Senin, 08 Desember 2014



PRILAKU BERSIH SEJUK DI HATI

“ Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya( Q.S. As Syams 7-10 )

Hati atau jiwa fithrah asalnya putih bersih, bagai kertas yang belum ditulisi, bukankah Nabi s.a.w. bersabda : “ Tiap anak yang dilahirkan dalam keadaan suci, tergantung kepada kedua orang tuanya, dijadikan yahudi, majusi atau nasrani “.
Maka beruntung yang selalu memperhatikan kesucian jiwa atau hati, sehingga hidup tak terasa risi, tak ada ganjalan di hati, apalagi silang sengketa dalam sehari hari, tak punya musuh yang menjadikan hidup terasa tak nyaman lagi.
Pola hidup semacam ini akan terjadi bila hati selalu dijaga dari kekotoran, dari noda yang bisa mengotori.

JIWA SEBAGAI PENENTU
Jiwa merupakan penentu segala prilaku, bila jiwa sehat, bersih, jernih, peka, akan membuahkan prilaku yang cenderung kepada kebaikan, ketaqwaan : Suka menolong, suka sedekah, tidak bakhil, sabar, pemaaf tidak pendendam, suka mendamaikan, walhasil jauh dari kedzaliman.
Demikian pula sebaliknya, bila jiwa sakit, akan tidak peka, tidak jernih, suka dan cenderung kepada kefasikan : Suka dusta, bohong, menipu, khianat, curang, hasud, adu domba walhasil suka pada kedzaliman.  

BERUNTUNG YANG MENSUCIKANNYA
“ ......Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu..... “.         
Bagi yang kehidupannya selalu ingat kepada tuntunan agama, pasti akan memelihara jiwanya, dengan berpegang teguh pada ajaran agama, yang bersumber dari Sang Pencipta Nya, sehingga jiwanya selalu terjaga dari kekotoran jiwa yang merugikannya. Selalu terjaga dari kefasikan, tahu yang benar dan salah, tahu mana yang halal dan haram, sehingga jauh dari sikap dzalim.  

RUGI YANG MENGOTORINYA
“.....Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.  
Jiwa yang semula berfithrah suci bersih, bisa menjadi kotor karena kuatnya dorongan nafsu yang cenderung kepada kehidupan dunia yang merangsangnya, sehingga suka melakukan kedzaliman, kefasikan, dengan demikian kebersihan jiwanya yang semula fithrahnya suci menjadi kotor.

SUKA KETAQWAAN
Pada hakekatnya hati atau jiwa dicipta Yang Maha Kuasa suka kepada kebaikan, kebenaran, kejujuran, sikap yang menunjukkan ketaqwaan. Bila jiwa selalu diajak kepada ketaqwaan jiwa akan merasakan ketenangan, karena memang demikian menurut fithrahnya. 
Taqwa merupakan bentuk dzikrullah ( ingat kepada Allah ), dengan bersikap taqwa berarti melakukan dzikrullah, dengan dzikrullah hati atau jiwa menemukan ketenangan.
“ (yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah lah hati menjadi tenteram “. ( Q.S. Ar Ra’du 28 )

TAK SUKA KEFASIKAN
Iiwa sangat tidak menyukai kefasikan, bila kefasikan selalu dilakukan, jiwa akan tersiksa akan menderita : resah, gelisah,  , cemas, khawatir, takut. Keadaan ini membuat tekanan pada jiwa. 

KHAWATIR DAN KETAKUTAN
Bukankah para perampok atau pencuri setelah melaksanakan perbuatan kejinya pada lari meninggalkan jejak, karena ketakutan, takut pada polisi, takut dibui.
Ada pula yang melakukan pembunuhan, kemudian jiwanya selalu dibayangi wajah korban yang dibunuhnya, betapa menderita dan tersiksa jiwanya tiap hari karena selalu terbayang wajah yangg didzalimi.
Bukankah sekarang banyak pejabat pada keder, khawatir dan ketakutan menghadapi K.P.K ( komisi pemberantasan korupsi ) yang gencar menangkap para koruptor. .......Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

AHLI SYURGA
Karena ke Murahan Nya, setiap kebaikan dibalas Nya dengan teliti dan sempurna, ada prilaku yang seolah nampak biasa biasa saja, namun memiliki nilai tinggi di sisi Nya sehingga bisa memasukkan ke syurga, sebagaimana riwayat yang disampaikan Anas r.a. :   

HAMBA BERSAHAJA
Anas bin Malik r.a., salah seorang sahabat kenamaan, mengisahkan bahwa suatu kali ia sedang duduk bersama Rasulullah s.a.w. tiba tiba beliau bersabda : " Sekarang muncul di hadapan kalian salah seorang ahli surga ". Kemudian salah seorang laki laki dari kaum Anshar muncul sementara air masih menetes dari janggutnya setelah berwudhu, dengan menenteng terompah di tangan kirinya.
Pada hari berikutnya Rasulullah s.a.w. mengatakan kata kata itu lagi, kemudian orang tersebut muncul seperti pada kali pertama. 
Pada hari ketiga, Rasulullah saw. mengatakan lagi kata kata itu, kemudian orang tersebut muncul seperti halnya pada yang pertama.

ABDULLAH BIN AMR MENYELIDIKI
Ketika Rasulullah bangkit dan pergi, Abdullah bin Amr mengikuti lelaki terseut dengan maksud agar dia dapat mengamati kehidupannya dari dekat. 
Kemudian dia mencari alasan sambil berkata kepadanya : " Aku bertengkar dengan ayahku, kemudian aku bersumpah aku tidak akan menemuinya tiga hari, apakah engkau berkenan memberiku tempat menginap ? ". 
Lelaki tersebut menjawab : " Baiklah dengan senang hati ". Abdullah bin Amr menginap bersama lelaki Anshar itu dirumahnya, selama tiga malam dan ia tidak melihat lelaki Anshar itu bangun untuk shalat malam.

BIASA BIASA SAJA
Bilamana terjaga dari tidurnya, ia berbalik di atas kasur untuk melakukan dzikir kepada Allah SWT dan membaca bacaan takbir hingga waktu fajar. Meskipun ibadah malamnya tampak tidak istimewa namun yang ia dengar lelaki tersebut hanya mengatakan sesuatu yang baik.
Ketiga tiga malam telah berlalu dan Abdullah bin Amr nyaris meremehkan amal perbuatannya, kemudian Abdullah bin Amr menjelaskan sambil berkata : " Wahai saudaraku, aku tidak pernah marah dan tidak pula ingin menjauh dari ayahku !".

TERUS TERANG
Abdullah bin Amr kemudian mengatakan sejujurnya : " Akan tetapi aku mendengar Rasulullah saw bersabda : " Sekarang muncul di hadapan kalian salah seorang ahli syurga ".
Ternyata engkaulah orang yang muncul itu sampai tiga kali. Oleh sebab itu sebenarnya aku ingin menginap dirumahmu agar aku dapat melihat sendiri apa yang engkau lakukan lalu mengikutimu. Akan tetapi aku tidak melihatmu melakukan amal amal istimewa. Jadi apa sebenarnya yang ada di balik kata kata Rasulullah s.a.w. ? ".

TIDAK CURANG TIDAK DENGKI
Dia menjawab : " Hanyalah apa yang engkau lihat itu. Namun demikian dalam diriku tidak ada perasaan curang terhadap siapa pun di antara kaum muslimin dan tidak pula ada dengki dan iri terhadap karunia Allah yang di berikan kepada seseorang ".
Kemudian Abdullah berkata : " Itulah kiranya yang telah engkau capai ".

PEJABAT JUJUR
Bermacam prilaku bersih dan terpuji dilakukan bagi yang bertaqwa, termasuk salah seorang pejabat yang benar benar luar biasa ketaqwaannya.
Sebagaima layaknya bila seorang pejabat berkunjung kesatu daerah, biasa di layani dan dijamu di hotel agar nampak dipandang tahu diri dalam melayani sang atasan. 
Ketika sang pejabat memasuki kamar hotel.....betapa terkejutnya dia, karena dijumpai seorang wanita wanita cantik bertelanjang pula. 
Tahu apa yang terjadi dengan beliau ?,....dengan suara lantang dia menginstruksi : “ Kenakan baju dan segera keluar dalam 10 menit ! “. Si wanita menjawab sambil merayu takut tak laku : “ Pak saya dipesan untuk melayani bapak “.
Bayangkan betapa hebatnya ketaqwaan beliau, dalam keadaan jauh dari kenalan, dari kawan, dari keluarga masih sanggup menjaga dari godaan wanita jalang yang menggodanya, ini pertanda jiwa yang sehat, jiwa yang tenang, yang tak mudah tergoda rayuan. 
Dimana kelak Allah akan melindunginya di hari kebangkitan dimana tidak ada perlindungan kecuali lindungan Allah. Bukankah Nabi s.a.w. menjelaskan : " Bahwa tujuh golongan akan dinaungi di hari kebangkitan, dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah, diantaranya lelaki yang dirayu wanita cantik, kemudian menolak karena takut kepada Allah ".
Demikian nikmat, demikian nyaman dan tenang jiwa yang diperlakukan dengan selalu bersikap bersih, jujur dan selalu dalam kebenaran, sehingga tahu mana yang salah dan benar, karena bisa menahan godaan hawa nafsu yang disutradarai setan.    

  

KISAH TAULADAN 

TANGIS LANTARAN AYAT ALQURAN
                
Pada suatu malam Muhammad ibnu Al Munkadir melakukan sholat malam, dia menangis bahkan semakin keras tangisannya, sehingga keluarganya kaget kemudian bertanya : “ Apa yang menyebabkan kamu menangis seperti ini ? “, keluarganya semakin heran karena tangisnya makin keras.
Kemudian keluarganya menemui Abi Hazm, untuk memberi tahu masalah ini.
Maka Abu Hazm datang kerumahnya, sementara ia masih dalam keadaan menangis, beliau bertanya : “ Wahai saudaraku, apa yang membuat kamu menangis seperti ini ?, sehingga keluargamu heran ? ”.
Dia menjawab : “ Aku tadi membaca salah satu ayat Al Quran “, beliau bertanya : “ Ayat apa ? “, dia menjawab :
“ Dan sekiranya orang orang yang dzalim mempunyai apa yang ada di bumi semuanya dan ( ada pula ) sebanyak itu besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan itu dari siksa yang buruk pada hari kiamat. Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.  ( Q.S. Az Zumar 47 )
Abu Hazm pun ikut menangis bahkan semakin keras tangisan keduanya, kemudian salah seorang keluarga Al Munkadir berkata : “ Kami memanggil engkau menenangkan tangisnya, mengapa bahkan menambah kesusahan kami “.
Kemudian beliau memberi tahukan penyebab mereka berdua menangis.


                                     MUTIARA DO'A

                                                           MOHON KETURUNAN YANG SHOLIH
                           ROBBI HABLII MINASHSHOOLIHIIN
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku ( seorang anak ) yang termasuk orang orang yang sholih ".
                                                   ( Q.S. Ashshoffat 100 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar