Kamis, 01 Januari 2015


membuka lembaran baru

DENGAN BERBEKAL JIWA SELALU MENSYUKURINYA

“ Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhanmu memaklumkan : " Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat Ku), maka sesungguhnya azab Ku sangat pedih ". (Q.S. Ibrahim 7 )
            
Menginjak tahun baru 2015 banyak yang pada mengatur strategi usahanya agar kehidupan di masa depan lebih baik, lebih sejahtera dari tahun sebelumnya.
Namun di sisi lain sayang banyak yang pada lupa karunia Tuhan Nya yang telah memberikan segalanya dengan tiada terhingga, sehingga jiwanya terasa gersang, terasa merana akibat kurang bersyukur kepada Nya.
Maka dari sini pentingnya bagaiman mengatur jiwa, agar jiwa bisa merasa tenang, tentram dan bahagia. Apa artinya pandai mengatur kehidupan dunia namun tidak bisa mengatur kondisi jiwa sehingga berakibat fatal dibuatnya !.
Bukankhah harta tidak mutlak bisa membuat jiwa bahagia ?. Yang jelas jiwa akan merasa nikmat dan bahagia hanya bila pandai mensyukuri karunia Nya.     
Sebagai perbandingan agar bisa membantu menyemangati jiwa agar pandai mensyukuri Nya, kami tampilkan sebuah kisah seorang hamba walau tidak sempurna penampilan fisiknya, namun didalam tubuhnya terdapat  jiwanya yang segar dan sehat, sehingga hidup bisa dijalani dengan tabah, semangat, jauh dari kekecewaan apalagi kesusahan, karena tingginya rasa syukur kepada Tuhan Nya.     

TERSESAT
Abu Ibrahim bercerita : Suatu ketika aku dalam perjalanan  di padang pasir kemudian tersesat, kemudian kutemukan sebuah kemah tua di dalamnya ada seorang tua duduk di atas tanah, kedua tangannya buntung, matanya buta, hidup sebatang kara pula.
Namun yang kukagumi dari bibirnya selalu mengucapkan : “ Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia, segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia
Kemudian aku mendekatinya, rupanya dia merasakan kehadiranku lalu bertanya : “ Siapa ?, siapa ? . Assalaamu’alaikum aku seorang yang tersesat , jawabku “ Anda siapa, mengapa kau tinggal seorang diri di tempat ini ?, di mana isterimu, anakmu, dan kerabatmu ? “, tanyaku. Aku sakit semua orang meninggalkanku, dan keluargaku telah meninggal “, jawabnya.

SELALU MEMUJI
Namun kudengar kau mengucapkan kalimat : “ Segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas banyak manusia ! “. Demi Allah, apa kelebihan yang diberikan Nya kepadamu, sedangkan engkau buta, faqir, buntung kedua tangan dan sebatang kara ? .ucapku.
Aku akan menceritakannya kepadamu tapi aku punya satu permintaan, maukah kamu mengabulkannya ? pintanya. Jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan mengabulkan permintaanmu , kataku.

DIKARUNIAI AKAL SEHAT
Kemudian dia  menjawab : Engkau telah melihat sendiri betapa banyak cobaan Allah atasku, akan tetapi segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia, bukankah Allah memberiku akal sehat, yang dengannya aku bisa memahami dan berfikir ? ".
Betul , jawabku, lalu katanya : “ Berapa banyak orang yang gila ? . Banyak juga , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia , jawabnya.

DIKARUNIAI PENDENGARAN
Bukankah Allah memberiku pendengaran, yang dengannya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan, dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingku ? , tanyanya. Iya benar , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut ., sahutnya. Bukankah banyak orang yang tuli tak bisa mendengar ? , katanya. Banyak juga , jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tersebut , katanya.

DIKARUNIAI LISAN
Bukankah Allah memberiku lisan yg dengannya aku bisa berdzikir dan menjelaskan keinginanku ? , tanyanya. Iya benar , jawabku. “ Lantas berapa banyak orang yg bisu tidak bisa bicara ? , tanyanya. Wah banyak ”, jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yg melebihkanku di atas orang banyak tersebut ,  jawabnya. Bukankah Allah telah menjadikanku seorang muslim yang menyembah Nya mengharap pahala dari Nya dan bersabar atas musibahku ? , tanyanya. Iya benar ,jawabku.

RUGI DUNIA AKHERAT
Kemudian dia berkata : Padahal berapa banyak orang yg menyembah berhala, salib, dan sebagainya dan mereka juga sakit ? mereka rugi di dunia dan akhirat Banyak sekali.” Jawabku. “ Maka segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas orang banyak tersebut ”, katanya.
Pak tua terus menyebut kenikmatan Allah atas dirinya satu persatu dan aku semakin takjub dengan kekuatan imannya. dia begitu mantap keyakinannya dan begitu rela terhadap pemberian Allah.
Betapa banyak orang sakit selain beliau, yg musibahnya tidak sampai separah beliau tapi bila dibandingkan dengan tua orang ini, maka mereka masih bukan apa apa, namun mereka pada mengeluh, kecewa dan menangis sejadi jadinya, karena  mereka tidak sabar dan tipis keimanannya.

