JASADNYA MENGUMANDANGKAN ADZAN
“ ...Allah
mengetahui apa apa
yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa apa
dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi,
dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha besar “.
( Q.S. Al Baqarah 255 )
Kematian
merupakan hal ghoib, namun ada beberapa orang yang seakan tahu saat
kedatangannya, mengapa kenyataan ini bisa terjadi ?. Begini bila Allah
menghendaki memberikan ilmu ghoib kepada hamba Nya, hamba yang selalu dekat dan
tekun beribadah kepada Nya, dan selalu menjaga dari perbuatan tercela.
Kenyataan
ini diungkap seorang dokter yang bertugas di Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di
Riyadh, disamping sebagai dokter bedah dan spesialis jantung, DR. dr. Khalid
bin Abdul Aziz Al Jubair Sp Jd. juga dikenal sebagai seorang muballigh yang
aktif berda’wah di Masjid dan forum seminar. Di bawah ini kami sajikan beberapa
kesaksian dan pengalaman beliau.
SUARA ADZAN
Dokter
Jatim Al Haditsy seorang penasehat kesehatan jantung anak di Amir Sulthan
Center untuk penyakit jantung Rumah Sakit Angkatan Bersenjata Riyadh, bercerita
kepada DR. dr. Khalid bin Abdul Aziz Al Jubair Sp.Jd.( spesialis bedah dan
jantung ) :
“ Salah seorang rekanku yang bisa dipercaya bercerita kepadaku,
bahwa suatu malam saat ia sedang bertugas di rumah sakit, ada seorang pasien
meninggal dunia, maka ia segera memastikan akan kematian pasien tersebut, ia
meletakkan stetoscope di atas dadanya hingga mendengar suara : “ Allahu Akbar
Allaahu Akbar, Asyhadu allaa Ilaaha illallah......”.
DIKIRA ADZAN SHUBUH
Dia berkata : “ Saya rasa adzan shubuh, kemudian saya bertanya kepada perawat : “ Jam berapa sekarang?“, dia menjawab : “ Jam satu malam “.
SUARA ADZAN DARI DADA
“ Saya
tahu saat ini belum tiba saatnya adzan shubuh, kemudian saya kembali meletakkan stetoscope di atas dadanya, dan saya kembali
mendengar suara adzan tersebut secara lengkap “.
MENJAGA LISAN DARI KESALAHAN
Kemudian saya bertanya kepada keluarganya tentang keadaan semasa hidupnya, mereka menjelaskan : “ Ia bekerja sebagai seorang Mu’adzdzin pada sebuah masjid, biasanya ia datang ke masjid seperempat jam sebelum tiba waktunya, atau kadang lebih awal lagi, ia selalu menghatamkan Al Quran dalam tiga hari dan sangat menjaga lisannya dari kesalahan “.
PINGSAN SAAT IQOMAH
Pada tanggal 15 Ramadlan
1421, seorang jama’ah pingsan di masjid, saat ia mengumandangkan iqamah sholat
shubuh, dengan segera tiga orang dari jama’ah membawanya ke Rumah Sakit
Angkatan Bersenjata di Riyadh.
Orang itu sadar saat mereka masih dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, sekonyong konyong ia berdzikir, seakan akan tidak terjadi apapun.
Orang itu sadar saat mereka masih dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, sekonyong konyong ia berdzikir, seakan akan tidak terjadi apapun.
Sesampai
di instalasi gawat darurat ia disambut oleh seorang pemeriksa jantung yang
mengisahkan cerita ini kepada DR. dr. Khalid bin Abdul Aziz : “ Kami menemukan
adanya peradangan mematikan yang parah sekali pada sebagian besar jantungnya,
kondisi ini membuat kami tercengang.
BERSYAHADAT
Saat saya berusaha membawanya ke ruang ICU, tiba tiba saya mendengar suara tasbih dan tahlil, dan dia membisikkan sesuatu ke telinga salah seorang rekanku kemudian tersenyum sambil membaca : “ Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah “, kemudian jiwanya terbang menuju keharibaan Tuhan Nya “. Rekanku yang mendengar bisikan orang tersebut tiba tiba menangis tersedu sedu, aku kaget atas kejadian ini dan segera menanyakan keadaannya, ia berkata : “ Orang ini telah membisikkan kepadaku :
MELIHAT SYURGA
“ Dokter tak usahlah anda menyibukkan diri, sesungguhnya aku akan mati, aku telah melihat syurga, Insyaa Allah aku akan menuju kesana, aku melihatnya sekarang, sungguh aku melihatnya ! “.
ORANG SHOLIH
BERSYAHADAT
Saat saya berusaha membawanya ke ruang ICU, tiba tiba saya mendengar suara tasbih dan tahlil, dan dia membisikkan sesuatu ke telinga salah seorang rekanku kemudian tersenyum sambil membaca : “ Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah “, kemudian jiwanya terbang menuju keharibaan Tuhan Nya “. Rekanku yang mendengar bisikan orang tersebut tiba tiba menangis tersedu sedu, aku kaget atas kejadian ini dan segera menanyakan keadaannya, ia berkata : “ Orang ini telah membisikkan kepadaku :
MELIHAT SYURGA
“ Dokter tak usahlah anda menyibukkan diri, sesungguhnya aku akan mati, aku telah melihat syurga, Insyaa Allah aku akan menuju kesana, aku melihatnya sekarang, sungguh aku melihatnya ! “.
ORANG SHOLIH
Ketika ditanya
tentang riwayat hidupnya, rekannya berkata : “ Ia sangat menjaga dua perkara,
pertama sebagai seorang Muadzdzin dia selalu dahulu mendahului datang ke
masjid, kadang muadzdzin mendahuluinya dan lebih sering ia yang datang terlebih
dahulu.
Ke dua ia dikenal sebagai pribadi yang baik, Allah Ta’ala telah menjaga Nya dari perbuatan keji dan munkar, ia tidak pernah berbohong atau menggunjing orang lain “.
Ke dua ia dikenal sebagai pribadi yang baik, Allah Ta’ala telah menjaga Nya dari perbuatan keji dan munkar, ia tidak pernah berbohong atau menggunjing orang lain “.
OPERASI PENAMBALAN PEMBULUH DARAH
Suatu saat DR. dr. Khalid telah melakukan operasi penambalan pembuluh darah terhadap seorang pasien yang berada di dalam ruangan bagian jantung.
MEMINTA MAAF
Sehari sebelum diperbolehkan pulang karena menurut perhitungan telah sembuh. Si pasien memanggil anak anak dan isterinya, setelah semuanya berkumpul dia berkata : “ Aku akan meninggal sebentar lagi, maka maafkan aku ! “. Kemudian dia memanggil dokter dan para perawat guna mengucapkan terima kasih.
BERSYAHADAT
Kemudian dia berbaring di atas sisi kanannya sambil mengucapkan : “ Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammad rasulullah “, kemudian dia menghadap kepada Tuhan Nya.
TIDAK PERNAH BERBUAT MUNGKAR
Kemudian dr. Khalid bertanya kepada anak anaknya tentang riwayat hidupnya, mereka menjawab : “ Ayah kami orang yang baik, kami tidak pernah melihatnya menggunjing, berdusta, berbuat keji atau kemunkaran “.
GURU NGAJI
Ketika DR. dr. Khalid masih kuliah di Cairo Mesir, beliau mengenal seorang yang sangat taat beribadah kepada Allah, dalam keseharian mengajar dan membimbing menghafal Al Quran, tempat tinggalnya sekitar complek DR. dr. Khalid. Setiap harinya aktif mengajar mulai Shubuh sampai terbit matahari.
BERPAMITAN
Dalam kesaksiannya dr. Khalid berkisah : “ Suatu hari dia mengucapkan selamat tinggal kepada semua yang hadir setelah menutup pelajarannya, seakan dia tidak akan mengajar kembali setelah hari itu.
Hari itu juga sebelum tiba saat Dhuhur kami mendapat berita tentang kematiannya pada jam sepuluh pagi.
Keesokan harinya kami mendapat kisah kematiannya, berdasar cerita isterinya : “ Sebagaimana biasa dia pulang ke rumah jam tujuh lebih tiga puluh menit, dia mengucapkan salam kepadaku, kemudian berkata : “ Sesungguhnya saya akan mati pada jam sepuluh “.
Saya mengira bercanda, kemudian dia berkata : “ Siapkan sarapan untukku “, saya menyiapkan sarapan, kemudian kami menyantapnya berdua “.
BERDANDAN
Pada jam delapan tiga puluh menit dia masuk ke kamar mandi agak lama, kemudian keluar dan memakai wewangian sebagaimana yang dilakukan ketika hendak berangkat sholat jum’ah, kemudian memakai pakaian yang paling bagus dan mulai membaca Al Quran.
SAYA AKAN MATI JAM 10
Beberapa menit sebelum jam sepuluh dia berkata : “ Saya akan mati jam sepuluh, maka maafkan aku, lupakan semua kesalahan dan kekhilafanku kepadamu “.
Saya sangat terkejut hingga tidak dapat mengucap apapun, beberapa detik sebelum jam sepuluh, dia bersiap siap untuk tidur kemudian membaca : “ Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammad Rasulullah “.
BERAKHLAK BAIK
“ Sekarang saya perkenankan menceritakan kepada anda tentang riwayat hidupnya, sesungguhnya saya belum pernah melihatnya menggunjing orang, berbohong, menipu, berbicara kotor, atau munkar, sejak saya mengenalnya di komplek itu “. Demikian kesaksian DR. dr. Khalid tentang pengalamannya.
TABIR KEMATIAN DIBUKA
Adanya rahasia kematian
terbuka bagi seseorang tak usah heran, karena kedekatannya kepada Allah
merupakan kuncinya !, sehingga Allah memberitahu kedatangan kematiannya, ini
menunjukkan bukti tanda Kebesaran Nya, tanda
Kemurahan Nya kepada siapa yang dikehendaki Nya, Allaahu Akbar.
( “ Kesaksian seorang dokter “ oleh DR. dr. Khalid bin Abdul Aziz Al Jubair Sp.
JP. penerbit Darus sunnah)
KISAH TAULADAN
ABDURRAHMAN BIN ‘AUF YANG TANGGUH
Di awal hijrah ke Madinah
Abdurrahman bin ‘Auf merasa kesepian, karena berpisah dengan kawan kawan
karibnya di Mekkah, seperti Utbah bin Rabiah dan Umayyah bin Khalaf yang masih
dalam keadaan kafir.
Maka turunlah wahyu yang kepada mereka yang hijrah :
“ Sesungguhnya orang orang yang beriman dan
beramal sholih, kelak Allah yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam ( hati )
mereka rasa kasih sayang “. (
Q.S. Maryam 96 )
Atas kebijakan Rasulullah s.a.w. para Muhajirin ( dari
Mekkah ) diikat dengan tali persaudaraan dengan kaum anshor ( penduduk Madinah
) : Hamzah dengan Zaid bekas budak Nabi s.a.w., Abu Bakar dengan Kharija’, Umar
bin Khaththab dengan Ithban bin Malik, Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin
Rabi’.
Begitu besar kasih sayang Sa’ad bin Rabi’ sehingga sudi menawarkan
separuh hartanya kepada Abdurrahman bin ‘Auf, bahkan menawarkan juga memilih
perempuan yang disukainya untuk menjadi isterinya.
Namun semua tawaran diluar
dugaan ditolaknya dengan halus : " Terima kasih atas kemurahanmu, semoga Allah
menjadikan hartamu penuh barokah dan menjadikan keluargamu penuh barokah.
Bisakah anda menolongku menunjukkan lokasi pasar ? “.
Begitu indahnya persaudaraan diantara mereka, mereka
saling menyayangi dan tidak saling memanfaatkan, mereka tidak mau hidup dari
belas kasihan tetapi ingin mendapatkan harta dari jerih payah keringat sendiri.
Abdurrahman bin ‘Auf memiliki bakat bisnis yang tinggi,
sehingga tidak berapa lama menjadi pedagang yang sukses. Suatu saat Madinah
kedatangan 700 kendaraan penuh muatan barang dagangan, sehingga orang orang
sama berhamburan menyambutnya, Aisyah bertanya : “ Apa yang sedang terjadi ? ”,
maka disampaikan pada Aisyah bahwa itu adalah kafilah Abdurrahman dari Syam
membawa barang dagangan. Selain pandai berdagang Abdurrahman bin ‘Auf juga
sangat dermawan.
Dia memberikan sepertiga keuntungan untuk fakir miskin,
sepertiga lagi untuk memberi modal bagi mereka yang ingin berdagang tapi tak
punya modal, bahkan memberi tunjangan kepada para veteran perang Badar tanpa
kecuali.
Bahkan pernah menjual tanahnya seharga 40.000. dinar kemudian
dibagikan kepada para fakir miskin, juga pernah menyumbang 500 ekor kuda untuk
kepentingan Islam.
Abdurrahman dikenal sangat santun dan tidak berambisi
pada jabatan, ketika Umar bin Khaththab sakit karena ditikam musuh, Umar
meminta Abdurrahman sudi menggantikannya sebagai khalifah namun ditolaknya.
Begitu
mulia pribadinya walau banyak berjasa pada umat, namun beliau tak ada minat
untuk menduduki jabatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar