Rabu, 10 September 2014

BISAKAH TAKDIR BERUBAH ?

     
BISAKAH TAKDIR BERUBAH ?
     
“ Binasalah manusia, alangkah amat sangat kekafirannya ?, dari apakah Allah menciptakannya ?, dari setetes mani, Allah menciptakannya lalu menentukan Nya. Kemudian Dia memudahkan jalannya, kemudian Dia mematikannya dan memasukkannya ke dalam kubur “. ( Q.S. ‘Abasa 17-21 )
             
Betapa Pandai dan Kuasa Nya Allah menciptakan manusia yang berasal dari air mani yang sangat hina, sehingga menjadi makhluk yang indah dan paling sempurna kejadiannya.
Yang didahului dengan menentuan fase fase kejadiannya dan  menentukan pula umur, rezki, dan nasibnya.
Kemudian dimudahkan pula proses kelahirannya, dan diberinya pula petunjuk, jalan yang benar dan yang salah dengan petunjuk agama dan kecanggihan akalnya.
Pada waktu yang telah ditentukan pula, Allah akan mematikannya bila tiba saatnya.
Begitu Kuasa Nya Allah, dalam mencipta dan menentukan, menurut Kuasa dan Kehendak Nya !. 
HIKMAH BERIMAN
Dalam hadits yang panjang Nabi s.a.w. ditanya oleh Malaikat Jibril tentang iman, pertanyaan Malaikat Jibril ini merupakan pelajaran bagi para sahabat, dengan methode tanya jawab, agar mudah difahami.
“..........Terangkan kepadaku tentang iman !, Nabi s.a.w. menjawab : “ Ialah bahwa engkau percaya akan Allah, Malaikat Nya, Kitab kitab Nya, Rasul Rasul Nya, hari kemudian, dan percaya akan takdir baik dan takdir buruk “, orang itu ( Malaikat Jibril ) barkata : “ Benar engkau ! “.  ( H.R. Muslim )
Sangat beruntung bagi yang beriman, karena diberi tahu tentang hal hal ghoib, hal hal yang akan datang, termasuk mempercayai adanya takdir baik dan buruk. 
Dengan demikian bila terjadi nasib kurang menguntungkan tak kan kecewa, karena takdir baik dan buruk merupakan Ketentuan Nya, dan bila terjadi mushibah ia akan siap menghadapinya dengan tenang dan tabah, karena ia faham bahwa mushibah merupakan ujian, yang bakal mendatangkan ampunan.
MENETAPKAN SEBELUM DICIPTAKAN
Sebelum Allah menciptakan makhluk Nya, maka ditetapkan pula mushibahnya, tidak hanya pada manusia saja bahkan yang ada dipermukaan bumi juga, semua ditetapkan Nya dalam kitab ( laugh mahfudz ).
“ Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan ( tidak pula ) pada dirimu sendiri, melainkan telah tertulis dalam kitab ( Laugh Mahfudz ) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. ( Kami jelaskan yang demikian itu ) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang terlepas  dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan Nya kepadamu, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri “.  ( Q.S. Al Hadid 22-23 )
Dengan penjelasan ini, manusia agar tidak terlalu gembira ketika berhasil cita citanya sehingga tidak lepas kontrol, tak sombong, dan lupa kepada karunia Nya. Demikian pula bila gagal yang dicita citakannya agar tidak terlampau susah dibuatnya, karena faham bahwa yang demikian itu merupakan ketetapan Nya.     
DITETAPKAN DALAM KANDUNGAN
Dari ‘Abdullah r.a. katanya : “ Rasulullah s.a.w. yang mutlak benar menceritakan kepada kami, sesungguhnya proses penciptaan seseorang kamu setelah berada dalam perut ibunya selama 40 hari, kemudian dia menjadi ‘alaqoh ( segumpal darah ) selama 40 hari. Kemudian menjadi mudhghoh ( segumpal daging ) selama 40 hari. Kemudian diutus Malaikat meniupkan ruh kepadanya. Kemudian diperintahkan kepada Malaikat menuliskan empat ketetapan, yaitu mengenai rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagia. Maka demi Allah yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang yang beramal  dengan amalan ahli syurga sehingga jaraknya ke syurga hanya tinggal sehasta, tetapi suratan takdirnya menetapkan dia menjadi ahli neraka, kemudian dia beramal ( pada sisa umurnya ) dengan amalan ahli neraka, maka dia akan masuk neraka. Sebaliknya seseorang yang beramal dengan amalan sehingga jaraknya ke neraka hanya tinggal sehasta, tetapi suratan takdirnya telah ditulis menjadi ahli syurga, kemudian ( pada sisa umurnya ) dia beramal dengan amalan ahli syurga maka dia akan masuk syurga “. ( H.R. Muslim )           
USAHA DAN IKHTIAR
Walau Allah bersifat Maha Menentukan, namun karena Kemurahan dan Kebijakan Nya, manusia masih diberi peluang untuk merubah nasibnya agar lebih baik, dengan ihtiar dan usaha manusia Allah akan mengubah ketentuan nya.
Walau ketentuan Allah telah ditetapkan, tetapi manusia kan belum tahu ketetapan Nya, maka agama mengajarkan agar manusia tidak pasif, bahkan harus aktif dan optimis ! dengan melakukan usaha dan berdo’a, kemudian pasrah pada Ketentuan Nya.
DIRUBAH KARENA USAH
“ .......Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..... “.  ( Q.S. Ar Ra’d 11 )
Umat Islam di zaman keemasannya bisa mencapai kemajuan, karena selalu berpedoman pada Al Quran, dan meninggalkan ketahayyulan dan kemusyrikan, sehingga membuatnya Al Quran sebagai inspirasi yang selalu mendorong berfikir serta mendalami ilmu pengetahuan, sehingga menumbuhkan para ilmuwan muslim yang bisa memberikan pencerahan bahkan sampai ke daratan Eropah. Nama Ibnu Sina ( Ahli pengobatan ) dikenal di benua Eropah dengan nama Avesinia, Al Farabi, Ibnu Rusy ( Ave Ros ) dan sebagainya.
Dengan giatnya usaha para ilmuan Muslim mereka jadi maju, dengan usahanya Allah merubah mereka sehingga mengalami zaman keemasan.
MENETAPKAN DAN MENGHAPUS
Walau Allah telah menetapkan takdir Nya, namun karena Kemurahan dan Bijaksana Nya,  Allah akan menghapus takdirnya bila manusia mau berusaha mengubah nasibnya.
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan ( apa yang Dia kehendaki ), dan di sisi Nya lah terdapat Ummul kitab ". ( Q.S. Ar Ra’d 39 )
DENGAN DO’A
Disamping berusaha, do’a harus pula dipanjatkan karena do’a mempunyai banyak manfaat dan kekuatan ghoib, disini letak perbedaannya ihtiar seorang Muslim dan yang bukan. 
“ Tidaklah seorang Muslim berdo’a, yang tidak mengandung kemaksiatan, dan memutuska shilaturrahmi, melainkan Allah akan memberi satu dari tiga pemberian : Allah akan menyegerakan ( mengabulkan ) do’anya, atau menundanya hingga hari qiamat kelak, atau Allah menjauhkan dari keburukan yang setimpal dengannya “. Salah seorang sahabat berkata : “ Jika demikian kami akan memperbanyak berdo’a ! “, beliau menjawab : “ Allah akan memperbanyak karunia Nya “.  ( H.R. Bukhari )
Semoga Allah menjadikan kita sebagai hamba yang giat berusaha dan berdo’a. Amiin.


                                    KISAH TAULADAN
                       DO’ANYA SENANTIASA TERKABUL
Diriwayatkan dari Atho’ ia berkata : “ Bahwa Abu Muslim al Khaulani apabila pulang dari Masjid ia bertakbir di depan pintu rumahnya, kemudian isterinya pun bertakbir, jika ia berada dihalaman rumahnya ia bertakbir pula, maka isterinya pun menjawab takbirnya.
Pada suatu malam ia bepergian kemudian setiba di rumah ia bertakbir, namun tidak seorangpun yang menjawab seperti biasanya.
Sebagai isteri yang sholihah, setiap Abu Muslim pulang, isterinya selalu  mengambilkan surban dan sandal untuknya, kemudian menghidangkan makanan. 
Namun setelah ia masuk ternyata ruangan gelap, karena tidak ada lampu didalamnya, sementara itu ia menyaksikan isterinya sedang duduk termenung, didalam rumah sambil menundukkan kepala dan  memainkan sebatang kayu karena kelelahan, karena tak punya pembantu.
Kemudian Abu Muslim bertanya : “ Ada apa denganmu ? “, isterinya menjawab : “ Engkau memiliki kedudukan di sisi Muawiyah, namun kita tidak memiliki pembantu, jika saja engkau mau meminta pembantu kepadanya, tentu beliau akan membantu kita dan pasti memberinya “. Sahutnya dengan suara iba.
Abu Muslim sebagai orang yang selalu tekun beribadah dan tidak biasa meminta minta kepada penguasa spontan menjawab dengan tegasnya : “ Ya Allah siapa saja yang telah merusak isteriku, maka butakanlah matanya ". Sebelumnya memang ada seorang wanita yang mendatangi isteri Abu Muslim, sambil berkata : “ Suamimu mempunyai posisi menguntungkan, dimata Muawiyah, alangkah bahagianya sekiranya kamu berbicara pada suamimu agar ia meminta seorang pembantu kepada Muawiyah, tentu beliau akan memenuhi permintaan suamimu “.
Ketika wanita ( penghasut ) tadi sedang duduk di rumahnya, tiba tiba ia tidak bisa melihat, ia bertanya : “ Mengapa lampu kalian padam ? “, orang orang sama menjawab : “ Tidak “. Maka sadarlah ia akan kesalahan yang telah diperbuatnya, tentang hasutan pada suami Abu Muslim.
Kemudian dengan segera ia menemui Abu Muslim sambil menangis, ia mohon agar Abu muslim sudi memaafkannya dan berdo’a demi kesembuhan matanya.
Karena Abu Muslim merasa kasihan kepadanya, kemudian Abu Muslim berdo’a untuk kesembuhannya, dan Allah mengabulkan do’anya dengan mengembalikan penglihatannya.

Demikian mulia Abu Muslim yang memiliki kehormatan diri, alau dekat dengan penguasa namun tak suka meminta minta pada penguasa, justru lebih suka meminta pada Yang Maha Kuasa, pantas bila do’nya selalu diperhatikan dan dikabulkan Nya.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar