GUBERNUR MISKIN
“ Hai
orang orang
yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu ”.
( Q.S. Al Hujurat 6 )
Khalifah
Umar bin Khoththob mengutus Umair bin Sa’ad untuk menjadi gubernur Himsha,
namun setelah menunaikan tugas selama satu tahun, Umar tidak pernah mendapat
laporan dari Umair bin Sa’ad sedikit pun.
KARENA
CURIGA DIPANGGIL
Kemudian
Umar meminta kepada sekretarisnya : “ Tulislah surat untuk Umair, demi Allah
dia telah menghianati kita ! “.Surat tersebut berbunyi : “ Jika engkau telah
menerima suratku ini, maka segeralah menghadap membawa pajak kaum Muslimin,
langsung setelah engkau melihat surat ini ! “.
Setelah membaca surat, ia segera mengemasi barangnya, dengan memanggul perlengkapan ia berangkat dengan
berjalan kaki dari Himsha ke Madinah.
MENGHADAP
KHALIFAH
Ketika sampai di Madinah wajah Umair nampak pucat dan
lusuh dengan rambutnya yang panjang, kemudian menghadap Khalifah dengan
mengucapkan salam. Khalifah Umar menjawabnya dan bertanya : “ Bagaimana kabarmu
? “.
Umair
menjawab : “ Sebagaimana yang anda lihat, bukankah badanku sehat, darahku suci,
aku membawa kebaikan isi dunia “. Khalifah Umar bertanya : “ Apa yang kau bawa
? “. Umair menjawab : “ Aku membawa kantung kulit, tas tempat membawa bekal
perjalananku, mangkuk besar yang kupergunakan untuk makan dan sebagai tempat
air ketika mandi atau mencuci pakaian, ember tempat aku membawa air wudlu dan
air minumku dan tongkat yang aku pergunakan bersandar atau melawan musuh jika
sewaktu waktu bertemu, demi Allah sesungguhnya tiada barang dunia kecuali yang aku
bawa bersama bawaanku “.
JALAN
KAKI
Umar
bertanya : “ Kamu datang kemari dengan berjalan ? “. Umair menjawab : “ Betul
“, Umar bertanya : “ Apakah tidak ada orang yang memberi kendaraan kepadamu untuk engkau tunggangi ? “. Umair
menjawab : “ Mereka tidak memberi karena aku tidak memintanya “. Umar berkata :
“ Mereka adalah seburuk buruk orang Islam “.
Umair
berkata : “ Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah melarangmu menggunjing,
padahal aku melihat mereka senantiasa melaksanakan sholat subuh “.
MINTA
LAPORAN
Umar
berkata : “ Kemudian mana laporanmu, dan apa yang telah engkau lakukan ? “.
Umair menjawab : “ Apa maksud pertanyaanmu wahai Amirul Mukminin ? “.
Umar
mengucapkan : “ Subhaanallah “. Umair menjawab : “ Jika aku tdak hawatir
membuatmu sedih, aku tidak akan melaporkan kepadamu. Engkau mengutusku ke suatu
wilayah, kemudian aku mengumpulkan orang orang sholih dan memungut pajak dari
mereka, jika telah telah terkumpul, aku bagikan kepada yang berhak. Kalau
engkau berhak menerima bagiannya pasti aku akan membawakan untukmu “.
MENOLAK
JABATAN
Umar
berkata : “ Kemudian engkau datang tidak membawa sesuatu ? “.
Umair
menjawab : “ Tidak ! “. Umar berkata : “ Perpanjanglah masa tugas Umair ! “. Umair
berkata : “ Sesungguhnya tugas ini tidak saya terima. Demi Allah dengan jabatan
tersebut aku tidak selamat. Telah aku sampaikan kepada staffku Allah
merendahkan martabatmu wahai Umair, dengan jabatan itu apakah engkau tawarkan lagi
jabatan kepadaku wahai Umar ?, sesungguhnya hariku yang paling tidak
menguntungkan adalah saat aku menjadi wakilmu “. Kemudian dia mohon izin pulang.
Seorang
perawi berkata : “ Jarak antara Himsha dan Madinah adalah beberapa mil “. Ketika
Umair pulang, Umar berkata : “ Sepertinya Umair menghianati kami ! “.
MENYELIDIKI
Kemudian Khalifah
Umar mengutus seorang ajudan bernama Al Harits dan dibekali uang 100 dinar,
Umar berpesan : ” Pergilah ke rumah Umair, usahakan engkau menginap di rumahnya
sebagai tamu, apabila engkau melihat bukti bukti kekayaan, kembalilah, namun
jika kondisinya memprihatinkan berika uang 100 dinar kepadanya ! “.
Kemudian
Al Harits berangkat ke Himsha, sesampai di kediaman Umair, ia melihat Umair menyulam
jubahnya, Al Harits mengucapkan salam kepadanya, kemudian Umair berkata : “
Mampirlah kemari semoga Allah mencurahkan kasih sayangnya kepadamu, Umair
bertanya : “ Dari mana anda datang ? “, dia menjawab : “ Dari Madinah “. Umair
bertanya : “ Bagaimana keadaan Amirul Mukminin ? “. Al Harits menjawab : “ Baik
baik saja “. Umair bertanya : ” Bagaimana kondisi Umat Islam ? “, dia menjawab
: “ Mereka baik baik saja “.
Umair bertanya : “ Bukankah Khalifah akan menegakkan hukuman ? “, dia menjawab : “ Sudah, bahkan beliau memukul putranya yang melakukan pelanggaran, sampai meninggal dunia karena kerasnya pukulan “.
Umair bertanya : “ Bukankah Khalifah akan menegakkan hukuman ? “, dia menjawab : “ Sudah, bahkan beliau memukul putranya yang melakukan pelanggaran, sampai meninggal dunia karena kerasnya pukulan “.
Umair
berkata : “ Ya Allah tolonglah Umar sesungguhnya aku tidak mengenalnya, kecuali
ia seorang yang tegas karena kecintaannya kepada Mu “.
SANGAT
MISKIN
Al Harits
tinggal di rumah Umair selama tiga hari, Umair tidak memiliki bahan makanan
kecuali sedikit gandum, mereka sengaja menyisihkan untuk menjamu tamu.
Suatu saat
Umair berkata : “ Kamu tinggal disini tetapi kami tidak mampu melayani dengan
baik, jika ingin pergi silahkan “.
MENOLAK
PEMBERIAN
Kemudian
Al harits memberikan uang dinar sambil berkata : “ Uang ini pemberian Khalifah,
pergunakan menurut kebutuhanmu “. Umair berteriak sambil berkata : “ Saya tidak
membutuhkan uang ini, kembalikan ! “.
Isteri
Umair berkata : “ Jika engkau membutuhkan ambillah, jika tidak berikan kepada
yang berhak ! “. Umair berkata : “ Aku tidak mempunyai kepentingan dengan uang
ini ! “. Kemudian isterinya merobek jubah bawahnya dan diberikan pada Umair
sebagai tempat uang, setelah Umair memasukkan uang kedalam kain, ia langsung
pergi guna dibagikan ke anak anak yatim para syuhada perang dan fakir miskin.
Selanjutnya
Umair berkata : “ Aku kirim salam kepada Amirul mukminin “.
Sesampai Al
Harits menghadap khalifah, diceritakan tentang penderitaan Umair. kemudian Umar
bertanya : “ Bagaimana ia menggunakan uang ? “, Al Harits menjawab : “ Aku tidak
tahu “. Kemudian Umar menulis surat : “ Jika surat ini sampai kepadamu jangan
engkau letakkan dari tanganmu kecuali engkau segera manghadapku ! “.
DICECAR
PERTANYAAN
Kemudian Umair
segera memenuhi panggilan dan menghadap Kahlifah, Umar bertanya : “ Apa yang
kau lakukan dengan uang tersebut ? “. Umair menjawab : “ Terserah aku bagaimana
aku memanfaatkannya, mengapa engkau menanyakan uang itu ? ”, Umar menjawab : “
Aku mohon kepadamu berikan laporan penggunaan uang dinar itu ! “. Umair
menjawab : “Kupergunakan untuk diriku “. Umar menjawab : “ Semoga Allah
mencurahkan kasih sayangnya kepadamu “.
Kemudian
Umar memerintahkan agar dibekali tepung, makanan dan dua potong pakaian. Umair
berkata : “ Jika berupa makanan aku tak membutuhkan, karena di rumahku ada dua
sho’ gandum, namun untuk pakaian kuperuntukkan ummu fulan “.
Tidak
berselang lama Umair meninggal, beritanya sampai ke Khalifah Umar, ia merasa
terpukul dan sedih, kemudian beliau menuju pemakaman Baqi’ul Garqad.
Begitu
tinggi ahlak Umair sebagai gubernur, ia lebih mementingkan umat dari pada
dirinya, sehingga rela hidup dalam kemiskinan dan kesederhanaan. Allah yarham.
DISAYAT DALAM KEADAAN HIDUP
Abu Dzar Al Hafidz berkata : “ Abu
Bakar An Nabulisi disiksa hingga mati oleh bani Abid dari bani Fathimiyyah,
disalib karena berpegang pada As Sunnah. Aku mendengar Ad Daraquthni sering
menyebut namanya kemudian menangis, ketika itu beliau menceritakan : “ Ketika Abu
Bakar An Nabulisi disayat, beliau membaca ayat “ : “ Tak
ada suatu negeripun ( yang
durhaka penduduknya ),
melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami adzab ( penduduknya )
dengan adzab
yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab ( Lauh
Mahfuzh ) “. ( Q.S. Al Isra’ 58 )
Abdul
Faraj bin Al Faraj berkata : “ Jauhar komandan tentara Abu Tamim yang
memerintah Mesir menggelar sidang atas terdakwa Abu Bakar An Nabulisi, ketika itu
ia baru pulang dari Akwakh, dia berkata : “ Telah sampai berita kepadaku, bahwa
kamu pernah berkata : “ Jika sesorang memiliki 10 anak panah, ia wajib
membidikkan 1 anak panah ke bangsa Rumawi dan 9 anak panah kepada kelompok kami
“.
An
Nabulisi membantah : “ Aku tidak berkata demikian, tetapi aku mengatakan,
seorang yang memiliki 10 anak panah, ia wajib membidikkan 9 anak panah pada
kalian dan anak panah yang ke 10 juga dibidikkan pada kalian “. Karena kalian
telah merubah agama yang benar, kalian membunuh orang orang sholih, kalian
mengaku memiliki Nur Ilahiyah ! “. Maka An Nabulisi langsung ditikam dan
dipukuli, kemudian diperintahkan se orang Yahudi untuk menyayat nyayatnya.
Ma’mar
bin Ahmad bin Ziyad As Shufi berkata : “ Telah sampai kabar kepadaku yang bisa
dipercaya, bahwa Abu Bakar An Nabuisi disayat dari kepala pada bagian rambutnya
dan dibelah sampai ke arah bagian wajah, sementara itu Abu bakar senantiasa
berdzikir dan bersabar, hingga sayatan sampai pada bagian dadanya.
Pada waktu itu orang Yahudi yang menyayat merasa kasihan, kemudian Abu bakar langsung ditikam tepat pada rongga hatinya hingga meninggal.
Pada waktu itu orang Yahudi yang menyayat merasa kasihan, kemudian Abu bakar langsung ditikam tepat pada rongga hatinya hingga meninggal.
Demikian
juga sampai kabar kepadaku ( Ma’mar bin Ahmad bin Ziyad ash Sufi ) bahwa Abu Bakar adalah seorang Imam ahli
hadist dan fiqih, sepanjang hidupnya suka berpuasa, terpandang di mata semua
orang.
Ketika
tubuh beliau disayat terdengar suara bacaan Al Quran dari jasad beliau.
Kisah yang bisa jd Tauladan....SUBHANALLAH
BalasHapus
BalasHapusAlhamdulillah atas perhatiannya