MINTA TOLONG
Aku pun merenung mawas diri makin dalam,hingga akhirnya khayalanku terputus saat pak tua berkata : Bolehkah kusebutkan permintaanku sekarang, maukah kamu mengabulkannya ? , Ya.. apa permintaanmu ? , kataku. Maka dia menundukkan kepalanya sejenak seraya menahan tangis, dia berkata : “ Tidak ada lagi yang tersisa dari keluargaku melainkan seorang bocah berumur 14 tahun dialah yang memberiku makan dan minum, serta mewudhukan aku dan mengurus segala keperluanku, sejak tadi malam dia keluar mencari makanan untukku dan belum kembali. Aku tak tahu apakah dia masih hidup atau tidak, dan kamu tahu sendiri keadaanku yang tua renta dan buta, yang tidak bisa mencarinya

MEMBANTU MENCARI
Maka kutanya ciri ciri anak tersebut dan aku berjanji mencarikan bocah tersebut untuknya, aku pun meninggalkannya. Namun tatkala aku berjalan dan bertanya-tanya kepada orang sekitar tentang si bocah, nampaklah olehku dari kejauhan sebuah bukit kecil tak jauh letaknya dari kemah pak tua. Di atas bukit ada sekawanan burung gagak yg mengerumuni sesuatu, maka terbetik di benakku bahwa burung tersebut tidaklah berkerumun kecuali pada bangkai atau sisa makanan. 
Aku pun mendaki bukit dan mendatangi kawanan gagak tadi hingga mereka berhamburan terbang. Ketika dekat, ternyata si bocah telah tewas dengan badan terpotong potong rupanya serigala telah menerkam dan memakannya, lalu meninggalkan sisanya untuk burung burung. Aku sedih memikirkan nasib pak tua
Aku berjalan menujuk kemah pak Tua  aku bingung harus mengatakan apa dan mulai dari mana ?
Pak Tua kemudian bertanya : “ Di mana si bocah ? . Namun kataku sambil membesarkan hatinya : Jawablah lebih dahulu siapakah yang lebih dicintai Allah, engkau atau Nabi Ayyub a.s.? . Tentu Ayyub a.s. lebih dicintai Allah ”, jawabnya. Kemudian siapakah di antara kalian yg lebih berat ujiannya ? , tanyaku. Tentu Ayyub . jawabnya dengantegas.

MENINGGAL
Kalau begitu berharaplah pahala kepada Allah karena aku mendapati anakmu telah tewas di lereng gunun dia diterkam oleh serigala dan dikoyak koyak tubuhnya , jawabku.
Maka pak Tua pun tersedak sedak seraya berkata :  Laa ilaaha illallaaah ” dan aku berusaha meringankan musibahnya dan menyabarkannya, namun sedakannya semakin keras hingga aku mulai menalqinkan kalimat syahadat kepadanya hingga akhirnya ia meninggal dunia. Dia wafat di hadapanku, lalu kututupi jasadnya dengan selimut yg ada di bawahnya, kemudian aku keluar untuk mencari orang yang membantuku mengurus jenazahnya.
Maka kudapati ada tiga orang yg mengendarai unta mereka nampaknya para musafir, maka kupanggil dan aku berkata : Maukah kalian menerima pahala yang Allah giring kepada kalian? Di sini ada seorang muslim yang wafat dan dia tidak punya siapa siapa yg mengurusinya, maukah kalian menolongku memandikan, mengafani dan menguburkannya ? . Iya , jawab mereka. 
Mereka pun masuk ke dalam kemah menghampiri mayat pak Tua untuk memindahkannya namun ketika mereka menyingkap wajahnya, mereka saling berteriak :    Abu Qilabah,  Abu Qilabah .

SEORANG ULAMA ABI QILABAH
Ternyata Abu Qilabah adalah salah seorang ulama mereka, namun karena waktu silih berganti dia dirundung berbagai musibah hingga menyendiri dari masyarakat dalam sebuah kemah lusuh. Kami pun menunaikan kewajiban kami atasnya dan menguburkannya, kemudian aku kembali bersama mereka ke Madinah.

MIMPI
Malamnya aku bermimpi melihat Abu Qilabah dengan penampilan indah mengenakan gamis putih dengan badan yang sempurna berjalan jalan di tanah berwarna hijau maka aku bertanya kepadanya : Hai Abu Qilabah apa yg menjadikanmu seperti yang kulihat ini ? . Jawabnya : “ Allah telah memasukkanku ke dalam Jannah, dan dikatakan kepadaku di dalamnya : Salam sejahtera atasmu sebagai balasan atas kesabaranmu maka (inilah syurga) sebaik baik tempat kembali “. ( H.R. Imam Ibnu Hibban ) dalam kitabnya Ats Tsiqaat.
Ternyata betapa nikmat yang memahami hakekat hidup sebenarnya, sehingga kekurangan yang dialami di dunia tak membebaninya, lantaran tertutupi rasa syukurnya yang luar biasa.

Semoga kita bisa membuka dan mengawali lembaran pada tahun baru 2015 dengan persiapan rasa syukur kepada Allah yang lebih besar, agar apapun yang terjadi tak mudah kecewa dibuatnya, karena Dialah Yang Maha Kuasa yang berhak menentukan segalanya, bagaimanapun kita hanya sebagai hamba Nya yang dhoif dan pasti akan berpulang kepada Nya. Amiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar