NEKAD HIJRAH WALAU BERPISAH ANAK ISTRI
“ Maka Tuhan mereka
memperkenankan permohonannya (dengan berfirman) : " Sesungguhnya aku
tidak menyia nyiakan
amal orang orang
yang beramal di antara kamu, baik laki laki atau perempuan,
(karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang orang yang
berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan Ku, yang berperang
dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan kesalahan kesalahan mereka dan
pastilah aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai sungai di bawahnya,
sebagai pahala di sisi Allah dan Allah pada sisi Nya pahala yang baik ". ( Q.S.
Ali Imran 195 )
Abu Salamah bin Abdul Asad termasuk orang
pertama menyambut perintah Rasulullah s.a.w. berhijrah ke Madinah. Kedudukan
yang mulia sebagai keluarga terhormat di Mekah, tidak menghalanginya
berhijrah
ke Madinah. Abu Salamah, istri dan seorang anaknya berangkat menuju Madinah.
DICEGAH
Setelah keluar dari batas Kota Mekah,
mereka bertemu dengan keluarga Ummu Salamah. Mereka berkata kepada Abu Salamah : “Masalah
dirimu adalah urusanmu, tapi bagaimana dengan
kerabat perempuan kami ini (Ummu Salamah)?. Dengan alasan apa kami membiarkanmu
membawanya keluar dari negeri ini ? ”. Setelah mencoba mempertahankan istrinya,
akhirnya Abu Salamah tidak mampu melawan keluarga istrinya. Mereka berhasil
merebut tali kekang onta Ummu Salamah dan mengambil istri dan anaknya.
BEREBUT
ANAK
Kemudian berangkatlah Abu Salamah
sendirian menuju Madinah. Melihat gelagat ini, keluarga Abu
Salamah tidak terima, mereka mendatangi keluarga Ummu Salamah, sambil
berkata : “ Kami tidak membiarkan
anak kami tinggal bersamanya (Ummu Salamah) jika kalian memisahkannya dari
ayahnya”.
Kemudian kedua keluarga ini memperebutkan anak
kecil, buah hati Abu Salamah dan Ummu Salamah. Keduanya
saling
tarik menarik memperebutkan sang anak. Akhirnya si anak berhasil
direbut dan dibawa oleh keluarga Abu Salamah. Tinggallah Ummu Salamah
r.a. seorang diri di Mekah.
SELALU TERKENANG
Setelah kejadian itu, setiap
hari Ummu Salamah keluar menuju tempat perpisahannya dengan sang suami
tercinta. Di tempat tersebut, dia senantiasa menangis dari pagi hingga
sore, teringat dua orang yang dia cintai
telah dipisahkan secara paksa. Pada malam hari, barulah ia pulang menuju rumah, keadaan ini
dialami hingga satu tahun lamanya.
Kesedihan dialami pula oleh Abu Salamah,
yang terpisah dari anak dan istrinya, tidak lain karena
keimanannya kepada Allah
dan Rasul Nya.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Ketauhilah sesungguhnya
barang dagangan Allah itu mahal dan ketauhilah bahwa sesungguhnya barang
dagangan Allah adalah syurga”. ( H.R.
Tirmidzi ).
DIIZINKAN PERGI
Setelah satu tahun berlalu, salah seorang
paman Ummu Salamah mulai merasa iba terhadap keponakannya, dia berkata
kepada keluarga yang lain : “ Tidakkah
kalian merasa iba melihat keadaannya?, kalian pisahkan dia dengan
suami dan anaknya”.
Setelah beberapa waktu, akhirnya dia berhasil
membujuk anggota keluarga Ummu Salamah. Ummu Salamah pun diizinkan menyusul suaminya.
Kemudian Ummu Salamah mendatangi keluarga Abu Salamah.
Mengetahui bahwa Ummu Salamah akan pergi ke Madinah, mereka pun memberikan sang
anak kepada Ummu Salamah.
KE MADINAH
Kemudian ibu dan anak ini pun berangkat ke Madinah, padahal dia
tidak
tahu jalan menuju Madinah.
Ketika sampai di daerah at Tan’im, Ummu
Salamah berjumpa dengan Utsman bin Thalhah bin Abu Thalhah dari bani Abdu ad Dar, dia berkata kepada Ummu Salamah : “ Hendak pergi kemana wahai putri Abu Umayyah? ”, Ummu Salamah menjawab : “ Aku ingin menyusul suamiku di Madinah”, dia balik
bertanya : “ Apakah tidak ada seorang pun yang
mengantarmu? ”, beliau menjawab : “ Demi Allah tidak ada kecuali Allah dan anakku ini ”.
DIANTAR DENGAN
PENUH HORMAT
Dengan suka rela Utsman bin
Thalhah mengantarkan Ummu Salamah ke Madinah. Utsman bin
Thalhah berangkat dengan memegang tali kendali unta menemani
Ummu Salamah.
Ummu Salamah r.a. menyatakan : “ Demi Allah Tidak pernah aku berjalan bersama seorang lelaki Arab
yang lebih memuliakanku lebih dari yang dia lakukan. Apabila sampai di satu
tempat untuk istirahat, dia menjauh dariku hingga aku turun dari
untaku.
Kemudian barulah ia menyingkirkan untaku dan mengikatnya di pohon,
kemudian ia menuju ke satu pohon dan tidur di bawahnya. Apabila tiba waktu berangkat, dia bersegera
menuju untaku dan menuntunya kepadaku dan dia menjauh sambil berkata : “ Naiklah! apabila sudah
berada diatas unta, dia datang mengambil tali kendali dan
menuntunnya hingga turun istirahat di satu tempat yang lain.
BERTEMU SUAMI
Dia melakukan hal demikian terus menerus hingga sampai di Madinah. Saat Utsman melihat
perkampungan Bani Amr bin Aud di Quba, dia berkata : “ Suamimu berada di kampung ini. Masuklah dengan barakah dari
Allah ! ”. Kemudian
Utsman bin Thalhah pun kembali ke Makkah. Akhirnya Ummu Salamah
r.a. bertemu lagi dengan Abu Salamah. ( Disarikan dan di edit dari islamstory.com )
KISAH TAULADAN
SEDEKAH RAHASIA
Hiduplah seorang dermawan kaya
yang berkeinginan bersedekah. Dia memahami bahwa bersedekah dengan sembunyi sembunyi mempunyai banyak
keutamaan, karena
itu dia berkeinginan mengamalkannya. Suatu malam dia mendatangi suatu rumah,
yang diperkirakan pantas dan berhak memperoleh sedekah.
Setelah meletakkan sedekah di rumah tanpa diketahui
penghuninya, dia segera
pulang. Keesokan harinya ternyata heboh,
warga
sama membicarakan
tentang seorang pencuri yang menerima shadaqah rahasia dari orang yang tidak
dikenal.
Hamba yang bersedekah telah
ikhlas tetapi merasa shadaqahnya tidak diterima karena salah sasaran. Namun dia tidak menyesal dan berdo’a : “Wahai Allah, hanya bagi Mu segala puji, sungguh
saya akan menyedekahkan lagi sesuatu…!!”
Pada malam berikutnya dia mendatangi rumah lain, setelah
meletakkan di dalam rumah secara rahasia. Keesokan harinya ternyata terjadi kegemparan. Warga membicarakan bahwa seorang pelacur telah menerima shadaqah rahasia.
Si hamba Allah merasa amalnya tidak diterima karena salah
sasaran. Tetapi dia
tidak menyesal dan berdo’a :
“Wahai Allah, hanya bagiMu segala puji, sungguh saya akan berdekah lagi “.
Pada malam berikutnya dia berbuat seperti
malam sebelumnya.
Keesokan harinya, terjadi kegemparan yang sama. Kali ini mereka membicarakan
tentang seorang kaya, memperoleh sedekah rahasia.
Setelah ketiga kali shadaqahnya salah
sasaran, akhirnya dia berdo’a : “Ya Allah, hanya bagi Mu segala puji, saya telah
bersedekah tetapi kepada pencuri, kepada pelacur, dan kepada orang kaya….!!”
Tiba tiba terdengar suara : “Adapun shadaqahmu kepada
pencuri, semoga ia segera berhenti dari kebiasaannya mencuri. Dan shadaqahmu
kepada pelacur, semoga dia
segera berhenti berzina. Dan shadaqahmu
kepada yang kaya, semoga dia mengambil pelajaran dan menyedekahkan kelebihan hartanya”.
Kisah ini diceritakan Nabi s.a.w. tetapi merahasiakan siapa hamba tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar