JIWA MENDERITA BILA BERBUAT ANIAYA
“ Sesungguhnya
dosa itu atas orang orang yang berbuat dzalim kepada manusia
dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat adzab yang pedih “.
( Q.S. As Syura 42 )
( Q.S. As Syura 42 )
Begitu luas dan sempurnanya ajaran
agama sehingga tidak hanya mengatur hubungan antara hamba dan Tuhannya saja,
namun diajarkan pula hubungan antar manusia.
“ Dari
‘Iyadl bin Himar r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya
Allah telah memberi wahyu kepadaku agar kamu sekalian saling merendahkan diri
sehingga tidak ada seorangpun yang berbuat aniaya kepada yang lain, dan tidak
ada seorangpun yang bersikap sombong kepada yang lain “. ( H.R. Muslim )
Namun sayang karena
kurangnya memahami ajaran agama, sehingga banyak pemeluknya yang terjerumus
kepada perbuatan aniaya yang sangat besar resikonya, sehingga mencemarkan nama
agama.
RENDAH DIRI TIDAK ANIAYA
Sikap rendah diri atau rendah hati bukan berarti hina justru menjadi terhormat dan disegani. Dengan bersikap rendah diri hubungan menjadi makin akrab, makin erat, sehingga orang makin suka karena ada rasa sambung rasa.
Rendah hati menunjukkan jiwa yang longgar, jiwa yang besar dan lapang dada, jiwa yang perduli, jiwa yang suka toleran, suka memberi dan menerima masukan.
Jauh beda dengan sifat tinggi hati, yang menimbulkan sikap apriori, sikap maunya sendiri, mau enak sendiri yang bisa menyebabkan sikap arogansi yang berbahaya sekali.
Dengan sikap ini akan membuahkan sikap dzalim atau aniaya yang akan membuat susah orang lain.
Dengan bersikap aniaya berarti mengumbar hawa nafsu yang dikendalikan setan, seakan terasa puas rasanya, namun takkan kekal selamanya, karena pada hakekatnya mengingkari fithrah jiwa yang suka kepada kebaikan, kejujuran, kebenaran.
Jika perbuatan aniaya terus dilakukan jelas jiwa akan teraniaya, tersiksa, tertekan dibuatnya, sehingga jiwa terasa tak nyaman : Resah, khawatir, ketakutan.
Bukankah para pencuri, perampok, penadah, koruptor pada menyembunyikan diri, melarikan diri, menyembunyikan hasil usahanya, karena dikejar rasa bersalah yang selalu membayangi dan menghantuinya.
BAHAYA ANIAYA
Begitu berat resiko berbuat
aniaya sehingga
Nabi s.a.w. mengingatkan.
Dari
Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Tahukah kamu sekalian pada kedzaliman ( aniaya ) karena kedzaliman
itu merupakan kegelapan pada hari kebangkitan, dan takutlah kamu sekalian pada
kekikiran karena kekikiran itu telah membinasakan umat sebelum kalian, dan hal
itulah yang mendorong mereka untuk mengadakan pertumpahan darah serta
menghalalkan apa apa yang diharamkan bagi mereka “. ( H.R.
Muslim )
Begitu besar
resiko berbuat aniaya, sehingga berakibat mengalami kegelapan di hari
kebangkitan.
MENGAMBIL HAK
Mengambil hak orang lain sangat
dilarang dalam agama, walau hanya sedikit nilainya, karena sifat bakhillah yang
membuat tidak mengindahkan sikap saling tolong, saling membantu, saling memberi,
saling mencintai, sehingga timbul sikap rakus untuk memperkaya diri sendiri.
Jalan apapun
ditempuhnya yang penting menghasilkan, tak perduli halal haram, sifat inilah
yang menimbulkan kedzaliman.
DIKALUNGI 7 LAPIS BUMI
Dari ‘Aisyah r.a.
bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “
Barang siapa mengambil hak orang lain
walaupun hanya sejengkal tanah, maka nanti ( pada hari kiamat ) akan
dikalungkan tujuh lapis bumi “. ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Begitu beratnya resiko
mengambil hak walau hanya sejengkal tanah, begitu tinggi agama menghargai hak
seseorang, sehingga yang menyerobotnya kelak akan dikalungi 7 lapis bumi !.
KISAH NYATA
Ketika
pulang dari pengajian seorang jama’ah bercerita pada saya, bahwa ketika
mengubur jenazah tidak bisa dimasukkan ke dalam liang lahat karena lubang
kurang panjang, mungkin ketika menggali kurang tepat ukurannya dengan panjang
jenazah.
Akhirnya liang lahat
dikeduk diperpanjang lagi agar jenazah bisa dimasukkan, namun setelah
diperpanjang galian ternyata jenazah masih belum bisa dimasukkan juga.
Sampai
disini para pengantar mulia curiga ada apa dengan fenomena ini ?. Akhirnya
untuk ketiga kalinya liang kibur diperpanjang lagi, namun.......ternyata
jenazah tidak bisa dimasukkan lagi.
Pikir para pengantar :
“ dari pada repot repot, jenazah dimasukkan saja dengan cara paksa “ sehingga
terdengar suara “ Krek “, betapa ngeri kedengarannya.
Saya bertanya : “ Dik
apa benar kisah ini ? “, jawabnya : “ Benar ustadz karena saya ikut mengantar
dan memakamkannya “, dengan terpaksa saya bertanya : “ Apa amal almarhum selama hidupnya ? “.
“ Kata tetangga dia suka menggeser batas tanahnya sehingga tanah tetangga jadi berkurang ukurannya “, jawab si jama’ah.
Ternyata kisah ini
banyak dijumpai ditempat lain, gara gara mengambil hak tanah orang lain, jenazahnya jadi sulit dimakamkan.
Betapa hina prilakunya sehingga tanah saja tidak mau menerima jasadnya karena
sifat aniayanya.
HARAM MASUK SYURGA
Begitu
hina yang berbuat aniaya, sehingga Allah mewajibkan masuk neraka dan haram
masuk syurga, walau hanya hanya sedikit nilainya.
Dari
Abu Umamah Iyas bin sa’labah Al Haritsy r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda :
“ Barang siapa merampas hak seorang muslim
dengan menggunakan sumpah, maka Allah benar benar mewajibkan kepadanya untuk
masuk neraka dan Allah mengharamkan syurga baginya “. Ada seorang sahabat
bertanya : “ Walau yang dirampas itu sesuatu yang sangat sedikit wahai
Rasulullah ? “, beliau menjawab : “ Walau hanya sepotong kayu arak “. ( H.R.
Muslim )
BANGKRUT
Pedagang bangkrut masih bisa
bangkit dengan berbagai kiat dan usaha, namun kebangkrutan di akherat lain
halnya, betapa tidak ? !, akibat prilaku aniaya
didunia, walau berbekal ibadah yang banyak namun tersedot hilang lenyap
dibuatnya, bahkan jadi makin banyak ditimpa dosa, akibat limpahan dosa dari
orang yang di aniayanya
!.
Dari Abu Hurairah r.a. katanya
Rasululah s.a.w. bersabda : “ Tahukah apa arti muflis ( bangkrut / pailit ) ?,
jawab para sahabat : “ Muflis menurut kami ialah orang yang tidak memiliki uang
dan tidak memiliki harta “.
Beliau bersabda : “ Muflis ialah umatku yang kelak
di hari kiamat datang dengan membawa amal shalat, puasa, dan zakat. Dan juga
membawa perbuatan dosa karena dia pernah memaki orang, menuduh orang, memakan
harta orang, membunuh orang, memukul orang. Maka diberikan pahala kebaikannya
kepada orang orang yang didzaliminya. Jika pahala kebaikannya habis sebelum
terbayar lunas kepada orang orang yang didzaliminya, maka diambil dosa mereka
yang didzaliminya kemudian ditimpakan kepadanya, kemudian dia dilemparkan
kedalam neraka “. (
H.R. Muslim )
Begitu
besar resiko berbuat aniaya, sehingga nilai ibadahnya seakan sia sia itu di
akherat belum lagi di dunia, hatinya jadi tersiksa karena jiwanya jelas resah,
gelisah, tidak nyaman karena selalu dibayangi rasa salah berketerusan.
“ Berilah mereka peringatan
dengan hari yang dekat ( hari kiamat yaitu ) ketika hati ( menyesak ) sampai di
kerongkongan dengan menahan kesedihan. Orang orang yang dzalim tidak
mempunyai teman setia seorangpun dan tidak ( pula ) mempunyai seorang pemberi
syafa'at yang diterima syafa'atnya “. (
Q.S. Al Mukmin 18 )
KISAH TAULADAN
PEMUDA QONAAH
Nabi s.a.w.
mengirimkan beberapa sahabat ke Yaman untuk berda’wah, sebagian besar menerima dakwah para
sahabat, salah satunya kabilah
Tujib.
Beberapa waktu kemudian, kabilah ini mengirim utusan tiga belas orang
kepada Nabi s.a.w. guna mengukuhkan keislaman di
hadapan beliau, sekaligus menyerahkan shadaqah.
Setelah beberapa hari
tinggal untuk mempelajari Al Qur’an dan beberapa ajaran ajaran Islam langsung dari
Nabi s.a.w. mereka berpamitan. Beliau juga memberi perbekalan dan hadiah kepada mereka.
Kemudian
beliau bersabda : “Apakah
kalian semua telah memperoleh perbekalan dan bingkisan yang cukup ? ”.
Mereka membenarkan, tetapi tiba tiba seorang berkata : “ Wahai Rasulullah, seorang
pemuda tinggal di dalam kemah menjaga
tunggangan kami. Dia yang termuda di
antara kami ”. “ Panggillah dia kesini ! ”, kata Nabi s.a.w. dan Nabi s.a.w. telah mempersiapkan
hadiah sebagaimana teman temannya.
Setelah mengucapkan salam, pemuda itu
berkata : “ Demi
Allah, tidak ada sesuatu yang membuatku sibuk tentang utusan negeriku (sehingga
aku tidak membutuhkan apapun). Wahai Rasulullah, sesungguhnya tidak ada yang
mendorongku keluar rumah menuju kemari, kecuali agar engkau mendoakan aku supaya Allah mengampuni dan merahmati aku, dan menjadikan hatiku merasa selalu
berkecukupan (Dalam riwayat lain dengan maksud yang sama : ...dan menjadikan
kekayaanku ada di dalam hatiku)…! ”.
Kemudian Nabi s.a.w. mendoakan seperti permintannya. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 9 hijriah. Setahun kemudian
Nabi s.a.w. bertemu orang orang
Bani Tujib tetapi beliau tidak menemukan pemuda tersebut. Kemudian beliau bertanya dan ada yang menjawab : “ Wahai Rasulullah, demi
Allah, kami tidak pernah melihat orang seperti dirinya. Tidak ada orang yang
begitu qana’ah (merasa cukup) terhadap rezeki Allah seperti dia. Jika semua
orang bertaburkan harta dunia di sekelilingnya, dia sama sekali tidak perduli,
bahkan tidak sedikitpun meliriknya…! ”. Ketika
Nabi s.a.w. wafat
dia tetap teguh dalam keimanan
dan qana’ahnya. Bahkan tetap aktif berdakwah pada kaumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar