Senin, 05 Januari 2015


JUJUR MEMANG BERAT NAMUN JIWA MERASA NIKMAT  

Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu bersama sama dengan orang yang benar/jujur . ( Q.S. At Taubah 119 )

Sidiq ( jujur / benar ) merupakan tuntunan agama, jujur merupakan buah keimanan, keimanan yang mantap akan membuahkan tingkat kejujuran yang tinggi. Demikian pula tingkat keimanan yang rendah akan membuahkan sikap jauh dari kejujuran alias khianat.     
Berbuat jujur saat ini seolah terasa langka, aneh, lantaran situasi lingkungan yang tidak mendukungnya, artinya banyak yang tidak pada berbuat jujur.
Sehingga yang berbuat jujur jadi nampak aneh, nampak kuno, nampak ketinggalan jaman sehingga menjadi buah tertawaan.
Begini keadaannya jika kemungkaran dibiarkan, sehingga yang salah jadi nampak benar, yang benar jadi nampak salah.  

JUJUR MEMBAWA KETENANGAN
Ajaran agama pasti banyak mengandung hikmah, diantaranya tentang kejujuran, dengan bersikap jujur akan menimbulkan ketenangan jiwa dan dusta menimbulkan kebimbangan atau keresahan   
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a berkata : Saya menghafal dari Rasulullah s.a.w. : “ Tinggalkan apa yang kau ragukan dan kerjakanlah apa yang tidak kau ragukan. Sesungguhnya jujur itu menimbulkan ketenangan dan dusta itu menimbulkan kebimbangan ”.  ( H.R. Turmudzi )
Bukankah ketenangan jiwa merupakan dambaan setiap manusia, maka sikap jujur seharusnya tetap dipertahankan.

 PEJABAT JUJUR 
Kiranya disaat keadaan orang pada suka pada ketidak jujuran, masih ada sosok seorang hamba sebagai pejabat pemerintahan yang masih bertahan pada kejujuran.Kasusnya mencuat pada 15 September 2003 dimuat di harian pagi : Seorang pejabat Pemkot yang bertugas di tempat basah, tiba tiba mengundurkan diri belum lama ini. Sebabnya hati nurani tak kuat menerima tekanan. Dialah Ir. Tri Risma Harini M.T., Kabag Bina Pembangunan”.
Inilah sosok hamba Allah yang mengerti makna hidup, dengan mempertahankan sikap jujur, walau berada di lahan subur, namun lebih baik mundur daripada jiwa terasa hancur, jauh dari rasa syukur. Mari kita simak cuplikan buah tutur, dari jiwa beliau yang bersikap luhur :

MENGAPA SULIT BERBUAT BAIK
Bagi saya yang penting hanya bekerja dengan tenang dan membantu masyarakat. Entah mengapa sulit sekali berbuat baik di Surabaya ini.”
“ Sekarang saya bisa paham. Menjadi pejabat tidak cukup hanya memiliki kemampuan teknik managerial saja. Kita harus punya kemampuan seperti politisi yang pintar membolak balik kata. Kemampuan seperti itulah yang tidak saya punyai. Tapi saya tak ingin menyentuh wilayah itu, ngeri

DICAP KAKU
Saat menjadi Kabag Bina Pembangunan, saya sering dibilang sebagai pejabat yang kaku dan tidak fleksibel. Memang seperti itulah saya. Kebijaksanaan yang saya ambil harus ada dasarnya. Tidak bisa saya memberi toleransi pada oknum tertentu dengan mengorbankan kepentingan masyarakat.

TAKUT MASUK NERAKA
Sebab saya yakin kebijaksanaan tersebut pasti dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Saya tidak ingin membuat kebijaksanaan yang akan saya masuk neraka. Karena itu biarkan saya mundur demi kebaikan.”
Seandainya semua pimpinan negeri, mau mendengarkan dan kembali kebisikan hati nurani, tidak memperturutkan nafsu hewani, yang hanya mementingkan diri sendiri, niscaya tatanan hidup dalam negeri, sudah aman tenteram makmur tercukupi.
Sikap jujur dan sabar ibu Tri Risma Harini, patut dijadikan tauladan. Karena beliau paham kehidupan masa depan, beliau mengerti dan paham fatwa Nabi sang utusan, yang disampaikan ribuan tahun yang silam.

BERKAT JUJUR JADI WALIKOTA
Mutiara tetap mutiara juga walau berada dalam kubangan lumpur, demikian juga dengan ibu Tri Risma berkat kejujurannya walau banyak juga yang memusuhinya, akhirnya dilirik dan dipilih rakyat untuk dipercaya memimpin kota Surabaya.  

DIINCAR JADI MENTERI NAMUN MENOLAK
Berkat kejujuran dan kedisiplinannya yang merupakan manifestasi dari sikap amanahnya, akhirnya presiden sempat pula melirik dan akan mengangkatnya jadi menteri, namun ditolaknya karena merasa memiliki amanah yang dipikulkan kepadanya sebagai wali kota Surabaya.
Demikian mulia sikap seorang hamba yang kokoh menjaga amanah, sehingga jabatan tak membuatnya gampang tergoda, lebih baik tetap jadi walikota dari pada jadi menteri walau mungkin harta lebih banyak akan diraupnya.   

KISAH PENJUAL DAN PEMBELI TANAH 
Rasulullah s.a.w. dalam hadits yang diriwayatkan imam Muslim berkisah, bahwa dulu ada orang jual beli tanah, setelah tanah dibeli, kemudian tanah dikerjakannya.

MENEMUKAN EMAS
Disaat ketika tanah dikerjakan, dia menemukan sebokor emas berisi bermacam perhiasan emas. Begitu terkejutnya dia, karena merasa bukan hak miliknya, dalam hatinya dia berniat ingin mengembalikan kepada pemilik tanah semula.

DIKEMBALIKAN
Diapun segera menuju ke pemilik tanah semula dan mengembalikan semua perhiasan emas yang ditemukannya. Namun diluar dugaan justru penjual tanah bersikukuh menolaknya sambil berkata : “ Aku menjual tanah beserta isinya, jadi emas semuanya berarti milik anda ! “.

MENOLAK
Demikian pula halnya dengan sikap pembeli tanah, dia bersikukuh tidak mau menerimanya, karena merasa dalam jual beli tidak ada perjanjian tentang isi kandungan tanah “.

MINTA KEADILAN
Agar menemukan titik terang, akhirnya keduanya memutuskan ke pengadilan agar menemukan keadilan. Di pengadilan sang hakim bertanya : “ Siapa yang punya anak laki ?, salah seorang menjawab : “ Saya “, kemudian hakim bertanya lagi : “ Siapa yang punya anak wanita : “ Saya “, jawab yang lain. Kata hakim : “ Nah sekarang nikahkan putra putri kalian dan harta serahkan pada keduanya, dan jangan lupa menyedekah “.
Subhaanallah demikian indah bila ajaran diamalkan, sehingga kejujuran diamalkan, dan menimbulkan kedamaian dan keadilan bukan persengketaan.                    
                             
KISAH TAULADAN
DITEGUR KARENA MEMBELA YANG SALAH

Aisyah r.a menuturkan bahwa orang orang Quraisy mencemaskan atas nasib seorang perempuan dari keluarga al Makhzumiyah yang melakukan kejahatan mencuri.
    Kemudian Usamah dibujuk dan dia bersedia menemui dan berbicara kepada Rasulullah s.a.w. namun beliau menjawab dengan tegas : Mengapa engkau meminta bantuan keringanan dalam hal ketetapan Allah s.w.t ? .
Kemudian beliau bangkit dan menyampaikan pidato di hadapan para sahabatnya seraya bersabda :
“ Orang orang sebelum kalian binasa tidak lain disebabkan karena apabila orang kuat di antara mereka mencuri lalu dibiarkan, namun apabila orang lemah di antara mereka mencuri kemudian dikenakan terhadapnya ketetapan hukum. Demi Allah, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri niscaya aku akan memotong tangannya .  ( H.R. Bukhari Muslim  )                                                                                     Dalam riwayat lain dikatakan bahwa ketika mendengar kata kata Usamah, wajah Rasulullah s.a.w berubah karena murka, seraya bersabda :   Mengapa engkau meminta bantuan keringanan ketetapan hukum Allah ? .
Usamah kemudian menyesal sambil berkata : “ Mohonkanlah ampunan kepada Allah untukku, wahai Rasulullah ! . Kemudian beliau memberi perintah agar perempuan yang mencuri itu dihukum dengan dipotong tangannya.


               MUTIARA DZIKIR
DOA’ KELUAR RUMAH

Dari Anas r.a, ia berkata, Rasulullah s.a.w bersabda : “ Barang siapa membaca (yakni apabila ia keluar dari rumahnya) : Bismillaahi tawakkaltu ‘alallooh, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah ( Dengan nama Allah, aku pasrah kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah ) “, akan dikatakanlah kepadanya : “ Kamu akan dicukupkan, dipelihara dan diberi hidayah ”, dan syaitanpun akan menyingkir daripadanya ”. (  Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa’I dan lain lain, Tirmidzi mengatakannya sebagai hadits hasan ).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar