk manusia. Hewan diberinya naluri ( instinct, ghorishoh )
yang penurut, jinak, tidak binal, sehingga manusia bisa dengan mudah
mengendarainya.
" Maha
suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak
mampu menguasainya. Dan
sesungguhnya
kami
akan kembali kepada Tuhan kami ". ( Q.S. Az Zukhruf 13 )
KAPAL
Bahtera bisa
dengan mudahnya berlayar, pada hakekatnya karena Kemurahan Nya juga, bayangkan
bila Allah meniadakan angin, tekanan air laut jelas kapal tidak akan bisa berlayar.
Demikian
pula bila angin terlalu kencang, kapal, pesawat udara juga sama terhalang untuk bisa
berlayar atau terbang, memang kepada Nya semuanya pada bergantung.
“.... dan Dia telah
menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu, berlayar di lautan dengan
kehendak Nya,
dan Dia telah menundukkan ( pula )
bagimu sungai sungai “. ( Q.S. Ibrahim 32 )
BERBAGAI
PENEMUAN
Berkat karunia Allah berupa
akal, manusia terus berusaha menyempurnakan hidupnya khususnya dibidang
transportasi, sehingga terciptalah kendaraan sebagai pengganti hewan : Gerobak,
kereta, sepeda angin, mesin uap, kereta api, mobil, sepeda motor bahkan sampai
pesawat terbang.
BERDASAR SUNNATULLAH
Pada
mulanya penemuan penemuan manusia, berdasar mengamati fenomena alam yang selalu
tetap ( sunnatullah ), tetapi karena keinkarannya kepada Sang Pencipta, sehingga yang
dikenal hanya istilah " hukum alam ",
yang pada hakekatnya adalah “ sunnatullah
“ juga. Sunnatullah adalah ketetapan Allah yang tak
pernah berubah.
“ Sebagai suatu
sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali kali tidak akan
menemukan perubahan bagi Sunnatullah itu “. ( Q.S. Al Fath 23 ) Dengan
Sunnatullah yang selalu tetap terciptalah : Temuan temuan, kaidah kaidah, rumus
rumus yang menjadi dasar dan acuan ilmu pengetahuan.
Dengan
sunnatullah yang selalu tetap ini James Watt menemukan mesin uap dan kereta api,
karena terinspirasi uap yang memiliki kekuatan.
Dengan
sunnatullah Van Otto menemukan motor bensin. Dalam perkembangan selanjutnya
temuannya dikembangkan menjadi motor diesel, yang hanya menggunakan bahan bakar
solar tanpa membakarnya.
PESAWAT
TERBANG
Dalam perkembangan
selanjutnya, manusia berfikir bagaimana caranya bisa terbang, maka mereka sama
memperhatikan bagaimana cara burung bisa terbang mengangkasa ?. Padahal 14
abad yang silam Allah sudah menyampaikan firman Nya :
“ Dan apakah mereka tidak
memperhatikan burung burung
yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka ?
tidak ada yang menahannya ( di
udara )
selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha melihat segala sesuatu “. ( Q.S. Al
Mulk 19 )
Burung
bisa terbang karena ditahan Allah, makna ditahan berkat adanya udara. Ahirnya
mereka meniru dengan terbang memakai sayap, namun gagal karena kelelahan,
mereka mencoba dan terus mencoba akhirnya ditemukan bolang baling sebagai tenaga
penggerak dan sayap sebagai penahan body pesawat, begitu getolnya manusia dalam
menemukan alat transportasinya.
DIMUDAHKAN
Disamping
sunnatullah Nya, Allah juga menundukkan semua yang ada di langit dan di bumi,
agar manusia bisa menikmati karunia Nya secara utuh.
“ Tidakkah kamu
perhatikan sesungguhnya
Allah telah menundukkan untuk ( kepentingan ) mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat Nya
lahir dan batin ...”. ( Q.S. Luqman 20 )
NIKMATI
DAN SYUKURI
Pada
hakekatnya mesin uap ciptaan James Watt, motor bensin oleh Van Otto dll. disebabkan karena semua bahan (
unsur ), telah ditundukkan ( sakhkhoro ) Allah untuk kepentingan manusia : Besi ( baja ) yang keras dan kuat, bisa
dengan mudahnya dibentuk jika dibakar,
sehingga mencair dan dengan mudahnya dibentuk menjadi mesin.
Air
menguap ketika dipanaskan, sehingga mempunyai tenaga besar bila dikumpulkan (
dengan memanaskan dalam ketel uap, kemudian memampat sehingga dapat menggerakkan
torak, dan dihubungkan dengan stang dan roda kereta api ).
Bensin
terbakar bila tersulut api, dengan sifat ini, bensin diuapkan ( dalam
carburator ) kemudian dimampatkan dalam cylinder ( sepeda motor ) atau cylinder
block ( mobil ) dan dibakar oleh busi yang berkuatan 12.000. volt, sehingga
mendorong zuiger ( torak ) yang diteruskan putarannya ke kruk as, sehingga
menghasilkan putaran.
Sadarkah
bahwa Ini semua berkat karunia Allah ?, karena semua telah ditundukkan Nya
untuk manusia, dan berkat karunia akalnya pula sehingga bisa merancang dan menciptakan
kendaraan, yang bisa dikendarai dengan mudah.
BERDO’A
Maka
ketika berkendara jangan lupa selalu ingat dan berdo’a kepada Nya :
“ Supaya
kamu duduk di atas punggungnya kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu
telah duduk di atasnya ( kendaraan ) dan supaya kamu mengucapkan ( berdo’a ) : " Maha
suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak
mampu menguasainya, dan
sesungguhnya
kami
akan kembali kepada Tuhan kami ". ( Q.S. Az Zukhruf 13-14 )
BETAPA
BANYAK KARUNIANYA
Begitu
banyak karunia yang dicurahkan kepada hamba Nya, sehingga sulit menghitungnya !, namun sayang banyak yang
kurang menyadarinya.
“ Dan jika kamu
menghitung hitung
nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah
benar benar
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( Q.S. An Nahl 18 )
Maka dalam
berkendara jangan lupa selalu berdzikir, bersyukur, dan berdo’a kepada Nya.
Semoga Allah selalu menyertai sehingga selamat dalam perjalanan. Amiin.
KISAH
TAULADAN
NABI S.A.W. YANG RENDAH HATI
Walau seorang Nabi namun beliau
rendah hati kepada sesama, sangat akrab bergaul dengan siapa saja, dan tidak
suka dihormati secara berlebihan.
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu
Dawud dari Umamah r.a. ia berkata : “ Rasulullah s.a.w. pernah datang pada kami
sambil membawa tongkat, maka berdirilah kami untuk menghormati kedatangannya,
kemudian beliau bersabda : “ Janganlah kamu seperti orang orang yang selain
bangsa Arab berdiri, sebagian mereka memuliakan sebagiannya “.
Al Qadhi meriwayatkan bahwa Abu Hurairah r.a. berkata : “ Pada suatu hari
aku masuk kepasar bersama Rasulullah s.a.w. kemudian beliau membeli selular,
setelah penjual mengetahui bahwa yang membeli kainnya adalah Nabi s.a.w. maka
meloncatlah dia kemudian memegang tangan beliau sambil mengecupnya, tetapi
seketika itu beliau menarik tangannya sambil bersabda :
“ Yang seperti ini adalah
perbuatan orang orang ‘Ajam terhadap rajanya, padahal aku ini
bukan seorang raja, aku ini hanya seorang laki laki dari bangsamu ! “.
Kemudian
beliau mengambil kain selular kemudian aku hendak membawakannya, tetapi beliau
tidak menyerahkannya sambil berkata : “ Orang tang mempunyai sesuatu itu
lebih berhak dengan sesuatu itu dan membawanya sendiri ! “.
Dalam riwayat At Tirmidzi disebutkan bahwa Anas r.a. berkata : “ Tidaklah
ada seseorang yang lebih dicintai oleh mereka ( sahabat ) dari pada ( cinta
mereka ) kepada Rasulullah s.a.w. Tetapi apabila mereka melihat beliau datang,
mereka tidak berdiri menghormat karena mereka mengetahui ketidak sukaan pada
yang demikian itu “.
Diriwayatkan oleh Al Hakim dari Jabir r.a. bahwa ia berkata : “ Pada
suatu hari datanglah seorang laki laki kepada Rasulullah s.a.w. kemudian ia
bergetar karena takutnya melihat kehebatan beliau, maka beliau bersabda : “
Mudahkan olehmu atasmu, aku ini bukan seorang raja, sesungguhnya aku ini hanya
seorang laki laki anak seorang wanita dari bangsa Quraisy yang makan daging
kering “.
Diriwayatkan oleh An Nasai dan Hakim dari Ibnu Abi Aufa r.a. bahwa ia
berkata : “ Rasulullah s.a.w. tidak congkak dan tidak sombong, dia berjalan
bersama wanita janda dan orang miskin serta budak belian sehingga beliau
mencukupi kebutuhannya “.
Abu Dawud meriwayatkan bahwa Abu Said r.a. berkata : “ Aku duduk ditengah
tengah segolongan dari antara orang orang Muhajirin yang sangat miskin dan
sebagian mereka menutupi sebagian yang lain dari ketelanjangannya. Kemudian
duduklah Rasulullah s.a.w. ditengah tengah kami untuk menyamakan diri beliau di
antara kami “.
Begitu mulia akhlak beliau, walau seorang Nabi
tetapi tidak tinggi hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar