Senin, 01 September 2014

HIKMA DIBALIK SAKIT


HIKMAH DIBALIK SAKIT
OLEH :  H. M. FARID ANWAR
" Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku ".
( Q.S. As Syu'ara' 80 )
                    Sakit memang tak nyaman, karena badan sangat terganggu tak karuan, beda dengan dikala sembuh, badan terasa nikmat dan nyaman. Disini sangat terasa bedanya, bila dicabut rahmat Allah berupa kesehatan.
                   Dengan demikian baru bisa merasakan, betapa Allah selalu menjaga dan memberikan, karuniaNya yang tak dapat dihitung dengan bilangan. Ketika sakit banyak berkeluh kesah dan umpatan, seolah Allah tak memperhatikan, padahal tatkala sehat lupa bersukur pada pemberian, yang senantiasa dicurahkan Yang Maha Rahman.
HIKMAH ADANYA PENYAKIT
                  Kehidupan memang dirancang ada kekurang sempurnaan, agar ada keseimbangan, dan pembagian rizki dalam kehidupan.
                  Berkat adanya orang sakit, ilmu pengetahuan jadi ikut berkembang, seiring dengan datangnya penyakit yang selalu berkembang. Para ilmuan sama berlomba mengadakan penelitian, guna menemukan obat bagi proses penyembuhan, dengan demikian ikut memacu para teknisi menciptakan peralatan canggih sebagai penunjang. Laboratoriumpun banyak dibangun sebagai tempat pengujian. Pabrik obat banyak dibangun dan didirikan, guna memproduksi obat obatan.
                  Bahkan poliklinik, rumah sakit, dari tipe biasa sampai setingkat hotel berbintang  sama didirikan, betapa banyak karyawan dilibatkan, dengan demikian dapat menambah lapangan pekerjaan, sekaligus mengurangi angka pengangguran.  Subhaanallah, alangkah pandainya Allah merancang kehidupan.               
                 Lebih lebih dosen fakultas kedokteran, para dokter, perawat, analis medis, dan karyawanpun sama ikut merasakan, berkat adanya pasien yang memerlukan perawatan. Dengan demikian mestinya para pasien bersyukur karena ikut andil memberikan, sejumlah biaya pengobatan, sehingga disisi lain dapat memberikan dan menumbuhkan lahan garapan, yang sangat bermanfaat bagi kehidupan.
BERSIKAP POSITIF
                Orang yang sakit alias pasien, hendaknya sadar jangan terlalu egois berketerusan !, agar tak tersiksa berkepanjangan, maunya sih ingin sehat terus tanpa penyakitan. Ini berarti menentang ketentuan yang telah digariskan.
                Bila tak  tak mau  kembali pada tuntunan, akan berakibat hidupnya selalu menderita karena penuh kekecewaan, yang akan berakibat memperlambat proses kesembuhan. Karena kesembuhan tidak hanya tergantung pada obat obatan, namun kondisi jiwa juga sangat ikut menentukan !.         
SAKIT ADALAH UJIAN
                    Maka agama tampil secara prima dengan memberikan tuntunan, agar pemeluknya tahu arah dalam menghadapi halangan. Dengan memahami agama akan  beruntung dan berbahagia karena tahu jalan, tak panik dan kelabakan, karena tahu dan faham rahasia kehidupan, yang telah diajarkan.
              Dengan demikian ia akan menerima dengan rela, tak kecewa bila menghadapi masalah, tak panik bila ditimpa sakit yang mengenainya. Karena tahu dan faham skenarionya, sehingga faham cara menghadapi dan menangkalnya.
              Sakit bukan adzab melainkan ujian, ujian pasti diberikan kepada yang mengaku beriman, guna meningkatkan peringkat keposisi lebih dekat kepada Tuhan.  
             " Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ? ".         (Q. S. Al Ankabut 2 )
             Sehat harus terus diusahakan !, namun bila takdir sudah digariskan, takkan bisa dielakkan. Dengan menyadari bahwa sakit adalah ujian, maka sikap jiwa akan tenang, tidak panik dan kelabakan, karena sudah faham, bahwa akan menerima pahala dan ampunan dari yang Maha Menentukan. 
SEBAGAI PENGHAPUS DOSA
                 " Tidaklah seorang mukmin tertimpa penderitaan berupa penyakit atau perkara lainnya, kecuali Allah hapuskan dengan kejelekan kejelekannya ( dosa dosanya ) sebagaimana pohon menggugurkan daunnya ".   ( H.R. Bukhari Muslim )
MEMPEROLEH DERAJAT
                  " Allah tidak menguji hambaNya yang beriman, menyangkut dirinya, hartanya, atau anaknya, kecuali untuk salah satu dari dua tujuan, yakni mungkin ia mempunyai dosa yang tak tak bisa diampunkan, kecuali dengan ujian ini, atau ia akan memperoleh derajat disisi Allah yang tak bisa dicapainya kecuali dengan ujian ini ".                                                                                                 ( H.R. Bukhari ) 
MEMPEROLEH KEBAIKAN
                    " Tidaklah suatu musibah menimpa urat seorang mukmin, kecuali dengannya Allah akan menghapus kesalahannya, menetapkan kebaikan baginya, dan akan mengangkat derajatnya ".                                                    ( H.R. Thabrani )   
 JALAN MENUJU SYURGA
                    " Ada seorang wanita yang menghadap Nabi s.a.w. seraya berkata : " Aku terkena penyakit ayan dan terkadang sebagian tubuhku tersingkap, do'akan aku ", Nabi s.a.w. bersabda kepadanya : " Jika engkau mau bersabarlah, dan bagimu syurga sebagai balasannya. Atau jika engkau mau maka aku akan berdo'a kepada Allah, sehingga Dia menyembuhkanmu. Wanita shahabiyah itu berkata : " Aku akan bersabar ", kemudian ia berkata lagi : " Sesungguhnya lantaran penyakit ayan ini sebagian tubuhku biasa tersingkap, maka berdo'alah kepada Allah untukku agar tubuhku tak tersingkap ". Kemudian Nabi s.a.w. mendo'akan. 
                                                                                                                  ( H. R. Bukhari )
                Ibnu Abbas bertanya kepada 'Atha' : " Maukah kamu aku perlihatkan kepadamu wanita ahli syurga ? ", 'Atha' menjawab :  " Tentu ". Kemudian Ibnu Abbas berkata : " Wanita ini ", Ibnu Abbas sambil menunjuk kepada kepada wanita tersebut, kemudian ia meriwayatkan hadits diatas. (Risalah ila kulli maridl, Dr. Abdul Muhdi Abdul Hadi)
                   Untuk menuju syurga memang banyak rintangan yang tak mengenakkan, beda dengan neraka yang penuh kesenangan.
                " Neraka itu dikelilingi oleh hal hal yang disenangi, dan Syurga itu dikelilingi oleh hal hal yang tidak disenangi ".                                     ( H.R. Bukhari )   
TIAP PENYAKIT ADA OBATNYA
                    " Berobatlah wahai hamba Allah, karena Allah tidak menciptakan kecuali juga menciptakan obatnya, kecuali satu penyakit yaitu tua ".             ( H.R. Ahmad )
                Atas kemurahan dan belas kasih Allah, walau menciptakan penyakit namun  Allah tetap memberikan obat penangkalnya, tinggal manusia yang harus berusaha mencarinya. Namun Nabi s.a.w. melarang untuk berobat dengan yang haram, apalagi mengandung kemusyrikan.   
KETANGGUHAN DAN KEAJAIBAN SEORANG MUKMIN
                   Demikian hebatnya kwalitas seorang mukmin sampai Nabi s.a.w. bersabda :

                   " Sungguh menakjubkan urusan yang beriman itu, seluruh urusannya adalah kebaikan baginya, dan hal itu tak mungkin terjadi selain pada diri seorang yang beriman. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, sehingga yang demikian itu adalah kebaikan baginya. Jika ia mendapat cobaan maka ia bersabar, sehingga yang demikian itu menjadi kebaikannya pula ".                      ( H.R. Bukhari Muslim )     


MUTIARA HADITS               
              Bagi seorang muslim mushibah merupakan hal biasa, hal yang tak mengagetkan, karena ia sudah faham liku liku kehidupan, dengan demikian ia tahu jalan, karena punya pegangan dan pedoman yang telah diajarkan.
               Mushibah yang menimpa dihadapinya dengan tabah, bukan dengan kepanikan dan resah, karena ia sadar bahwa mushibah merupakan ujian dari Allah ta'ala, dalam rangka meningkatkan kwalitas iman yang diyakininya.
              Baginya dibalik mushibah pasti ada hikmah yang bakal diterima, tinggal menunggu apa rahasia dibalik hikmah yang bakal diterima. Karena memang demikian  agama  mengajarkannya.
               Dalam menghadapi mushibah Allah sudah memberikan firman :
                " Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: " Inna lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun ".                          
                                                                                              ( Q.S. Al Baqoroh 155- 156 )
               Dan Nabi s.a.w. juga memberikan tuntunan dalam menghadapi mushibah.               
              Dari Ummi Salamah bahwa ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : " Kalau seorang seorang hamba tertimpa mushibah kemudian berdo'a  
INNAA LILAAHI WA INNAA ILAIHI ROOJI'UUN
ALLOOHUMMAA AJIRNII FII MUSHIIBATII WAKHLUFLII KHOIROMMINHA
            ( " Sesungguhnya kami dari Allah, dan sesungguhnya kami akan kembali kepadaNya. Ya Allah berilah pahala pada mushibahku ini, dan berilah ganti yang lebih baik darinya ".
            " Tentulah Allah memberikan pahala dan ganti kebaikan padanya ".
                                                                                ( H.R. Muslim, Ahmad, Ibnu Majah )
             Begitu nyaman dirasakan bila ajaran agama difahami dan diamalkan, sehingga tidak panik dan kelabakan dalam menghadapi ujian, hatinya jadi tabah dan tenang. masa depannya dihadapi dengan optimis bukan pesimis, karena do'a sudah disampaikan pada yang memberikan ujian. Tinggal menunggu rahasia hikmah yang bakal diberikan oleh yang Maha Menentukan.     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar