SEBELUM DATANG TUJUH PERKARA
“
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada Syurga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang
yang bertaqwa “.
( Q.S.
Ali Imran 133 )
Bersegera
memohon ampun dan menuju ke Syurga, merupakan perintah karena umur manusia
merupakan rahasia yang Maha Kuasa, maka menyegerakan memohon ampun dan menuju
ke Syurga sangat ditekankan.
Karena
sifat Pemaaf Nya, pintu tobat selalu terbuka bagi hamba Nya, maka biasakan
selalu memohon ampun kepada Nya.
Menuju ke
Syurga artinya berbuat baik, sangat banyak jalan berbuat kebaikan :
Meminggirkan halangan di jalan, menolong kesulitan orang, berkata baik,
mencegah kemungkaran, infak, memberi makan, bersikap santun, manyapa, memberi
salam, berdagang dengan jujur, mempermudah urusan orang dan masih banyak lagi
bermacam kebaikan, selama didasari niat ikhlas karena Allah.
SEGERAKAN
AMAL SHOLIH
Banyak orang kaya ketika
ditanya : “ Mas ndak kepingin ibadah haji ? “, maka dijawab dengan entengnya :
“ Nanti kalau sudah tua aja, kan masih muda ! “. Jawabannya seolah yakin bahwa
kematian bisa ditunda, menunggu masa tuanya ?!. seolah umur ada ditangannya.
Padahal
Nabi s.a.w. menekankan agar bersegera melaksanakan kebaikan, karena akan datang
suatu bencana, dimana seseorang dengan mudah dan cepatnya menukar keyakinan
demi harta dan jabatan.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w.
bersabda : “ Bersegeralah kamu sekalian untuk melaksanakan amal amal yang
sholih, karena akan terjadi suatu bencana yang menyerupai malam yang gelap
gulita, dimana ada seseorang pada waktu pagi ia beriman, tetapi pada waktu sore
ia kafir. Pada waktu
sore ia beriman tetapi pada waktu
pagi ia kafir. Ia rela menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia “. ( H.R. Muslim )
Bukankah
sekarang banyak terjadi, para remaja ( para selebritis ), dengan entengnya
pindah agama, demi cintanya, demi manggapai sedikit kenikmatan dunia.
MEMBUANG
KORMA DEMI JIHAD
Demi mengejar kesempatan, begitu
yakin dan antusiasnya seorang sahabat Nabi s.a.w. ketika bertanya tentang
posisinya kelak bila terbunuh di perang Uhud, setelah dijawab dia secara
spontan segera berangkat ke medan perang, tanpa menundanya sambil melemparkan
biji biji korma yang ada ditangannya.
Dari Jabir r.a. berkata bahwa pada perang Uhud ada
seseorang bertanya kepada Nabi s.a.w. : “ Apakah tuan tahu seandainya saya
terbunuh maka dimanakah tempat saya ? “. Beliau menjawab : “ Di dalam Syurga !
“. Kemudian orang itu terus melemparkan biji biji korma yang ada di tangannya,
kemudian maju perang sehingga ia mati terbunuh “. ( H.R. Bukhari Muslim )
SEGERA SEDEKAH
Menyegerakan bershodaqoh
ditekankan oleh nabi s.a.w., sehingga memberikan shodaqoh dikala sehat, dikala
berharta, dikala masih jaya, sangat besar pahalanya. Bukan menunggu saat
kebangkrutan, apalagi dikala maut datang menjemputnya.
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata bahwa ada seseorang
datang kepada Nabi s.a.w. dan bertanya : “ Wahai Rasulullah shodaqah apakah
yang paling besar pahalanya ? “, beliau menjawab : ” Yang kamu shodaqah sedang
kamu masih sehat, suka harta, takut miskin dan masih ingin kaya. Dan janganlah
kamu menunda nunda sehingga bila nyawa sudah sampai di kerongkongan ( sekarat )
maka kamu baru berkata : “ Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian, padahal
harta itu sudah menjadi hak si fulan ( ahli waris ) “. ( H.R. Bukhari Muslim )
JAGA
TUJUH PERKARA
Secara rinci Nabi s.a.w. menyampaikan, agar bersegera
beramal sebelum datangnya tujuh perkara, yang dapat menimbulkan kurang
optimalnya dalam beramal.
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “
Bersegeralah kamu sekalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh hal, apakah
yang kamu nantikan kecuali kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat
menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang dapat
melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala galanya, atau menunggu datangnya
Dajjal padahal ia adalah sejelek jelek yang ditunggu, atau menunggu datangnya
hari qiamat, padahal qiamat adalah sesuatu yang sangat
berat dan sangat menakutkan ! “. ( H.R. At Turmudzy )
Menyegerakan memperbanyak amal kebaikan sangat ditekankan, karena bisa
saja kemungkinan buruk akan datang, yang mengakibatkan terhalangnya
berbuat kebaikan, karena waktu terus berjalan, dan tak mungkin bisa
dikembalikan.
1.MISKIN
Kemiskinan
bisa menghambat beramal sholih, untuk berinfak tiada harta, yang ada hanya
tenaga. Maka dikala berharta perbanyak shodaqoh jangan ditunda.
2.
KAYA
Dikala
berharta bila tidak ingat asal muasal rizkinya, apalagi tak pandai mensyukuri
akan menimbulkan rasa sombong. Bila penyakit ini sudah menghinggapi, apalagi
merasa bahwa kekayaannya karena jerih payahnya sendiri, karena hasil
kepintararannya sendiri, akan melupakan siapa yang memberi rizki. Sikap ini
jelas akan menimbulkan kebakhilan, sulit diajak bersedekah.
3.
SAKIT
Betapa menderita dan susahnya
sakit, sekujur tubuh lemah tiada daya, untuk bergerak saja susahnya luar biasa,
apalagi untuk beramal sholih. Maka sangat beruntung bagi yang sehat dan pandai menyempatkan
waktunya memperbanyak beramal sholih, tanda pandai bersyukur kepada Tuhannya.
4.
MASA TUA
Masa tua adalah masa
penurunan segalanya, beramal tak semaksimal sebagaimana dikala muda, maka dikala
muda beruntung yang bisa memanfaatkannya dengan memperbanyak amal sholih. Menyesal
dikala tua tak ada gunanya.
5.
KEMATIAN
Kematian merupakan ahir
segalanya, bila datang takkan bisa ditunda, maka memanfaatkan beramal sholih
dikala nyawa masih di kandung badan, merupakan sikap yang cerdas dan mengerti
makna hidup sesungguhnya.
6.
DAJJAL
Dalam hadits Muslim
disebutkan bahwa Dajjal adalah pemuda berambut keriting, akan muncul di suatu
tempat sunyi antara Syam dan Irak. Matanya tertutup selapis daging tebal,
antara kedua mata terdapat tulisan kafir yang bisa dibaca oleh orang mukmin, mata kanannya buta seperti buah
anggur. Jumlahnya 30, semuanya mengaku sebagai Rasulullah, pembohong, perusak, pembuat
fitnah dan huru hara timbul dimana mana. Dengan demikian kesempatan beramal
sholih makin susah.
7.
QIAMAT
Qiamat adalah hari
kebangkitan, dimana orang sama memikirkan nasibnya sen diri sendiri, lupa anak,
lupa isteri, lupa harta, lupa jabatan, lupa segalanya karena masing masing
sibuk berurusan dengan Tuhan Nya, menanti nasib dimana akan diletakkan, di
neraka atau Syurga ?. Saat itu sudah tak mungkin beramal sholih !.
Semoga
kita pandai menyempatkan waktu dalam beramal sholih. Amiin.
KISAH TAULADAN
URWAH YANG TABAH
Urwah bin Az Zubair ditemani
anaknya bernama Muhammad, dengan mengenakan pakaian bagus dan rambutnya dijalin
dua, mengunjungi Walid bin Abdul Malik, seorang lelaki yang tampan.
Ketika melihat penampilan Urwah bin Zubair, Abdul Malik berkata : “
Beginilah seharusnya pemuda Quraisy berdandan “.
Sementara itu Muhammad putera Urwah keluar dari rumah Walid dalam keadaan
mengantuk, tiba tiba terperosok kedalam kandang hewan, sehingga tubuhnya terinjak
dan meninggal dunia. Disamping diuji dengan kematian anaknya, Urwah sendiri
kakinya terkena infeksi.
Kemudian Walid memanggil dokter, setiba doter di rumah Walid, dia berkata
: “ Kalau kaki ini tidak dipotong, maka infeksi akan menyebar keseluruh tubuh,
dan menyebabkan kematian. Ahirnya Urwah menyetujui untuk diamputasi.
Kemudian dokter melakukan operasi dengan memotongnya memakai gergaji,
sehingga Urwah sempat pingsan.
Ketika sadar Urwah bercucuran keringat, sambil bertakbir dan tahmid ia
mengambil potongan kaki sambil menciumnya dan berkata : “ Apa yang
menyebabkan kamu dipotong seperti ini ?, sungguh Allah mengetahui bahwa aku
tidak pernah memakainya untuk hal hal yang haram, ke tempat maksiat atau
keperbuatan yang tidak diridloi Allah “.
Kemudian ia meminta agar potongan kakinya dibersihkan, diberi minyak
wangi, dibungkus dan dikubur di pemakaman kaum Muslimin.
Setiba Urwah dari rumah Walid kemudian menuju Madinah, maka kawan kawanya
menemuinya dengan membaca Ayat :
“ Sesungguhnya kita
telah merasa letih karena perjalanan kita ini ". ( Q.S. Al Kahfi 62 )
Urwah tak menjawab ucapan tersebut, namun dia berdo’a : “ Ya Allah
sesungguhnya aku mempunyai tujuh putera laki laki, yang satu telah Engkau cabut
nyawanya, aku masih memiliki enam putera. Ya Allah aku memiliki empat anggauta
tubuh, dua tangan dan dua kaki, Engkau telah pula mengambil yang satu diantara
empat anggauta tubuhku, kini aku masih memiliki tiga anggauta tubuhku. Meski
Engkau beri cobaan, sesungguhnya aku adalah kesejahteraan yang Engkau ambil,
pada hakekatnya Engkau mengabadikannya ( memberi pahala dan ampunan ) “.
Begitu nikmatnya hidup bila pandai mensyukuri karunia Nya, sehingga
tak mudah putus asa dan kecewa karena
mushibah yang menimpanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar