KEUTAMAAN MENDAHULUKAN
YANG KANAN
“ Yaitu golongan kanan ( mereka yang menerima buku catatan amal
dengan tangan kanan ). Alangkah mulianya golongan kanan itu “.
( Q.S.
Al Waaqi’ah 8 )
Sangat banyak dan rinci ajaran
agama, tidak hanya sholat dan puasa saja, namun banyak tuntunan yang kurang
difahami pemeluknya. Diantaranya soal yang nampaknya sepele namun justru
Rasulullah s.a.w. sangat memperhatikan dan mengutamakannya. Khususnya dalam hal
memanfaatkan tangan kanan, dan mendahulukan anggauta bagian kanan.
Suatu saat kami
bertanya pada salah seorang jama’ah : “ Sampean kalau memakai sandal atau baju
mana yang didahulukan, yang kiri atau yang kanan ? “, maka dijawab : “ Yang
kanan “. Kemudian kami bertanya lagi : “ Mengapa ? “, “ Karena kebiasaan ustadz
“, jawabnya. Kemudian kami katakan : “ Sayang “, “ Mengapa ustadz ? “, “ Karena
tidak berpahala ! “.
Mendengar jawaban kami agaknya membuat jama’ah terbengong
keheranan, melihat keheranan ini kami katakan : “ Inilah pentingnya mengaji,
pentingnya menuntut ilmu ! “.
NIAT DAN ILMU
Niat
sangat menentukan dalam beribadah, dengan niat yang benar dan didasari ilmu,
akan membuat ibadah jadi mantap, khusyu’ dan memperoleh point pahala. Bukankah
Nabi s.a.w. pernah bersabda :
“ Sesungguhnya sah atau tidaknya amal itu terletak pada niat. Dan
bahwasanya tiap tiap orang akan memperoleh buah amalnya dari niatnya “. ( H.R.
Bukhari )
Jadi pahala akan didapat apabila
ada niat, yang niat itu ada dasar ilmunya dari agama, dengan demikian tiap
perbuatan yang dilakukan atas dasar kebiasaan saja, tanpa ada kesengajaan niat dan
ilmu agama jadi sia sia, sayang kan ?.
TANGAN KANAN UNTUK YANG BAIK
Begitu indah Nabi s.a.w.
memberi tauladan, sehingga sampai hal yang kecilpun diberikan tuntunan, sebagai
contoh dalam memanfaatkan tangan, beliau memilah antara penggunaan yang kiri
dan kanan.
Dari Hafshah r.a. bahwasanya
Rasulullah s.a.w. mempergunakan tangan kanannya untuk makan, minum dan memakai
pakaian, dan mempergunakan tangan kirinya untuk selain itu “. ( H.R.
Abu Dawud )
Dari ‘Aisyah r.a. berkata : “ Tangan
kanan Rasulullah s.a.w. dipergunakan untuk bersuci dan makan, sedangkan tangan
kirinya untuk bercebok sehabis buang air dan segala hal yang kotor “. ( H.R. Abu Dawud )
Dengan demikian ada
pemilahan antara penggunaan tangan kanan untuk hal hal yang baik, yang kiri
untuk yang tidak baik.
Dengan pemilahan ini memiliki dua hikmah, pertama secara
moral nampak santun, kedua secara rational jelas nampak benar.
Bukankah hal
yang baik harus dipisahkan dari yang tidak baik, dengan selalu memanfaatkan
tangan kanan untuk yang baik, maka makanan yang dimasukkan kemulut akan selalu
terjaga dari kotoran alias higynis
( bersih ).
MENDAHULUKAN YANG KANAN
Demikian pula halnya dalam
prioritas penggunaan, beliau memulainya dari sebelah kanan, bersuci, bersisir
dan memakai sandal.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. sangat memperhatikan
untuk mendahulukan anggauta sebelah kanan didalam segala hal seperti bersuci,
bersisir dan memakai sandal “. ( H.R.
Bukhari dan Muslim )
Begitu tertib dan telitinya
Nabi s.a.w. memberikan tauladan, sehingga dalam prioritas memanfaatkan anggauta
tubuhpun ada urutan, baik dalam berwudlu bahkan memakai pakaian. Dari Abu Hurairah r.a. Bahwasanya
Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Apabila kamu sekalian memakai pakaian dan
berwudlu, maka dahulukan anggauta sebelah kanan “. ( H.R. Abu Dawud dan At Turmudy )
Sampai memasang sandalpun
ditekankan agar mendahulukan yang kanan.
Dari
Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Apabila salah
seorang diantara kamu sekalian memakai sandal maka hendaklah ia mendahulukan
sebelah kanan, dan apabila melepas maka dahulukanlah sebelah kiri, anggauta
sebelah kanan yang disandali didahulukan dan melepasnya belakangan “. ( H. R. Bukhari dan Muslim )
Jadi untuk memasang
mendahulukan yang kanan, untuk melepas mendahulukan yang kiri. Bahkan sampai
mencukur rambutpun beliau memulai dari bagian kanan.
Dari
Anas r.a. bahwasanya ketika Rasulullah s.a.w. telah sampai di Mina dan melempar
jumrah, kemudian beliau ke penginapannya di Mina dan menyembelih kurban
kemudian berkata kepada tukang cukur : “ Cukurlah ini “, Sambil menunjuk ke arah
kepala sebelah kanan, kemudian sebelah kiri. Kemudian membagi bagikan rambutnya
kepada para sahabat “. ( H.R. Bukhari
dan Muslim )
Dari hadts Nabi s.a.w. diatas
jelas bahwa segala aktifitas yang baik, beliau selalu memulai dari angguta tubuh yang
kanan.
Dengan demikian bisa
dikembangkan sendiri dalam setiap memulai aktifitas, anggauta tubuh yang mana
yang harus didahulukan atas dasar tuntunan yang telah beliau diberikan. Misalnya
keluar rumah dengan mendahulukan kaki kiri, bila masuk kaki kanan, masuk kamar
mandi kaki kiri, keluar kaki kanan dan sebagainya.
UNTUK
DIIKUTI
“ Sesungguhnya
telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu )
bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah “. ( Q.S. Al Ahzab 21 )
Rasulullah s.a.w.
diutus kedunia untuk memberikan ketauladanan, untuk itu seharusnyalah diikuti,
bagi yang mengharap rahmat Allah, mengharap masuk syurga dan banyak mengingat
Allah’.
HIKMAH
Dengan selalu memperhatikan dan
menauladani akhlak Rasulullah s.a.w. berarti melaksanakan firman Allah, sekaligus
mengingat Allah. Punya identitas muslim karena prilakunya beda dengan orang
lain, sekaligus terselamatkan dari kekotoran, karena bisa memanfaatkan dan
membedakan dalam memanfaatkan anggauta badan.
Dengan selalu
ingat dan mengikuti ( ittiba’ ) tuntunan Nabi s.a.w. berarti jiwanya juga selalu
ingat pada ajaran yang dituntunkan, dengan demikian secara otomatis hatinya
selalu ingat ( dzikir ) sekaligus membuktikan sebagai kecintaannya kepada Allah, yang berakibat akan membuahkan
Allah juga akan mencintai dan mengampuni dosanya.
Katakanlah : "Jika kamu ( benar benar ) mencintai Allah, ikutilah aku ( Muhammad ), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( Q.S. Ali Imran 31 )
Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah Nya, agar menjadi hamba yang selalu memperhatikan tuntunan Rasul Nya, agar dicintai dan memperoleh ampunan Nya. Amiin ya Rabbal 'Alamiin.
Katakanlah : "Jika kamu ( benar benar ) mencintai Allah, ikutilah aku ( Muhammad ), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( Q.S. Ali Imran 31 )
Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah Nya, agar menjadi hamba yang selalu memperhatikan tuntunan Rasul Nya, agar dicintai dan memperoleh ampunan Nya. Amiin ya Rabbal 'Alamiin.
KISAH
TAULADAN
WIBAWA NABI
Banyak sahabat Nabi s.a.w. yang
memberi komentar tentang keindahan, wibawa dan kharisma yang beliau miliki,
seperti kata menantunya beliau Ali Bin Abi Thalib r.a. : “ Siapa yang
melihatnya pasti akan tertegun karena kewibawaannya “.
Ibnu Majah meriwayatkan : “ Ada orang seseorang yang
menghadap Nabi s.a.w. kemudian menggigil ketakutan, kemudian Nabi s.a.w.
bersabda : “ Tidak apa apa tenangkan hatimu “.
Amru bin Ash berkata saat baru menghadap Rasulullah
s.a.w. untuk pertama kali : “ Aku tak sanggup menatap wajahnya. Jadi seandainya
ada orang yang bertanya mengenai sifat beliau, aku tak sanggup menceritakannya,
karena mataku tak sanggup menatap wajahnya “. ( H.R. Muslim ).
Turmudzi meriwayatkan dari Ibnu Abi Halah bahwa apabila
para sahabat sedang berada disekeliling beliau dan mendengarkan ketika beliau
sedang berbicara, mereka diam dan dengan tenang sambil menundukkan kepalanya,
seolah olah kepala mereka sedang dihinggapi burung “.
Abu Mas’ud Al Badri menceritakan pengalamannya : “ Ketika
aku sedang menghajar budakku, tiba tiba aku mendengar suara dibelakangku, mula
mula aku tidak tidak memperdulikannya karena amarahku yang meluap luap. Ketika
aku menoleh ke belakang, ternyata yang datang adalah Rasulullah s.a.w. Begitu
aku menatap wajahnya, tanpa kusadari cemeti yang kupegang tiba tiba jatuh
karena badanku gemetar.
Kemudian beliau berkata : “ Demi Allah Tuhan dapat
berbuat apa saja terhadapmu melebihi dari apa yang engkau lakukan sekarang ini
“. Maka dengan tersendat aku berkata : “ Ya Rasulullah demi Allah aku tak akan
menghajar budakku lagi “.
Qiblah binti Makhromah menceritakan : “ Aku pernah
melihat Rasulullah s.a.w. sedang duduk dengan tekunnya, tiba tiba rasa takut
menyelinap begitu saja dalam hatiku sampai badanku menggigil.
Kemudian aku
mendengar ada orang berkata : “ Ya Rasulullah kasihanilah wanita itu, ia
menggigil ketakutan karena melihat anda “. Dengan wajahnya yang tampan beliau
berpaling ke arah diriku karena pada saat itu posisiku berada di belakang
punggung beliau. Kemudian beliau bersabda : “ Kasihan benar dirimu, tenangkanlah
hatimu “. Maka setelah itu tenanglah hatiku.
Inilah sebagian mukjizat yang beliau miliki diantara
sekian banyak mukjizat yang diberikan Allah. Sebagai manusia maksum yang selalu
mendapat mendapat perlindungan dan kasih sayangNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar