HIKMAH DAN KEKUATAN ISTIRJA'
“ Dan
sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. dan
berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar, ( yaitu )
orang orang
yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan :
" Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi rooji'uun ".
( Q.S. Al
Baqarah 155-156 )
Hidup
didunia tidak akan mulus selamanya, karena kehidupan dunia merupakan batu
loncatan untuk menuju kehidupan kedua, yang kekal dan abadi.
Kehidupan
dunia bagai menggarap lahan perkebunan, adakalanya subur dan menghasilkan
keuntungan, bahkan ada yang terserang hama sehingga berakibat menderita kerugian.
UJIAN
UJIAN
Bagi yang kuat
imannya, ketidak mulusan akan dinikmati dengan lapang dada, karena ia faham tujuan
hidupnya, karena hidup pasti dihiasi dengan cobaan dari yang Maha Kuasa, dalam
rangka meningkatkan kualitas iman, juga merupakan tanda bahwa dia dicintai Tuhan.
“ Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan :
" kami
telah beriman ",
sedang mereka tidak diuji lagi ? ”. ( Q.S. Al Ankabut 2 )
Ujian bisa
berupa ketakutan, kekurangan harta, buah buahan, kematian dan sebagainya. Dan
tidak ada satu pun cobaan yang enak rasanya, namun enak dan tidaknya tergantung
bagaimana cara menyikapinya.
ISTIRJA’
Maka satu
satunya sikap pertama yang diajarkan dalam menghadapi mushibah, ialah
mengucapkan kalimat istirja’ dengan ikhlas dan husyu’ dalam melafadzkannya :
" Innaa lillaahi wa innaa
ilaihi rooji'uun " (
Sesungguhnya kami
adalah milik Allah dan kepada Nya lah
kami
kembali ).
Bila
kalimat ini dibaca dan dihayati, artinya difahami maknanya dan dihayati
hakekatnya maka jiwa akan terasa tenang dan nyaman dibuatnya, betapa tidak ?.
SYUKUR
NIKMAT
Bukankah
hidup yang telah dinikmati, berkat banyaknya karunia yang diberikan Allah pada
manusia, saking banyaknya karunia sehingga sulit untuk menghitungnya, namun
sayang banyak yang melupakan tidak menyadari nya.
" Dan jika kamu menghitung
hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitungnya. Sesungguhnya
Allah benar benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ". ( Q.S. An Nahl 18 )
Bila ayat ini dicamkan, diingat dan diungkapkan dengan
cara selalu mensyukuri dikala sehat,
dikala hidup dalam keadaan normal, tidak ada halangan, maka hati akan merasakan
nyaman dan tenang, karena hatinya kaya dengan vitamin, bukankah rasa syukur merupakan vitamin jiwa ?!.
JIWA SEHAT
Dengan selalu bersyukur membuat jiwa jadi
subur, sehat dan tenang, ibarat tanaman sering disiram dan dirawat, akan subur berbuah yang menyenangkan bagi yang melihatnya.
jiwa sehat artinya imannya kokoh, mantap dan kuat, dengan demikian jiwanya tak mudah goyah terhadap
cobaan yang datang setiap saat, akan membuahkan sikap sabar, tegar tahan uji terhadap mushibah yang menimpanya !.
KUFUR
NIKMAT
Beda dengan jiwa yang kering
dan gersang, yang sering lupa kepada karunia Nya, sehingga dikala sehat, dikala
hidup normal, lupa kepada karunia Tuhan Nya. Dengan demikian jiwanya miskin terhadap
kesyukuran, berakibat imannya lemah, mudah goyah. Disebabkan hanya ingat kepada
Allah disaat mushibah datang menimpanya saja.
LABIL
Dengan
demikian jelas jiwanya mudah lepas kontrol, mudah goncang, labil, karena jiwanya timpang,
yang diingat hanya hal hal yang tidak nyaman saja, sehingga mudah mengeluh, mudah
kecewa, mudah gelisah, mudah stress, karena kurangnya vitamin hati, vitamin
rasa syukurnya kepada Allah Yang Maha Pemurah, Yang Maha pemberi Karunia yang
tak terhingga.
Maka membiasakan dan meningkatkan rasa
syukur perlu dilatih, disaat normal, disaat sehat, disaat senang, disaat
bahagia, disaat mendapat untung dan sebagainya, jangan sebaliknya !.
DARI
DAN KEMBALI KEPADANYA
Disini
pentingnya membaca dan menghayati kalimat istirja’, dengan membaca dan
menghayati kalimat istirja’ dikala mendapat mushibah, berarti jiwanya harus
sadar bahwa semuanya berasal dari Allah, termasuk jiwa raga dan hartanya adalah
berasal dari dan milik Allah semata, yang merupakan amanah, merupakan titipan
Nya yang harus dimanfaatkan sebaik baiknya.
Karena segalanya berasal dari Nya, maka bila suatu saat diminta
pemilik Nya, maka jiwa harus siap, harus ridlo, harus ikhlas dalam menerima
ketentuan Nya !, bila tidak justru jiwa jadi berontak, tidak terima, mudah kecewa, mengeluh dan merana
dibuatnya.
KEMBALI
KEPADANYA
Dengan menyebut dan
menghayati kalimat istirja’, jiwa akan sadar bahwa mutlak semuanya akan kembali dan
berpulang kepada Sang Pemiliknya.
Dengan
demikian bagi yang menghadapi mushibah dan segera menyebut kalimat istirja’,
maka jiwa tak goncang, tak mudah resah, karena tahu hakekat hidup sebenarnya, karena semuanya
pasti akan berpulang kepada Nya.
Maka
dalam menghadapi mushibah jangan memberi kesempatan sedetikpun pada setan untuk
menggoda, maka segera ucapkan kalimat istirja’, agar tidak didahului bisikan
setan yang akan membuat bingung dan menyesatkan !.
MENDAPAT
BERKAH, RAHMAT DAN PETUNJUK
Maka sangat beruntung bagi
yang suka melaksanakan tuntunan agama, betapa tidak ?. Dengan membaca kalimat
istirja’ dikala mendapat mushibah, yang jelas akan mendapat keberkahan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan merupakan ciri dari orang yang mendapat
petunjuk atau hidayah.
“ Mereka Itulah yang
mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka
Itulah orang orang
yang mendapat petunjuk “. ( Q.S. Al Baqarah 157 )
Berkah
atau barokah maknanya kebaikan yang lebih dari sisi Allah, kebaikan yang lebih bisa
berarti ampunan, pahala, derajat, kesehatan jasmani maupun rohani.
Adapun rahmat
maknanya belas kasih dari Allah, bayangkan begitu banyak balasan terhadap orang
yang suka menjalankan tuntunan Nya, dan betapa rugi yang tidak mengamalkannya,
berakibat berkah dan rohmat Allah menjauh darinya, sehingga ketika mushibah
menimpanya, dirinya makin menderita dibuatnya.
Ingat banyak
kasus terjadi gara gara terlampau hanyut dalam kedukaannya, sehingga ada yang menderita gangguan jiwa, bila dibiarkan berketerusan akan bisa menjadi gila !.
CONTOH KASUS
Karena jiwa yang lemah, ada seorang guru bercita cita menjadi guru negeri, namun ketika test ternyata tidak lolos, apa yang terjadi ?, jiwanya goncang, jiwanya mengalami gangguan, stress, karena cita citanya gagal, berakibat jiwanya terganggu, sehingga dalam keseharian tingkah lakunya berubah, alias gila, kasihan kan ?.
Karena saking cintanya yang berlebihan kepada sang istri, sehingga ketika wafat kematiannya dirahasiakan, bahkan tiap hari sang istri selalu ditemaninya di tempat tidur, lucu kan ?, begini penyimpangan prilaku akibat tidak memahami hakekat hidup, sehingga mayat yang seharusnya dikubur justru ditemaninya terus, gila kan namanya ?!. begini akibat bagi orang yang tidak mau menerima takdir Allah, sehingga berprilaku menyimpang !.
Ada juga lantaran cintanya gagal, sampai nekat mengakhiri hidup dengan meloncat dari gedung lantai 7, betapa nekatnya, sehingga berakhir dengan kematian yang fatal mengerikan. Begini akibat bila jiwa sakit, sehingga tidak bisa mengendalikan diri dan berakhir dengan kefatalan.
Ada juga yang karena menggebunya berkeinginan menjadi bupati, tetapi gagal tidak terpilih, apa yang terjadi ?, jiwanya mengalami stress berat.
Karena uang milyaran rupiah yang telah dikeluarkan eh.... ternyata tak bisa menghantarkannya ke jabatan bupati yang diidam idamkannya.
Sehingga membuat tingkah lakunya berubah total, dalam keseharian sering berjalan jalan dengan bertelanjang bulat.
Begini akibat bila lupa kepada tuntunan
Sang Pencipta Nya !. Sehingga hanya mengutamakan dan memperturutkan nafsunya belaka : mencintai harta, mencintai jabatan, mencintai istri dan dunia yang tidak kekal adanya. Na’udzu billaahi min dzaalik.
KISAH TAULADAN
MALAIKAT MENDENGARKAN BACAAN AL QURANNYA
MALAIKAT MENDENGARKAN BACAAN AL QURANNYA
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Khabab bahwasannya Abu Said Al Khudri
meriwayatkan hadits kepadanya bahwa Usaid bin Al Hudhair ketika suatu malam
membaca Al Qur’an ditempat penambatan, tiba tiba kudanya melompat.
Kemudian ia membaca lagi, kemudian kudanya melompat. Ia meneruskan
bacaannya maka kudanya meloncat lagi.
Usaid berkata : “ Aku khawatir jika kuda ini akan menginjak Yahya,
anakku. Maka aku bangkit mendekati kuda tersebut tiba tiba aku merasa berada
dibawah naungan, seolah olah diatas kepalaku terdapat pelana yang melindungiku
kemudian naik keudara sehingga bayangan itu tidak nampak olehku “.
Usaid berkata : “ Kemudian pada pagi hari aku menemui Rasulullah s.a.w.
untuk memberitahukannya : “ wahai Rasulullah saya tadi malam berada
dipenambatan kuda sambil membaca Al Qur’an, tanpa aku duga kudaku meloncat.
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Itu malaikat yang sedang mendengarkan
bacaanmu, sekiranya engkau terus membacanya niscaya pada pagi hari orang orang
dapat melihat malaikat itu yang tidak pernah menampakkan dirinya “. ( H.R.
Muslim )
MUTIARA
DO’A
AGAR PANDAI MENSYUKURI NIKMAT
" Ya Tuhanku, tunjukkanlah aku untuk
mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu
bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhoi, berilah kebaikan
kepadaku dengan ( memberi kebaikan ) kepada anak
cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang orang
yang berserah diri ". ( Q.S. Al Ahqaaf 15 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar