HIDUP UNTUK KEBAIKAN !
“ Maha
Suci
Allah yang di tangan Nyalah
segala kerajaan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati
dan hidup, supaya Dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun “.
( Q.S.
Al Mulk 1-2 )
Berkat Kesucian
Nya segala kekuasaan berada di tangan Nya. Maha Suci artinya segalanya
sesuatunya dilaksanakan secara sendiri, tanpa sekutu : tidak pernah dilahirkan dan melahirkan, sebagaimana dituduhkan dan diyakini sebagian orang
sehingga masih banyak yang menyekutukan Nya tanpa alasan yang kuat.
Yang menjadikan pula hidup
dan mati, guna menguji siapa yag terbaik amalnya.
Maka sangat beruntung yang selalu berpegang pada firman Nya,
agar tidak tertipu kehidupan dunia yang
diselimuti tipuan setan.
HIDUP
Proses penciptaan manusia
cukup rumit dan luar biasa canggihnya, dari bahan yang mati ( tanah ), kemudian
diproses cukup rumit sehingga menjadi nuthfah ( zygot : campuran mani dan ovum
), kemudian menjadi darah, segumpal daging dan menjadi janin hidup yang berada
dalam rahim, kemudian terlahir sebagai bayi.
“ ......Dan Kami tetapkan dalam rahim
apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan
kamu sebagai bayi, kemudian ( dengan berangsur angsur ) kamu
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan ( adapula ) di
antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui
lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya....”. (
Q.S. Al Hajj 5 )
Kemudian
ada yang hidup sampai dewasa, berumur panjang bahkan ada yang sampai pikun, dan
adapula yang wafat. SEBAGAI
UJIAN
Kehidupan
dunia tidak mesti mulus pasti ada ketidak suksesan, karena merupakan ketetapan
Yang Maha Menciptakan, dalam rangka menguji hamba Nya.
“ Alif laam miim. Apakah manusia itu
mengira bahwa mereka dibiarkan ( saja )
mengatakan :
" Kami
telah beriman ",
sedang mereka tidak diuji lagi ? “. ( Q.S. Al Ankabut 1-2 )
BERBAGAI
UJIAN
Berbagai macam ujian terjadi dalam
kehidupan : Ada yang sehat namun tidak punya uang, ada yang kaya namun sakit
sakitan. Ada pula yang kaya namun tidak punya keturunan, yang keturunannya
banyak justru tidak punya cukup uang. Ada kehilangan, penipuan, fitnah,
kebakaran dan berbagai macam problema yang tak menyenangkan. Beda dengan kehidupan
akherat yang kekal dan penuh kenikmatan.
TERBAIK
AMALNYA
Karena hakekat hidup adalah
ujian, maka sikap terbaik dalam menyikapinya
dengan memperbanyak berbuat baik ( amal sholih ) : Apabila mendapat nasib
baik bersyukur, bukan berbangga diri dan berfoya foya. Bila mendapat mushibah dihadapi
dengan tabah, bukan dengan kecewa, penyesalan dan umpatan yang berketerusan.
”.....Supaya Dia menguji
kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.......”.
Maka
sangat beruntung yang memahami hakekat hidup, sehingga selalu memperbanyak
kebaikan ( amal sholih ) sebagai bekal menuju kehidupan akherat. Dengan
demikian hidupnya akan puas, lega dan tenang, lebih lebih kelak di akherat.
AMAL
SHOLIH
Karena pandainya setan
bermanoufer, sehingga perbuatan jelek dibuat nampak baik, dan berahir dengan sesatnya
manusia.
“ Iblis
berkata :
" Ya
Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan
menjadikan mereka memandang baik ( perbuatan ma'siat ) di
muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya “. ( Q.S. Al Hijr 39 )
TERJEBAK
Karena terbuai
kehidupan dunia, banyak yang lupa pada firman Nya, sehingga terkecoh dengan semboyan
: “ Bila bisa dipersulit mengapa
dipermudah “. Bermodal semboyan arahan setan ini jangan heran bila semua
urusan jadi serba sulit. Bukankah sekarang urusan jadi serba mbulet, yang
mestinya para pegawai pemerintah melayani rakyat, justru rakyat yang harus
melayani dan menservis mereka, bukankah mereka sudah digaji untuk melayani
rakyat ?. Demikian licinnya setan.
Padahal bila memahami, betapa
senang, puas dan nikmatnya melayani kebutuhan masyarakat, sehingga mereka dapat
terpenuhi kebutuhannya dengan mudah : K.T.P., S.I.M., izin usaha, sertifikat
tanah, pasport dan sebagainya.
Betapa
senang dan bahagianya yang mengerti tujuan hidup. Bukankankah bekerja merupakan
ibadah, merupakan amanat, dengan mempermudah urusan, bukankah kelak urusannya akan
dibalas dengan kemudahan juga oleh Allah .
Namun
dalam kenyataannya ?, dalam setiap urusan pasti ada saja kesulitan, agar kocek
keluar demi lancarnya urusan !. Kok ya tega dan senangnya mempersulit urusan
orang, apa tidak takut dengan do’a orang teraniaya yang pasti terkakbul !.
BANYAK JALAN
Banyak
cara berbuat baik, tidak hanya di masjid dan musholla saja. Di rumah, di
kampung, di jalan, di kantor, di pasar, ditoko dan dimana saja.
Dirumah, bukankah Ibu adalah orang
yang paling sibuk urusannya, demi suksesnya masa depan putera puteri dan
suaminya, betapa banyak pahala dan ampunan didapat, asalkan didasari niat
ikhlas dalam mencari kebaikan.
Di jalan
juga banyak peluang berbuat baik ? : Menyapa, senyum, mengucap salam, meminggirkan
halangan, membantu penyeberang jalan, memberi kesempatan yang ingin mendahului.
Bukankah sikap mengalah membutuhkan kesabaran ?. Bukankah Allah beserta orang
yang sabar ?. Bukankah ketidak sabaran merupakan senjata setan !.
Demikian
pula di kantor, banyak jalan berbuat baik : Dengan menepati waktu, dan
melaksanakan amanat yang diberikan, tidak mempersulit urusan, bukankah termasuk
berbuat baik. Demikian pula dengan para pedagang, di toko di pasar, banyak
peluang berbuat baik : Menyapa dengan senyum, melayani dengan ramah, berkata
jujur, menimbang dengan benar, tidak memalsu, menepati janji dan sebagainya.
Alangkah
nikmatnya berbuat kebaikan, apalagi termasuk berbuat shodaqah, bukankah Nabi
s.a.w. bersabda : “ Tiap pebuatan baik
adalah shodaqah “.
MATI
Ingat ajal
atau batas hidup ( mati ) pasti terjadi bila saatnya tiba, namun kedatangannya
tidak ada yang tahu, bila tiba tidak ada yang bisa menunda atau mengawalkannya,
karena kematian dalam Kekuasaan Nya yang mutlak.
“......Maka apabila telah
tiba waktunya ( kematian ) bagi mereka, tidaklah mereka
dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak ( pula )
mendahulukannya “. (
Q.S. An Nahl 61 )
Karena kedatangannya sangat misteri dan tidak bisa
ditawar lagi, maka sikap berhati hati dalam sehari hari perlu diwaspadai, memperbanyak
kebaikan jadikan target, agar bisa mengakhiri hidup dengan khusnul khothimah (
akhir yang baik ). Maka mengisi hidup dengan kebaikan jangan sampai terlewati !. Amin.
KISAH TAULADAN
PERANG HUNAIN
Setelah mendengar berita bahwa kabilah Hawazin, kabilah Tsaqif dan lain
lain berkabung di Hunain untuk menyerang kaum Muslimin, Nabi s.a.w. segera
mengutus Abdullah bin Abi Hadrad Al Aslami seorang sahabat yang gagah berani dan
pandai melacak keadaan musuh.
Sesampai di Hunain Abdullah menyamar dan bergabung
dengan pasukan musuh, setelah mendapat
cukup informasi kemudian kembali dan melapor kepada Nabi s.a.w. di Mekkah.
Sebelum berangkat Nabi s.a.w. mempersiapkan perlengkapan dengan meminjam
100 baju besi kepada Sofyan bin Umayyah ( belum memeluk Islam ), 3000 tombak kepada
Naufal bin Haris dan yang lain. Pasukan kaum Muslimin berjumlah 12.000 personil, ditambah 80 orang musyrikin Quraisy
yang ikut berkabung dengan sukarela, diantaranya Sofyan bin Umayyah. Sedangkan
di fihak musuh berjumlah 20 sampai 30.000 pasukan, ini jumlah terbesar yang
pernah dialami kaum Muslimin.
Peperangan ini diikuti pula kaum wanita Mekkah yang baru saja memeluk
Islam, pada hari dibukanya kota Mekkah, masing masing bertujuan mendapat harta
rampasan.
Kaum Musyrikin bersiap dengan mengambil posisi di Hunain, suku Hawazin
mengambil posisi di puncak gunung Hunain.
Sebelum matahari terbenam pasukan kaum Muslimin tiba di depan jalan masuk
ke lembah Hunain yang dipenuhi banyak gunung, medannya cukup sulit sehingga
kaum Muslimin mengalami kesulitan menemukan tempat musuh, sehingga mereka
berhenti untuk bermalam. Kaum Muslimin tidak menyadari bahwa fihak musuh telah
bersarang ditempat tersebut. Pada keesokan harinya pasukan kaum Muslimin
bersiap hendak melanjutkan perjalanan, ketika menuruni salah satu bukit, dalam
perjalanan menuju lembah yang terletak di Gurun Tihamah dalam keadaan gelap,
tiba tiba mereka diserang secara mendadak oleh pasukan musuh yang bersembunyi
di gua gua.
Karena serangan mendadak dan dalam keadaan gelap, pasukan kaum Muslimin
sempat kocar kacir dibuatnya. Nabi s.a.w. terus memantau dengan dikelilingi
sekitar 12 sampai 100 sahabat, ahirnya beliau memerintahkan pamannya Abbas bin Abdul
Muthollib yang lantang suaranya, untuk memberikan semangat dan komando kepada
pasukan Muslim yang sempat kocar kacir.
Mendengar
teriakan Abbas bin Abdul Muthollib yang merupakan komando bagi pasukan
Muslimin, ahirnya pasukan dapat terkoordinir kembali dan menyerang balik
pasukan Musyrikin, sehingga kaum Muslimin mendapat kemenangan telak.
Selain
mendapat kemenangan, pasukan Muslim memperoleh harta pampasan perang ( ghonimah
) berupa : 24.000 ekor unta, 40.000 ekor kambing, 4.000 uqiah perak, dan menawan 6.000 tentara musuh yang diperlakukan
secara santun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar