Kamis, 15 Januari 2015


KEUTAMAAN SHOLAT JUM'AH

 “ Hai orang orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui “. ( Q.S. Jum’ah 9 )

Alhamdulillah jika diamati kegiatan shalat jum’ah sangat menggembirakan,  masjid dimana mana terlihat penuh sesak dengan kehadiran para jamaah. Bahkan  meluber sampai kejalan, ini pertanda masih manancapnya iman, masih peduli dengan seruan firman Allah yang dicanangkan, sebagaimana terpampang disurat Jum’at ayat 9.
Namun patut disayangkan jika dicermati, bahwa kondisi dalam menunaikan shalat ini, masih perlu diteliti dan dikaji, karena sebagian Jamaah masih kurang peduli dengan adab atau tata cara menghadiri. Sayang memang, gejala apa ini ?. Kemungkinan mereka berpendapat yang penting menghadiri, dengan atau tanpa memahami tata cara berjum’ah ini ?!, mending daripada tidak menghadiri.

ADAB SHOLAT JUM’AH
Setiap melaksanakan ibadah seharusnya memahami tata caranya, sebagaimana sabda Nabi saw. dalam tata cara shalat :                                                                           
" Shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat “ ( H.R. Bukhori ). Jadi dalam melaksanakan peribadatan seharusnya pakai ilmu, jangan asal melaksanakan, jangan tiru tiruan, hendaknya tahu dasar atau tuntunan, dengan demikian nilai ibadah jadi benar  benar bernilai di sisi Tuhan.

Dalam etika berjama’ah sholat jumah Nabi s.a.w mengajarkan sebagaimana hadits yang di riwayatkan oleh Ahmad dari Abu Ayub r.a berkata : “ bahwa aku mendengar Nabi s.a.w bersabda “ : ” Barang siapa mandi pada hari jum’at dan mengenakan wangi wangian bila ada dan mengenakan pakaian yang terbaik, kemudian keluar dengan tenang sehingga sampai ke masjid.
Kemudian shalat seberapa menurut kehendaknya dan tidak mengganggu seseorang, kemudian berdiam diri sambil memperhatikan pada khutbah imam, sejak ia datang hingga berdiri shalat, maka adalah perbuatannya yang demikian itu menjadi pembebas dosanya selama antara jum’ah hari itu dengan hari jum’ah berikutnya “.
Dari keterangan Nabi saw. tersebut dapat diambil pokok pengertian sebagai berikut ;
  1. Melaksanakan mandi, mandi disini artinya mandi jinabat, sebagaimana disampaikan Nabi saw. : Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda : Barangsiapa mandi pada hari jum’at seperti mandi Jinabat….” ( H.R. Jamaah kecuali Ibnu Majah ).
  2. Mengenakan baju yang terbaik.
  3. Memakai parfum bila ada.
  4. Menuju ke Masjid dengan tenang ( tidak tergesa gesa artinya berangkat dengan persiapan waktu yang cukup, tidak mepet sehingga datang dengan tergopoh gopoh )
  5. Shalat sunnah 2 rekaat, 2 rekaat semampunya, sambil menanti imam naik ke mimbar.
  6. Tidak mengganggu jamaah.
  7. Mendengarkan khutbah dengan tenang.
  8. Ikut melaksanakan shalat berjamaah jum’ah.
DAPAT AMPUNAN
Apabila adab tersebut dipenuhi, maka ampunan akan didapatkan selama satu minggu, antara jumah itu dengan jumah yang lain. Alangkah murahnya Allah dalam memberikan ampunan. Namun kesempatan ini sayang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para jamaah yang memang bersikap apatis, tak mau mendasari ibadahnya dengan ilmu.

HIKMAH SHALAT JUM’AH
Bila tuntunan tersebut benar benar dilaksanakan jelas akan membawa manfaat, baik secara dhohir maupun batin, dhohirnya bersih dan batinnyapun suci , jiwanya menjadi tenang dan bahagia karena telah menghadap kepada Allah dengan khusyu’ dan sempurna, karena didasari ilmu. Sikapnya berubah karena selalu megikuti tuntunan, bukan semaunya sendiri, jejak ibadahnya membekas, karena tahu arah yang dituju. Peri lakunya berubah karena ibadahnya terarah.
Ibadah merupakan tuntunan dari Allah yang ditauladani oleh Rasulullah s.a.w. untuk ditiru oleh umatnya, akankah tuntunan ini disepelehkan, dibiarkan percuma ?!, sayangkan ?!.
Dengan menghadiri Shalat Jumat secara benar karena menurut tuntunan akan diperoleh manfaat :
  1. Badannya bersih dan suci karena didahului dengan mandi jinabat.
  2. Dengan berpakaian rapi akan membiasakan dalam keseharian berpakaian rapi pula, bukankah pepatah mengatakan ajining diri soko lati, ajining rogo soko busono ( berharganya diri karena perkataan, berharganya badan karena pakaian ).
  3. Dengan mengenakan parfum, akan membuat disukai sesama, semakin merekatkan pergaulan, siapa sih yang suka pada orang yang berbau tengik ?.
  4. Bersikap hati hati terhadap waktu, suka menepati waktu. Karena bangsa kita sangat sembrono dalam hal waktu, berakibat tertinggal dengan negara tetangga, ini pentingnya menghargai waktu.
  5. Selalu hidup tertib karena terbiasa dengan menata shaf, merapikan urutan, dengan demikian akan menimbulkan sikap disiplin dan suka bersikap adil.
  6. Berfikir dan bertindak semakin kritis karena meningkat imannya, dan selalu bersikap hati hati, karena selalu mendengarkan pesan khatib yang bersumber pada Al Qur’an dan Sunnah.
  7. Jiwa semakin tenang karena selalu ikut Shalat berjamaah dengan tertib                                                                             
REALITA YANG ADA
Dibalik semangat berjamaah yang nampak dari luar, yang dapat membuat orang kafir jadi tergetar, karena semangat dan kompaknya umat islam menuju ke masjid yang merupakan syiar, ada sisi lain yang  patut disayangkan sehingga perlu dibenahi secara benar. 
Ternyata kondisi dalam masjid masih ada yang patut dibenahi !. Barisan atau shaf masih kurang rapi, renggang disana sini. Sebagian jamaah masih suka duduk dibelakang sambil bersandar lagi !, padahal shaff didepannya masih kosong tak terisi !!!. Rupanya ia datang ke masjid dengan memperturutkan hawa nafsunya, tanpa menghiraukan tata krama berjamaah, yang penting jumatan, ini susahnya bila datang berjamaah Jumah tanpa bekal ilmu. 
Akankah menghadiri shalat jum'ah yang dengan seenaknya akan mendapat ampunan satu minggu ?! Tidak mungkin kan ? sayang !. Kesempatan yang sudah terbuka lebar menghapus ampunan dibiarkan dan disia-siakan begitu saja, ini akibat bila malas menghadiri pengajian, akan membuat dan merugikan dirinya sendiri dan jamaah lain.

HIMBAUAN
Ketidak tertiban dalam berjamaah penyebabnya adalah : 1. Kurang atau tidak memahami ilmu dalam tatacara berjum’ah, 2. Memang imannya lemah sehingga bersikap apatis, dia faham tata cara berjumah, namun walau dihimbau sang khatib untuk memenuhi shaf, tetap saja cuek, yang penting Jumatan, emangnye gue pikirin. Mungkin itu secercah kalimat yang ada dibenaknya.
Oleh karena itu mari para jamaah yang aktif dalam menuntut ilmu agama, dengan menghadiri pengajian pengajian, mendengarkan kuliah shubuh di TV maupun radio, atau dengan membaca buku agama yang sekarang cukup marak. Senyampang nyawa masih dikandung badan, masih ada waktu asal mau, senyampang ajal belum datang.
Lebih lebih orang yang berilmu punya nilai lebih disisi Allah.
“ Hai orang orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu : " Berlapang lapanglah dalam majlis ", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan : " Berdirilah kamu ", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang orang yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Q.S. Al Mujadilah 11 )
Dari Mu’awiyah r.a. berkata Rasulullah s.a.w. bersabda :Barang siapa ia dikehendaki oleh Allah menjadi orang baik, maka ia difahamkan dalam ilmu agama “. ( H.R. Bukhari Muslim )
Semoga Allah menjadikan kita orang yang tidak malas dalam menuntut ilmu agama, Amin.

KISAH TAULADAN 
 BERKAH MAKANAN

Abdurrahman bin Abu Bakar berkisah : “ Abu Bakar beserta seorang tamu atau beberapa orang tamu datang ke rumah. Sebelumnya pada sore hari mereka berada di rumah Nabi s.a.w. ”. Ketika Ayahku tiba ibuku berkata : “ Aku tidak bisa menjamu tamumu “. Abu Bakar bertanya : “ Apakah kamu tidak mempunyai makanan untuk makan malam ? “. Istri Abu Bakar berkata : “ Kami tidak sanggup memberi makanan tamu itu atau para tamu itu ”.
Kemudian Abu Bakar marah, kesal dan bersumpah tidak akan memberi makan isterinya. Lalu aku bersembunyi, Abu Bakar memanggil : “ Wahai Ghuntsur “. Isteri Abu Bakar juga bersumpah tidak memberi makan Abu Bakar sebelum Abu Bakar memberi makan dirinya.
Abu Bakar berbisik : “ Sepertinya sumpah serapah itu datang dari setan “.
Kemudian Abu Bakar berdoa kepada Allah memohon makanan, ( tiba tiba makanan tersebut menjadi banyak ) Lalu dimakan beserta para tamu. Setiap kali mereka menyantap makanan, semakin bertambah banyak.
Abu Bakar berkata : “ Wahai saudariku dari bani Firas, lihatlah apa yang terjadi pada makanan ini ? “.
Isterinya menjawab : “ Aku sangat bahagia, makanan ini jadi lebih banyak dari sebelumnya “. 
Kemudian mereka semua makan dan mengirim sebagian makanan itu kepada Rasulullah saw.
Diriwiyatkan pula bahwa beliau menyantap sebagian makanan tersebut.






















  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar