KETEGARAN AMMAR BIN YASIR
“ Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman ( dia mendapat
kemurkaan Allah ), kecuali orang yang dipaksa kafir, padahal hatinya tetap
tenang dalam beriman ( dia tidak berdosa ), akan tetapi orang yang melapangkan
dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab yang
besar “.
( Q.S. An Nahl 106 )
Sebagaimana biasa tabiat orang kafir terhadap para
hartawan yang baru memeluk agama Islam, lantaran terdorong sikap hasudnya
mereka selalu bersikap brutal, dengan menggertak dan menakut nakuti : “ Apakah
kamu berani meninggalkan agama nenek moyangmu, padahal mereka lebih baik
daripadamu ! akan kami uji sampai dimana ketabahanmu, akan kami jatuhkan
kehormatanmu, akan kami rusak perniagaanmu dan kami musnahkan semua harta bendamu ! ”, tidak berhenti sampai disini saja bahkan
mereka menggunakan siasat lagi dengan melancarkan teror secara membabi buta.
BERMACAM SIKSAAN
Beda
halnya bila menghadapi para mu’allaf golongan lemah yang dianggap rendah martabatnya ( fakir miskin dan
golongan budak belian ), mereka hanya mendera dan menyulutnya dengan api yang
menyala atau besi yang membara.
Karena
Ammar bin Yasir berasal dari keluarga miskin, maka penyiksaannya mereka
serahkan kepada bani makhzum. Setiap hari Ammar bin Yasir dibawa ke padang
pasir kota Mekkah, kemudian didera dengan berbagai macam siksaan, dengan tujuan
agar Ammar mau mencabut pengakuannya dan meninggalkan agama Islam, namun berkat
kekuatan imannya, dia tetap teguh pada pendiriannya.
Akibat penolakannya, penyiksaan
makin meningkat, mulai cambukan, membakar
tubuh sampai sulutan besi membara, bahkan sampai disalib diatas pasir panas serta
ditindih batu, menjadi sasaran tubuh Ammar bin Yasir.
Siksaan tidak berhenti sampai disini saja, bahkan sampai di tenggelamkan
ke dalam air sehingga kulitnya penuh luka lecet mengelupas.
TETAP TABAH
Walau siksaan
dilakukan bertubi tubi, namun tak membuat Ammar surut imannya, bahkan membuatnya
semakin kuat dan mantap.
Saking beratnya
siksaan sehingga suatu hari, ketika orang kafir memerintah Ammar : “ Pujilah
olehmu Tuhan Tuhan kami ! “, sambil mereka terus menuntun Ammar untuk
mengugucapkannya, sehingga Amar pun mengikutinya tanpa menyadari apa yang
diucapkan, tetapi betapa kecewanya setelah sadar apa yang telah diucapkannya.
RASULULLAH MENGHIBUR
Tak berapa lama kemudian
datanglah Rasulullah s.a.w. menjenguk sambil mengucapkan selamat dan menghibur kepadanya
: “ Bangunlah wahai pahlawan !, tidak perlu ada penyesalan atasmu dan tidak
pula cacat ! ”.
TANGIS SESALAN
Pada saat Rasulullah
s.a.w. menemuinya didapati Amar sedang menangis menyesali apa yang telah
diucapkannya, maka oleh Rasulullah s.a.w. di hapuslah air matanya dengan tangan
beliau sambil bersabda : “ Orang orang
kafir telah menyiksa dan menenggelamkanmu ke dalam air sampai kamu mengucapkan
begini dan begitu....? ”.
“ Benar, wahai rasulullah ”, kata Ammar bin yasir sambil
meratap sedih.
TIDAK MENGAPA
Maka Rasulullah s.a.w. bersabda lagi sambil tersenyum : “ Jika mereka memaksamu lagi, tidak mengapa
yang kamu ucapkan tadi ! ”.
Kemudian Rasulullah s.a.w. membacakan ayat Al Quran kepadanya
: ”
Kecuali orang yang dipaksa, sedang hatinya tetap teguh dalam keimanan ”. ( Q.S.
An Nahl 106)
TERHIBUR
Setelah kedatangan Rasulullah s.a.w. kembalilah Ammar bin
Yasir diliputi ketegangan dan luka yang
menimpa tubuhnya, tetapi seolah tidak terasa apa yang telah dialaminya, karena
jiwanya telah bebas dan bahagia, karena imannya berada di pihak yang benar,
lebih lebih ucapan yang telah dilontarkannya telah terobati dan terhibur dengan
ayat yang telah disampaikan Rasulullah s.a.w.
Berkat
ketegaran Ammar bin yasir dalam menghadapi cobaan dan siksaan, sehingga membuat
para penyiksa merasa lelah, lemah dan bertekuk lutut dihadapan keimanan Ammar
bin Yasir yang tegar.
DIPUJI RASULULLAH
Setelah Rasulullah s.a.w. hijrah ke Madinah, Yasir memperoleh kedudukan sangat
tinggi, dan Rasulullah s.a.w. sangat sayang kepada Ammar bin Yasir, beliau
sering membanggakan keimanan dan ketaqwaan Ammar kepada para sahabat,
sebagaimana sabdanya : “ Diri Ammar dipenuhi keimanan sampai sampai tulang
tulang punggungnya “.
Berkat ketabahan Ammar bin Yasir dalam menghadapi siksaan, hingga mendapat
kedudukan yang tinggi ditengah tengah masyarakat islam
KISAH TAULADAN
TAKUT NIFAK
TAKUT NIFAK
Suatu hari Hanzalah r.a. berkisah : “ Suatu
ketika kami berada di majelis Rasulullah s.a.w. , beliau memberikan nasihat kepada
kami sehingga hati kami tersentuh dan air mata pun bercucuran, seolah olah kami
melihat kedaan yang sebenarnya.
Setelah
selesai menghadiri majelis Rasulullah s.a.w. tersebut, aku pulang kerumah
berkumpul dengan anak istri. Mulailah kami berbincang tentang keduniawian.
Kemudian aku bercanda dengan anak anakku, dan bercumbu dengan istriku. Keadaan
berbeda dengan ketika aku berada di majelis Rasulullah saw.
Baru terpikir di
benakku, tadi aku berada pada keadaan yang berbeda dengan keadaanku saat ini, aku
berkata dalam hatiku : “ Sebenarnya engkau munafik, karena ketika engkau berada
dalam majelis Rasulullah s.a.w., keadaanmu beda dengan ketika engkau berada
ditengah tengah anak istrimu, aku sangat sedih menyadari hal ini. Sangat sulit
bagiku menerimanya, dengan pikiran kalut aku keluar rumah sambil berkata : “ Hanzalah
engkau telah munafik ! “.
Kemudian
Abu bakar r.a. datang dan berkata : “ Subhanallah, tidak benar apa yang kau
katakan itu “. Akupun menceritakan kejadiannya, bahwa ketika aku berada di
majelis Rasulullah s.a.w. ketika beliau menceritakan tentang surga dan neraka,
pada saat itu seolah olah surga dan neraka ada di hadapan kami. Tetapi ketika kita
telah pulang ke rumah dan bercanda dengan keluarga, apa yang di ceritakan
tentang surga dan neraka seolah telah hilang terlupakan.
Abu
bakar r,a. Berkata : “ ya, hal itu juga terjadi pada diri saya. Kemudian
keduanya pergi menjumpai Rasulullah s.a.w., sesampai di depan Rasulullah s.a.w.
Hanzalah r.a. Berkata : “ ya Rasulullah,
jika kami hadir di hadapanmu dan engkau menceritakan kepada kami tentang surga
dan neraka, seolah olah keduanya berada didepan mata kami, tetapi jika kami
sudah meninggalkan engkau, yakni ketika kembali berjumpa dengan anak istri ,
maka seolah hilang apa yang telah engkau ceritakan “.
Maka Rasululllah s.a.w. bersabda : “ Demi dzat yang nyawaku berada di tangan Nya,
jika engkau bersamaku, maka para malaikat akan menyambutmu dan jalan jalan untuk
berjabat tangan denganmu. Tetapi wahai Hanzalah, keadaan seperti itu hanyalah
kadang kadang saja ”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar