Senin, 29 September 2014

DIATAS LANGIT ADA LANGIT




DIATAS LANGIT ADA LANGIT
   Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. Musa berkata kepada Khidhr : " Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu ilmu yang telah diajarkan kepadamu ? ". Dia menjawab : " Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan sanggup sabar bersama aku ". ( Q.S. Al Kahfi 65-67 )
               
Ilmu sangat dijunjung tinggi dalam agama, sampai ada kata berhikmah : " Barang siapa menghendaki masalah dunia hendaklah dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki masalah akherat hendaklah dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya hendaklah dengan ilmu ".
Begitu berharganya ilmu sampai segala sesuatu harus berdasarkan ilmu. Dengan ilmu segala urusan jadi mudah terselesaikan, dengan ilmu pula orang jadi terjaga dan mulia. Bahkan Nabi s.a.w. mewajibkan mencari ilmu bagi tiap muslim.
Dalam mencari ilmu tidak ada batas waktu dan jarak, sampai Nabi memerintahkan : " Carilah ilmu walau sampai ke negeri Cina ". Walau hadits ini derajatnya dhoif, namun isinya bisa diterima. Orang Cina banyak memiliki ilmu begitu tinggi : Penemu petasan, mercon sreng yang dapat membumbung ke udara, yang memberikan inspirasi ditemukannya roket, sehingga satelit dapat didorong ke angkasa. Akupunktur ( tusuk jarum ), Kungfu, gingkang ( ilmu meringankan tubuh ).
Ahli pengobatan herbal. Pendiri bangunan dinding besar ( great wall ) yang panjangnya sampai puluhan ribu kilomerter, sehingga termasuk dalam 7 keajaiban dunia. Bahkan dikenal piawai dalam dunia bisnis, yang dikenal dengan jalur sutera, jalur bisnis antar benua.

LUAS DAN BERMANFAAT
Berkat akalnya manusia memiliki ilmu sehingga bisa mengelola bumi, dapat menikmati hidup dengan tehnologi seperti yang ada sekarang ini. Berkat ilmu manusia bisa menciptakan alat tranportasi, sehingga dapat menjangkau jarak jauh hanya dalam tempo singkat sekali. Berkat ilmu manusia bisa menikmati kejadian dari jarak jauh, bahkan bisa saling komunikasi, dan bukan tidak mungkin kelak dapat menikmati bau atau aromanya sekali. Bisa bertransaksi antar penjual dan pembeli tanpa harus langsung menjumpai. Bahkan para dokter bisa mengoperasi pasiennya dari jarak jauh, tanpa perlu mendatangi. Dunia jadi terasa makin sempit berkat ilmu dan tehnologi..

BAGIAN KECIL DARI KARUNIANYA
Begitu manfaatnya ilmu bagi kehidupan manusia, sehingga urusan bisa jadi  mudah . Namun ilmu yang seakan tinggi dan luas ini, belum seberapa bila dibanding dengan ilmu Allah, ilmu yang ada didunia ini hanya sebagian kecil dari ilmuNya yang diberikan pada manusia.                          
Oleh karena itu jangan merasa bangga dengan ilmu yang ada. Bila ini tidak disadari akan sangat berbahaya, karena akan menimbulkan rasa ujub ( bangga ). Berakibat menimbulkan rasa takabbur ( sombong ) yang merugikan.

ILMU NAN LUAS
Begitu luasnya ilmu Allah sehingga digambarkan dalam Al Quran :
" Dan seandainya pohon pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ". ( Q.S. Luqman 27 )
Betapa tinggi dan luasnya ilmu Allah, sampai Allah menggambarkan demikian extremnya, bahkan ilmu Nya tidak akan ada habisnya untuk digali dan diselami. Allaahu Akbar.
Walau Ilmu yang demikian luas dan berkwalitas dimiliki manusia, sampai menghasilkan para ilmuwan dengan berbagai keahlian dengan bermacam gelar yang disandangnya, itu baru bagian kecil dari ilmu Allah yang dianugerahkan.
Empat belas abad silam Al Quran menceritakan kisah dua orang Nabi, Musa a.s. dan Khidhr yang cukup menakjubkan, yang menunjukkan kepiawaian Nabi Khidhr yang luas dan luar biasa ilmunya. Mengingat Nabi Musa a.s. sebagai manusia biasa juga pernah khilaf. Atas kekhilafan Nabi Musa a.s. kemudian Allah mengingatkan dengan cara cukup bijak untuk menemui hamba Nya yakni Nabi Khidhr sebagai pelajaran dan pendidikan.   

DIPERINGATKAN
Seusai pidato dengan fasih dan lancar, Nabi Musa a.s. ditanya orang tua : " adakah orang yang lebih pintar dari engkau ya Musa ", beliau menjawab : " tidak ada ". Atas jawaban ini Allah langsung menegur dan mengingatkan agar Nabi Musa a.s. menemui hambaNya bernama Khidhr, yang dikaruniai rahmat dan ilmu yang lebih tinggi dari Nabi Musa a.s.
Untuk menemuinya saja tidak mudah, karena Allah memerintahkan agar Nabi Musa berjalan dengan seorang pembantu menyisir pantai dengan membawa ikan, sambil memantau bila ikan melompat, disitulah tempat Khidhr berada. 
Karena jauh dan lamanya perjalanan, Nabi Musa a.s. sempat tertidur karena kelelahan. Setelah bangun baru sadar bahwa ikan sudah tiada, ahirnya pembantunya menceritakan bahwa ikan telah melompat ditempat sebelumnya. Setelah ditelusuri ditempat ikan melompat, bertemulah Nabi Musa a.s. dengan Khidhr, hamba Allah yang pandai dan bijak..

MENIMBA ILMU
Musa berkata kepada Khidhr : " Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu ilmu yang telah diajarkan kepadamu?". Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan sanggup sabar bersama aku. dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ? ".
Musa berkata : " Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun". Dia ( Hidhr ) berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu".

MERUSAK PERAHU
Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata : " Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya ?. Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar ". Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata : " Sesungguhnya kamu sekali kali tidak akan sabar bersama dengan aku ". Musa berkata : " Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku ".

MEMBUNUH
Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata : " Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain?. Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar ". Khidhr berkata : " Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku? ". Musa berkata : " Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku ".

MEMPERBAIKI DINDING
Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr menegakkan dindingnya. Musa berkata : " Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu ". Khidhr berkata : " Inilah perpisahan antara aku dengan kamu, kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.

KHIDHR MENJELASKAN
Adapun perahu itu adalah kepunyaan orang orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan perahu itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap tiap perahu. Adapun anak muda itu,  kedua orang tuanya adalah orang orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya). Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang sholih “.
Maka Tuhanmu menghendaki agar mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya sebagai rahmat dari Tuhanmu, dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Yang demikian itu adalah tujuan perbuatan perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya ". ( Q.S. Al Kahfi 65-82 )                                                                                    

HIKMAH PERTEMUAN
Pepatah mengatakan : " Diatas langit ada langit ", diatas orang pintar masih ada yang lebih pintar, artinya tidak ada manusia yang terpandai diatas dunia ini.
Alangkah unik dan indahnya kisah dalam alquran, ternyata banyak hal ghoib yang tidak difahami manusia, begitu tinggi dan luasnya ilmu Allah. Ternyata merasa paling pandai sangat keliru adanya, karena Allah memberikan ilmu bermacam bidang pada hambaNya, dengan demikian masing masing saling melengkapi dan membutuhkan. Sehingga sangat tidak mungkin bila seseorang berkeinginan memiliki ilmu selengkap dan sesempurna mungkin. Karena kekurangan dan keterbatasan manusia yang dirancang demikian oleh Allah, yang sangat berkaitan erat dengan pembagian rizki, demikian indah dan bijak Allah membagi, sehingga kehidupan berjalan harmoni.

KISAH TRAGIS AKIBAT MENGANDALKAN KEMAMPUAN
Sikap merasa pandai karena kemampuannya sendiri sangat berbahaya, karena akan membuat kecewa bila kelak tidak tercapai keinginannya, bahkan bisa jadi gila dibuatnya. 
Kisah memilukan terjadi dikota Surabaya, menimpa anak manusia yang hanya mengandalkan ilmu yang dituntutnya selama 10 tahun dibenua Eropah, kemudian pulang ke Indonesia, guna mencoba usaha dinegara asalnya. Ternyata nasib baik tidak difihaknya, ia merasa seolah ilmu yang  dicarinya selama bertahun tahun, dengan biaya berjuta juta tidak ada gunanya. 
Berakibat rasa kecewa dan putus asa terus menghantuinya, lebih lebih landasan iman tidak dipunyainya, sehingga sampai sekarang menderita gangguan jiwa, sakit ingatan, kasihan !. Bahkan sempat opname guna perawatan. Suatu saat pernah keluar rumah dengan membawa kendaraan, namun ketika pulang kendaraan ditinggalkan, menjadikan seisi rumah jadi kelabakan. Ini akibat bila hanya mengandalkan kemampuan, tanpa ingat pada yang memiliki Kekuasaan.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar