Jumat, 26 Desember 2014



AKHLAQ MULIA PERTANDA JIWA SEHAT PULA

“ Dan Sesungguhnya engkau benar benar berbudi pekerti yang agung “.
                                ( Q.S. Al Qalam  4 )

Bagaimanapun akhlak mempunyai nilai yang tinggi dan utama, betapa tidak ?!, dengan akhlak akan nampak beda penampilan, orang jadi sama segan bahkan jadi panutan.
Bedakan yang bersikap egois, sadis dan arogan, orang sama benci dan ketakutan, sambil berkomentar  : “ ini masa orang ? ”, bayangkan ujud sama namun karena beda kelakuan,  orang akan beda dalam memberi sebutan ?, ini pentingnya akhlaq.
Dengan akhlaq akan mempererat pergaulan, dengan akhlaq hubungan antar manusia, alam dan makhuk lain akan menjadi aman, lingkungan alam sekitar akan lestari dan nyaman.

MISI NABI S.A.W.
Begitu pentingnya akhlak sampai Nabi diutus punya misi memperbaiki akhlaq :  “ Bahwasannya aku diutus Allah untuk menyempurnakan keluhuran akhlak (budi pekerti) “. ( H.R. Ahmad ).
Bahkan ruang lingkup Nabi diutus semakin luas, tidak hanya untuk manusia saja bahkan sampai menjangkau kesegenap alam.
“ Dan Tiadalah Kami mengutus engkau, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi  semesta alam “.  ( Q.S. Al Anbiya 107 )
Begitu berat dan mulya misi Nabi, ini terbukti dan berhasil karena beliau sendiri telah menauladani, dengan berbudi pekerti yang tinggi. Sebagaimana ayat pembuka dibuletin ini

NILAI AKHLAQ
Betapa luhur nilai akhlaq sampai memiliki nilai lebih :
“ Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya dari pada akhlak yang baik “. ( H.R. Abu Dawud dan Turmudzi )
Bahkan ketika nabi Muhammad ditanya tentang apa itu agama, beliau menjawab agama adalah akhlak. Jadi lucu dan aneh bila ada orang mengaku beragama Islam namun akhlaqnya sama denga yang tidak beragama ?!.

KASIH SAYANG
Diantara bentuk ketinggian akhlak adalah kasih, kasih sayang adalah sikap lemah lembut yang timbul dari jiwa atau hati, sehingga orang lain akan terasa nyambung dan terlindungi, terasa enak dan akrab karena merasa dihargai.
Sikap kasih sayang akan mendapat perlindungan dihari qiamat. Dimana semua orang sama kepanasan lebih lebih dalam keadaan sama telanjang bulat, bahkan sampai bercucuran keringat, karena panasnya terik matahari yang menyengat, bahkan ada yang sampai tenggelam dalam keringat, karena lamanya menunggu saat perhitungan dihari qiamat.
Perhitungan amal yang harus dipertanggung jawabkan secara teliti ketat dan cermat. Disaat itu Allah akan mencari orang yang suka bersikap kasih sayang sebagai perhargaan.

DILINDUNGI DI HARI QIAMAT
“ Pada hari kiamat Allah akan berfirman : Dimanakah orang kasih sayang karena keagunganKu, sekarang Aku lindungi mereka dibawah lindunganKu pada saat ini, di saat saat tidak ada perlindungan kecuali lindunganku “. ( H.R. Muslim )
Bahkan orang yang suka berkasih sayang akan digolongkan ahli syurga : Ahli syurga ada tiga golongan : 1. Penguasa yang berlaku adil, 2. Orang yang kasih sayang dan berhati lembut terhadap keluarga sendiri dan 3. Orang muslim yang sangat menerima dan menjauhkan diri dari pada harta yang haram dan  mempunyai tanggungan yang wajib ia nafkahi “.  ( H.R. Muslim )

MENGINGKARI KASIH SAYANG
Ironisnya saat ini rasa kasih sayang sangat diabaikan, para pimpinan seolah tak pernah perduli pada rakyatnya yang semakin menderita dan tertekan, yang penting saya banyak mendapatkan, mumpung masih pegang jabatan, sehingga korupsi jadi andalan, kemudian agar aman harta diadakan “ pencucian uang “.
Dilapisan rakyat jelata, saking menderitanya sampai berdemo sebagai ujud pelampiasan, ini pun dilakukan dalam bentuk kekerasan, rupanya sudah hilang pula rasa kasih sayang. Mungkin saking jengkelnya melihat atasan yang tidak peduli nasib bawahan, inipun ditanggapi dingin, para demonstran tak ditemui, seolah bagai pertunjukan.

DISUKAI ALLAH
Sikap lemah lembut sangat disukai Allah, karena sifat Allah sendiri sangat berbelas kasih :   Sesungguhnya Allah sangat berbelas kasihan dan suka kasih sayang lemah lembut dalam segala hal “.   ( H.R. Bukhari Muslim )
Akankah kita bersikap yang bertentangan dengan sifat sang Maha Pencipta yang suka lemah lembut dan kasih sayang, ironiskan ? Ingat kekerasan tak akan                                        dapat menyelesaikan persoalan !!.

IDENTITAS MANUSIA MULIA
Kesempurnaan nilai seseorang bukan ditentukan oleh rupa, jabatan, kekayaan atau gelar yang berderet berurutan, namun prilakunyalah yang menentukan.
“ Sesempurna sempurna orang mu’min imannya, ialah yag terbaik budi pekertinya. Dan sebaik baiknya kamu ialah yang terbaik pergaulannya terhadap isterinya “.  ( H.R. Turmudzi )
Ingat sosok Luqmanul hakim, walau ia seorang budak, bertubuh pendek alias cekak, kulitnya hitam pekat, berbibir tebal, berambut ikal, yang melihat mungkin melirik sinis sambil terpingkal ketakutan, namun namanya diabadikan di Alquran secara kekal di surat ke 31 ( surat Luqman )
Ini berkat ahlaqnya yang luhur santun dan sopan, tubuhnya yang tak berkenan dalam penampilan, dibalut dan dihiasi dengan jiwanya yang penuh keluhuran dan kebijakan. 

JIWA SANGAT MENENTUKAN
Ingat pepatah latin Mensana in corpore sano, “ Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat , rasanya pepatah ini sudah usang dan tidak dapat dipertahankan, bukankah para koruptor sama bertubuh sehat dan meyakinkan, para hakim dan jaksa yang memanipulasi vonis hukuman, juga pada bertubuh sehat dalam tampilan.
Bahkan para pimpinan yang tak berhati nurani dan suka mendzalimi, juga pada sehat jasmani, namun jiwanya yang sakit alias rapuh sekali.
Kiranya benar Nabi s.a.w. sang junjungan, justru tolok ukur manusia bukan pada bentuk tubuh dan penampilan, namun pada qalbu atau jiwa ( hati ) yang jadi ukuran.   “ Ketahuilah bahwasanya didalam tubuh ada sepotong daging, apabila ia baik baik pula  tubuh seluruhnya, dan bila jelek jelek pula tubuh seluruhnya, dia adalah qalbu ( hati ) .  ( H.R. Bukhari Muslim )                                                                                    
Untuk itulah jiwa perlu dipelihara, agar jiwa menjadi sehat alias tenang batinnya, sehingga berdampak mulya prilakunya, bermanfaat bagi sesama, ini bila jiwa dalam kondisi sehat karena selalu diajak mendekat kepada sang Pencipta.   
Dengan berbekal jiwa sehat dan jernih, nurani akan menjadi jeli, dapat memilah dan memilih, dalam mencari rizki, mana yang haram dan mana yang patut dimiliki, mana sikap yang adil dan mendzalimi, mana sikap yang lembut dan kasar sekali.
Jiwa yang sehat menjadi lembut dan peka, sikap tidak perduli tidak dikenal dalam agama,  jiwa sehat akan membawa ketenangan, bila jiwa tenang tubuh akan punya daya tahan, artinya menjadi sehat dibadan. Subhanallah demikian sempurna ajaran agama yang dibawa Sang Utusan.

      

                                         KISAH TAULADAN
HARITSAH BIN NU’MAN R.A.

Haritsah bin Nu’man adalah seorang sahabat Anshar dari Bani Najjar, termasuk kerabat Nabi SAW dari garis ibu, yang juga berasal dari Bani Najjar. Kabilah ini tinggal di sekitar Masjid Nabawy, masjid dibangun di atas tanah Bani Najjar yang dibeli oleh Nabi s.a.w.. Haritsah termasuk sahabat yang kaya, memiliki beberapa rumah di sekitar Masjid Nabawy. 
Fathimah az Zahrah adalah putri kesayangan Nabi, setelah pernikahannya dengan Ali bin Abi Thalib, tinggal agak jauh dari rumah Rasulullah s.a.w., yang berada di samping Masjid Nabawy. Suatu ketika Nabi s.a.w. mengunjungi Fathimah dan berkata : “Aku ingin memindahkan engkau ke dekatku!!”. Tentu saja Fathimah amat gembira dia berkata : “ Berbicaralah dengan Haritsah bin Nu’man agar ia mau pindah! ”.
Fathimah sangat mengenal kedermawanan Haritsah, karena itu ia menyarankan hal tersebut. Tetapi Nabi s.a.w. bersabda, “Haritsah telah pindah (beberapa kali demi kepentingan Nabi s.a.w. dan Islam) hingga aku merasa malu kepadanya .
Akhirnya pembicaraan Rasulullah s.a.w. dengan putrinya tersebut akhirnya menyebar, dan sampai ke telinga Haritsah, maka dia datang kepada Nabi s.a.w. dan berkata : “ Wahai Rasulullah, aku mendengar berita bahwa engkau ingin memindahkan Fathimah ke dekat engkau. Inilah rumah rumahku, ini adalah rumah rumah pertama yang kupersembahkan kepada engkau dari (atas nama) Bani Najjar. Sesungguhnya aku dan hartaku adalah milik Allah dan Rasul Nya. Demi Allah, wahai Rasulullah, sesungguhnya harta yang engkau ambil dariku, jauh lebih aku sukai daripada yang engkau sisakan/tinggalkan (untukku)…!!”
Kemudian Nabi s.a.w. bersabda : Engkau benar, semoga Allah memberkahimu !
Kemudian Nabi s.a.w. memindahkan Fathimah dan keluarganya ke rumah Haritsah yang berdekatan dengan tempat tinggal beliau. Haritsah sendiri pindah ke rumahnya yang lain yang agak berjauhan dengan Masjid Nabawy, dan itu menambah kegembiraannya karena bisa membaktikan hartanya untuk kepentingan Nabi  s.a.w.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar