BISAKAH TAKDIR BERUBAH ?
“ Binasalah
manusia,
alangkah
amat
sangat kekafirannya ?, dari apakah Allah
menciptakannya ?, dari setetes mani,
Allah menciptakannya lalu
menentukan Nya. Kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian Dia
mematikannya dan memasukkannya ke
dalam kubur “. ( Q.S.
‘Abasa 17-21 )
Betapa Pandai dan Kuasa Nya Allah menciptakan manusia
yang berasal dari air mani yang sangat hina, sehingga menjadi makhluk yang
indah dan paling sempurna kejadiannya.
Yang didahului dengan menentuan fase fase kejadiannya dan menentukan pula umur, rezki, dan nasibnya.
Kemudian dimudahkan
pula proses
kelahirannya, dan diberinya pula petunjuk, jalan yang benar dan yang
salah dengan petunjuk agama dan kecanggihan akalnya.
Pada waktu yang telah ditentukan pula, Allah akan mematikannya bila tiba
saatnya.
Begitu Kuasa Nya Allah, dalam mencipta dan menentukan, menurut Kuasa dan
Kehendak Nya !.
HIKMAH
BERIMAN
Dalam hadits yang panjang
Nabi s.a.w. ditanya oleh Malaikat Jibril tentang iman, pertanyaan Malaikat
Jibril ini merupakan pelajaran bagi para sahabat, dengan methode tanya jawab,
agar mudah difahami.
“..........Terangkan kepadaku tentang iman !, Nabi s.a.w. menjawab : “
Ialah bahwa engkau percaya akan Allah, Malaikat Nya, Kitab kitab Nya, Rasul
Rasul Nya, hari kemudian, dan percaya akan takdir baik dan takdir buruk “,
orang itu ( Malaikat Jibril ) barkata : “ Benar engkau ! “. ( H.R. Muslim )
Sangat
beruntung bagi yang beriman, karena
diberi tahu tentang hal hal ghoib, hal hal yang akan datang, termasuk
mempercayai adanya takdir baik dan buruk.
Dengan demikian bila terjadi nasib
kurang menguntungkan tak kan kecewa, karena takdir baik dan buruk merupakan
Ketentuan Nya, dan bila terjadi mushibah ia akan siap menghadapinya dengan tenang
dan tabah, karena ia faham bahwa mushibah merupakan ujian, yang bakal
mendatangkan ampunan.
MENETAPKAN
SEBELUM DICIPTAKAN
Sebelum
Allah menciptakan makhluk Nya, maka ditetapkan pula mushibahnya, tidak hanya
pada manusia saja bahkan yang ada dipermukaan bumi juga, semua ditetapkan Nya dalam
kitab ( laugh mahfudz ).
“ Tiada suatu
bencanapun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada
dirimu sendiri,
melainkan telah tertulis dalam kitab ( Laugh Mahfudz )
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah. ( Kami jelaskan yang
demikian itu )
supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang terlepas dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu, dan Allah tidak
menyukai setiap
orang yang sombong dan
membanggakan diri “. ( Q.S. Al Hadid 22-23 )
Dengan
penjelasan ini, manusia agar tidak terlalu gembira ketika berhasil cita citanya
sehingga tidak lepas kontrol, tak sombong, dan lupa kepada karunia Nya.
Demikian pula bila gagal yang dicita citakannya agar tidak terlampau susah
dibuatnya, karena faham bahwa yang demikian itu merupakan ketetapan Nya.
DITETAPKAN DALAM KANDUNGAN
Dari ‘Abdullah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. yang mutlak benar
menceritakan kepada kami, sesungguhnya proses penciptaan seseorang kamu setelah
berada dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian dia menjadi ‘alaqoh (
segumpal darah ) selama 40 hari. Kemudian menjadi mudhghoh ( segumpal daging )
selama 40 hari. Kemudian diutus Malaikat meniupkan ruh kepadanya. Kemudian
diperintahkan kepada Malaikat menuliskan empat ketetapan, yaitu mengenai
rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada
Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang yang beramal dengan amalan ahli syurga sehingga jaraknya
ke syurga hanya tinggal sehasta, tetapi suratan takdirnya menetapkan dia
menjadi ahli neraka, kemudian dia beramal ( pada sisa umurnya ) dengan amalan
ahli neraka, maka dia akan masuk neraka. Sebaliknya seseorang yang beramal
dengan amalan sehingga jaraknya ke neraka hanya tinggal sehasta, tetapi suratan
takdirnya telah ditulis menjadi ahli syurga, kemudian ( pada sisa umurnya ) dia
beramal dengan amalan ahli syurga maka dia akan masuk syurga “. ( H.R. Muslim )
USAHA
DAN IKHTIAR
Walau Allah bersifat Maha
Menentukan, namun karena Kemurahan dan Kebijakan Nya, manusia masih diberi
peluang untuk merubah nasibnya agar lebih baik, dengan ihtiar dan usaha manusia
Allah akan mengubah ketentuan nya.
Walau
ketentuan Allah telah ditetapkan, tetapi manusia kan belum tahu ketetapan Nya,
maka agama mengajarkan agar manusia
tidak pasif, bahkan harus aktif dan optimis ! dengan melakukan usaha dan
berdo’a, kemudian pasrah pada Ketentuan Nya.
DIRUBAH
KARENA USAH
“ .......Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan
sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..... “. ( Q.S. Ar Ra’d 11 )
Umat Islam
di zaman keemasannya bisa mencapai kemajuan, karena selalu berpedoman pada Al
Quran, dan meninggalkan ketahayyulan dan kemusyrikan, sehingga membuatnya Al
Quran sebagai inspirasi yang selalu mendorong berfikir serta mendalami ilmu
pengetahuan, sehingga menumbuhkan para ilmuwan muslim yang bisa memberikan
pencerahan bahkan sampai ke daratan Eropah. Nama Ibnu Sina ( Ahli pengobatan )
dikenal di benua Eropah dengan nama Avesinia, Al Farabi, Ibnu Rusy ( Ave Ros )
dan sebagainya.
Dengan giatnya
usaha para ilmuan Muslim mereka jadi maju, dengan usahanya Allah merubah mereka
sehingga mengalami zaman keemasan.
MENETAPKAN
DAN MENGHAPUS
Walau Allah telah menetapkan
takdir Nya, namun karena Kemurahan dan Bijaksana Nya, Allah akan menghapus takdirnya bila manusia
mau berusaha mengubah nasibnya.
“Allah menghapuskan
apa yang Dia kehendaki dan menetapkan ( apa yang Dia
kehendaki ),
dan di sisi Nya lah
terdapat Ummul kitab ". ( Q.S. Ar Ra’d 39 )
DENGAN
DO’A
Disamping berusaha, do’a
harus pula dipanjatkan karena do’a mempunyai banyak manfaat dan kekuatan ghoib,
disini letak perbedaannya ihtiar seorang Muslim dan yang bukan.
“ Tidaklah seorang Muslim berdo’a, yang tidak mengandung kemaksiatan, dan
memutuska shilaturrahmi, melainkan Allah akan memberi satu dari tiga pemberian
: Allah akan menyegerakan ( mengabulkan ) do’anya, atau menundanya hingga hari
qiamat kelak, atau Allah menjauhkan dari keburukan yang setimpal dengannya “.
Salah seorang sahabat berkata : “ Jika demikian kami akan memperbanyak berdo’a
! “, beliau menjawab : “ Allah akan memperbanyak karunia Nya “. ( H.R. Bukhari )
Semoga
Allah menjadikan kita sebagai hamba yang giat berusaha dan berdo’a. Amiin.
KISAH TAULADAN
DO’ANYA SENANTIASA TERKABUL
Diriwayatkan dari Atho’ ia berkata : “ Bahwa Abu
Muslim al Khaulani apabila pulang dari Masjid ia bertakbir di depan pintu rumahnya,
kemudian isterinya pun bertakbir, jika ia berada dihalaman rumahnya ia
bertakbir pula, maka isterinya pun menjawab takbirnya.
Pada
suatu malam ia bepergian kemudian setiba di rumah ia bertakbir, namun tidak
seorangpun yang menjawab seperti biasanya.
Sebagai
isteri yang sholihah, setiap Abu Muslim pulang, isterinya selalu mengambilkan surban dan sandal untuknya, kemudian
menghidangkan makanan.
Namun setelah ia masuk ternyata ruangan gelap, karena
tidak ada lampu didalamnya, sementara itu ia menyaksikan isterinya sedang duduk
termenung, didalam rumah sambil menundukkan kepala dan memainkan sebatang kayu karena kelelahan, karena
tak punya pembantu.
Kemudian
Abu Muslim bertanya : “ Ada apa denganmu ? “, isterinya menjawab : “ Engkau
memiliki kedudukan di sisi Muawiyah, namun kita tidak memiliki pembantu, jika
saja engkau mau meminta pembantu kepadanya, tentu beliau akan membantu kita dan
pasti memberinya “. Sahutnya dengan suara iba.
Abu
Muslim sebagai orang yang selalu tekun beribadah dan tidak biasa meminta minta
kepada penguasa spontan menjawab dengan tegasnya : “ Ya Allah siapa saja yang
telah merusak isteriku, maka butakanlah matanya ". Sebelumnya
memang ada seorang wanita yang mendatangi isteri Abu Muslim, sambil berkata : “
Suamimu mempunyai posisi menguntungkan, dimata Muawiyah, alangkah bahagianya
sekiranya kamu berbicara pada suamimu agar ia meminta seorang pembantu kepada
Muawiyah, tentu beliau akan memenuhi permintaan suamimu “.
Ketika wanita ( penghasut ) tadi sedang duduk
di rumahnya, tiba tiba ia tidak bisa melihat, ia bertanya : “ Mengapa lampu
kalian padam ? “, orang orang sama menjawab : “ Tidak “. Maka sadarlah ia akan
kesalahan yang telah diperbuatnya, tentang hasutan pada suami Abu Muslim.
Kemudian
dengan segera ia menemui Abu Muslim sambil menangis, ia mohon agar Abu muslim sudi
memaafkannya dan berdo’a demi kesembuhan matanya.
Karena Abu
Muslim merasa kasihan kepadanya, kemudian Abu Muslim berdo’a untuk kesembuhannya,
dan Allah mengabulkan do’anya dengan mengembalikan penglihatannya.
Demikian
mulia Abu Muslim yang memiliki kehormatan diri, alau dekat dengan penguasa
namun tak suka meminta minta pada penguasa, justru lebih suka meminta pada Yang
Maha Kuasa, pantas bila do’nya selalu diperhatikan dan dikabulkan Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar