DIATAS LANGIT ADA LANGIT
" Lalu mereka
bertemu dengan seorang hamba di antara hamba hamba Kami, yang telah Kami
berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya
ilmu dari sisi Kami. Musa berkata kepada Khidhr : " Bolehkah aku
mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara
ilmu ilmu yang telah diajarkan kepadamu ? ". Dia menjawab :
" Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan sanggup sabar bersama aku ". (
Q.S. Al Kahfi 65-67 )
Ilmu sangat dijunjung tinggi
dalam agama, sampai ada kata berhikmah : " Barang siapa menghendaki
masalah dunia hendaklah dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki masalah
akherat hendaklah dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya hendaklah
dengan ilmu ".
Begitu berharganya ilmu sampai
segala sesuatu harus berdasarkan ilmu. Dengan ilmu segala urusan jadi mudah
terselesaikan, dengan ilmu pula orang jadi terjaga dan mulia. Bahkan Nabi s.a.w.
mewajibkan mencari ilmu bagi tiap muslim.
Dalam mencari ilmu tidak ada
batas waktu dan jarak, sampai Nabi memerintahkan : " Carilah ilmu walau
sampai ke negeri Cina ". Walau hadits ini derajatnya dhoif, namun
isinya bisa diterima. Orang Cina banyak memiliki ilmu begitu tinggi : Penemu
petasan, mercon sreng yang dapat membumbung ke udara, yang memberikan inspirasi
ditemukannya roket, sehingga satelit dapat didorong ke angkasa. Akupunktur (
tusuk jarum ), Kungfu, gingkang ( ilmu meringankan tubuh ).
Ahli pengobatan
herbal. Pendiri bangunan dinding besar ( great wall ) yang panjangnya sampai
puluhan ribu kilomerter, sehingga termasuk dalam 7 keajaiban dunia. Bahkan
dikenal piawai dalam dunia bisnis, yang dikenal dengan jalur sutera, jalur bisnis antar benua.
LUAS DAN BERMANFAAT
Berkat akalnya manusia memiliki
ilmu sehingga bisa mengelola bumi, dapat menikmati hidup dengan tehnologi
seperti yang ada sekarang ini. Berkat
ilmu manusia bisa menciptakan alat tranportasi, sehingga dapat menjangkau jarak
jauh hanya dalam tempo singkat sekali. Berkat ilmu manusia bisa menikmati
kejadian dari jarak jauh, bahkan bisa saling komunikasi, dan bukan tidak mungkin
kelak dapat menikmati bau atau aromanya sekali. Bisa bertransaksi antar penjual
dan pembeli tanpa harus langsung menjumpai. Bahkan para dokter bisa mengoperasi
pasiennya dari jarak jauh, tanpa perlu mendatangi. Dunia jadi terasa makin
sempit berkat ilmu dan tehnologi..
BAGIAN KECIL DARI KARUNIANYA
Begitu manfaatnya ilmu bagi
kehidupan manusia, sehingga urusan bisa jadi
mudah . Namun ilmu yang seakan tinggi dan luas ini, belum seberapa bila
dibanding dengan ilmu Allah, ilmu yang ada didunia ini hanya sebagian kecil
dari ilmuNya yang diberikan pada manusia.
Oleh karena itu jangan merasa bangga dengan
ilmu yang ada. Bila ini tidak disadari akan sangat berbahaya, karena akan
menimbulkan rasa ujub ( bangga ). Berakibat menimbulkan rasa takabbur ( sombong
) yang merugikan.
ILMU NAN LUAS
Begitu luasnya ilmu Allah
sehingga digambarkan dalam Al Quran :
" Dan
seandainya pohon pohon
di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut
(lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis habisnya (dituliskan) kalimat
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ". ( Q.S. Luqman 27 )
Betapa tinggi dan luasnya ilmu
Allah, sampai Allah menggambarkan demikian extremnya, bahkan ilmu Nya
tidak akan ada habisnya untuk digali dan diselami. Allaahu Akbar.
Walau Ilmu yang demikian luas dan berkwalitas dimiliki manusia, sampai
menghasilkan para ilmuwan dengan berbagai keahlian dengan bermacam gelar yang
disandangnya, itu baru bagian kecil dari ilmu Allah yang dianugerahkan.
Empat belas abad silam Al Quran menceritakan kisah dua
orang Nabi, Musa a.s. dan Khidhr yang cukup menakjubkan, yang menunjukkan
kepiawaian Nabi Khidhr yang luas dan luar biasa ilmunya. Mengingat Nabi Musa
a.s. sebagai manusia biasa juga pernah khilaf. Atas kekhilafan Nabi Musa a.s.
kemudian Allah mengingatkan dengan cara cukup bijak untuk menemui hamba
Nya yakni Nabi Khidhr sebagai pelajaran dan pendidikan.
DIPERINGATKAN
Seusai pidato dengan fasih dan
lancar, Nabi Musa a.s. ditanya orang tua : " adakah orang yang lebih pintar
dari engkau ya Musa ", beliau menjawab : " tidak ada ". Atas
jawaban ini Allah langsung menegur dan mengingatkan agar Nabi Musa a.s. menemui
hambaNya bernama Khidhr,
yang dikaruniai rahmat dan ilmu yang lebih tinggi dari Nabi Musa a.s.
Untuk menemuinya saja tidak
mudah, karena Allah memerintahkan agar Nabi Musa berjalan dengan seorang
pembantu menyisir pantai dengan membawa ikan, sambil memantau bila
ikan melompat, disitulah tempat Khidhr berada.
Karena jauh dan lamanya
perjalanan, Nabi Musa a.s. sempat tertidur karena kelelahan. Setelah bangun
baru sadar bahwa ikan sudah tiada, ahirnya pembantunya menceritakan bahwa ikan
telah melompat ditempat sebelumnya. Setelah ditelusuri ditempat ikan melompat,
bertemulah Nabi Musa a.s. dengan Khidhr, hamba Allah yang pandai dan bijak..
MENIMBA ILMU
Musa berkata kepada Khidhr :
" Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan
kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu ilmu yang telah
diajarkan kepadamu?". Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali kali
tidak akan sanggup sabar bersama aku. dan bagaimana kamu dapat sabar atas
sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ? ".
Musa berkata :
" Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang
yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun". Dia (
Hidhr ) berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan
kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya
kepadamu".
MERUSAK PERAHU
Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala
keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata :
" Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu
menenggelamkan penumpangnya ?. Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan
yang besar ". Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata :
" Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan
sabar bersama dengan aku ". Musa berkata :
" Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan
janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku ".
MEMBUNUH
Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala
keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata :
" Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan
karena dia membunuh orang lain?. Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang
mungkar ". Khidhr berkata :
" Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya
kamu tidak akan sabar bersamaku? ". Musa berkata :
" Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah
(kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya
kamu sudah cukup memberikan uzur padaku ".
MEMPERBAIKI DINDING
Maka keduanya berjalan, hingga tatkala
keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada
penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri tidak mau menjamu mereka, kemudian
keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka
Khidhr menegakkan dindingnya. Musa berkata :
" Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah
untuk itu ". Khidhr berkata :
" Inilah perpisahan antara aku dengan kamu, kelak
akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan perbuatan
yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
KHIDHR MENJELASKAN
Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang orang
miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di
hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap tiap
perahu. Adapun anak muda itu, kedua
orang tuanya adalah orang orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia
akan mendorong kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami
menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang
lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada
ibu bapaknya). Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di
kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi
mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang sholih “.
Maka Tuhanmu
menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan
simpanannya sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan bukanlah aku melakukannya itu
menurut kemauanku sendiri. Yang demikian itu adalah tujuan perbuatan perbuatan
yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya ". ( Q.S. Al Kahfi 65-82 )
HIKMAH
PERTEMUAN
Pepatah
mengatakan : " Diatas langit ada langit ", diatas orang pintar
masih ada yang lebih pintar, artinya tidak ada manusia yang terpandai diatas
dunia ini.
Alangkah unik dan indahnya kisah dalam alquran,
ternyata banyak hal ghoib yang tidak difahami manusia, begitu tinggi dan luasnya ilmu
Allah. Ternyata merasa paling pandai sangat keliru adanya, karena Allah
memberikan ilmu bermacam bidang pada hambaNya, dengan demikian masing masing
saling melengkapi dan membutuhkan. Sehingga sangat
tidak mungkin bila seseorang berkeinginan memiliki ilmu selengkap dan
sesempurna mungkin. Karena kekurangan dan keterbatasan manusia yang dirancang
demikian oleh Allah, yang sangat berkaitan erat dengan pembagian rizki,
demikian indah dan bijak Allah membagi, sehingga kehidupan berjalan harmoni.
KISAH
TRAGIS AKIBAT MENGANDALKAN KEMAMPUAN
Sikap merasa pandai karena kemampuannya sendiri
sangat berbahaya, karena akan membuat kecewa bila kelak tidak tercapai
keinginannya, bahkan bisa jadi gila dibuatnya.
Kisah memilukan terjadi dikota Surabaya, menimpa
anak manusia yang hanya mengandalkan ilmu yang dituntutnya selama 10 tahun dibenua
Eropah, kemudian pulang ke Indonesia, guna mencoba usaha dinegara asalnya. Ternyata
nasib baik tidak difihaknya, ia merasa seolah ilmu yang dicarinya selama bertahun tahun, dengan biaya
berjuta juta tidak ada gunanya.
Berakibat rasa kecewa dan putus asa terus menghantuinya,
lebih lebih landasan iman tidak dipunyainya, sehingga sampai sekarang menderita
gangguan jiwa, sakit ingatan, kasihan !. Bahkan sempat opname guna perawatan.
Suatu saat pernah keluar rumah dengan membawa kendaraan, namun ketika pulang
kendaraan ditinggalkan, menjadikan seisi rumah jadi kelabakan. Ini akibat bila
hanya mengandalkan kemampuan, tanpa ingat pada yang memiliki Kekuasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar