JUJUR MEMANG BERAT NAMUN JIWA MERASA NIKMAT
“ Hai orang orang yang beriman bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah kamu
bersama sama dengan orang yang benar/jujur ”. ( Q.S. At Taubah 119 )
Sidiq ( jujur / benar ) merupakan tuntunan agama, jujur
merupakan buah keimanan, keimanan yang mantap akan membuahkan tingkat kejujuran
yang tinggi. Demikian pula tingkat keimanan yang rendah akan membuahkan sikap
jauh dari kejujuran alias khianat.
Berbuat jujur saat ini seolah terasa langka, aneh,
lantaran situasi lingkungan yang tidak mendukungnya, artinya banyak yang tidak
pada berbuat jujur.
Sehingga yang berbuat jujur jadi nampak aneh, nampak
kuno, nampak ketinggalan jaman sehingga menjadi buah tertawaan.
Begini keadaannya jika kemungkaran dibiarkan, sehingga
yang salah jadi nampak benar, yang benar jadi nampak salah.
JUJUR MEMBAWA KETENANGAN
Ajaran agama pasti banyak mengandung hikmah, diantaranya
tentang kejujuran, dengan bersikap jujur akan menimbulkan ketenangan jiwa dan
dusta menimbulkan kebimbangan atau keresahan
Dari Abu Muhammad Al Hasan
bin Ali bin Abi Thalib r.a berkata : “ Saya menghafal dari
Rasulullah s.a.w. : “ Tinggalkan apa yang kau
ragukan dan kerjakanlah apa yang tidak kau ragukan. Sesungguhnya jujur itu
menimbulkan ketenangan dan dusta itu menimbulkan kebimbangan ”. ( H.R. Turmudzi )
Bukankah
ketenangan jiwa merupakan dambaan setiap manusia, maka sikap jujur seharusnya tetap
dipertahankan.
PEJABAT JUJUR
Kiranya disaat keadaan orang pada suka pada ketidak
jujuran, masih ada sosok seorang hamba sebagai pejabat pemerintahan yang masih
bertahan pada kejujuran.Kasusnya mencuat pada 15 September 2003 dimuat di
harian pagi : “ Seorang pejabat Pemkot yang bertugas di tempat
basah, tiba tiba
mengundurkan diri belum lama ini. Sebabnya hati nurani tak kuat menerima
tekanan. Dialah Ir. Tri Risma Harini M.T., Kabag Bina Pembangunan”.
Inilah sosok hamba Allah yang mengerti makna hidup,
dengan mempertahankan sikap jujur, walau berada di lahan subur, namun lebih
baik mundur daripada jiwa terasa hancur, jauh dari rasa syukur. Mari kita simak
cuplikan buah tutur, dari jiwa beliau yang bersikap luhur :
MENGAPA SULIT BERBUAT BAIK
“ Bagi saya yang penting
hanya bekerja dengan tenang dan membantu masyarakat. Entah mengapa sulit sekali
berbuat baik di Surabaya ini.”
“ Sekarang saya bisa paham. Menjadi pejabat tidak cukup hanya memiliki
kemampuan teknik managerial saja. Kita harus punya kemampuan seperti politisi
yang pintar membolak balik kata. Kemampuan seperti itulah yang tidak saya
punyai. Tapi saya tak ingin menyentuh wilayah itu, ngeri
DICAP KAKU
Saat
menjadi Kabag Bina Pembangunan, saya sering dibilang sebagai pejabat yang kaku
dan tidak fleksibel. Memang seperti itulah saya. Kebijaksanaan yang saya ambil
harus ada dasarnya. Tidak bisa saya memberi toleransi pada oknum tertentu
dengan mengorbankan kepentingan masyarakat.
TAKUT MASUK NERAKA
Sebab saya yakin kebijaksanaan tersebut pasti dimintai
pertanggungjawaban kelak di akhirat. Saya tidak ingin membuat kebijaksanaan
yang akan saya masuk neraka. Karena itu biarkan saya mundur demi kebaikan.”
Seandainya semua
pimpinan negeri, mau mendengarkan dan kembali kebisikan hati nurani, tidak
memperturutkan nafsu hewani, yang hanya mementingkan diri sendiri, niscaya
tatanan hidup dalam negeri, sudah aman tenteram makmur tercukupi.
Sikap jujur dan sabar
ibu Tri Risma Harini, patut dijadikan tauladan. Karena beliau paham kehidupan
masa depan, beliau mengerti dan paham fatwa Nabi sang utusan, yang disampaikan
ribuan tahun yang silam.
BERKAT JUJUR JADI WALIKOTA
Mutiara tetap mutiara juga walau
berada dalam kubangan lumpur, demikian juga dengan ibu Tri Risma berkat
kejujurannya walau banyak juga yang memusuhinya, akhirnya dilirik dan dipilih
rakyat untuk dipercaya memimpin kota Surabaya.
DIINCAR JADI MENTERI NAMUN MENOLAK
Berkat kejujuran dan kedisiplinannya yang merupakan
manifestasi dari sikap amanahnya, akhirnya presiden sempat pula melirik dan akan
mengangkatnya jadi menteri, namun ditolaknya karena merasa memiliki amanah yang
dipikulkan kepadanya sebagai wali kota Surabaya.
Demikian mulia sikap seorang hamba yang kokoh menjaga
amanah, sehingga jabatan tak membuatnya gampang tergoda, lebih baik tetap jadi
walikota dari pada jadi menteri walau mungkin harta lebih banyak akan
diraupnya.
KISAH PENJUAL DAN PEMBELI TANAH
Rasulullah s.a.w. dalam hadits yang diriwayatkan imam
Muslim berkisah, bahwa dulu ada orang jual beli tanah, setelah tanah dibeli, kemudian
tanah dikerjakannya.
MENEMUKAN EMAS
Disaat ketika tanah dikerjakan, dia menemukan
sebokor emas berisi bermacam perhiasan emas. Begitu terkejutnya dia, karena merasa
bukan hak miliknya, dalam hatinya dia berniat ingin mengembalikan kepada
pemilik tanah semula.
DIKEMBALIKAN
Diapun segera
menuju ke pemilik tanah semula dan mengembalikan semua perhiasan emas yang
ditemukannya. Namun diluar dugaan justru penjual tanah bersikukuh menolaknya sambil
berkata : “ Aku menjual tanah beserta isinya, jadi emas semuanya berarti milik
anda ! “.
MENOLAK
Demikian
pula halnya dengan sikap pembeli tanah, dia bersikukuh tidak mau menerimanya, karena
merasa dalam jual beli tidak ada perjanjian tentang isi kandungan tanah “.
MINTA KEADILAN
Agar menemukan titik terang, akhirnya keduanya memutuskan
ke pengadilan agar menemukan keadilan. Di pengadilan sang hakim bertanya : “
Siapa yang punya anak laki ?, salah seorang menjawab : “ Saya “, kemudian hakim
bertanya lagi : “ Siapa yang punya anak wanita : “ Saya “, jawab yang lain.
Kata hakim : “ Nah sekarang nikahkan putra putri kalian dan harta serahkan pada
keduanya, dan jangan lupa menyedekah “.
Subhaanallah
demikian indah bila ajaran diamalkan, sehingga kejujuran diamalkan, dan menimbulkan kedamaian dan keadilan bukan persengketaan.
KISAH TAULADAN
DITEGUR KARENA MEMBELA YANG SALAH
Aisyah r.a
menuturkan bahwa orang orang
Quraisy mencemaskan atas nasib seorang perempuan dari keluarga al Makhzumiyah yang melakukan
kejahatan mencuri.
Kemudian
Usamah dibujuk dan dia
bersedia menemui dan berbicara kepada Rasulullah s.a.w. namun beliau menjawab dengan
tegas : “ Mengapa
engkau meminta bantuan keringanan dalam hal ketetapan Allah s.w.t ? ”.
Kemudian
beliau bangkit dan menyampaikan pidato di hadapan para sahabatnya seraya
bersabda :
“
Orang orang
sebelum kalian binasa tidak lain disebabkan karena apabila orang kuat di antara
mereka mencuri lalu dibiarkan,
namun apabila orang lemah di antara mereka mencuri kemudian dikenakan terhadapnya
ketetapan hukum. Demi
Allah, seandainya Fathimah binti Muhammad mencuri niscaya aku akan memotong
tangannya ”. ( H.R. Bukhari Muslim ) Dalam riwayat lain dikatakan bahwa ketika mendengar kata kata Usamah, wajah
Rasulullah s.a.w berubah karena murka, seraya bersabda : “ Mengapa
engkau meminta bantuan keringanan ketetapan hukum Allah ? ”.
Usamah
kemudian menyesal sambil berkata
: “ Mohonkanlah
ampunan kepada Allah untukku, wahai Rasulullah ! ”.
Kemudian beliau memberi perintah agar perempuan yang mencuri itu dihukum dengan
dipotong tangannya.
MUTIARA DZIKIR
DOA’ KELUAR RUMAH
Dari Anas r.a, ia berkata, Rasulullah s.a.w
bersabda : “ Barang
siapa membaca (yakni apabila ia keluar dari rumahnya) : “ Bismillaahi tawakkaltu ‘alallooh, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah ( Dengan
nama Allah, aku pasrah kepada Allah, tiada
daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah ) “,
akan dikatakanlah kepadanya : “ Kamu
akan dicukupkan, dipelihara dan diberi hidayah ”, dan syaitanpun akan menyingkir daripadanya ”. ( Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, An Nasa’I dan lain lain,
Tirmidzi mengatakannya sebagai hadits hasan ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar