KEGIGIHAN DAN KETELITIAN PARA IMAM AHLI HADITS
“ Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya dia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka “. ( Q.S. An Nisaa’ 80 )
“ Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya dia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka “. ( Q.S. An Nisaa’ 80 )
Alhamdulillah
berkat kesungguhan, kegigihan dan ketelitian para Imam ahli Hadits, kita bisa
menerima informasi tentang Hadits Nabi s.a.w. tanpa susah payah meneliti lagi.
Padahal sebelum sampai ke kita, imam ahli Hadits dengan susah payah telah menelusuri
dan menelitinya terlebih dahulu.
HATI HATI
Mengapa
para imam ahli Hadits begitu hati hati dalam menerima dan mengoleksi Hadits ?.
Karena beliau ingat warning dari Nabi s.a.w.
Nabi s.a.w. bersabda : “ Barang siapa berdusta atas ( nama ) ku
dengan sengaja, maka hendaklah dia menyediakan tempat duduknya di neraka “. ( H.R. Bukhari Muslim )
Berkat sabda Nabi s.a.w. tersebut para imam ahli Hadits
bersikap extra sabar, berhati hati dan sangat teliti dalam menerima dan
mencatat dalam kitabnya, agar kelak di akherat tidak terkena ancaman api neraka.
Agar bisa mengetahui bagaimana betapa beratnya para Imam mendata, menelusuri dan meneliti hadits, mari menelaah diantara para Imam ahli hadits ini dan bagaimana sikapnya dalam mengoleksi hadits..
Agar bisa mengetahui bagaimana betapa beratnya para Imam mendata, menelusuri dan meneliti hadits, mari menelaah diantara para Imam ahli hadits ini dan bagaimana sikapnya dalam mengoleksi hadits..
IMAM BUKHARI
Nama
lengkap Muhammad bi Ismail bin Ibrahim Mughirah bin Bardizbah, terkenal dengan
sebutan Bukhari karena dinisbatkan kepada domisilinya yakni Bukhara. Lahir pada 194 H. di Bukhara,
Kurasan, menetap di Mekkah guna menuntut ilmu.
HAFALAN KUAT
Hafalannya
sangat kuat secara detail, sehingga dijadikan rujukan bila ada perbedaan lafadz
Hadits dikalangan ‘ulama, hafal Al Quran sebelum usia 16 tahun. Menuntut ilmu di Mekkah, Madinah, Syam,
Khurasan, Bashrah, Kufah, Bghdad dan Mesir.
PRINSIP DALAM MENELITI HADITS
Prinsipnya
dalam hal Hadits : “ Saya menulis Hadits
dari 1000 syaikh atau lebih, dari setiap syaikh ribuan Hadits, tidak ada bagiku
Hadits kecuali ada sanadnya. Saya tidak meriwayatkan Hadits dari sahabat atau tabi’in,
kecuali tahu tempat tinggal, kelahiran dan wafatnya. Dan saya tidak
meriwayatkan Hadits dari sahabat atau tabi’in, kecuali tahu asal usul mereka.
Saya hafal 100.000. Hadits shohih dan 200.000. Hadits yang tidak shohih.
Mengoleksi
400 pencari Hadits di Samarkand selama 7 hari untuk mengoreksi matan ( redaksi
) dan sanad Hadits semaksimal mungkin.
GURU DAN MURIDNYA
Jumlah gurunya
sebanyak 1080 syaikh, diantaranya imam Ahmad bin Hambal, Abu Ashim An Nabil,
Muhammad bin Isa Ath Thabai dan Ishaq bin Mansyur. Diantara para muridnya imam
Muslim, imam At Tirmidzi, ibnu Khuzaimah, Al Baghawi dan imam An Nasai. Berkumpul
dalam majlis di Baghdad dengan para muridnya berjumlah lebih dari 20.000. santri.
KOMENTAR PARA IMAM
Karena
daya hafalnya begitu kuat Al Marwazi berkata : “ Tidak pernah saya melihat pemuda secerdas Bukhari “.
Begitu
cerdas pemikirannya sampai Al Khuzai berkata : “ Muhammad bin Ismail ( Bukhari
) pakar umat “.
Begitu Qutaibah
bin Said berkata : “ Dia di zamannya sebagaimana Umar di masa
sahabat, kalau saja Muhammad bin Ismail ( Bukhari ) hidup di masa sahabat, maka
dia adalah seorang tokoh sahabat “. Imam Ahmad berkata : “ Saya tidak keluar dari Khurazan sebelum
mengenyam ilmu dari Muhammad bin Ismail “. Muhammad bin Basyar berkata : “ Penghafal di dunia ada 4 : Abu Zur’ah di
Ray, Muslim di Naisabur, Abdullah Ad Darimi di Samarkand dan Muhammad bin
Ismail di Bukhara “.
Dalam
menjaga kewibawaan ‘ulama , beliau menjaga jarak dengan kerajaan, sehingga tidak
termasuk dalam kehidupan para sulthan, bahkan ketika dipanggil gubernur Bukhara
Ahmad bin Khalid, beliau menolak.
KARYA TULIS
Imam
Bukhari merupakan orang pertama yang menyusun Hadits Nabawi dengan methode
khusus, mengumpulkan 600.000. Hadits dengan perawi tsiqat, dalam kitab shohih
Bukhari, selama 16 tahun.
SHOHIH
Kitab
shohih Bukhari adalah kitab yang hanya memuat kumpulan Hadits shohih, Hadits
shohih artinya : “ Hadits yang sanadnya
bersambung dari awal sampai akhir, diriwayatkan oleh orang yang adil, dlaabith
( Hafalan kuat ) yang sempurna dan tidak ada Syudzudz ( cacat ) dan tidak ada ‘illah ( sebab cacatnya )
yang tercela “.
‘ADIL
Makna ‘adil : Seorang Muslim yang baligh,
berakal, tidak mengerjakan dosa dosa dan selamat dari sesuatu yang dapat
mengurangi kesempurnaan dirinya.
DHAABITH
YANG SEMPURNA
Orang yang hafadz ( hafal )
betul apa yang dia dengar sehingga dapat mengeluarkan bilamana dia kehendaki.
Atau seorang yang benar benar memelihara isi kitabnya yang dia dengar dan tulis.
TIDAK
ADA SYUDZUDZ
Syudzudz ( bentuk jamak )
artinya keganjilan, keasingan, dengan demikian Hadits shohih harus tidak
mengandung syadz ( bentuk tunggal ).apalgi syu dzudz.
TIDAK
ADA ‘ILLAH QADIHAH
‘Illah artinya penyakit atau
sebab, qadihah artinya tercela. Dengan demikian keberadaan Hadis shohih, benar
terseleksi dengan sangat ketat.
Oleh
karena itu imam Bukhari dalam mengoleksi Hadits berpegang pada prinsip : “ Tidak ada bagiku Hadits kecuali ada
sanadnya. Saya tidak meriwayatkan Hadits dari sahabat atau tabi’in, kecuali
tahu tempat tinggal, kelahiran dan wafatnya. Dan saya tidak meriwayatkan Hadits
dari sahabat atau tabi’in, kecuali tahu asal usul mereka “.
Demikian
teguh prinsip beliau, karena dengan mengenal lebih dekat dan kwalitas para
rowi, kwalitas Hadis akan lebih terjamin ( shohih ).
KITAB RIJALUL HADITS
Untuk
menetapkan agar seorang rowi dapat memenuhi syarat dalam jajaran Hadits shohih,
maka perlu diteliti kwalitasnya dalam kitab “ rijalul Hadits “, yang memuat riwayat, kelahiran, sifat atau
keadaannya.Dengan
mengetahui riwayat para rowi, akan diketahui masa hidupnya, dengan mengetahui
masa hidupnya akan diketahui Hadits yang diriwayatkan sambung apa tidak antara
rowi yang satu dan lainnya.
IMAM
MUSLIM
Lahir 204 H. di Naisabur, provinsi
Khurasan Iran, wafat pada 875 H. Sejak kecil rajin menuntut ilmu, kecerdasan dan daya ingatnya luar biasa kuatnya, di usia 10 tahun hafal Al Quran serta ribuan hadits serta sanadnya. Sejak muda menuntut ilmu ke Iraq, Hijaz, Syam, Mesir. Diantara gurunya yang tersohor adalah : Imam Ahmad bin Hanbal ( Imam Hanbaly ) dan Imam Bukhari.
Beliau berpredikat Imam karena sikap taqwanya, kesholihannya dan sifat wara’nya ( menjauhkan diri dari dosa ). Juga berkat karya tulisnya yang berkwalitas sehingga banyak bermanfaat bagi umat Islam.
KECERMATAN DALAM MENGHIMPUN HADITS
Sebagai ahli Hadits beliau berhasil mengumpulkan sejumlah 300. 000. Hadits, kemudian dengan cermat dan diteliti, diseleksi secara ketat dengan ilmu musthalah Hadits, dari hasil penelitiannya hanya sebanyak 7.275. yang dikatagorikan shohih. Tetapi yang dituangkan dalam kitab “ Shohih Muslim “ hanya sekitar 4.000. Hadits, karena yang sekitar 3.000. ternyata berulang.
KOMENTAR IMAM NAWAWI
Kata Imam Nawawi : “ Para Ulama sepakat mengakui kebesarannya, siapa mendalami pandangan terhadap shohih Muslim akan tahulah dia bahwa Imam Muslim itu seorang Imam ( pemuka ) yang tiada bandingannya. Tidak sedikit ahli ahli Hadits berpredikat Imam yang meriwayatkan Hadits dari padanya, antara lain : Imam Turmudzi, Imam Ibnu Khuzaimah, Abdul Wahab Al Farra’, Ibnu Iskak al Asfaraini “. Bahkan Imam Nawawi dalam syarahnya berkata : “ Para ulama sepakat bahwa Shohih Muslim adalah kitab Hadits yang paling dipercaya disamping shohih Bukhari “.
Walaupun beliau pernah mendampingi dan belajar kepada Imam Bukhari, tetapi namanya selalu disejajarkan orang dengan Imam Bukhari. Sering kita dapati sebuah Hadits dikatakan diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
KARYA TULISNYA
Sebagai seorang murid yang pernah belajar dan mendampingi Imam Bukhari, tidaklah mengherankan jika dalam beberapa hal terlihat pengaruh Imam Bukhari pada karya Imam Muslim, Bahkan Hadits yang diterimanya dari imam Bukhari terlihat dituangkannya dalam buku bukunya. Namun imam Muslim bukanlah seorang penjiplak, karena banyak di dalam kitab karyanya yang tidak terdapat di Bukhari. Disamping itu banyak terdapat perbedaan yang mendasar, seperti sistimatika penyusunan bab, persyaratan mengenai perawi rowi dsb.
Karya tulisnya yang menonjol diantaranya : Al Musnad Al Kabir, Al Jami’, Kitab Auladish Shahabah, At Thabaqat, Al Aqran dll.
Semoga Allah memberi pahala dan mengampuni dosa dosanya, Amiin.
KISAH TAULADAN
WANITA
ANSHAR YANG TABAH
Seorang
wanita Anshar tinggal berdua dengan anak lelaki satu satunya, tidak ada saudara
atau kerabat lainnya yang mereka miliki.
Kemungkinan besar, suami
dan kerabat lainnya dari wanita ini telah gugur sebagai syuhada, sebagaimana
sebagian besar sahabat Anshar yang mengorbankan jiwa dan harta mereka di jalan
Allah. Membaktikan hidupnya untuk membela Nabi s.a.w. dan kejayaan Islam.
Suatu ketika anak muda Anshar tersebut
sakit parah beberapa waktu lamanya. Anas bin Malik dan beberapa sahabat lainnya
menjenguknya.
Saat itu sakitnya makin
parah, bahkan dia dalam
keadaan sakaratul maut sehingga para sahabat menungguinya sehingga nyawanya
telah benar benar
kembali ke rahmat Allah. Mereka menutupkan kain ke wajah pemuda tersebut.
Tiba tiba datanglah ibu dari
pemuda tersebut, mendekati tempat tidur anaknya.
Salah seorang dari mereka
berkata : “ Wahai ibu, berpasrahlah
engkau kepada keputusan Allah, dan mengharaplah pahala dari Nya ”. “ Apakah anakku sudah mati ? ”, tanya
perempuan itu. “ Ya ”. Kata mereka. “ Benarkah apa yang kalian
katakan? ”, tanya
perempuan itu lagi. “ Benar ”, kata
mereka.
Wanita Anshar itu menghadapkan wajah
ke kiblat kemudian mengangkat tangan dan berdoa : “ Ya Allah, Engkau tahu bahwa
aku pasrah kepada Mu,
dan berhijrah kepada Rasul Mu
Muhammad s.a.w.,
dengan harapan Engkau akan menolongku dalam setiap kesulitan. Ya Allah,
janganlah Engkau timpakan musibah ini pada hari ini ”.
Kemudian wanita tersebut membuka kain
yang telah ditutupkan para sahabat ke wajah anaknya, memandang dan menyentuhnya
dengan penuh kasih sayang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar