Jumat, 12 September 2014

PERTOLONGAN DI PERANG BADAR




      PERTOLONGAN DI PERANG BADAR

( Ingatlah ) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu diperkenankan Nya bagimu : " Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut turut ". 
    ( Q.S. Al Anfal 9 )
Perang adalah satu satunya cara dalam agama bila memang terpaksa. Namun perang bukan satu satunya cara dalam memecahkan masalah, karena umat Islam adalah umat yang ramah dan saling menghargai sesama manusia, walau berbeda agama. 
Bahkan agama tak pernah memaksakan keyakinan kepada orang yang beda agama. Justru hubungan antar manusia pun sangat ditekankan dalam agama.
IDEOLOGI MENENTUKAN
Napoleon Bonaparte pernah menyatakan bahwa sukses peperangan 75 % ditentukan oleh ideologi, 25 % oleh perlengkapan perang. 
Kiranya pernyataan tersebut ada benarnya, bukankah ketika perang Badar pasukan Muslimin yang hanya berjumlah 319 personil mampu menghadapi 1000 pasukan musyrikin.
Mengapa mereka mampu menghadapi, walau jumlah mereka hanya 1/3 jumlah pasukan musuh ?, karena mereka punya keyakinan ( ideologi ) yang kuat, bahwa mati dalam membela kalimat tauhid, syahid hukumnya dan dijamin syurga. Ditambah pula keyakinannya bahwa Allah pasti akan memberikan pertolongan. 
Kenyataan ini terbukti ketika kaum Muslimin mendapat kemenangan ketika  perang Badar, sebagaimana yang diriwayatkan oleh imam Muslim. 
PERANG BADAR
" Dari Umar bin Khaththab r.a. katanya : “ Pada hari terjadinya perang Badar Rasulullah s.a.w. melihat kaum musyrikin semuanya berjumlah 1000 orang, sedangkan para sahabat beliau hanya berjumlah 319 orang.
BERDO’A
Nabi s.a.w. menghadap ke kiblat kemudian beliau menadahkan kedua tangannya kelangit kemudian beliau berdo’a : “ Alloohumma anjiz lii maa wa’adtani, Alloohumma aati ma wa’adtani, Alloohumma intuhlika haadzihil ‘ishabata min ahlil Islam laa tu’bad fil ardhi “ ( ya Allah tepatilah janji Mu kepadaku, ya Allah berilah aku apa yang telah Engkau janjikan kepadaku, ya Allah jika pasukan Islam yang berjumlah sedikit ini musnah, niscaya tidak ada lagi yang orang yang akan menyembah Mu di muka bumi ini ). Demikian beliau senantiasa berdo’a kepada Tuhan Nya mengangkat kedua tangannya sambil menghadap ke kiblat, sehingga selendang beliau terlepas dari bahunya. Abu Bakar r.a. mendatangi Nabi s.a.w. kemudian diambilnya selendang beliau dan diletakkannya kembali ke bahu beliau, kemudian dia senantiasa berada di belakang beliau. Kata Abu Bakar : “ Ya Nabiyallah cukuplah kiranya anda munajat dengan Allah, karena Dia pasti akan menepati janji Nya kepada anda “.
DO’A DIKABULKAN
Kemudian Allah menurunkan ayat :  ( Ingatlah ) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu diperkenankan Nya bagimu : " Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut turut ". ( Q.S. Al Anfal 9 ). Maka Allah membantu Nabi s.a.w. dengan seribu orang pasukan Malaikat.
PASUKAN MALAIKAT
Kata Abu Zumail ibnu Abbas mengabarkan kepadanya bahwa pada hari itu ketika seorang tentara Islam mengejar tentara musyrikin yang berada di depannya tiba tiba terdengar olehnya bunyi suara cambuk di atas ( kepala si musyrik ) dan suara seorang penunggang kuda berkata : “ Ayo maju haizum (nama kuda tunggangan Malaikat).
TUBUH MENGHIJAU MUKA TERBELAH
Tiba tiba dilihatnya musyrik yang berada di depannya telah jatuh tewas terlentang dengan hidungnya bengkak, mukanya terbelah seperti seperti bekas bekas pukulan cambuk dan seluruh tubuhnya menghijau. 
Tentara Muslim Anshar itu datang melaporkan peristiwa itu kepada Nabi s.a.w. kata beliau : “ Ceritamu itu benar belaka, itu adalah pertolongan Allah dari langit ketiga “.
70 PRAJURIT MUSYRIKIN TEWAs
Pada hari itu pasukan muslim dapat menewasakan 70 orang pasukan musyrikin dan menawan mereka 70 orang. Kata Abu Zumail selanjutnya Ibnu Abbas mengatakan bahwa tatkala tawanan telah mereka tahan.
MUSYAWARAH
Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Abu Bakar dan Umar r.a. : “ Bagaimana pendapatmu mengenai tawanan ini ? “.
PENDAPAT ABU BAKAR
Jawab Abu Bakar : “ Ya Nabiyallah mereka itu adalah anak anak paman dan famili kita, aku berpendapat sebaiknya kita pungut tebusan dari mereka. Dengan begitu kita akan bertambah kuat atas orang orang kafir, semoga Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk memeluk Islam “. Kemudian Rasulullah s.a.w. bertanya pula kepada Umar r.a. : “ Bagaimana pendapatmu hai Ibnu Khaththab “.
PENDAPAT UMAR R.A.
jawabku : “ Tidak demi Allah ya Rasulullah aku tidak sependapat dengan Abu Bakar, aku berpendapat agar anda memberi kesempatan kepada kami untuk memenggal leher mereka, berilah kepada Ali untuk memenggal leher si ‘Uqail, berilah kesempatan kepadaku untuk untuk memenggal leher si fulan ( keluarga Umar sendiri ), karena mereka ini  adalah para pemimpin kaum kafir dan pembesar mereka.
PENDAPAT UMAR DISETUJUI
Rasulullah s.a.w. menyetujui pendapat Abu Bakar r.a. tidak menyetujui pendapatku. Keesokan harinya aku menemui Rasulullah s.a.w. aku dapati beliau sedang duduk menangis berdua dengan Abu Bakar r.a. kemudian aku berkata : “ Ceritakan kepadaku apa sebabnya anda berdua menangis, jika aku merasa terharu aku akan turut menangis juga karena tangis anda berdua ? “. Jawab Rasulullah s.a.w. : “ Aku menangis karena tebusan yang dipungut sahabatmu terhadap para tawanan itu, terasa bagiku lebih murah dari harga kayu ini ( sambil beliau menunjukkan sebuah kayu didekat beliau ).
FIRMAN TURUN
Kemudian Allah menurunkan ayat : “ Tidak pantas bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum dia melumpuhkan musuhnya di muka bumi ......hingga firman Nya ....Maka makanlah olehmu sebagian harta rampasan.....( Q.S. Al Anfal 67- 69 ). Karena itu Allah menghalalkan harta rampasan bagi mereka ". ( H.R. Muslim )  
Berkat kekokohan iman dan ketawakkalannya  kepada Allah, sehingga timbul semangat dan keberanian. Ditambah pula do’a Nabi s.a.w., sehingga Allah menurunkan pertolongan Nya dengan bala bantuan pasukan 1000 Malaikat dari langit, sehingga kaum musllimin mendapat kemenangan telak di perang Badar.                                                                                                                                    
                                          
                                                        
                                        KISAH TAULADAN
       IKRIMAH BIN ABI JAHAL

Nama lengkap Ikrimah bin Amr bin Hisyam Al Makhzumi, biasa dipanggil Abu Utsman, adalah putra Abu Jahal tokoh musyrik Mekkah, Ikrimah dan ayahnya sangat membenci dan memusuhi Nabi s.a.w.
Pada saat pembebasan kota Mekkah, Rasulullah s.a.w. menghalalkan darah Ikrimah, Ikrimah melarikan diri ke pelabuhan Jeddah dan menumpang kapal. 
Di tengah samudra ombak dan badai menerjang kapalnya, nakhoda kapal berkata kepada para penumpang : “ Ikhlaskan saja sesungguhnya Tuhan kalian tidak berguna bagi kalian dalam kondisi seperti ini “. 
Ikrimah menjawab : “ Demi Tuhan, jika tidak ada sesuatu yang menyelamatkanku di tengah lautan ini kecuali ikhlas, maka tidak ada yang dapat menyelamatkanku di daratan selain Nya. Ya Allah aku berjanji kepada Mu, jika Engkau menyelamatkanku dari amukan badai ini, aku akan menemui Muhammad hingga aku menyalaminya dan aku tidak akan mendapatinya kecuali seorang seorang pemberi maaf yang mulia “. 
Allah akhirnya menyelamatkan jiwanya, dia kembali ke Mekkah dan mengikrarkan diri memeluk Islam.
Kemudian Rasulullah s.a.w. melarang kaum Muslimin untuk mencela ayah Ikrimah ( Abu Jahal ) yang telah wafat. Rasulullah juga melarang mereka memanggil Ikrimah dengan panggilan Ikrimah bin Abu Jahal.
Saat Ikrimah datang Rasulullah s.a.w. berdiri sambil mengucapkan : “ Selamat datang penumpang kapal yang muhajir ! “. Ikrimah menjawab : “ Wahai Rasulullah aku bersumpah demi Allah, aku tidak akan membiarkan dana yang pernah aku pergunakan memerangimu, melainkan akan aku ganti berlipat ganda demi perjuangan di jalan Allah “.
Dia sering meletakkan mushaf di wajahnya sambil berkata : “ Ini adalah kitab Tuhanku, ini adalah kitab Tuhanku “.
Abu Bakar pernah menugaskan sebagai pemimpin pasukan ke Amman, ke Yaman dan ke Syam dalam rangka menumpas orang orang yang murtad.
Dalam perang Yarmuk Ikrimah berorasi : “ Siapa diantara kalian yang siap berjanji akan berjuang sampai titik darah penghabisan ? “, setelah itu 400 prajurit bersedia melakukan janji dan akhirnya mereka memperoleh kemenangan gemilang dalam pertempuran tersebut.
Ikrimah gugur sebagai syahid dalam perang Al Yarmuk pada 13 H. di masa pemerintahan Abu Bakar, di jasadnya terdapat lebih dari 70 luka bekas tikaman pedang, tombak dan anak panah.                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar