Minggu, 28 September 2014

TIAP PIMPINAN AKAN DITANYA




TIAP PIMPINAN AKAN DITANYA !
      
“ Dan orang orang yang memelihara amanat amanat ( yang dipikulnya ) dan janji “.  
( Q.S. Al Mu’minun 8 )

Pemimpin adalah tugas yang berat, karena merupakan amanat, yang kelak bakal dipertanggung jawabkan di akherat, bila bisa mengembannya jadi nikmat dan selamat, karena banyak pahala didapat, namun bila hianat di akherat akan merupakan beban yang sangat berat.

AKAN DITANYA
Pada hakekatnya setiap orang adalah pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri. Bila sudah berkeluarga, menjadi pemimpin rumah tangga atau kepala keluarga. Di lingkungan masyarakat kepemimpinan disebut ketua R.T., ketua R.W. lurah, camat, bupati, gubernur dan seterusnya. Di perusahaan pimpinan disebut direktur, atau direktur umum.
Semakin tinggi jabatan, semakin besar pertanggung jawaban kepada Dzat yang Menciptakan di hari kebangkitan 

PERTANYAAN SESUAI JENJANG
Dari Ibnu Umar r.a. berkata : “ Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Kamu semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. 
Suami adalah pemimpin didalam keluarganya dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Isteri adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Pelayan adalah pemimpin didalam mengelola harta majikannya dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Kamu semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya “.( H.R.Bukhari Muslim) Kepemimpinan merupakan amanat, merupakan titipan ( kepercayaan ). Kepemimpinan tak hanya di tingkat atas saja, bahkan sampai ketingkat bawahpun merupakan  pemimpin.
Karena memimpin merupakan amanat, maka harus dijaga dan dipelihara dengan baik. 
“ Dan orang orang yang memelihara amanat amanat ( yang dipikulnya ) dan janjinya( Q.S. Al Mu’minun 8 )
Dengan demikian semakin tinggi jabatan yang diemban, berarti semakin berat pula beban yang akan dipertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah.
Maka bagi yang faham pasti tidak terlalu berambisi dalam mengejar kepemimpinan ini, karena beratnya pertanggung jawaban yang bakal ditanyakan kelak di hari kebangkitan nanti.   

KEPALA KELUARGA AKAN DITANYA
Kepemimpinan tidak hanya ditingkat atas saja yang akan ditanya, bahkan dalam rumah tangga, sebagai kepala keluarga akan ditanya dalam memimpin keluarganya.
Dari mana harta diperoleh ?, berapa yang diberikan pada isteri dan anak anaknya ?, berapa yang dinfakkan untuk para fakir, anak yatim dan fii sabiilillah.
Bagaimana cara mengayomi dan membimbing keluarganya, baik makanannya, pakaian, sampai tempat tinggalnya, sehingga keluarganya jadi sejahtera dan tidak sampai menderita menurut kadar kemampuannya, bahkan sampai dalam melaksanakan ibadahnya.

ISTERI AKAN DITANYA
Demikian pula halnya dengan isteri, akan ditanya pula dalam mengelola harta suaminya, pendidikan anak anaknya dan memimpin pembantunya.
Ibarat kesebelasan sepak bola, isteri adalah back, yang harus bisa menahan serangan yang datang, sehingga tak sampai kebobolan. Suami ibarat penyerang yang bertugas di luar sebagai pencari nafkah. Bila kesebelasan kompak maka team akan sukses dan menang.
Tugas isteri cukup berat, karena sangat menentukan keberhasilan pendidikan putra putrinya, karena seorang isteri sangat banyak peluang dirumah. 
Maka berbahagialah memiliki isteri yang sholihah, karena selalu dekat dengan putra putrinya, sehingga bisa mengawasi, memberikan nasehat dan ketauladanan dalam kesehariannya.        

PELAYAN JUGA DITANYA
Walau pelayan seolah jabatan yang rendah, namun kelak akan ditanya pula tentang pertanggung jawabannya dalam mengelola harta majikannya. 

SERIUS
Dengan demikian jelas, bahwa masalah kepemimpinan merupakan hal yang sangat serius dalam agama.
Namun anehnya justru banyak yang mengejarnya demi mendapatkan harta semata tanpa memperhitungkan resiko yang bakal dipikulnya kelak.

PIMPINAN NEGARA
Memimpin suatu negara, adalah jabatan puncak, baik sebagai presiden, raja atau kholifah merupakan jabatan tertinggi dan sangat bergengsi, apabila berhasil sehingga rakyatnya hidup dalam keadaan makmur dan sejahtera, maka akan mendapat ampunan dan pahala berlimpah. Namun bila sebaliknya sehingga rakyatnya menderita dan sengsara, maka sangat besar resikonya, karena adzab neraka bakal menghadangnya !.

MENGEJAR JABATAN DEMI HARTA
Bayangkan pada  saat saat pemilihan di negara tercinta ini, betapa banyak yang pada mengajukan diri menjadi pemimpin daerah maupun badan legislasi. 
Dan..... dengan nekadnya meminjam milyaran rupiah demi mengejar jabatan dan gengsi, dengan harapan kelak bila jadi, uang pinjaman pasti akan bisa kembali, tanpa berfikir panjang bila kemungkinan tidak jadi. 

SEMBRONO
Betapa sembrononya dalam menata hati, karena yang dikejar hanya materi, tanpa berfikir akibat terhadap rakyat nya dikemudian hari, apalagi resiko di hari kebangkitan nanti. 
Dengan pola berfikir semacam ini sangat berbahaya sekali, karena bila jadi, hanya berfikir bagaimana cara hutangnya bisa kembali. Bila tidak jadi apalagi .....pasti stress pasti akan dialami.

BONDO NEKAD
Di suatu daerah ada seorang pimpinan kelompok pemberangkat jamaah haji, cukup dikenal dan disegani, rupanya nekat ingin mencalonkan diri jadi bupati. 
Dengan nekadnya uang jamaah calon haji, dipinjam sebagai modal kampanye sehari hari, dengan harapan bila jadi bupati uang akan kembali.
Namun apa yang terjadi ?, cita citanya gagal tak terealisasi, akhirnya penyakit gagal ginjal menggerogoti, mungkin akibat do'a para calon jama'ah haji yang didzalimi, yang sangat kecewa sekali. Ini baru di dunia apalagi siksa di akherat yang jelas akan dialami !.
Bayangkan sekitar 200 orang yang gagal beribadah haji, gara gara sang kiai memperturutkan nafsu jadi bupati. 
Begini akibat bila lupa diri, sehingga sudi mengorbankan para duta Allah yang dengan susah payah menabung bertahun tahun guna menunaikan ibadah haji.       
  
KHOLIFAH UMAR IBNUL KHATHTHAB
Karena besarnya tanggung jawab kelak, Umar ibnul Khoththob tak pernah meminta dan mengejar jabatan Kholifah, karena beliau faham sabda Nabi s.a.w. yang menjelaskan bahwa jabatan yang diminta akan lebih besar tanggung jawabnya kelak di akherat. 
Jabatan Kholifah yang disandangnya merupakan permintaan dan usulan para sahabat yang menunjuknya.
Dalam menjalankan pemerintahan beliau dikenal sangat berhati hati, sikap adil, jujur dan tegas selalu dipegang teguh dalam melaksanakan kepemimpinannya.

MEMERIKSA HARTA
Agar pemerintahan berjalan lancar, baik, bersih dan aman, beliau menunjuk dan mengangkat pembantu ( pejabat ), ketika akan berangkat menunaikan tugas ke daerah yang dituju, maka diadakan pemeriksaan dan mendata jumlah kekayaannya.
Setelah berahir masa jabatan, harta kekayaannya diperiksa kembali, agar bisa diketahui dari mana harta yang diperolehnya, sesuaikah dengan hasil gaji sebagai pejabat yang diembannya, bila tidak maka kelebihan harta harus dikembalikan ke kas negara ( baitul maal ).    
Cara Umar, kemudian ditiru oleh pemerintah kita, namun dalam pelaksanaannya sangat jauh beda, sehingga walau jelas terbukti menyelewengkan harta negara, namun terlihat kesulitan dalam menghukumnya, apalagi memberantasnya, karena hukum sangat kebal bagi atasan, rasa sungkan jadi penghalang. Sehingga tebang pilih jadi pegangan dan acuan 

BERSIKAP ADIL
Sikap adil Umar sangat dikenal dalam sejarah, ketika putra beliau berbuat zinah dengan seorang wanita, sehingga hamil dan melapor kepada beliau dengan membawa bayinya. Umar segera  memanggil putranya guna ditanya laporan wanita tersebut, dan putranya mengakui perbuatannya. 
Maka hukuman dilaksanakan sendiri oleh Kholifah Umar, sampai putranya meninggal dunia. 
Begitu tegas dan adilnya Umar r.a. sebagai pemimpin dalam menegakkan hukum, sehingga tidak tebang pilih dalam menegakkannya, walau terhadap keluarganya sendiri.

MENGONTROL LANGSUNG      
Dalam melaksanakan tugas, Umar tak hanya puas dengan hanya mengandalkan laporan pembantunya saja, namun beliau lebih suka memeriksa secara langsung kelapangan, hawatir akan sikap bawahan yang biasa bersemboyan A.B.S. ( asal bapak senang ).

MEMASAK BATU
Suatu malam beliau menyamar dan mengontrol rakyatnya, kemudian mendengar suara tangis di suatu desa, beliau bertanya : “ mengapa anakmu menangis ? “, jawab si ibu : “ anakku kelaparan “, sedang periuknya sedang mengepul diatas tungku. Umar bertanya : “ apa yang dimasak “, “ batu “ jawab si ibu “, untuk apa ? “ tanya Umar. “ agar dikira memasak “, betapa kagetnya Umar. 
Dengan sedihnya beliau ke kas negara guna meminta gandum, kemudian dipikulnya sendiri, dan langsung dimasak dan dihidangkannya. Sedang si ibu tak tahu bahwa yang memikul dan memasaknya adalah seorang Kholifah ( pimpinan negara ). Subhaanallaah.
Beginilah sosok pemimpin yang faham akan tanggung jawabnya. Semoga Allah menerima amalnya dan mengampuni dosa dosanya. Amiin.   


 KISAH TAULADAN
BERKAH SUKA SEDEKAH

Dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabbir berkata : “ Maula ( budak ) perempuan Abu Umamah menceritakan kepadaku : “ Abu Umamah adalah orang yang suka bersedekah dan senang mengumpulkan sesuatu untuk disedekahkan,  tidak pernah menolak bila ada orang meminta kepadanya.
Suatu hari datang seorang peminta minta, padahal ia tidak memiliki apa apa kecuali uang 3 dinar, maka diberinya orang tersebut 1 dinar, kemudian datang lagi peminta minta maka diberinya 1 dinar, dan datang lagi peminta minta diberinya pula 1 dinar.
Sudah barang tentu aku marah, kemudian aku berkata : “ Wahai Abu Umamah, engkau tidak menyisakan untuk kami sesuatupun “.
Kemudian dia tidur siang, ketika adzan asar dikumandangkan aku membangunkannya, kemudian dia berangkat ke Masjid, setelah itu aku bercakap cakap dengan dia, kemudian aku mempersiapkan makan malam dan memasang pelana kudanya.
Ketika aku masuk ke kamar untuk merapikan tempat tidur, tiba tiba aku menemukan mata uang sebanyak 300 dinar.
Aku berkata dalam hatiku tidak mungkin ia melakukan seperti apa yang ia perbuat kecuali sangat percaya dengan apa yang akan menjadi penggantinya.
Setelah Isya’ ia memasuki rumah dan ketika melihat makanan yang telah dihidangkan dan pelana kuda telah terpasang, ia tersenyum kemudian berkata : “ Inilah kebaikan yang diberikan dari sisi Nya “.
“ Aku berada dihadapannya sampai ia makan malam, ketika itu aku berkata : “ Semoga Allah Senantiasa mengasihimu dengan infak yang telah engkau sedekahkan. Sebenarnya engkau telah menyisihkan simpanan tetapi mengapa engkau tidak memberi tahu aku, sehingga aku dapat mengambilnya “. Abu Umamah bertanya : “ Simpanan yang mana ? , aku tidak menyimpan apapun ! “.
Kemudian aku angkat kasurnya, tatkala Abu Umamah melihat dinar itu, ia bergembira dan keheranan.
Dengan spontan aku potong tali ikatku sebuah tali yang menandakan sebagai pemeluk agama majusi atau nasrani, dan aku menyatakan memeluk agama Islam “.
Ibnu Jarir berkata : “ Aku melihat wanita itu ( bekas budak ) menjadi guru kaum wanita, di Masjid Himsha yang mengajarkan Al Quran yahudi, As Sunnah dan Ilmu Faraid.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar