TEHNOLOGI MEMPERMUDAH IBADAH
“ Niscaya Allah akan
meninggikan orang orang
yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan “. ( Q.S. Al Mujaadilah 11 )
Banyak
ayat Al Quran yang diakhiri dengan kalimat : “ Afala ta’qilun, afala tatafakkaruun ( apakah kamu tidak berakal ?,
apakah kamu tidak berfikir ? ) “. Al Quran memang banyak memuat ayat ayat
yang rasional, ilmiah, yang bersentuhan dengan akal fikiran.
BERKAT AL QURAN
Apalagi firman Allah
menyemangati dengan janji : “ Niscaya Allah akan meninggikan
orang orang
yang beriman di antaramu dan orang orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat “, sehingga di zaman keemasan Islam, banyak menelorkan
ilmuwan Muslim yang tangguh, berkat mereka tekun menggali dan termotifasi
firman Allah, sehingga mereka jauh dari kemusyrikan dan ketakhayyulan. Bahkan
penemuannya diakui para ilmuwan barat dan menjadi dasar bagi perkembangan ilmu
pengetahuan selanjutnya.
Diantara tokoh ilmuwan muslim
yang cukup mendunia diantaranya : Ibnu
Sina ( Ave sinia ) dikenal sebagai ilmuwan di bidang kedokteran. Muhammad bin Musa Al Khawarizm di
bidan matematika. Akindi di bidang
astronomi dan lain lain.
SURAM
Namun masa keemasan dan
kejayaan Islam mengalami kemunduran karena kaum muslimin menjauhi Al Quran
karena terbuai jabatan dan perebutan kekuasaan, ketakhayyulan, kemusyrikan dan
kebid’ahan.
TEHNOLOGI
Tehnologi
adalah alat temuan manusia untuk mempermudah urusannya, dengan bantuan tehnologi pekerjaan bisa lebih
cepat, lebih ringan, lebih praktis dan lebih mudah.
TEHNOLOGI DAN
AGAMA
Karena
luasnya ajaran Islam tehnologi dan ilmu pengetahuan mendapat tempat dan sangat
dihargai. Sebagai bukti suatu saat Nabi s.a.w. melihat seorang petani kurma
mengawinkan bunganya, melihat kenyataan ini Nabi s.a.w heran sambil bertanya.
Berkat keheranan Nabi petani tersebut tidak lagi mengawinkan bunga kurmanya.
Suatu saat Nabi s.a.w. datang kekebun kurma tersebut, namun dilihatnya buahnya
tidak sesegar yang dahulu, dari keyataan ini kemudian beliau bersabda : “ Kamu lebih mengetahui urusan dunia kamu
“.
Dari sabda Nabi s.a.w. ini berarti urusan dunia ( tehnologi ) diserahkan sepenuhnya kepada manusia.
Dari sabda Nabi s.a.w. ini berarti urusan dunia ( tehnologi ) diserahkan sepenuhnya kepada manusia.
WAKTU SHALAT
Dalam
beribadah ada keterikatan dengan waktu, yakni berdasar edaran matahari dan
bulan. Ibadah puasa, hari raya ( ‘idul fitri, idul adha ), ibadah haji
berpatokan pada peredaran bulan. Adapun
waktu shalat berpatokan pada peredaran
matahari.
Waktu sholat telah ditetapkan Nabi s.a.w. :
Sholat Shubuh sejak terbit fajar hingga terbit matahari, sholat Dhuhur ketika matahari
telah tergelincir sampai sebelum datang waktu ‘Ashar. Shalat ‘Ashar ketika
bayangan melebihi panjang benda ( selama
cahaya matahari menguning ). Shalat maghrib ketika matahari terbenam selama
belum hilang mega merah. Shalat ‘Isya’ ketika mega merah telang hilang hingga
seperdua malam.
Dari Sulaiman bin Buraidah r.a. dari bapaknya dari Nabi s.a.w. bahwa
seorang laki bertanya kepada beliau tentang waktu waktu shalat,
“........Kemudian diperintahkan pula Bilal qamat utuk shalat maghrib yakni
ketika matahari telah terbenam. Kemudian diperintahkan pula Bilal qamat untuk
shalat ‘Isya’ yakni ketika mega merah telah hilang. Kemudian diperintahkan pula
Bilal untuk shalat subuh yakni ketika terbit terbit fajar....”. ( H.R. Muslim )
Dari
Abdullah bin Umar r.a. katanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Waktu dhuhur
apabila matahari telah gelincir hingga bayangan seseorang telah sepanjang badannya,
yakni selama belum datang waktu ‘Ashar, selama cahaya matahari belum menguning.
Waktu shalat maghrib selama belum hilang mega merah. Waktu shalat ‘Isya’ hingga
seperdua malam. Waktu shubuh sejak terbit fajar hingga terbit matahari, apabila
matahari terbit berhentilah shalat hingga karena dia terbit antara dua tanduk
setan “. ( H.R. Muslim )
BERKAT ASTRONOMI
Para ahli
astronomi selama beratus tahun telah mengamati dan menyelidiki peredaran
matahari dan bulan secara turun menurun, penemuannya selalu dicatat dan
disempurnakan oleh penerusnya. Ternyata mereka menemukan fenomena bahwa waktu
peredarannya selalu tetap dan terartur.
“ Dia lah
yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan Nya
manzilah manzilah
(tempat tempat /
peredaran)
bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan
hak. Dia menjelaskan tanda tanda
(kebesaran Nya)
kepada orang orang
yang mengetahui ". ( Q.S. Yunus 5 )
MEMPERMUDAH IBADAH
Berdasar pengamatan yang dilakukan
para ahli astronomi selama beratus tahun
tentang peredaran matahari dan bulan, yang peredarannya selalu tetap, sehingga
mereka dapat merumuskan dan membuat jadual sholat.
Dengan jadual ini jelas
mempermudah menetapkan waktu sholat, sehingga tidak perlu lagi melihat posisi
matahari. Demikian pula dalam menentukan waktu puasa yang berdasar pada
perhitungan bulan.
JADUAL SHOLAT
Berkat
penemuan jadual sholat, kemudian disempurnakan dengan tehnologi digital, sehingga untuk menentukan waktu
sholat cukup hanya dengan melihat papan jadual ( shubuh, dhuhur, asyar, maghrib
dan ‘isya’ ).
ADZAN
Redaksi
adzan sudah diatur secara baku dan tidak boleh diubah, namun bagaimana agar
suara adzan bisa terdengar lebih jauh, disini lagi lagi tehnologi tampil
membantu dengan loud speaker, dengan demikian suara adzan akan lebih jauh
jangkauannya.
A.C.
Dalam
melaksanakan sholat kekhusyuan menjadi syarat utama, agar sholat tidak
mengalami kegerahan, panas ( sumuk ), lagi lagi diperlukan bantuan tehnologi :
Fan, air condition ( A.C.). Dengan demikian tehnologi sangat membantu dalam
kekhusyu’an.
TRANSPORTASI
KISAH TAULADAN
AL KINDI ILMUWAN ASTRONOMI
Nama
lengkap Abu Yusuf bin Ishaq bin Ash Shabah bin Imran bin Al Asy’ats bin Qais
berdarah Arab asli. Seorang ahli di bidang filsafat, dikenal piawai di bidang kedokteran,
memiliki kemampuan pemikiran besar yang dikenal sepanjang peradaban manusia.
Dilahirkan di Kufah sekitar 186 H ( 802 M.).
wafat sekitar tahun 260 H. ( 874 M. ). Ayahnya seorang pejabat
pemerintahan di masa khalifah Harun Al Rasyid.
Dipanggil
Al Kindi dinisbatkan kepada nama kabilah Arab Kindah, mendapat julukan filsuf
Arab karena satu satunya diantara sekian banyak filsuf muslim yang tidak
diragukan ke Arabannya.
Berbagai literatur barat sempat menyelewengkan namanya
menjadi Alchendius, sekalipun pada perkembangan saat ini tetap menulisnya
dengan nama yang benar yakni Al Kindi.
Masa
kecilnya di Kufah, ketika kanak kanak ayahnya wafat. Belajar berbagai macam
ilmu di Kufah, Basrah dan Baghdad. Belajar berbagai ilmu, mulai ilmu agama,
falsafat, logika, matematika, musik, astronomi, fisika, kimia, geografi,
kedokteran sampai teknik mesin.
Kemampuannya
dalam bidang filsafat dan penemuannya dalam bidang kedokteran serta keahliannya
sebagai insinyur diakui para ilmuwan di masanya.
Di bidang bahasa Al Kindi
menguasai bahasa Yunani dan Suryani, kemampuannya dalam berbahasa ini
membuatnya bisa menguasai berbagai macam ilmu yang membuatnya sangat
berpengaruh bagi khalifah Al Ma’mun, sehingga mengangkatnya sebagai penerjemah
buku buku asing.
Al Kindi
ilmuwan besar setara dengan Ibnul Haitam dan Al Biruni. Berbagai karya
ilmiahnya sampai mencapai 200 buku.
Di bidang
Astronomi Al kindi mengamati posisi bintang, planet dan letaknya dari bumi, dia
memperingatkan dampaknya pada bumi, kemungkinan pengukurannya, penentuan
pengaruhnya sebagaimana yang terjadi pada fenomena air pasang dan surut yang
berkaitan erat dengan posisi bulan.
Berkat kecerdasannya dia memiliki
keberanian menghubungkan antara fenomena satu
dengan fenomena alam lainnya di atas bumi, sehingga dapat membuahkan
penemuan baru.
Seorang
orientalis berkebangsaan Belanda De Bour berpendapat setelah menelaah tesis Al
Kindi bahwa hipotesenya tentang air pasang dan surut tentu didasarkan pada
experimennya.
Al Kindi sempat menulis karya ilmiah di bidang astronomi sebanyak 16 karya
buku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar