BERKAT YAKINNYA PADA KEBENARAN JIWANYA TEGAR DAN
TENANG
“ Sesungguhnya orang orang yang beriman,
mengerjakan amal sholih,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati “. (Q.S. Al Baqarah 277)
Orang
beriman selalu suka dan senang pada kesholihan, sebagai perwujudan dari ibadah
sholat dan menunaikan zakat atau shodaqahnya.
Karena ibadah sholat dan sedekahnya dilakukan secara benar, khusyu’ dan
menghayati ibadahnya, bukan sekedar gerakan tubuh yang merupakan kebiasaan
saja, apalagi atas dasar ikut ikutan.
Jiwa semacam ini akan membuahkan ketenangan, jauh dari rasa khawatir dan
sedih. Karena memang demikian tabiat atau fithrah jiwa bila diajak kepada kesholihan bukan sebaliknya !.
“ ( Yaitu ) orang orang yang beriman
dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan
mengingati Allahlah hati menjadi tenteram “. ( Q.S. Ar
Ra’du 28 )
YAKIN PADA
KEBENARAN
Diantara sikap kesholihan adalah suka dan yakin pada kebenaran, dengan
bersikap benar jiwa tidak goyah, tidak ragu karena yang dilakukan berdasar pada
tuntunan. “ Kebenaran itu adalah
dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali kali kamu termasuk orang orang yang ragu “. ( Q.S. Al Baqarah 147 )
Jiwa yang suka dan yakin pada kebenaran akan bersikap
kokoh, tabah dan tidak mudah ragu apalagi goyah, karena kebenaran adalah diatas
segala galanya, apalagi kebenaran yang didasarkan kepada tuntunan Allah.
IRONIS
Di tengah gencar gencarnya pemerintah
memberantas korupsi yang ditangani oleh K.P.K.,
masyarakat dikejutkan berita unik
: “ Pada hari Jum’ah 23 Januari 2015 pagi ketika mengantar anaknya
sekolah, wakil ketua K.P.K. ( komisi pemberantasan korupsi ) Bambang Wijanarko ditangkap “. Berbagai reaksipun timbul, ada
apa dengan penangkapan ini ?. Pro dan kontrapun bermunculan, ada
yang mengecam adapula yang mendukung, itulah kondisi negara kita.
Karena di
negara ini segalanya bisa dan mungkin terjadi, bahkan yang salah bisa benar,
demikian pula yang benar bisa jadi salah.
TEGAR DEMI KEBENARAN
Biasanya
bila salah seorang keluarga ditangkap, pasti keluarga akan kalut, resah, gelisah,
takut dan khawartir, namun diluar dugaan kenyataan ini justru tidak terjadi
pada keluarga wakil ketua K.P.K. ( Bambang W. )
Ketika istri Bambang W. diwawancarai reporter Metro T.V. pada Jumat 23
Januari 2015 tentang penangkapan suaminya, justru pada wajahnya tidak nampak sedikitpun kesedihan, kegelisahan apalagi kekhawatiran, bahkan nampak tegar, tabah, ceria dihiasai
senyum sambil menjawab dengan tenang : “ Bagi kami itu ujud perjuangan dalam
menegakkan kebenaran, itu sebuah resiko dan kami sekeluarga sudah siap “.
Betapa
kagum dan takjub saya melihat dan mendengarnya, ini ujud sikap jiwa yang
tumakninah ( tenang ), jiwa yang faham dan tumbuh dari keimanan yang mantap, apapun
resiko dihadapinya dengan tegar : “......
Tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak ( pula ) mereka bersedih
hati “. ( Q.S. Al Baqarah 277 )
KERREEEEN !
Yang
mengejutkan lagi justru sikap putrinya yang masih remaja bersikap tabah, bahkan
ketika ditanya menjawab dengan tegar, tegas dan penuh bangga : “ Kerreeen “. Bayangkan
seorang remaja ketika ayahnya ditangkap justru menjawab dengan sikap
kedewasaan, karena dia benar benar faham bahwa ayahnya sedang berjuang menegakkan
kebenaran dan tahu resiko yang bakal dihadapinya. Begitu nikmat memang bila
ajaran agama ditegakkan !.
SUDAH ADA KETAULADANAN
Sikap
tersebut merupakan pantulan dan ketauladanan sejarah yang telah ditoreh dan
dipancarkan oleh para sahabat Nabi s.a.w..
Ketegaran dan ketabahan ini telah
dibuktikan diantaranya oleh Abdullah bin Khudzaifah dan Ammar bin Yasir.
ABDULLAH BIN KHUDZAIFAH
Pada tahun
19 H. Umar bin Khaththab r.a. mengutus pasukan menyerang Romawi, diantara
sahabat yang ikut adalah Abdullah bin Khudzaifah. Kemudian dia tertawan dan
dibawa kehadapan kaisar Romawi, kaisar mendekati Abdullah bin Khudzaifah yang
telah lama mengalami penyiksaan
DITAWARI MEMELUK NASRANI
Kaisar berkata : “ Maukah engkau memeluk agama
Nasrani dan menjadi menteriku ? “. Abdullah menjawab : “ Meskipun engkau
memberikan segala kekayaan yang kau miliki dan semua yang dimiliki bagsa Arab
agar aku meninggalkan agama yang dibawa Muhammad, sedetikpun aku tidak akan mau
meninggalkannya. Mendengar jawaban tersebut kaisar berkata : “ Jika begitu aku
akan membunuhmu ! “, dengan tegas Abdullah menjawab : “ Silahkan “.
Melihat
kekokohan Abdullah bin Khudzafah, kaisar memerintahkan agar Abdullah disalib, dan dijemur di terik
matahari.
Kemudian kaisar memerintahkan pemanah
membidik tangan dan kakinya. Kaisar dengan teganya menawari agar
Abdullah sudi memeluk agama Nasrani, namun Abdullah tetap menolaknya.
DIGORENG
Kemudian
kaisar memerintah agar menurunkan Abdullah, dan menyiiapkan bejana besar berisi
minyak mendidih. Selanjutnya salah seorang tawanan dilemparkan kedalam bejana, sehingga
tubuhnya tergoreng.
Abdullah tidak bergeming
sedikitpun melihat kawannya tergoreng. Kemudian kaisar mengistruksikan membawa
Abdullah dimasukkan kedalam bejana, namun.......tiba tiba Abdullah bin
Khudzaifah menangis.
Melihat kejadian ini kaisar
mengira Abdullah ketakutan. Kemudian kaisar menawarkan lagi agar Abdullah mau
memeluk agama Nasrani. Namun Abdullah bin Khudzaifah tetap menolak dengan
tegasnya.
JAWABAN MENAKJUBKAN
Karena
heran melihat ketegaran Abdullah bin Khudzaifah, kaisar bertanya: “ Apa yang
menyebabkanmu menangis ? “, Abdullah menjawab : “ Yang menyebabkan aku
menangis, karena hatiku berkata : “ Jika aku dimasukkan kedalam bejana itu,
maka aku akan segera mati dan itu hanya sekali, padahal aku ingin mati berkali
kali di jalan Allah, sebanyak bulu yang tumbuh di sekujur tubuhku ini ! “.
Akhirnya
kaisar berkata kepada Abdullah bin Khudzaifah : “ Maukah kamu mencium kepalaku
dan kamu akan kubebaskan “.Abdullah
bertanya : “ Engkau akan membebaskanku beserta segenap tawanan Muslimin ? “.
Kaisar menjawab : “ Ya bersama seluruh tawanan yang lain “, Abdullah kemudian
mencium kepala kaisar, demi kebebasan semua tawanan Muslim.
UMAR MENCIUM KEPALA ABDULLAH
Setelah
Abdullah bin Khudzaifah dan semua tawanan bebas, berita gembira ini sampai kepada
Umar bin Khaththab r.a. sambil berkata :
“ Sudah selayaknya kaum Muslimin mencium kepala Abdullah bin Khudzaifah, dan
aku akan mendahuluinya ! “.
AMMAR BIN YASIR
Karena bertahan
dengan keimanannya Ammar bin Yasir yang berasal dari keluarga miskin, disiksa bani
makhzum. Setiap hari Ammar bin Yasir dibawa ke padang pasir kota Mekkah,
kemudian didera dengan berbagai siksaan, agar Ammar mau meninggalkan agama
Islam.
Akibat penolakannya, penyiksaan makin meningkat,
mulai cambukan, membakar tubuh sampai sulutan
besi membara, bahkan sampai disalib diatas pasir panas serta ditindih batu, di tenggelamkan ke dalam air hingga kulitnya
penuh luka lecet mengelupas.
Saking beratnya siksaan ketika orang kafir
memerintah Ammar berkata : “ Pujilah olehmu Tuhan Tuhan kami ! “,Amar pun
mengikutinya tanpa menyadari apa yang diucapkan, tetapi betapa kecewanya
setelah sadar apa yang telah diucapkannya.
MENYESAL
Pada saat Rasulullah s.a.w.
menemui didapati Amar sedang menangis menyesali apa yang telah diucapkannya, maka
Rasulullah s.a.w. menghapus air matanya dengan tangan beliau sambil bersabda : “
Orang orang kafir telah menyiksa dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu
mengucapkan begini dan begitu....? ”. “
Benar, wahai rasulullah ”, jawab Ammar sambil meratap sedih, maka Rasulullah s.a.w.
bersabda lagi sambil tersenyum : “ Jika mereka memaksamu lagi, tidak mengapa
yang kamu ucapkan tadi ”.
Kemudian
Rasulullah s.a.w. membacakan ayat Al Quran kepadanya : ” ....Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam
keimanan ....”. ( Q.S. An Nahl 106 )
JIWA MAKIN SEHAT
Memang mahal
perjuangan menegakkan kebenaran, sampai tubuh menderita karena siksaan. Namun beda
dengan jiwa yang berada di dalamnya, karena menjadi makin mantap, makin kokoh
dan kuat. Berakibat jiwa terasa makin tegar, sabar dan tenang, apalagi yakin
bahwa pengorbanannya pasti mendapat ampunan dan pahala dari Yang Maha Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar