Rabu, 24 Desember 2014



MISTERI NATAL
 Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha suci Dia! Apabila Dia menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata padanya : " Jadilah ! " maka jadilah ia.  Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. ( Q.S. Maryam 34-36 )
Natal adalah hari raya agama Kristen yang diperingati setiap tanggal 25 Desember oleh pengikutnya di seluruh dunia. Makna "Natal" secara umum ialah penanggalan, hari kelahiran atau ulang tahun.
Secara khusus arti "Natal" adalah peringatan hari kelahiran Yesus Kristus yang dianggap sebagai anak Tuhan. Di saat itu orang-orang Kristiani mengadakan kebaktian dengan memuji Yesus sebagai Tuhan pembawa terang dunia. Mereka mengagungkan pribadi Yesus yang telah dikorbankan sebagai penebus dosa, demi keselamatan dan kebahagiaan manusia sedunia.

SEJARAH NATAL
Kata Christmas (Natal) yang artinya Mass of Christ atau disingkat Christ-Mass, ialah hari untuk merayakan kelahiran "Yesus". Perayaan yang diselenggarakan oleh non-Kristen dan semua orang Kristen ini berasal dari ajaran Gereja Kristen Katolik Roma. Tetapi, dari manakah mereka mendapatkan ajaran itu? Sebab Natal bukan ajaran Bibel (Alkitab),dan Yesus tidak pernah memerintah para muridnya untuk menyelenggarakannya. Perayaan yang masuk dalam ajaran Kristen Katolik Roma pada abad keempat ini adalah berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala.

MULAI DIADKAN PADA ABAD KE IV
Catholic Ensiklopedi edisi 1911 dengan judul "Natal Day," Bapak Katolik pertama, mengakui bahwa:
 "Di dalam kitab suci, tidak seorang pun yang mengadakan upacara atau menyelenggarakan perayaan untuk merayakan hari kelahiran Yesus. Hanyalah orang-orang kafir saja (seperti Firaun dan Herodes) yang berpesta pora merayakan hari kelahirannya ke dunia ini."
Encyclopaedia Britannica, yang terbit tahun 1946 menjelaskan sebagai berikut:
"Natal bukanlah upacara gereja abad pertama. Yesus Kristus atau para muridnya tidak pernah menyelenggarakannya, dan Bibel (Alkitab) juga tidak pernah menganjurkannya. Upacara ini diambil oleh gereja dari kepercayaan kafir penyembah berhala.
Fakta sejarah telah membeberkan bahwa mulai lahirnya gereja Kristen pertama sampai dua ratus atau tiga ratus tahun kemudian, upacara natal tidak pernah ada, baru setelah abad keempat ini mulai diselenggarakan oleh orang-orang Barat, Roma dan Gereja. Menjelang abad kelima, Gereja Roma memerintahkan untuk merayakannya sebagai hari raya umat Kristen yang resmi.

YESUS TIDAK LAHIR PADA 25 DESEMBER
Sungguh amat mustahil jika Yesus dilahirkan pada musim dingin! (Di wilayah Yudea, setiap bulan Desember adalah musim hujan dan hawanya sangat dingin).
Tidak mungkin para pengembala ternak itu berada di padang Yudea pada bulan Desember. Biasanya mereka melepas ternak ke padang dan lereng-lereng gunung.
Paling lambat tanggal 15 Oktober, ternak tersebut sudah dimasukkan ke kandangnya untuk menghindari hujan dan hawa dingin yang menggigil. Bibel sendiri dalam Perjanjian Lama, Kitab Kidung Agung 2: dan Ezra10:9, 13 menjelaskan bahwa bila musim dingin tiba, tidak mungkin para gembala dan ternaknya berada di padang terbuka di malam hari.
Adam Clarke  ( Penyusun encyclopedi ) mengatakan:
"Sungguh banyak tanggal perayaan yang terkait pada kepercayaan kafir Brumalia (25 Desember) sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia (17-24 Desember), dan perayaan menjelang akhir tahun, serta festival menyambut kelahiran matahari baru. Adat kepercayaan Pagan Brumalia dan Saturnalia yang sudah sangat populer di masyarakat itu diambil Kristen… Perayaan ini dilestarikan oleh Kristen dengan sedikit mengubah jiwa dan tata caranya. Para pendeta Kristen di Barat dan di Timur Dekat menentang perayaan kelahiran Yesus Kristus yang meniru agama berhala ini. Disamping itu Kristen Mesopotamia menuding Kristen Barat telah mengadopsi model penyembahan kepada Dewa Matahari."

MELANJUTKAN KEPERCAYAAN LAMA
Perlu diingat! Menjelang abad pertama sampai abad keempat Masehi, dunia dikuasi oleh imperium Romawi yang paganis politeisme. Sejak agama Kristen masih kecil sampai berkembang pesat, para pemeluknya dikejar-kejar dan disiksa oleh penguasa Romawi. Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar, kemudian memeluk agama Kristen pada abad ke-4 M, dan menempatkan agama sejajar dengan agama kafir Roma, banyak rakyat yang berbondong-bondong memeluk agama Kristen.
Tetapi karena mereka sudah terbiasa merayakan hari kelahiran dewa-dewanya pada tanggal 25 Desember, mengakibatkan adat tersebut sulit dihilangkan. Mereka tidak ingin kehilangan hari kegembiraan seperti itu. Oleh karena itu, meskipun sudah memeluk agama Kristen, mereka tetap melestarikan upacara adatnya. Di dalam artikel yang sama, New Schaf-Herzog Ensyclopedia of Religious Knowledge menjelaskan bagaimana kaisar Konstantin tetap merayakan hari "Sunday" sebagai hari kelahiran Dewa Matahari. (Sun=Matahari, Day=Hari dalam bahasa Indonesia disebut hari Minggu). Dan bagaimana pengaruh kepercayaan kafir Manichaeisme yang menyamakan Anak Tuhan (Yesus) identik dengan Matahari, yang kemudian pada abad ke-4 Masehi kepercayaan itu masuk dalam agama Kristen. Sehingga perayaan hari kelahiran Sun-god (Dewa Matahari) yang jatuh pada tanggal 25 Desember, diresmikan menjadi hari kelahiran Son of God (Anak Tuhan Yesus).

SALAH KAPRAH
Demikianlah asal usul "Christmas – Natal" yang dilestarikan oleh dunia Barat sampai sekarang. Walaupun namanya diubah menjadi selain Sun-day, Son of God, Christmas dan Natal, pada hakekatnya sama dengan merayakan hari kelahiran dewa Matahari. Pada Encyclopaedia Britannica terdapat penjelasan sebagai berikut:
"Kemungkinan besar bangsa Latin/Roma sejak tahun 354 M. telah mengganti hari kelahiran dewa Matahari dari tanggal 6 Januari ke 25 Desember, yang merupakan hari kelahiran Anak Dewa Mitra atau kelahiran Dewa Matahari yang tak terkalahkan. Tindakan ini mengakibatkan orang-orang Kristen Syiria dan Armenia marah-marah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari, mereka mengecam bahwa perayaan tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi. Penyusupan ajaran ini ke dalam agama Kristen, dilakukan oleh Cerinthus…

AL-QUR'AN TENTANG YESUS
Dengan kalimat yang tegas dan indah, Alqur'an memposisikan dan memandang Yesus adalah : hamba dan Rasul Allah, dan menyangkal dengan tegas: bahwa YESUS bukan anak Allah.

NABI ISA ADALAH PUTERA MARYAM
"(Ingatlah) ketika malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari padaNya, namanya Al-Masih, Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang orang yang didekatkan ( kepada Allah ).Dan dia berbicara dengan manusia ketika masih dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk orang orang  shaleh".                       ( Q.S. Ali Imran  45-46 )

NABI ISA ADALAH HAMBA ALLAH, SHALAT DAN MENUNAIKAN ZAKAT
" Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu yang mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu  sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina ".  Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata : " Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan ? ".  Berkatalah Isa : " Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Alkitab (Injil) dan Ia menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati dimana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup ".   ( Q.S.  Maryam 27-31 )

ALLAH TIDAK BERANAK
   Dan mereka berkata : " Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak." Sesungguhnya kamu telah mendatangkan perkara yang amat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwahkan Allah yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak seorang pun di langit dan di bumi kecuali akan datang kepada yang Maha Pemurah sebagai seorang hamba ".  Q.S. Maryam 88-93 )

ALLAH DZAT YANG MAHA ESA BUKAN TIGA
" Wahai Ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengata kan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Almasih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang terjadi) dengan kalimatNya yang disampaikanNya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan RasulNya, dan janganlah kamu mengatakan: " (Tuhan itu) tiga , berhentilah (dari ucapan itu).(itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak. Segala yang  di langit dan di bumi adalah kepunyaanNya. Cukuplah Allah sebagai pemelihara". ( Q.S. Annisaa' 171 )                                                   
                                                                                   TOLERANSI
Toleransi sudah lama diajarkan dan diamalkan di zaman Nabi, antar pemeluk saling menghormati dan menghargai. Toleransi bukan berarti mengkombinasi atau kompromi. Masing-masing agama punya cara ibadah sendiri-sendiri dan jangan melakukan intervensi, sangat berbahaya sekali !.  
Sekitar tahun 1980 dengan dalih toleransi beragama, umat Islam dianjurkan pihak-pihak tertentu untuk ikut merayakan Natal. Atas himbauan itulah banyak umat Islam yang lemah imannya, terpaksa ikut menghadiri upacara ritual Kristen yang disebut Natal, meskipun hati kecilnya memberontak. Peristiwa ini menimbulkan keresahan dikalangan umat Islam, yang mendorong pihak Majlis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa tentang Natal. Maklumat fatwa ini melahirkan ketegangan MUI dengan pihak yang menganjurkan ikut Natal. Prof.Dr. Hamka, sebagai ketua umum MUI pusat pada waktu itu, diperintah untuk mencabut fatwanya. Namun beliau menjawab dengan tegas, lebih baik mundur dari jabatan ketua MUI dari pada mencabut fatwa.
Kita perlu senantiasa mengingat-ingat peringatan Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
"(Hati-hatilah) kamu nanti akan mengikuti (adat atau kepercayaan) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, selangkah demi selangkah. Walaupun diajak masuk ke lubang biawak pun, ternyata kamu mengikutinya ".   (H.R. Muslim ).
Guna menjaga dari pemahaman yang salah tentang pengertian toleransi, maka perhatikan pedoman yang dirumuskan oleh MUI dibawah ini:

FATWA MAJLIS ULAMA INDONESIA TENTANG PERAYAAN NATAL BERSAMA
Memperhatikan: 1. Perayaan Natal bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian umat Islam dan disangka sama dengan umat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. 2. Karena salah pengertian tersebut, ada sebagian orang Islam yang yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal. 3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.
Menimbang: 1. Umat Islam perlu mendapatkan petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama. 2. Umat Islam agar tidak mencampur-adukkan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama lain. 3. Umat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan taqwanya kepada Allah SWT. 4. Tanpa mengurangi usaha umat Islam dalam kerukunan Antar Umat Beragama di Indonesia.
Kaidah Ushul Fiqih :
"Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan mushalihnya tidak dihasilkan)".
Majlis Ulama Indonesia menfatwakan:
     1. Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya untuk merayakan dan menghormati Nabi Isa As., akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari yang diterangkan di atas.
     2. Mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam hukumnya HARAM.
    3. Agar umat Islam tidak terjerumus kepada subhat dan larangan Allah SWT, dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.
       Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H bertepatan 7 Maret 1981 M, Komisi Fatwa MUI
                   
                    Ketua                                           Sekretaris


 (K.H.M SYUKRI GHOZALI)                    (DRS. H. MAS'UDI)

Sumber "Misteri Natal" oleh Herbert W. Armstrong dan Masyhud SM-Pustaka Da'i. (Herbert W. Armstrong menjabat General Pastor di World wide Church of God yang berpusat di Pasadena California, AS. Pastur ini melacak sekaligus memberikan kritikan tajam terhadap asal usul praktek perayaan Natal).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar