Jumat, 19 Desember 2014




NEKAD HIJRAH WALAU BERPISAH ANAK ISTRI

Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman) : " Sesungguhnya aku tidak menyia nyiakan amal orang orang yang beramal di antara kamu, baik laki laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan kesalahan kesalahan mereka dan pastilah aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah dan Allah pada sisi Nya pahala yang baik ".         ( Q.S. Ali Imran 195 )

Abu Salamah bin Abdul Asad termasuk orang pertama menyambut perintah Rasulullah s.a.w. berhijrah ke Madinah. Kedudukan yang mulia sebagai keluarga terhormat di Mekah, tidak menghalanginya berhijrah ke Madinah. Abu Salamah, istri dan seorang anaknya berangkat menuju Madinah.

DICEGAH
Setelah keluar dari batas Kota Mekah, mereka bertemu dengan keluarga Ummu Salamah. Mereka berkata kepada Abu Salamah : “Masalah dirimu adalah urusanmu, tapi bagaimana dengan kerabat perempuan kami ini (Ummu Salamah)?. Dengan alasan apa kami membiarkanmu membawanya keluar dari negeri ini ? . Setelah mencoba mempertahankan istrinya, akhirnya Abu Salamah tidak mampu melawan keluarga istrinya. Mereka berhasil merebut tali kekang onta Ummu Salamah dan mengambil istri dan anaknya.

BEREBUT ANAK
Kemudian berangkatlah Abu Salamah sendirian menuju Madinah. Melihat gelagat ini, keluarga Abu Salamah tidak terima, mereka mendatangi keluarga Ummu Salamah, sambil berkata : Kami tidak  membiarkan anak kami tinggal bersamanya (Ummu Salamah) jika kalian memisahkannya dari ayahnya”. 
Kemudian  kedua keluarga ini memperebutkan anak kecil, buah hati Abu Salamah dan Ummu Salamah. Keduanya saling tarik menarik memperebutkan sang anak. Akhirnya si anak berhasil direbut dan dibawa oleh keluarga Abu Salamah. Tinggallah Ummu Salamah r.a. seorang diri di Mekah.

SELALU TERKENANG
Setelah kejadian itu, setiap hari Ummu Salamah keluar menuju tempat perpisahannya dengan sang suami tercinta. Di tempat tersebut, dia senantiasa menangis dari pagi hingga sore, teringat dua orang yang dia cintai telah dipisahkan secara paksa. Pada malam hari, barulah ia pulang menuju rumah, keadaan ini dialami hingga satu tahun lamanya.
Kesedihan dialami pula oleh Abu Salamah, yang terpisah dari anak dan istrinya, tidak lain karena keimanannya kepada Allah dan Rasul Nya. 
Rasulullah s.a.w. bersabda : Ketauhilah sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal dan ketauhilah bahwa sesungguhnya barang dagangan Allah adalah syurga”. ( H.R. Tirmidzi ).

DIIZINKAN PERGI
Setelah satu tahun berlalu, salah seorang paman Ummu Salamah mulai merasa iba terhadap keponakannya, dia berkata kepada keluarga yang lain : Tidakkah kalian merasa iba melihat keadaannya?, kalian pisahkan dia dengan suami dan anaknya”. 
Setelah beberapa waktu, akhirnya dia berhasil membujuk anggota keluarga Ummu Salamah. Ummu Salamah pun diizinkan  menyusul suaminya.
Kemudian Ummu Salamah mendatangi keluarga Abu Salamah. Mengetahui bahwa Ummu Salamah akan pergi ke Madinah, mereka pun memberikan sang anak kepada Ummu Salamah.

KE MADINAH
Kemudian ibu dan anak ini pun berangkat  ke Madinah, padahal dia tidak tahu jalan menuju Madinah.
Ketika sampai di daerah at Tan’im, Ummu Salamah berjumpa dengan Utsman bin Thalhah bin Abu Thalhah dari bani Abdu ad Dar, dia berkata kepada Ummu Salamah : Hendak pergi kemana wahai putri Abu Umayyah? , Ummu Salamah menjawab : Aku ingin menyusul suamiku di Madinah”, dia balik bertanya : Apakah tidak ada seorang pun yang mengantarmu? , beliau menjawab : Demi Allah tidak ada kecuali Allah dan anakku ini ”.

DIANTAR DENGAN PENUH HORMAT
Dengan suka rela Utsman bin Thalhah mengantarkan Ummu Salamah ke Madinah. Utsman bin Thalhah berangkat dengan memegang tali kendali unta menemani Ummu Salamah.
Ummu Salamah r.a. menyatakan : Demi Allah Tidak pernah aku berjalan bersama seorang lelaki Arab yang lebih memuliakanku lebih dari yang dia lakukan. Apabila sampai di satu tempat untuk istirahat, dia menjauh dariku hingga aku turun dari untaku. 
Kemudian barulah ia menyingkirkan untaku dan mengikatnya di pohon, kemudian ia menuju ke satu pohon dan tidur di bawahnya. Apabila tiba waktu berangkat, dia bersegera menuju untaku dan menuntunya kepadaku dan dia menjauh sambil berkata : Naiklah! apabila sudah berada diatas unta, dia datang mengambil tali kendali dan menuntunnya hingga turun istirahat di satu tempat yang lain.

BERTEMU SUAMI
Dia melakukan hal demikian terus menerus hingga sampai di Madinah. Saat Utsman melihat perkampungan Bani Amr bin Aud di Quba, dia berkata : Suamimu berada di kampung ini. Masuklah dengan barakah dari Allah ! . Kemudian Utsman bin Thalhah pun kembali ke Makkah. Akhirnya Ummu Salamah r.a. bertemu lagi dengan Abu Salamah. ( Disarikan dan di edit dari islamstory.com )


KISAH TAULADAN
        SEDEKAH RAHASIA

Hiduplah seorang dermawan kaya yang berkeinginan  bersedekah. Dia memahami bahwa bersedekah dengan sembunyi sembunyi mempunyai banyak keutamaan, karena itu dia berkeinginan mengamalkannya. Suatu malam dia mendatangi suatu rumah, yang diperkirakan pantas dan berhak memperoleh sedekah. 
Setelah meletakkan sedekah di rumah tanpa diketahui penghuninya, dia segera pulang. Keesokan harinya ternyata heboh, warga sama membicarakan tentang seorang pencuri yang menerima shadaqah rahasia dari orang yang tidak dikenal. 
Hamba yang bersedekah telah ikhlas tetapi merasa shadaqahnya tidak diterima karena salah sasaran. Namun dia tidak menyesal dan berdo’a : “Wahai Allah, hanya bagi Mu segala puji, sungguh saya akan menyedekahkan lagi sesuatu…!!”
Pada malam berikutnya dia mendatangi rumah lain, setelah meletakkan di dalam rumah secara rahasia. Keesokan harinya ternyata terjadi kegemparan. Warga membicarakan bahwa seorang pelacur telah menerima shadaqah rahasia.
Si hamba Allah merasa amalnya tidak diterima karena salah sasaran. Tetapi dia tidak menyesal dan berdo’a : “Wahai Allah, hanya bagiMu segala puji, sungguh saya akan berdekah lagi “.
Pada malam berikutnya dia berbuat seperti malam sebelumnya. Keesokan harinya, terjadi kegemparan yang sama. Kali ini mereka membicarakan tentang seorang kaya, memperoleh sedekah rahasia.
Setelah ketiga kali shadaqahnya salah sasaran, akhirnya dia berdo’a : “Ya Allah, hanya bagi Mu segala puji, saya telah bersedekah tetapi kepada pencuri, kepada pelacur, dan kepada orang kaya….!!”
Tiba tiba terdengar suara : “Adapun shadaqahmu kepada pencuri, semoga ia segera berhenti dari kebiasaannya mencuri. Dan shadaqahmu kepada pelacur, semoga dia segera berhenti  berzina. Dan shadaqahmu kepada yang kaya, semoga dia  mengambil pelajaran dan menyedekahkan kelebihan hartanya”.
Kisah ini diceritakan Nabi s.a.w. tetapi merahasiakan siapa hamba tersebut. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar