Senin, 08 Desember 2014




    SYIRIK MELEMAHKAN JIWA MERUSAK AQIDAH

Hai manusia telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.  ( Q.S. Al Hajj 73 )

Betapa indah, sisitimatis dan cerdas Allah menyentuh akal dan jiwa manusia untuk berfikir dan merasa tentang sesembahan, sesembahan yang seharusnya benar dan terarah, justru berbelok ke arah yang salah.
Sesembahan yang seharusnya kepada Yang Esa, Yang Hidup, Yang Maha Kuasa, Yang Maha pencipta, Yang Maha Memelihara, justru berbelok ke benda mati, yang lemah tak berdaya, tak bisa membuat apa apa bahkan tidak bisa menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya.
Dan jika lalat merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Demikian lemah pemikirannya, demikian pula yang disembahnya.               
                                                                          
KESAKSIAN
Pada dasarnya sejak manusia dilahirkan sudah bersaksi tentang ke Esaan Tuhan Nya.
 Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) : " Bukankah aku ini Tuhanmu? ", mereka menjawab : " Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi ! ". ( Kami lakukan yang demikian itu ) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: " Sesungguhnya Kami (Bani Adam) adalah orang orang yang lengah terhadap ini (ke Esaan Tuhan) ". ( Q.S. Al A’raaf 172 )
Kesaksian ini dilakukan agar kelak di hari kebangkitan tidak mengingkari tentang Ke Esaan Tuhan Nya.

BERPALING
Pada hakekatnya dalam kehidupan manusia mereka masih mengakui adanya Allah sebagai Sang Pencipta segenap alam, namun akibat pengaruh lingkungan lebih lebih pengaruh kehidupan dunia, keyakinannya tumbuh dan berpaling bercampur aduk dengan kepercayaan para nenek moyang, ketakhayyulan, ramalan dan sebangsanya.
“ Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka : " Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan ? ", tentu mereka akan menjawab : " Allah ". Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).  ( Q.S. Al Ankabut 61 )                                                                  
SEMBAHAN YANG LEMAH
“ Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) memberi mudharat kepada mereka. adalah orang orang kafir itu penolong (syaitan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya. ( Q.S. Al Furqan 55 )
Bila jiwa tidak berpegang kepada keimanan yang kokoh, akan mudah melakukan hal hal yang tidak rational, yang tidak masuk akal, dan itu dilakukan dan diyakini sehingga tidak merasa bahwa prilakunya sudah jauh menyimpang dari aqidah atau keyakinan.  

KISAH NYATA
Satu saat kami berkenalan dengan seorang tukang batu, dalam keseharian sangat tekun dalam melaksanakan ibadah sholatnya, disatu kesempatan saya bertanya : “ Mas apakah sampeyan punya jimat ? “, dijawabnya punya “ coba saya lihat ! “. Kemudian jimat ditunjukkan dan diberikan kepada saya, jimat berbentuk persegi empat warna putih, berukuran 4x6 cm.
Kemudian saya berkata : “ Boleh saya buka ? “, “ Boleh “, jawabnya, setelah jimat saya buka ternyata hanya berisi lembaran kulit hewan kijang, kemudian saya bertanya : “ Berapa harganya mas “, “ Empat ratus ribu rupiah “, jawabnya. Di luar dugaan dia berkata : “ Pak saya masih punya jimat lagi “, sambil melepas ikat pinggangnya yang berisi jimat warna putih berukuran 2x 20 cm, kemudian saya meminta izin membukanya, ternyata berisi kulit yang sama.
Saya bertanya : “ berapa harganya ? “, “ Enam ratus ribu rupiah “, saya terperanjat mendengarnya, “ Jadi semua bernilai satu juta rupiah, mas dari pada sampeyan beli jimat mahal mahal dan tidak bermanfaat, lebih baik berikan kepada istri kan lebih manfaat “. 
Di luar dugaan dia mengaku bahwa jimat tiap tahun harus diperbarui, dalam benak saya : “ wah kayak S.T.N. dan S.I.M. saja perlu perpanjangan juga “.
Akhirnya saya minta izin : “ Boleh jimat ini saya buang, agar ibadah sampeyan tidak sia sia disisi Allah ? “, setelah diizinkan jimat saya buang. Pada pengakuan akhir dia menyampaikan bahwa di tiap almari rumahnya masih tersimpan banyak jimat, maka saya pesan : “ Mas silahkan buang semua jimatnya, sayang mas ibadah sampeyan jadi sia sia ! , karena dihapus oleh Allah dan perbanyak minta ampun kepada Allah “.

MENGHAPUS AMAL
Kemudian saya sampaikan hadits dan firman Allah :
Nabi s.a.w. bersabda : “ Sesungguhnya mantra, jimat dan pelet termasuk perbuatan syirik “. ( H.R. Ibnu Hibban dan Al Hakim )  
“ Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi Nabi) yang sebelummu. " Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang orang yang merugi ( Q.S. Azzumar 65 )
Betapa rugi yang melakukan kesyirikan karena amalnya akan dihapus.

HARAM SYURGA NERAKA TEMPATNYA
Karena amalnya terhapus, sehingga Allah mengharamkannya masuk syurga, dan neraka tempatnya karena prilaku dzalimnya.  
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang orang dzalim itu seorang penolongpun  “. ( Q.S. Al Maidah 72 )

KEPERCAYAAN LEMAH
Betapa kelirunya yang mempercayai keyakinan yang jauh menyimpang dari tuntunan agama, keyakinan yang begitu lemah bagai lemahnya sarang laba laba. Dengan kepercayaan yang rapuh, lemah pula kondisi jiwanya, sehingga berprilaku tak terarah.  
“ Perumpamaan orang orang yang mengambil pelindung pelindung selain Allah adalah seperti laba laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba laba kalau mereka mengetahui.  ( Q.S. Al Ankabut 41 )
Semoga kita dijauhkan Allah dari kemusyrikan, Amiin.

                                                          KISAH TAULADAN
BILA HIDAYAH TIBA
          
Abdul Wahid bin Zaid berkata : “ Ketika kami naik perahu angin berhembus dengan kencang sehingga menerpa perahu, kami terdampar di suatu pulau, ketika kami turun mendapati seorang laki laki sedang menyembah patung.       Kami berkata : “ Diantara kami tidak ada yang melakukan seperti yang kamu perbuat “. Dia bertanya : “ Jika demikian apa yang kamu sembah ? “. Kami menjawab : “ Kami menyembah Allah “. 
Dia bertanya : “ Siapa Allah ? “. Kami jawab : “ Dzat yang memiliki istana di langit dan kekuasaan di bumi “. Dia bertanya : “ Bagaimana kamu bisa mengetahuinya ? “. 
Kami menjawab : “ Dzat tersebut mengutus seorang Rasul kepada kami dengan membawa mu’jizat yang jelas, maka Rasul itulah yang menerangkan kepada kami mengenai hal itu “. Dia bertanya : “ Apa yang dilakukan Rasul kalian ? “. Kami jawab : ” Ketika beliau telah tuntas menyampaikan risalahnya, Allah mencabut ruhnya, kini utusan itu telah wafat “.
Dia bertanya : “ Apakah dia tidak meninggalkan sesuatu tanda kepada kalian ? “. Kami menjawab : “ Dia meninggalkan Kitabullah untuk kami “. Dia berkata : “ Coba kalian perlihatkan kitab suci itu kepadaku ! “. 
Kemudian kami memberikan mushaf kepadanya. Dia berkata : “ Alangkah bagusnya bacaan yang terdapat dalam mushaf itu “. 
emudian kami membacakan beberapa ayat untuknya, tiba tiba ia menangis dan berkata : “ Tidak pantas Dzat yang memiliki firman ini didurhakai, kemudian dia memeluk Islam dan menjadi seorang Muslim yang taat. 
Selanjutnya ia minta kami agar diizinkan ikut serta dalam perahu, kami mengizinkan kemudian kami mengajarkan kepadanya beberapa surat Al Quran. 
Ketika malam tiba sementara kami semua tidur, tiba tiba dia bertanya : “ Wahai kalian apakah Dzat yang kalian beritahukan kepada kami itu juga tidur ? “. Kami menjawab : “ Dia hidup terus Maha Mengawasi dan tidak pernah ngantuk atau tidur “. 
Dia berkata : “ Ketahuilah adalah termasuk akhlak yang tercela bila seorang hamba tidur nyenyak dihadapan tuannya. Kemudian dia melompat berdiri mengerjakan sholat malam sambil menangis hingga subuh.
Ketika sampai di suatu daerah aku berkata kepada kawanku : “ Laki laki ini asing dia baru saja memeluk Islam sangat pantas bila kita membantunya, mereka pada bersedia mengumpulkan barang barang untuk diserahkan kepadanya. Kemudian dia berkata : “ Apakah ini ? “. Kami menjawab : “ Sekedar infak untukmu “.
Dia berkata : “ Subhaanallah kalian telah menunjukkan kepadaku sesuatu jalan yang kalian sendiri belum mengerti. Selama ini aku hidup di suatu pulau aku menyembah Dzat selain Allah.
Kemudian dia pergi, beberapa hari kemudian kami mendengar kabar dia dalam keadaan sakarotul maut, kemudian kami menjenguknya, kami bertanya : “ Apa yang kamu inginkan ? “. Dia menjawab : “ Keinginanku telah tercapai pada saat kalian datang kepulau itu sementara itu aku tidak menegerti kepada siapa aku harus menyembah. Ahirnya dia meninggal dunia dalam keadaan beriman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar