Kamis, 11 September 2014

KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA



 KEBAHAGIAAN RUMAH TANGGA

" Dan di antara tanda tanda kekuasaan Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir  ".                                      ( Q.S. Ar Rum 21 )

Orang yang menikah disebut sudah berumah tangga, mungkin istilah ini berasal dari rumah yang berada diatas seperti di Sumatra, sehingga untuk memasukinya diperlukan tangga. Sampai sekarang istilah rumah bertangga atau rumah tangga menjadi akrab dalam bahasa Indonesia.
Dengan berumah tangga diharapkan agar hidup dapat lebih tenang, nyaman, sejahtera, istilah singkatnya disebut bahagia, rumah tangga bahagia menjadi idaman siapa saja.
Berumah tangga Ibarat kapal mengarungi samudera, kapal akan sampai tujuan dalam mengarunginya bila sang kapten dan nakhoda kompak seirama, demikian halnya dengan berumah tangga, bila suami bijak dalam memimpin isterinya dan si isteri selalu mentaatinya, Insyaa Allah rumah tangga akan bahagia, atas dasar mawaddah warohmah ( rasa kasih dan sayang ).
AGAMA SEBAGAI ACUAN
Agar tercapai kebahagian, berpegang pada aturan agama hendaklah jadi acuan, tanpa mengacu dan berpegang pada tuntunan agama jangan diharap akan tercapai kebahagiaan, karena agama datang dari Yang Maha Tahu rahasia kehidupan.
Dalam berumah tangga, pada suami dan isterilah terletak kunci keberhasilan, bila masing masing tahu hak dan kewajiban atas dasar niat ibadah kepada Yang Maha Rahman, semata mata mengharap ridlo, pahala dan ampunan. Insyaa Allah jalan akan searah dan setujuan, bila ada kesalah fahaman akan mudah diselesaikan !, karena masing masing bisa mengesampingkan keakuan, yang biasanya dipengaruhi setan.    
Dengan memahami hak dan kewajiban yang didasari ajaran agama, hati jadi puas dan lega dalam melaksanakannya, karena dalam berumah tangga tidak hanya mengejar kepuasan dunia saja, namun mengarah jauh sampai ke Syurga yang penuh  kenikmatan, jauh dari kesusahan dan kekaladanya.                                                                            
HAK ISTERI
Dalam berumah tangga Nabi s.a.w. memberikan tuntunan tentang hak dan kuwajiban suami isteri.
“ Hak seorang isteri atas suami ialah : “ ( 1 ) Suami memberi makan kepada isteri jika ia sendiri makan. ( 2 ) Suami memberi pakaian kepada isteri jika ia berpakaian. ( 3 ) Suami tidak boleh mengejek isterinya. ( 4 ) Suami tidak boleh menjauhi isteri kecuali dalam rumah “.  ( H.R. Hakim )
MAKAN
Hak isteri sangat diperhatikan dan dijunjung tinggi dalam agama, isteri berhak mendapat jatah makanan dari suami, artinya memberi makan isteri merupakan kewajiban suami, banyak para suami yang masih melupakan kewajiban, sehingga banyak hak isteri diabaikan dan diterlantarkan. 
Terkadang ada pula suami yang suka makan direstoran tanpa mengajak sang isteri, padahal si isteri telah memasak dengan susah payah untuk sang suami, bisa dibayangkan betapa sakitnya hati sang isteri karena si suami tak menghargai jerih payah sang isteri. 
PAKAIAN
Dalam hal pakaian pun suami harus memperhatikan, isteri harus juga dibelikan bila memang punya kemampuan. Adapula yang mampu namun terkadang lalai dalam hal aturan, isterinya dibiarkan membeli pakaian cukup mahal namun auratnya masih nampak terbuka menggiurkan, adapula yang tertutup tetapi ketat pula, sehingga potongan bodynya semakin nampak bahkan merangsang.
Anehnya sang suami justru membiarkannya seolah bangga potongan body isterinya ? , padahal uangnya dari sang suami juga, seolah sang suami tak berdaya dalam mengingatkannya, padahal besok di akherat akan ditanya !.
JANGAN MENGEJEK
Dalam pergaulan sehari hari suami tidak boleh mengejek isterinya, Rasulullah s.a.w. sebagai sebagai utusan memberikan contoh dalam memanggil isterinya dengan panggilan : “ Ya khumairah “ ( wahai yang kemerah merahan ), beliau sangat menyayangi dan menghargai isteri, tidak pernah mengejek apalagi menyakiti.
TIDAK MENINGGALKAN RUMAH
Mungkin saja dalam pergaulan sehari hari terjadi silang sengketa yang merupakan ujian dari yang Maha Kuasa, maka suami tidak boleh sampai meninggalkan rumah, pisah ranjang sementara adalah jalan maksimal yang bisa ditempuhnya,  sambil merenung, bermuhasabah ( introspeksi ) mencari jalan dan petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Insyaa Allah jalan akan terbuka.           
HAK SUAMI
“ Hak seorang suami atas isterinya ialah : ( 1 ) Isteri tidak boleh meninggalkan tempat tidur suaminya. ( 2 ) Isteri hendaklah bersikap baik mengenai memberikan pelayanan terhadap suaminya. ( 3 ) Isteri wajib taat atas perintah suaminya. ( 4 ) Isteri tidak boleh keluar rumah kecuali atas izin suaminya. ( 5 ) Isteri tidak boleh memasukkan orang lain yang tidak disukai suami “. ( H.R. Thabrani )
Pertikaian rumah tangga merupakan hal biasa, bisa disebabkan latar belakang  berbeda dan pola fikir yang tak sama.
TIDAK MENIGGALKAN TEMPAT TIDUR
Dalam hal ini isteri tidak boleh meninggalkan tempat tidur suaminya, karena memang demikian tuntunannya.
Dengan bertahan ditempat tidur karena melaksanakan tuntunan, akan lebih baik dari pada memperturutkan hawa nafsu yang dipengaruh setan, dengan demikian Insyaa Allah akan dibukakan jalan menuju kemudahan untuk menyelesaikan persoalan.
MELAYANI
Isteri dicipta memiliki kelebihan yakni kelembutan dan naluri melayani, bila dalam melayani suami didasari rasa tulus dalam hati, artinya semata mata mencari pahala dan ampunan Sang Ilahi, maka kepuasan akan diperoleh dalam hati.
Ketulusannya dinampakkan dengan penampilan yang cantik, apalagi dibalut dengan tutur kata yang lembut dan menarik, akan membuat suami jadi lebih tertarik dan simpatik. Insyaa Allah suami akan betah dirumah bila si isteri mampu melayani dengan baik ?. Kenyamanan dalam rumah tangga menjadi semakin asyik.              
TAAT
Taat pada perintah suami merupakan tuntunan juga, selama perintah suami tidak mengandung maksiat dan dosa, bila perintah suami ditaati karena Allah semata, akan terasa nikmat dibuatnya. Apalagi si suami pun memerintah juga karena Allah bukan karena semena mena, layaknya seorang majikan memerintah bawahannya.
IZIN BILA KELUAR
Demi menjaga kehormatan wanita, agama juga mengatur agar ijin suami bila keluar rumah, aturan ini seolah terlampau mengekang kebebasan wanita, padahal justru banyak mengandung hikmah dibaliknya.
Bukankah saat ini nilai wanita jadi merosot serendah rendahnya, banyak kasus menimpa kaum wanita dimana mana : Perkosaan, perselingkuhan dan semacamnya yang menjadikan merosot martabatnya. Hal ini disebabkan karena terlampau bebasnya wanita keluar rumah.
“ … Maka perempuan perempuan yang sholih adalah mereka yang taat ( kepada Allah ) dan menjaga diri ketika ( suaminya ) tidak ada ….”.( Q.S. An Nisa’ 34 ) 
MENYELEKSI TAMU
Seorang isteri hendaknya juga pandai pandai menyeleksi tamunya, tidak boleh dengan seenaknya memasukkan tamunya karena bisa  mendatangkan fitnah, bukankah ada kasus warga menggeropyok rumah gara gara seorang isteri memasukkan tamu yang tak dikenal suaminya, ironisnya justru penggeropyokan dilakukan atas saran suaminya. Begini jadinya bila rumah tangga tidak mengacu pada aturan agama. 
KUNCI KEBAHAGIAAN
“ Empat hal yang termasuk kebahagiaan seseorang : “ ( 1 ) Isteri yang sholihah. ( 2 ) Anak anaknya yang baik. ( 3 ) Sahabat sahabatnya yang baik. ( 4 ) Dan sumber rizki yang ada dalam negeri. ( H.R. Dailami )
Rumah tangga akan bahagia bila isterinya sholihah, mengapa ?, bukankah kata Nabi s.a.w. sebaik baik wanita memiliki empat ciri : Dipandang menyenangkan, taat bila diperintah, menjaga kehormatan diri dan menjaga harta suami.
Dengan penampilan menyenangkan, baik dalam berdandan maupun sikapnya akan membuat suami lebih betah dirumah, bukan sebaliknya, bila keluar berdandan seolah berhias untuk dipertontonkan orang, sehingga orang pada tergiur dan terkesima ?, padahal yang membelikan baju dan make up adalah suaminya. Jadi terbalik kan ?.   
Anak yang sholih dan sholihah merupakan kunci kebahagiaan pula, apa artinya bila punya keturunan yang sejak kecil diasuh dan dibesarkan dengan susah payah, namun ketika dewasa menyusahkan dan merepotkan, bahkan jadi sumber fitnah.
Teman yang baik ikut menentukan pula kebahagiaan rumah tangga, betapa tidak ?!, dengan berteman atau bersahabat yang baik akan terjaga dari dari hal hal yang tak baik pula, bukankah lingkungan sangat menentukan baik buruk seseorang ?.
Apalagi bila rizki yang diperolehnya berasal dari dalam negeri sangat nikmat terasa, karena tiap hari bisa pulang kerumah berkumpul dan bercanda dengan keluarga.
AKAN DITANYA
Dalam berumah tangga hendaknya perlu berhati, karena kelak masing masing akan ditanya pertanggung jawaban dalam mengarungi bahtera rumah tangganya.
Dari Ibnu Umar r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya : “ Ketahuilah setiap kamu adalah penggembala ( pemimpin ), dan setiap kamu akan ditanya tentang gembalaannya ( kepemimpinannya ).
Seorang amir ( raja, penguasa, pemimpin ) yang berkuasa terhadap rakyat, akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang laki laki adalah pemimpin atas keluarganya. Dia akan ditanya tentang kepemimpinannya.
Seorang wanita adalah pemimpin di rumah tangga suami dan anak anaknya. Dia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin atas harta kekayaan majikannya yang dipercayakan kepadanya.  Dia juga akan ditanya tentang kepemimpinannya. Ketahuilah setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya “.  ( H.R. Muslim )  


KISAH TAULADAN
MATI DULU BARU TAHU
Setelah Rasulullah s.a.w. melaksanakan perjalanan Isra’ MI'raj yang luar biasa dan sulit dinalar oleh akal, maka penduduk Mekkah terpecah menjadi 3 kelompok, yang pertama kelompok kafir yang jelas tak mempercayainya, kedua yang semula beriman kemudian murtad, ketiga kelompok yang tetap mempertahankan imannya, termasuk Abu Bakar Ashshiddiq, bahkan Abu Bakar menyatakan : “ Walau lebih dari itu jika yang bercerita Muhammad aku percaya “.
Akibat situasi ini Nabi Muhammad s.a.w. sedih sambil duduk didepan ka’bah memikirkan keadaan kaumnya yang tak mau mengerti dan keras kepala.
Tiba tiba datanglah seorang pemuka Quraisy berbadan tegap, tinggi besar mendekati Rasulullah s.a.w. sambil menghardik dengan lantangnya : “ Hai Muhammad aku dengar kamu baru terbang dari langit “.
 Rasulullah s.a.w. menjawab dengan tenang : “ Tidak, aku diperjalankan oleh Allah untuk menghadap ke hadlirat Nya “. “ Pokoknya kamu mengaku baru terbang kelangit, sekarang aku ingin melihat buktinya ! “. Kata tokoh Quraisy.
Rasulullah s.a.w. bertanya : “ Apa maksudmu ? “. 
      “ Berdirilah engkau Muhammad !, kemudian Rasulullah s.a.w. berdiri menuruti perintah orang tersebut. “ Angkat kakimu yang kanan ! “, Rasulullah s.a.w. pun menuruti perintah orang tersebut. “ Sekarang angkat pula kakimu yang kiri ! “.
      Nabi s.a.w. menjawab : “ Bila kuangkat kaki kiriku pasti aku akan jatuh “.
      “ Ha ha ha “ orang quraisy tertawa seraya mengejek dan bangga. “ Ini buktinya bahwa engkau seorang pembohong, mengangkat kedua kaki saja engkau tidak bisa apalagi kelangit “. Kemudian Nabi s.a.w. menjawab : “ Jika kau ingin bukti lebih lanjut datanglah menemui Ali “.
 Dengan segera orang Quraisy menemui Ali yang sedang berkumpul dengan beberapa sahabat, orang Quraisy itupun memanggilnya. “ Ada apa kau memangilku ? “, kata Ali, “ Aku baru saja mendatangi Muhammad yang gila itu, yang katanya baru terbang dari langit “.
Ali tak menjawab sepatah katapun, dengan cepat tangannya mencabut pedang dan langsung disabetkan ke kepala orang Quraisy, maka terjungkallah si quraisy ketanah bersimbah dan meninggal.
Para sahabat keheranan melihat kejadian ini, namun Ali dengan tegas berkata  : “ Rasulullah sendiri yang mengalami peristiwa Isra’ Mi’raj saja tidak dia percaya, apalagi saya yang bercerita, maka satu satunya cara agar dia percaya harus mati dulu ! “.   
Demikian tegas sikap Ali yang cukup cerdik dan tanggap dalam menghadapi sikap orang Quraisy yang sombong.                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar