Rabu, 17 September 2014

JANGAN LUPAKAN BASMALAH



JANGAN LUPAKAN BASMALAH !

“ Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang Menciptakan “.
( Q.S. Al ‘Alaq 1 )
            
Basmalah atau tasmiyah adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kalimat “ Bismillaahir rahmaanir rahiim “ ( Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang ), seperti halnya hamdalah untuk kalimat Alhamdulillaah, tahlil untuk “ Laa ilaaha illallaah, tasbih untuk “ Subhaanallaah “, takbir untuk “ Allaahu akbar “, hauqalah untuk “ Laa haula walaa quwwata ilaa billaah “.
Sebagai seorang Muslim dalam setiap aktifitas hendaknya memulai dengan membaca basmalah, dengan demikian setiap kegiatan diniatkan atas nama Allah agar aktifitasnya mendapat pahala dan barokah dari Allah.
Bukankah tubuh dan setiap gerakannya merupakan karunia Nya Yang Maha Kasih dan Maha Kuasa, akankah pantas dan etis bila dalam memanfaatkan masih saja melupakan Nya ?.
Meminjam sesuatu kepada seseorang saja kita segan, sehingga untuk meminjamnya perlu kehati hatian sambil berkata dengan membungkukkan badan : “ Bolehkah saya meminjam korek apinya pak ? “, padahal itu hanya sekedar meminjam kepada sesama makhluk Allah. Apalagi kepada Sang Pencipta Nya !.
TUNTUNAN PARA NABI
Begitu pentingnya basmalah sehingga para Nabi terdahulu juga mengamalkannya. Ketika para pengikut Nabi Nuh mulai naik ke kapalnya, beliau memerintah agar membaca basmalah. 
“ Dan Nuh berkata : " Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya ". Sesungguhnya Tuhanku benar benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang( Q.S. Hud 41 )
Begitu juga Nabi Sulaiman dalam menulis surat kepada ratu Saba’ juga memulai dengan basmalah.
Sesungguhnya surat itu dari SuIaiman dan sesungguhnya ( isi ) nya : " Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. ( Q.S. An Naml 30 )
Begitu juga ketika Nabi Muhammad s.a.w. menerima wahyu pertama.
“ Bacalah dengan ( menyebut ) nama Tuhanmu yang Menciptakan “.  ( Q.S. Al ‘Alaq 1 )
PEMBATAS
Basmalah adalah ayat yang lebih dulu turun sebagai pembatas setiap surah, kecuali surah At Taubah. Tentang surah Al Fatihah ada perbedaan pendapat, ada yang berpendapat basmalah termasuk dalam surah Al Fatihah, adapula yang berpendapat sebaliknya.
NASEHAT KEPADA USAMAH
Berkat diutusnya Nabi s.a.w. kita jadi tahu hal hal ghoib, karena beliau diberi tahu lewat Malaikat Jibril atas perintah Allah, sehingga dengan penjelasan beliau kita bisa berhati hati dan tidak mudah terjebak kedalam kemusyrikan.   
Suatu ketika Usamah bin Umair dibonceng Rasulullah s.a.w. kemudian berkata : “ Celakalah setan ! “. Maka Rasulullah s.a.w. menegurnya : “ Janganlah kamu mengatakan : “ Celakalah setan “, karena jika kamu katakan seperti itu justru setan akan semakin membesar ( dalam riwayat lain sebesar rumah ). Setan akan berkata : “ Dengan kekuatanku aku akan melumpuhkannya “, namun jika kamu mengucapkan bismillaah pasti setan akan semakin kecil hingga seperti lalat “.   ( H.R. Ahmad, An Nasai dan Abu Dawud )
SETAN MEMBESAR
Setan jenis jin terbuat dari api, dengan demikian sifatnya juga seperti api : bisa menghilang, bisa berubah bentuk, bisa membesar mengecil, bisa menyerupai hewan, makhluk menakutkan, tokoh tokoh, orang yang sudah meninggal, hanya satu yang dia tidak sanggup menirunya yakni Nabi Muhammad s.a.w.         
Sehingga Rasulullah s.a.w. melarang seseorang mengatakan kepada setan dengan kalimat : “ Celakalah setan “, karena bentuk setan akan semakin membesar sampai sebesar rumah. Dengan besarnya bentuk ini jelas akan semakin kuat dan membahayakan !.
MENGECIL
Namun jika mengucapkan “ kalimat basmalah justru setan akan mengecil seperti lalat, dengan semakin kecil berarti kekuatannya semakin melemah pula. Begitu besarnya hikmah memahami tuntunan, sehingga tahu kehebatan kalimat basmalah, maka jangan menyepelehkan dan jangan lupa mengamalkannya !.
MENULIS SURAT
Karena pentingnya kalimat basmalah, ketika Rasulullah s.a.w. mengirim surat beberapa risalah da’wah ke negeri yang dikuasai kaum kafir ( Romawi ), beliau mengawalinya dengan basmalah. Demikian juga yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakar Ashshiddiq ketika menulis risalah tentang zakat yang ditujukan kepada penduduk negeri Bahrain, beliau juga memulianya dengan basmalah.
MEMULAI WUDLU
Ketika akan wudlu hendaknya memulai dengan membaca basmalah, berdasar sabda Nabi s.a.w. : “ Wudlulah kamu dengan membaca bismillah “. ( H.R. Nasai )
AKAN MAKAN
Biasanya ketika makan banyak yang lupa mengucapkan kalimat basmalah karena kedahuluan rasa lapar dan nafsu makan yang mendorongnya, apalagi dihadapannya tersaji makanan lezat yang menjadi kesukaannya.
Itulah sifat manusia yang suka melupakan karunia Tuhannya, padahal yang dinikmati adalah dzat ciptaan Nya yang terdiri dari berbagai macam rupa, rasa dan khasiatnya, namun dengan begitu lahapnya menikmati tanpa membaca kalimat basmalah, itulah manusia yang bersifat lupa dan salah.
MEMBACA BASMALAH, DENGAN TANGAN KANAN 
Maka dengan bijaknya Nabi memberikan tuntunan dengan berpesan kepada Umar bin Abi Salamah dalam etika makan.    
Sabda beliau kepada Umar bin Abi Salamah : “ Bacalah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari dari yang terdekat kepadamu ".( H.R. Muslim )
BILA LUPA
Namun bila lupa membaca ketika akan makan, Nabi s.a.w. memberikan tuntunan agar setelah makan membaca : “ Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi  ( dengan nama Allah di awal dan akhirnya ) “.
TERPUTUS BAROKAH
Dalam tafsir ibnu Katsir mengutip sabda Nabi s.a.w. :
“ Tiap urusan yang ( perbuatan ) yang tidak dimulai dengan bismilaahir rohmaanirrohiim, maka terputus barokahnya “.
Betapa ruginya yang tidak membacanya, kegiatan yang dilakukan sehari hari dengan susah payah tidak barokah. Harta berlimpah yang dihasilkan tidak barokah, uang cepat habis tiada bekas. Makanpun tidak nikmat, tidak terasa kenyang, bahkan penyakit pada berdatangan, begini akibat bila tidak  barokah. 
“ Ya Allah jadikan kami hamba yang selalu ingat dalam mengamalkan basmalah dalam keseharian, Amiin “. 


                                                         KISAH TAULADAN
SA’AD BIN RABI’, HARTAWAN, DERMAWAN, PAHLAWAN

Bermacam tabiat mulia dimiliki para sahabat berkat aqidah yang ditanamkan Nabi s.a.w., diantaranya Sa’ad bin Rabi’, walau seorang hartawan namun jiwa persaudaraannya begitu kokoh dan luar biasa akrabnya.
Nama lengkap Sa’ad bin Rabi’ bin Amr bin Abi Zubair, termasuk salah satu diantara 12 pemimpin Anshar yang terpilih dalam Bai’at Aqabah ll, ikut dalam peperangan Badar dan Uhud.
Nabi mempersaudarakan dengan Abdur Rahman bin ‘Auf, Sa’ad berkata kepada kepada ‘Abdur Rahman : “ Aku adalah orang terkaya di Madinah, jika engkau mau silahkan ambil separuh dari hartaku. Aku juga mempunyai dua orang istri silahkan pilih mana yang kau suka aku akan menceraikannya, setelah itu silahkan kau nikahi dia ! “.
Berkat kebesaran jiwanya, tawaran ini bukannya diterima justru ditolaknya dengan halus. Sikap yang menunjukkan jiwa sehat, jiwa yang tidak suka menerima justru lebih suka berusaha dengan jerih payah tangannya sendiri.  
Dengan santunnya Abdur Rahman bin ‘Auf menjawab : “ Semoga Allah memberkahi harta dan keluargamu, tolong tunjukkan saja aku pasar ! “.
Pada perang Uhud Rasulullah s.a.w.berkata kepada para sahabat : “ Siapakah diantara kalian yang bersedia mencari berita untukku tentang keadaan Sa’ad bin Rabi’, apakah dia masih hidup atau gugur ? “.
Salah seorang sahabat, Muhammad bin Maslamah atau Ubay bin Ka’ab menjawab : “ Saya sanggup mencari berita untukmu ya Rasulullah “.
Iapun pergi dan mengitari medan perang dimana para prajurit pada gugur sambil berteriak berulang ulang : “ Wahai Sa’ad bin Rabi’ “, Sa’ad bin Rabi’ menjawab : “ Apa keperluanmu, mengapa anda memanggil manggil namaku ? “.
Dia menjawab : “ Aku diutus Rasululah s.a.w. untuk menyampaikan kepada beliau tentang kondisimu saat ini “, Saad bin Rabi’ menjawab : “ Pergilah anda menemui Rasulullah, sampaikan salamku kepada beliau dan kabari beliau, bahwa aku terkena 12 luka tusukan, aku berhasil menikam orang yang menikamku, sampaikan kepada pasukan kaum muslimin bahwa Allah tidak akan memaafkan kalian jika kalian membiarkan Nabi dibunuh sementara kalian masih bernafas ! “.
Sa’ad wafat akibat luka yang dideritanya dalam perang Uhud tahun 3 H.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar