BETAPA
SANTUNNYA ALLAH
“
Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan ( kembali )
tulang belulangnya ?, bukan demikian,
sebenarnya Kami kuasa
menyusun ( kembali ) jari
jemarinya dengan sempurna, bahkan
manusia itu hendak membuat maksiat terus menerus “.
( Q.S. Al Qiyaamah 3-5 )
Gemerlap
dan kenikmatan dunia, bisa membuat hati tertutup pada kebenaran, jika sudah
tertutup bisa terlena dan asyik berkubang dalam kemaksiatan yang dikemas setan.
Walau
banyak yang berkubang dalam kemaksiatan, namun dengan sabar dan santunnya Allah tak menghukumnya secara kontan, bahkan hanya
mengingatkan saja.
Allah
mengingatkan bahwa kelak setelah mati, akan dibangkitkan kembali dengan mengumpulkan
tulang belulangnya, bahkan menyusun Nya kembali jari jemarinya dengan sempurna
di hari kebangkitan, guna diminta pertanggung jawaban apa yang telah dilakukan.
DIINGATKAN
Maka sangat beruntung yang
selalu ingat pada firman Nya, sehingga tak silau dengan kehidupan dunia yang
penuh tipuan setan.
Kalau mau
mengingat dan menelaah, bukankah manusia berasal dari air yang hina ( sperma / mani ), yang
dipancarkan dari tulang punggung ayahnya dan tulang dada ibunya.
“ Maka hendaklah manusia
memperhatikan dari Apakah dia
diciptakan ?. Dia diciptakan dari
air yang dipancarkan, yang
keluar dari antara tulang sulbi laki laki dan tulang dada
perempuan. Sesungguhnya Allah benar benar Kuasa untuk
mengembalikannya ( hidup
sesudah mati ) “. (
Q.S. Ath Thaariq 5-8 )
MATA,
LIDAH DAN DUA BIBIR
Karena Kemurahan Nya dilengkapi pula dengan mata, lidah dan dua bibir, yang indah dan sempurna
bentuknya.
“ Bukankah
Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah
dan dua buah bibir “. ( Q.S.
Al Balad 8-9 )
Karena
Kemurahan Nya diberinya manusia penglihatan, pernahkah membayangkan betapa
tersiksa dan menderitanya, bila lahir dalam keadaan buta.
Demikian
pula dengan lidah, betapa nikmatnya bisa merasakan lezatnya berbagai macam
makanan. Dengan lidah pula bisa berbicara, pernahkan mensyukurinya ?.
Tidak
hanya lidah bahkan dilengkapi pula dengan dua bibir, sehingga nampak indah dan
bisa berbicara secara sempurna. Karena Kuasa Nya tidak ada satu pun suara yang
sama, masing masing memiliki ciri khas
yang berbeda.
PERSENDIAN
NAN KUAT
Agar tubuh
manusia kokoh dan aman, diperkuat Nya susunan persendian tulangnya, bayangkan
bila persendian rapuh, jelas tidak akan bisa menopang berat tubuhnya, apa lagi
bergerak.
“ Kami
telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian tubuh mereka, apabila Kami
menghendaki, Kami sungguh sungguh
mengganti ( mereka ) dengan
orang orang
yang serupa dengan mereka “. ( Q.S. Al Insaan 28 )
SEMPURNA
DAN SEIMBANG
Tubuh manusia dirancang
secara sempurna, disamping kokoh, disusun, disempurnakan dan ditata secara
seimbang, dengan keseimbangan akan memudahkan berdiri dan bergerak dengan mudahnya.
“ Hai manusia, apakah yang telah
memperdayakan kamu ( berbuat
durhaka )
terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang
telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan ( susunan
tubuh ) mu
seimbang, dalam
bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu, bukan hanya durhaka
saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan “. (
Q.S. Al Infithaar 6-9 )
Karena
sifat manusia yang kurang bersyukur, justru ada yang durhaka bahkan ada yang
mendustakan adanya hari kebangkitan.
TIDUR
Berkat Kemurahan Nya agar tubuh
manusia terpelihara, tetap sehat dan tidak kelelahan, maka diatur dan diberi
Nya cara untuk bisa tidur, dengan tidur tubuh bisa istirahat, sehingga ketika
bangun tubuh terasa segar kembali. Tidur merupakan tanda kebesaran Nya, tanda
kasih sayang pada makhluk Nya.
" Dan
di antara tanda tanda kekuasaan Nya
ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karunia Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar
terdapat tanda tanda bagi kaum yang mendengarkan ". ( Q.S. Ar Ruum 23 )
UNTUK KESENANGAN MANUSIA
Kesantunan Nya tak berhenti sampai disini saja, bahkan
guna kepentingan hidup manusia, disediakan pula air, tumbuh tumbuhan, binatang
ternak, gunung yang kokoh. Semuanya demi kepentingan dan kesenangan manusia. “ Dia memancarkan
daripadanya mata airnya, dan ( menumbuhkan )
tumbuh tumbuhannya.
Dan
gunung gunung
dipancangkan Nya
dengan teguh, ( semua
itu )
untuk kesenanganmu dan untuk binatang binatang ternakmu “. ( Q.S. An Nazi’at 31-33 )
DIBANGKITKAN
“ ( Sesungguhnya
kamu akan dibangkitkan )
pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam, tiupan
pertama itu diiringi oleh tiupan kedua. Hati
manusia pada waktu itu sangat takut, pandangannya tunduk. ( orang orang
kafir )
berkata :
" Apakah
sesungguhnya
kami
benar benar
dikembalikan kepada kehidupan semula ?. Apakah ( akan
dibangkitkan juga )
apabila kami
telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat ? ". Mereka berkata :
" Kalau
demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan. Sesungguhnya
pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja “. ( Q.S. An Nazi’at 6-13 )
Karena
kebodohannya orang orang
kafir setelah mendengar
adanya hari kebangkitan sesudah mati,
mereka merasa heran dan mengejek,
karena menurut
keyakinannya
tidak akan ada
hari kebangkitan.
Itulah sebabnya mereka bertanya apakah
tulang belulang yang telah hancur akan dibangkitkan kembali ?.
Alangkah
ruginya mereka, yang hanya mengejar kehidupan dunia semata, tanpa mengerti dan
memiliki bekal guna menikmati kehidupan sebenarnya di hari kebangkitan kelak !.
MENANGGUHKAN
Karena Santun, Sabar dan
Pemaafnya Allah, kedzaliman yang dilakukan manusia tak dibalas Nya secara
kontan, namun diberi Nya kesempatan untuk bertaubat.
Bayangkan bila Allah
menghukum manusia secara kontan karena kedzaliman yang dilakukannya, maka tidak
akan ada makhluk satupun yang hidup diatas bumi.
“ Jikalau
Allah menghukum manusia karena kedzalimannya,
niscaya tidak akan ditinggalkan Nya di muka bumi
sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai
kepada waktu yang ditentukan....”. ( Q.S. An Nahl 61 )
Semoga
Allah menjadikan kita hamba yang selalu ingat pada karunia Nya, pandai
mensyukuri nikmat dan selalu mentaati perintah Nya. Amiin.
KISAH TAULADAN
KEGIGIHAN MENELUSURI HADITS
Yusuf bin Ahmad As Syairazi
meriwayatkan : “ Ketika aku mengembara untuk menuntut ilmu hadits dan
mempelajari Musnad Al Ashri Abul Waqt, atas kekuasaan Allah aku berhasil menemuinya
di ujung negeri Kirman, Kemudian aku mengucapkan salam kepada beliau, menciumnya
kemudian duduk dihadapannya.
Beliau bertanya : “ Apa yang menyebabkan kamu datang kemari ? “.
Aku menjawab : “ Memang tujuanku kemari menemui ustadz, dan tempat
tumpuanku setelah Allah adalah ustadz. Selama ini hadits hadits yang ustadz
riwayatkan sehingga sampai kepada saya sudah saya tulis, sekarang saya berusaha
menemui ustadz dengan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki. Saya
langkahkan kakiku demi memperoleh hadits yang ustadz riwayatkan ".
Al ustadz menjawab : “ Semoga
Allah memberikan taufik kepadamu dan juga kepadaku dalam rangka mendapat ridlo
Nya, dan semoga Allah menjadikan usaha dan apa yang kita tempuh ini semata mata
karena Nya. Sekiranya engkau mengetahui si apakah aku sebagaimana aku
mengetahui siapa diriku, tentu engkau tidak akan menemuiku dan duduk didepanku ".
Kemudian beliau menangis cukup lama hingga yang hadir
ikut menangis, kemudian berdo’a : “ Ya Allah tutupilah kekuranganku, dengan
tirai Mu yang sangat indah, dan letakkanlah dibawah tirai itu amalanku yang
Engkau ridloi “.
“ Wahai anakku ketahuilah bahwasanya aku dulu juga pernah
mengembara untuk mempelajari kitab As Shohihah. Aku tempuh perjalanan jauh
dengan berjalanan kaki bersama ayahku, beliau meletakkan 2 batu untuk
kugenggam, bila aku lelah beliau memerintah agar yang satu dibuang agar ringan.
Ketika nampak saya lelah batu kedua diperintah untuk
dibuang, dan ayahku menggandengku.
Tiba kami bertemu sekelompok petani dan pekerja, mereka
menawarkan diri : “ Ya Syech Isa, bagaimana sekiranya tuan mengupah kami, agar
tuan dan anak kecil tuan kami tandu menuju tujuan, ayah menjawab : “ Aku
berlindung kepada Allah, kami tidak akan naik kendaraan dalam mendapatkan
hadits hadits Rasulullah s.a.w. kami harus berjalan kaki , jika anakku lelah,
maka aku gendong sebagai penghormatan dalam memperoleh hadits Rasulullah s.a.w.
dan mengharap pahala Allah.
Diantara jerih payah dan niat tulus ayahku itu, aku
mendapat banyak manfaat dari belajar kitab hadits As Shohihah ini dan kitab
kitab lainnya.
Tidak seorang pun dari kawan kawanku yang berhasil
seperti aku, sehingga banyak pelajar yang diutus kemari dari berbagai pelosok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar