Kamis, 11 September 2014

SEBELUM DATANG TUJUH PERKARA





                     SEBELUM DATANG TUJUH PERKARA

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertaqwa “. 
( Q.S. Ali Imran 133 )

Bersegera memohon ampun dan menuju ke Syurga, merupakan perintah karena umur manusia merupakan rahasia yang Maha Kuasa, maka menyegerakan memohon ampun dan menuju ke Syurga sangat ditekankan.    
Karena sifat Pemaaf Nya, pintu tobat selalu terbuka bagi hamba Nya, maka biasakan selalu memohon ampun kepada Nya.
Menuju ke Syurga artinya berbuat baik, sangat banyak jalan berbuat kebaikan : Meminggirkan halangan di jalan, menolong kesulitan orang, berkata baik, mencegah kemungkaran, infak, memberi makan, bersikap santun, manyapa, memberi salam, berdagang dengan jujur, mempermudah urusan orang dan masih banyak lagi bermacam kebaikan, selama didasari niat ikhlas karena Allah. 
SEGERAKAN AMAL SHOLIH
       Banyak orang kaya ketika ditanya : “ Mas ndak kepingin ibadah haji ? “, maka dijawab dengan entengnya : “ Nanti kalau sudah tua aja, kan masih muda ! “. Jawabannya seolah yakin bahwa kematian bisa ditunda, menunggu masa tuanya ?!. seolah umur ada ditangannya.
  Padahal Nabi s.a.w. menekankan agar bersegera melaksanakan kebaikan, karena akan datang suatu bencana, dimana seseorang dengan mudah dan cepatnya menukar keyakinan demi harta dan jabatan.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Bersegeralah kamu sekalian untuk melaksanakan amal amal yang sholih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap gulita, dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman, tetapi pada waktu sore ia kafir. Pada waktu
 sore ia beriman tetapi pada waktu pagi ia kafir. Ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia “. ( H.R. Muslim )
Bukankah sekarang banyak terjadi, para remaja ( para selebritis ), dengan entengnya pindah agama, demi cintanya, demi manggapai sedikit kenikmatan dunia.
MEMBUANG KORMA DEMI JIHAD
    Demi mengejar kesempatan, begitu yakin dan antusiasnya seorang sahabat Nabi s.a.w. ketika bertanya tentang posisinya kelak bila terbunuh di perang Uhud, setelah dijawab dia secara spontan segera berangkat ke medan perang, tanpa menundanya sambil melemparkan biji biji korma yang ada ditangannya.
Dari Jabir r.a. berkata bahwa pada perang Uhud ada seseorang bertanya kepada Nabi s.a.w. : “ Apakah tuan tahu seandainya saya terbunuh maka dimanakah tempat saya ? “. Beliau menjawab : “ Di dalam Syurga ! “. Kemudian orang itu terus melemparkan biji biji korma yang ada di tangannya, kemudian maju perang sehingga ia mati terbunuh “. ( H.R. Bukhari Muslim )
SEGERA SEDEKAH
      Menyegerakan bershodaqoh ditekankan oleh nabi s.a.w., sehingga memberikan shodaqoh dikala sehat, dikala berharta, dikala masih jaya, sangat besar pahalanya. Bukan menunggu saat kebangkrutan, apalagi dikala maut datang menjemputnya.
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata bahwa ada seseorang datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya : “ Wahai Rasulullah shodaqah apakah yang paling besar pahalanya ? “, beliau menjawab : ” Yang kamu shodaqah sedang kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih ingin kaya. Dan janganlah kamu menunda nunda sehingga bila nyawa sudah sampai di kerongkongan ( sekarat ) maka kamu baru berkata : “ Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan ( ahli waris ) “.  ( H.R. Bukhari Muslim )
JAGA TUJUH PERKARA
       Secara rinci Nabi s.a.w. menyampaikan, agar bersegera beramal sebelum datangnya tujuh perkara, yang dapat menimbulkan kurang optimalnya dalam beramal.
    Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Bersegeralah kamu sekalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh hal, apakah yang kamu nantikan kecuali kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala galanya, atau menunggu datangnya Dajjal padahal ia adalah sejelek jelek yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari qiamat, padahal qiamat adalah sesuatu yang sangat
berat dan sangat menakutkan ! “. ( H.R. At Turmudzy )
   Menyegerakan memperbanyak amal kebaikan sangat ditekankan, karena bisa
saja kemungkinan buruk akan datang, yang mengakibatkan terhalangnya berbuat kebaikan, karena waktu terus berjalan, dan tak mungkin bisa dikembalikan.
1.MISKIN
   Kemiskinan bisa menghambat beramal sholih, untuk berinfak tiada harta, yang ada hanya tenaga. Maka dikala berharta perbanyak shodaqoh jangan ditunda.
2. KAYA
   Dikala berharta bila tidak ingat asal muasal rizkinya, apalagi tak pandai mensyukuri akan menimbulkan rasa sombong. Bila penyakit ini sudah menghinggapi, apalagi merasa bahwa kekayaannya karena jerih payahnya sendiri, karena hasil kepintararannya sendiri, akan melupakan siapa yang memberi rizki. Sikap ini jelas akan menimbulkan kebakhilan, sulit diajak bersedekah.     
3. SAKIT
    Betapa menderita dan susahnya sakit, sekujur tubuh lemah tiada daya, untuk bergerak saja susahnya luar biasa, apalagi untuk beramal sholih. Maka sangat beruntung bagi yang sehat dan pandai menyempatkan waktunya memperbanyak beramal sholih, tanda pandai bersyukur kepada Tuhannya.
4. MASA TUA
     Masa tua adalah masa penurunan segalanya, beramal tak semaksimal sebagaimana dikala muda, maka dikala muda beruntung yang bisa memanfaatkannya dengan memperbanyak amal sholih. Menyesal dikala tua tak ada gunanya.
5. KEMATIAN
      Kematian merupakan ahir segalanya, bila datang takkan bisa ditunda, maka memanfaatkan beramal sholih dikala nyawa masih di kandung badan, merupakan sikap yang cerdas dan mengerti makna hidup sesungguhnya. 
6. DAJJAL
   Dalam hadits Muslim disebutkan bahwa Dajjal adalah pemuda berambut keriting, akan muncul di suatu tempat sunyi antara Syam dan Irak. Matanya tertutup selapis daging tebal, antara kedua mata terdapat tulisan kafir yang bisa dibaca oleh  orang mukmin, mata kanannya buta seperti buah anggur. Jumlahnya 30, semuanya mengaku sebagai Rasulullah, pembohong, perusak, pembuat fitnah dan huru hara timbul dimana mana. Dengan demikian kesempatan beramal sholih makin susah.
7. QIAMAT
   Qiamat adalah hari kebangkitan, dimana orang sama memikirkan nasibnya sen diri sendiri, lupa anak, lupa isteri, lupa harta, lupa jabatan, lupa segalanya karena masing masing sibuk berurusan dengan Tuhan Nya, menanti nasib dimana akan diletakkan, di neraka atau Syurga ?. Saat itu sudah tak mungkin beramal sholih !.

     Semoga kita pandai menyempatkan waktu dalam beramal sholih. Amiin.          

                                 KISAH TAULADAN
    URWAH YANG TABAH
          Urwah bin Az Zubair ditemani anaknya bernama Muhammad, dengan mengenakan pakaian bagus dan rambutnya dijalin dua, mengunjungi Walid bin Abdul Malik, seorang lelaki yang tampan.
Ketika melihat penampilan Urwah bin Zubair, Abdul Malik berkata : “ Beginilah seharusnya pemuda Quraisy berdandan “.
Sementara itu Muhammad putera Urwah keluar dari rumah Walid dalam keadaan mengantuk, tiba tiba terperosok kedalam kandang hewan, sehingga tubuhnya terinjak dan meninggal dunia. Disamping diuji dengan kematian anaknya, Urwah sendiri kakinya terkena  infeksi.
Kemudian Walid memanggil dokter, setiba doter di rumah Walid, dia berkata : “ Kalau kaki ini tidak dipotong, maka infeksi akan menyebar keseluruh tubuh, dan menyebabkan kematian. Ahirnya Urwah menyetujui untuk diamputasi.
Kemudian dokter melakukan operasi dengan memotongnya memakai gergaji, sehingga Urwah sempat pingsan.
Ketika sadar Urwah bercucuran keringat, sambil bertakbir dan tahmid ia mengambil potongan kaki sambil menciumnya dan berkata : “ Apa yang menyebabkan kamu dipotong seperti ini ?, sungguh Allah mengetahui bahwa aku tidak pernah memakainya untuk hal hal yang haram, ke tempat maksiat atau keperbuatan yang tidak diridloi Allah “.
Kemudian ia meminta agar potongan kakinya dibersihkan, diberi minyak wangi, dibungkus dan dikubur di pemakaman kaum Muslimin.    
Setiba Urwah dari rumah Walid kemudian menuju Madinah, maka kawan kawanya menemuinya dengan membaca Ayat :
Sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini ". ( Q.S. Al Kahfi 62 )
     Urwah tak menjawab ucapan tersebut, namun dia berdo’a : “ Ya Allah sesungguhnya aku mempunyai tujuh putera laki laki, yang satu telah Engkau cabut nyawanya, aku masih memiliki enam putera. Ya Allah aku memiliki empat anggauta tubuh, dua tangan dan dua kaki, Engkau telah pula mengambil yang satu diantara empat anggauta tubuhku, kini aku masih memiliki tiga anggauta tubuhku. Meski Engkau beri cobaan, sesungguhnya aku adalah kesejahteraan yang Engkau ambil, pada hakekatnya Engkau mengabadikannya ( memberi pahala dan ampunan ) “.
Begitu nikmatnya hidup bila pandai mensyukuri karunia Nya, sehingga tak  mudah putus asa dan kecewa karena mushibah yang menimpanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar