Minggu, 28 September 2014

HIKMAH DAN KEKUATAN ISTIRJA'



HIKMAH DAN KEKUATAN ISTIRJA' 
                                 
“ Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar, ( yaitu ) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : " Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun ". 
( Q.S. Al Baqarah 155-156 )

Hidup didunia tidak akan mulus selamanya, karena kehidupan dunia merupakan batu loncatan untuk menuju kehidupan kedua, yang kekal dan abadi.
Kehidupan dunia bagai menggarap lahan perkebunan, adakalanya subur dan menghasilkan keuntungan, bahkan ada yang terserang hama sehingga berakibat  menderita kerugian.                                                                                                                                                                                    
UJIAN
Bagi yang kuat imannya, ketidak mulusan akan dinikmati dengan lapang dada, karena ia faham tujuan hidupnya, karena hidup pasti dihiasi dengan cobaan dari yang Maha Kuasa, dalam rangka meningkatkan kualitas iman, juga merupakan tanda bahwa dia dicintai Tuhan.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : " kami telah beriman ", sedang mereka tidak diuji lagi ? ”. ( Q.S. Al Ankabut 2 )
Ujian bisa berupa ketakutan, kekurangan harta, buah buahan, kematian dan sebagainya. Dan tidak ada satu pun cobaan yang enak rasanya, namun enak dan tidaknya tergantung bagaimana cara menyikapinya.

ISTIRJA’
Maka satu satunya sikap pertama yang diajarkan dalam menghadapi mushibah, ialah mengucapkan kalimat istirja’ dengan ikhlas dan husyu’ dalam melafadzkannya :       
" Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji'uun " ( Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada Nya lah kami kembali ).
   Bila kalimat ini dibaca dan dihayati, artinya difahami maknanya dan dihayati hakekatnya maka jiwa akan terasa tenang dan nyaman dibuatnya, betapa tidak ?.

SYUKUR NIKMAT
Bukankah hidup yang telah dinikmati, berkat banyaknya karunia yang diberikan Allah pada manusia, saking banyaknya karunia sehingga sulit untuk menghitungnya, namun sayang banyak yang melupakan tidak menyadari nya.
    " Dan jika kamu menghitung hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ". ( Q.S. An Nahl 18 )
     Bila ayat ini dicamkan, diingat dan diungkapkan dengan cara selalu mensyukuri dikala sehat, dikala hidup dalam keadaan normal, tidak ada halangan, maka hati akan merasakan nyaman dan tenang, karena hatinya kaya dengan vitamin, bukankah rasa syukur merupakan vitamin jiwa ?!.      
JIWA SEHAT
Dengan selalu bersyukur membuat jiwa jadi subur, sehat dan tenang, ibarat tanaman sering disiram dan dirawat, akan subur berbuah yang menyenangkan bagi yang melihatnya.
jiwa sehat artinya imannya kokoh, mantap dan kuat, dengan demikian jiwanya tak mudah goyah terhadap cobaan yang datang setiap saat, akan membuahkan sikap sabar, tegar tahan uji terhadap mushibah yang menimpanya !.

KUFUR NIKMAT
        Beda dengan jiwa yang kering dan gersang, yang sering lupa kepada karunia Nya, sehingga dikala sehat, dikala hidup normal, lupa kepada karunia Tuhan Nya. Dengan demikian jiwanya miskin terhadap kesyukuran, berakibat imannya lemah, mudah goyah. Disebabkan hanya ingat kepada Allah disaat mushibah datang menimpanya saja.

LABIL
    Dengan demikian jelas jiwanya mudah lepas kontrol, mudah goncang, labil, karena jiwanya timpang, yang diingat hanya hal hal yang tidak nyaman saja, sehingga mudah mengeluh, mudah kecewa, mudah gelisah, mudah stress, karena kurangnya vitamin hati, vitamin rasa syukurnya kepada Allah Yang Maha Pemurah, Yang Maha pemberi Karunia yang tak terhingga.
      Maka membiasakan dan meningkatkan rasa syukur perlu dilatih, disaat normal, disaat sehat, disaat senang, disaat bahagia, disaat mendapat untung dan sebagainya, jangan sebaliknya !.

DARI DAN KEMBALI KEPADANYA
Disini pentingnya membaca dan menghayati kalimat istirja’, dengan membaca dan menghayati kalimat istirja’ dikala mendapat mushibah, berarti jiwanya harus sadar bahwa semuanya berasal dari Allah, termasuk jiwa raga dan hartanya adalah berasal dari dan milik Allah semata, yang merupakan amanah, merupakan titipan Nya yang harus dimanfaatkan sebaik baiknya.
Karena segalanya berasal dari Nya, maka bila suatu saat diminta pemilik Nya, maka jiwa harus siap, harus ridlo, harus ikhlas dalam menerima ketentuan Nya !, bila tidak justru jiwa jadi berontak, tidak terima, mudah kecewa, mengeluh dan merana dibuatnya.       

KEMBALI KEPADANYA
     Dengan menyebut dan menghayati kalimat istirja’, jiwa akan sadar bahwa mutlak semuanya akan kembali dan berpulang kepada Sang Pemiliknya.
       Dengan demikian bagi yang menghadapi mushibah dan segera menyebut kalimat istirja’, maka jiwa tak goncang, tak mudah resah, karena tahu hakekat hidup sebenarnya, karena semuanya pasti akan berpulang kepada Nya.
    Maka dalam menghadapi mushibah jangan memberi kesempatan sedetikpun pada setan untuk menggoda, maka segera ucapkan kalimat istirja’, agar tidak didahului bisikan setan yang akan membuat bingung dan menyesatkan !.  

MENDAPAT BERKAH, RAHMAT DAN PETUNJUK
       Maka sangat beruntung bagi yang suka melaksanakan tuntunan agama, betapa tidak ?. Dengan membaca kalimat istirja’ dikala mendapat mushibah, yang jelas akan mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan merupakan ciri dari orang yang mendapat petunjuk atau hidayah.
 “ Mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang orang yang mendapat petunjuk( Q.S. Al Baqarah 157 )
Berkah atau barokah maknanya kebaikan yang lebih dari sisi Allah, kebaikan yang lebih bisa berarti ampunan, pahala, derajat, kesehatan jasmani maupun rohani.   
Adapun rahmat maknanya belas kasih dari Allah, bayangkan begitu banyak balasan terhadap orang yang suka menjalankan tuntunan Nya, dan betapa rugi yang tidak mengamalkannya, berakibat berkah dan rohmat Allah menjauh darinya, sehingga ketika mushibah menimpanya, dirinya makin menderita dibuatnya.
      Ingat banyak kasus terjadi gara gara terlampau hanyut dalam kedukaannya, sehingga ada yang menderita gangguan jiwa, bila dibiarkan berketerusan akan bisa menjadi gila !.

CONTOH KASUS
       Karena jiwa yang lemah, ada seorang guru bercita cita menjadi guru negeri, namun ketika test ternyata tidak lolos, apa yang terjadi ?, jiwanya goncang, jiwanya mengalami gangguan, stress, karena cita citanya gagal, berakibat jiwanya terganggu, sehingga dalam keseharian tingkah lakunya berubah, alias gila, kasihan kan ?.
     Karena saking cintanya yang berlebihan kepada sang istri, sehingga ketika wafat kematiannya dirahasiakan, bahkan tiap hari sang istri selalu ditemaninya di tempat tidur, lucu kan ?, begini penyimpangan prilaku akibat tidak memahami hakekat hidup, sehingga mayat yang seharusnya dikubur justru ditemaninya terus, gila kan namanya ?!. begini akibat bagi orang yang tidak mau menerima takdir Allah, sehingga berprilaku menyimpang !.
    Ada juga lantaran cintanya gagal, sampai nekat mengakhiri hidup dengan meloncat dari gedung lantai 7, betapa nekatnya, sehingga berakhir dengan kematian yang fatal mengerikan. Begini akibat bila jiwa sakit, sehingga tidak bisa mengendalikan diri dan berakhir dengan kefatalan.
    Ada juga yang karena menggebunya berkeinginan menjadi bupati, tetapi gagal tidak terpilih, apa yang terjadi ?, jiwanya mengalami stress berat. 
Karena uang milyaran rupiah yang telah dikeluarkan eh.... ternyata tak bisa menghantarkannya ke jabatan bupati yang diidam idamkannya. 
Sehingga membuat tingkah lakunya berubah total, dalam keseharian sering berjalan jalan dengan bertelanjang bulat.  
Begini akibat bila lupa kepada tuntunan Sang Pencipta Nya !. Sehingga hanya mengutamakan dan memperturutkan nafsunya belaka : mencintai harta, mencintai jabatan, mencintai istri dan dunia yang tidak kekal adanya. Na’udzu billaahi min dzaalik.


KISAH TAULADAN
 MALAIKAT MENDENGARKAN BACAAN AL QURANNYA

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Khabab bahwasannya Abu Said Al Khudri meriwayatkan hadits kepadanya bahwa Usaid bin Al Hudhair ketika suatu malam membaca Al Qur’an ditempat penambatan, tiba tiba kudanya melompat.
Kemudian ia membaca lagi, kemudian kudanya melompat. Ia meneruskan bacaannya maka kudanya meloncat lagi.
Usaid berkata : “ Aku khawatir jika kuda ini akan menginjak Yahya, anakku. Maka aku bangkit mendekati kuda tersebut tiba tiba aku merasa berada dibawah naungan, seolah olah diatas kepalaku terdapat pelana yang melindungiku kemudian naik keudara sehingga bayangan itu tidak nampak olehku “.
Usaid berkata : “ Kemudian pada pagi hari aku menemui Rasulullah s.a.w. untuk memberitahukannya : “ wahai Rasulullah saya tadi malam berada dipenambatan kuda sambil membaca Al Qur’an, tanpa aku duga kudaku meloncat.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Itu malaikat yang sedang mendengarkan bacaanmu, sekiranya engkau terus membacanya niscaya pada pagi hari orang orang dapat melihat malaikat itu yang tidak pernah menampakkan dirinya “.  ( H.R. Muslim )


                                               MUTIARA DO’A
  AGAR PANDAI MENSYUKURI NIKMAT
" Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi, berilah kebaikan kepadaku dengan ( memberi kebaikan ) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang  orang yang berserah diri ". ( Q.S. Al Ahqaaf 15 )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar