KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA
" Dan di antara
tanda tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir ". ( Q.S. Ar Rum 21 )
Orang yang menikah disebut sudah
berumah tangga, mungkin istilah ini berasal dari rumah yang berada diatas
seperti di Sumatra, sehingga untuk memasukinya diperlukan tangga. Sampai
sekarang istilah rumah bertangga atau rumah tangga menjadi akrab dalam bahasa
Indonesia.
Dengan berumah tangga diharapkan
agar hidup dapat lebih tenang, nyaman, sejahtera, istilah singkatnya disebut
bahagia, rumah tangga bahagia menjadi idaman siapa saja.
Berumah tangga Ibarat kapal
mengarungi samudera, kapal akan sampai tujuan dalam mengarunginya bila sang
kapten dan nakhoda kompak seirama, demikian halnya dengan berumah tangga, bila
suami bijak dalam memimpin isterinya dan si isteri selalu mentaatinya, Insyaa
Allah rumah tangga akan bahagia, atas dasar mawaddah warohmah ( rasa kasih dan
sayang ).
AGAMA SEBAGAI ACUAN
Agar tercapai kebahagian,
berpegang pada aturan agama hendaklah jadi acuan, tanpa mengacu dan berpegang
pada tuntunan agama jangan diharap akan tercapai kebahagiaan, karena agama
datang dari Yang Maha Tahu rahasia kehidupan.
Dalam berumah tangga, pada suami
dan isterilah terletak kunci keberhasilan, bila masing masing tahu hak dan kewajiban
atas dasar niat ibadah kepada Yang Maha Rahman, semata mata mengharap ridlo,
pahala dan ampunan. Insyaa Allah jalan akan searah dan setujuan, bila ada
kesalah fahaman akan mudah diselesaikan !, karena masing masing bisa
mengesampingkan keakuan, yang biasanya dipengaruhi setan.
Dengan memahami hak dan kewajiban yang didasari ajaran agama, hati jadi
puas dan lega dalam melaksanakannya, karena dalam berumah tangga tidak hanya
mengejar kepuasan dunia saja, namun mengarah jauh sampai ke Syurga yang
penuh kenikmatan, jauh dari kesusahan
dan kekaladanya.
HAK ISTERI
Dalam berumah tangga Nabi
s.a.w. memberikan tuntunan tentang hak dan kuwajiban suami isteri.
“ Hak seorang isteri atas suami ialah : “ ( 1 )
Suami memberi makan kepada isteri jika ia sendiri makan. ( 2 ) Suami memberi
pakaian kepada isteri jika ia berpakaian. ( 3 ) Suami tidak boleh mengejek
isterinya. ( 4 ) Suami tidak boleh menjauhi isteri kecuali dalam rumah “. ( H.R. Hakim )
MAKAN
Hak isteri sangat diperhatikan dan dijunjung
tinggi dalam agama, isteri berhak mendapat jatah makanan dari suami, artinya memberi
makan isteri merupakan kewajiban suami, banyak para suami yang masih melupakan
kewajiban, sehingga banyak hak isteri diabaikan dan diterlantarkan.
Terkadang ada pula suami
yang suka makan direstoran tanpa mengajak sang isteri, padahal si isteri telah memasak
dengan susah payah untuk sang suami, bisa dibayangkan betapa sakitnya hati sang
isteri karena si suami tak menghargai jerih payah sang isteri.
PAKAIAN
Dalam hal pakaian pun
suami harus memperhatikan, isteri harus juga dibelikan bila memang punya
kemampuan. Adapula yang mampu namun terkadang lalai dalam hal aturan, isterinya
dibiarkan membeli pakaian cukup mahal namun auratnya masih nampak terbuka menggiurkan, adapula yang tertutup
tetapi ketat pula, sehingga potongan bodynya semakin nampak bahkan merangsang.
Anehnya sang suami justru
membiarkannya seolah bangga potongan body isterinya ? , padahal uangnya dari
sang suami juga, seolah
sang suami tak berdaya dalam mengingatkannya, padahal besok di akherat akan
ditanya !.
JANGAN MENGEJEK
Dalam pergaulan sehari
hari suami tidak boleh mengejek isterinya, Rasulullah s.a.w. sebagai sebagai
utusan memberikan contoh dalam memanggil isterinya dengan panggilan : “ Ya
khumairah “ ( wahai yang kemerah merahan ), beliau sangat menyayangi dan
menghargai isteri, tidak pernah mengejek apalagi menyakiti.
TIDAK MENINGGALKAN RUMAH
Mungkin saja dalam
pergaulan sehari hari terjadi silang sengketa yang merupakan ujian dari yang
Maha Kuasa, maka suami tidak boleh sampai meninggalkan rumah, pisah ranjang
sementara adalah jalan maksimal yang bisa ditempuhnya, sambil merenung, bermuhasabah ( introspeksi ) mencari
jalan dan petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Insyaa Allah jalan akan terbuka.
HAK SUAMI
“ Hak seorang suami atas isterinya ialah : ( 1 )
Isteri tidak boleh meninggalkan tempat tidur suaminya. ( 2 ) Isteri hendaklah
bersikap baik mengenai memberikan pelayanan terhadap suaminya. ( 3 ) Isteri
wajib taat atas perintah suaminya. ( 4 ) Isteri tidak boleh keluar rumah
kecuali atas izin suaminya. ( 5 ) Isteri tidak boleh memasukkan orang lain yang
tidak disukai suami “. (
H.R. Thabrani )
Pertikaian rumah tangga merupakan
hal biasa, bisa disebabkan latar belakang berbeda dan pola fikir yang tak sama.
TIDAK MENIGGALKAN TEMPAT TIDUR
Dalam hal ini isteri
tidak boleh meninggalkan tempat tidur suaminya, karena memang demikian
tuntunannya.
Dengan bertahan ditempat
tidur karena melaksanakan tuntunan, akan lebih baik dari pada memperturutkan
hawa nafsu yang dipengaruh setan, dengan demikian Insyaa Allah akan dibukakan jalan
menuju kemudahan untuk menyelesaikan persoalan.
MELAYANI
Isteri dicipta memiliki kelebihan
yakni kelembutan dan naluri melayani, bila dalam melayani suami didasari rasa
tulus dalam hati, artinya semata mata mencari pahala dan ampunan Sang Ilahi, maka
kepuasan akan diperoleh dalam hati.
Ketulusannya dinampakkan
dengan penampilan yang cantik, apalagi dibalut dengan tutur kata yang lembut
dan menarik, akan membuat suami jadi lebih tertarik dan simpatik. Insyaa Allah suami akan betah
dirumah bila si isteri mampu melayani dengan baik ?. Kenyamanan dalam rumah
tangga menjadi semakin asyik.
TAAT
Taat pada perintah suami
merupakan tuntunan juga, selama perintah suami tidak mengandung maksiat dan
dosa, bila perintah suami ditaati karena Allah semata, akan terasa nikmat dibuatnya. Apalagi si suami pun
memerintah juga karena Allah bukan karena semena mena, layaknya seorang majikan
memerintah bawahannya.
IZIN BILA KELUAR
Demi menjaga kehormatan
wanita, agama juga mengatur agar ijin suami bila keluar rumah, aturan ini
seolah terlampau mengekang kebebasan wanita, padahal justru banyak mengandung
hikmah dibaliknya.
Bukankah saat ini nilai
wanita jadi merosot serendah rendahnya, banyak kasus menimpa kaum wanita dimana
mana : Perkosaan, perselingkuhan dan semacamnya yang menjadikan merosot martabatnya.
Hal ini disebabkan karena terlampau bebasnya wanita keluar rumah.
“ … Maka perempuan perempuan
yang sholih adalah mereka yang taat ( kepada Allah ) dan menjaga diri ketika (
suaminya ) tidak ada ….”.(
Q.S. An Nisa’ 34 )
MENYELEKSI TAMU
Seorang isteri hendaknya
juga pandai pandai menyeleksi tamunya, tidak boleh dengan seenaknya memasukkan tamunya karena
bisa mendatangkan fitnah, bukankah ada
kasus warga menggeropyok rumah gara gara seorang isteri memasukkan tamu yang
tak dikenal suaminya, ironisnya justru penggeropyokan dilakukan atas saran
suaminya. Begini jadinya bila rumah tangga tidak mengacu pada aturan
agama.
KUNCI KEBAHAGIAAN
“ Empat hal yang
termasuk kebahagiaan seseorang : “ ( 1 ) Isteri yang sholihah. ( 2 ) Anak
anaknya yang baik. ( 3 ) Sahabat sahabatnya yang baik. ( 4 ) Dan sumber rizki
yang ada dalam negeri. (
H.R. Dailami )
Rumah tangga akan bahagia
bila isterinya sholihah, mengapa ?, bukankah kata Nabi s.a.w. sebaik baik
wanita memiliki empat ciri : Dipandang menyenangkan, taat bila diperintah,
menjaga kehormatan diri dan menjaga harta suami.
Dengan
penampilan menyenangkan, baik dalam berdandan maupun sikapnya akan membuat
suami lebih betah dirumah, bukan sebaliknya, bila keluar berdandan seolah
berhias untuk dipertontonkan orang, sehingga orang pada tergiur dan terkesima
?, padahal yang membelikan baju dan make up adalah suaminya. Jadi terbalik kan
?.
Anak
yang sholih dan sholihah merupakan kunci kebahagiaan pula, apa artinya bila
punya keturunan yang sejak kecil diasuh dan dibesarkan dengan susah payah,
namun ketika dewasa menyusahkan dan merepotkan, bahkan jadi
sumber fitnah.
Teman
yang baik ikut menentukan pula kebahagiaan rumah tangga, betapa tidak ?!, dengan
berteman atau bersahabat yang baik akan terjaga dari dari hal hal yang tak
baik pula, bukankah lingkungan sangat menentukan baik buruk seseorang ?.
Apalagi
bila rizki yang diperolehnya berasal dari dalam negeri sangat nikmat terasa,
karena tiap hari bisa pulang kerumah berkumpul dan bercanda dengan keluarga.
AKAN DITANYA
Dalam berumah tangga
hendaknya perlu berhati, karena kelak masing masing akan ditanya pertanggung
jawaban dalam mengarungi bahtera rumah tangganya.
Dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya : “
Ketahuilah setiap kamu adalah penggembala ( pemimpin ), dan setiap kamu akan
ditanya tentang gembalaannya ( kepemimpinannya ).
Seorang amir ( raja, penguasa, pemimpin ) yang
berkuasa terhadap rakyat, akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang laki
laki adalah pemimpin atas keluarganya. Dia akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Seorang wanita adalah pemimpin di rumah tangga
suami dan anak anaknya. Dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang hamba
sahaya adalah pemimpin atas harta kekayaan majikannya yang dipercayakan
kepadanya. Dia juga akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Ketahuilah setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanya tentang
kepemimpinannya “. ( H.R. Muslim )
KISAH TAULADAN
MATI DULU BARU TAHU
Setelah Rasulullah s.a.w. melaksanakan perjalanan Isra’
MI'raj yang luar biasa dan sulit dinalar oleh akal, maka penduduk Mekkah
terpecah menjadi 3 kelompok, yang pertama kelompok kafir yang jelas tak
mempercayainya, kedua yang semula beriman kemudian murtad, ketiga kelompok yang
tetap mempertahankan imannya, termasuk Abu Bakar Ashshiddiq, bahkan Abu Bakar
menyatakan : “ Walau lebih dari itu jika yang bercerita Muhammad aku percaya “.
Akibat situasi ini Nabi Muhammad s.a.w.
sedih sambil duduk didepan ka’bah memikirkan keadaan kaumnya yang tak mau
mengerti dan keras kepala.
Tiba tiba
datanglah seorang pemuka Quraisy berbadan tegap, tinggi besar mendekati
Rasulullah s.a.w. sambil menghardik dengan lantangnya : “ Hai Muhammad aku
dengar kamu baru terbang dari langit “.
Rasulullah s.a.w. menjawab dengan tenang : “
Tidak, aku diperjalankan oleh Allah untuk menghadap ke hadlirat Nya “. “
Pokoknya kamu mengaku baru terbang kelangit, sekarang aku ingin melihat
buktinya ! “. Kata tokoh Quraisy.
Rasulullah
s.a.w. bertanya : “ Apa maksudmu ? “.
“ Berdirilah engkau Muhammad !, kemudian
Rasulullah s.a.w. berdiri menuruti perintah orang tersebut. “ Angkat kakimu
yang kanan ! “, Rasulullah s.a.w. pun menuruti perintah orang tersebut. “
Sekarang angkat pula kakimu yang kiri ! “.
Nabi s.a.w. menjawab : “ Bila kuangkat
kaki kiriku pasti aku akan jatuh “.
“ Ha ha ha “ orang quraisy tertawa seraya
mengejek dan bangga. “ Ini buktinya bahwa engkau seorang pembohong, mengangkat
kedua kaki saja engkau tidak bisa apalagi kelangit “. Kemudian Nabi s.a.w.
menjawab : “ Jika kau ingin bukti lebih lanjut datanglah menemui Ali “.
Dengan segera orang Quraisy menemui Ali yang sedang
berkumpul dengan beberapa sahabat, orang Quraisy itupun memanggilnya. “ Ada apa
kau memangilku ? “, kata Ali, “ Aku baru saja mendatangi Muhammad yang gila
itu, yang katanya baru terbang dari langit “.
Ali tak
menjawab sepatah katapun, dengan cepat tangannya mencabut pedang dan langsung
disabetkan ke kepala orang Quraisy, maka terjungkallah si quraisy ketanah
bersimbah dan meninggal.
Para
sahabat keheranan melihat kejadian ini, namun Ali dengan tegas berkata : “ Rasulullah sendiri yang mengalami
peristiwa Isra’ Mi’raj saja tidak dia percaya, apalagi saya yang bercerita, maka
satu satunya cara agar dia percaya harus mati dulu ! “.
Demikian
tegas sikap Ali yang cukup cerdik dan tanggap dalam menghadapi sikap orang Quraisy
yang sombong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar