Jumat, 12 September 2014

KEUTAMAAN MENDAHULUKAN YANG KANAN




KEUTAMAAN MENDAHULUKAN YANG KANAN

“ Yaitu golongan kanan ( mereka yang menerima buku catatan amal dengan tangan kanan ). Alangkah mulianya      golongan kanan itu “. 
( Q.S. Al Waaqi’ah 8 )
             
Sangat banyak dan rinci ajaran agama, tidak hanya sholat dan puasa saja, namun banyak tuntunan yang kurang difahami pemeluknya. Diantaranya soal yang nampaknya sepele namun justru Rasulullah s.a.w. sangat memperhatikan dan mengutamakannya. Khususnya dalam hal memanfaatkan tangan kanan, dan mendahulukan anggauta bagian kanan.
Suatu saat kami bertanya pada salah seorang jama’ah : “ Sampean kalau memakai sandal atau baju mana yang didahulukan, yang kiri atau yang kanan ? “, maka dijawab : “ Yang kanan “. Kemudian kami bertanya lagi : “ Mengapa ? “, “ Karena kebiasaan ustadz “, jawabnya. Kemudian kami katakan : “ Sayang “, “ Mengapa ustadz ? “, “ Karena tidak berpahala ! “. 
Mendengar jawaban kami agaknya membuat jama’ah terbengong keheranan, melihat keheranan ini kami katakan : “ Inilah pentingnya mengaji, pentingnya menuntut ilmu ! “.
NIAT DAN ILMU
Niat sangat menentukan dalam beribadah, dengan niat yang benar dan didasari ilmu, akan membuat ibadah jadi mantap, khusyu’ dan memperoleh point pahala. Bukankah Nabi s.a.w. pernah bersabda :
“ Sesungguhnya sah atau tidaknya amal itu terletak pada niat. Dan bahwasanya tiap tiap orang akan memperoleh buah amalnya dari niatnya “. ( H.R. Bukhari )
Jadi pahala akan didapat apabila ada niat, yang niat itu ada dasar ilmunya dari agama, dengan demikian tiap perbuatan yang dilakukan atas dasar kebiasaan saja, tanpa ada kesengajaan niat dan ilmu agama jadi sia sia, sayang kan ?. 
TANGAN KANAN UNTUK YANG BAIK 
Begitu indah Nabi s.a.w. memberi tauladan, sehingga sampai hal yang kecilpun diberikan tuntunan, sebagai contoh dalam memanfaatkan tangan, beliau memilah antara penggunaan yang kiri dan kanan. 
Dari Hafshah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mempergunakan tangan kanannya untuk makan, minum dan memakai pakaian, dan mempergunakan tangan kirinya untuk selain itu “. ( H.R. Abu Dawud )   
Dari ‘Aisyah r.a. berkata : “ Tangan kanan Rasulullah s.a.w. dipergunakan untuk bersuci dan makan, sedangkan tangan kirinya untuk bercebok sehabis buang air dan segala hal yang kotor “. ( H.R. Abu Dawud )  
Dengan demikian ada pemilahan antara penggunaan tangan kanan untuk hal hal yang baik, yang kiri untuk yang tidak baik. 
Dengan pemilahan ini memiliki dua hikmah, pertama secara moral nampak santun, kedua secara rational jelas nampak benar. 
Bukankah hal yang baik harus dipisahkan dari yang tidak baik, dengan selalu memanfaatkan tangan kanan untuk yang baik, maka makanan yang dimasukkan kemulut akan selalu terjaga dari kotoran alias higynis ( bersih ).   
MENDAHULUKAN YANG KANAN   
Demikian pula halnya dalam prioritas penggunaan, beliau memulainya dari sebelah kanan, bersuci, bersisir dan memakai sandal.
Dari ‘Aisyah r.a. berkata : “ Rasulullah s.a.w. sangat memperhatikan untuk mendahulukan anggauta sebelah kanan didalam segala hal seperti bersuci, bersisir dan memakai sandal “. ( H.R. Bukhari dan Muslim )    
Begitu tertib dan telitinya Nabi s.a.w. memberikan tauladan, sehingga dalam prioritas memanfaatkan anggauta tubuhpun ada urutan, baik dalam berwudlu bahkan memakai pakaian.   Dari Abu Hurairah r.a. Bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Apabila kamu sekalian memakai pakaian dan berwudlu, maka dahulukan anggauta sebelah kanan “. ( H.R. Abu Dawud dan At Turmudy )
Sampai memasang sandalpun ditekankan agar mendahulukan yang kanan.  
Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda : “ Apabila salah seorang diantara kamu sekalian memakai sandal maka hendaklah ia mendahulukan sebelah kanan, dan apabila melepas maka dahulukanlah sebelah kiri, anggauta sebelah kanan yang disandali didahulukan dan melepasnya  belakangan “. ( H. R. Bukhari dan Muslim )
Jadi untuk memasang mendahulukan yang kanan, untuk melepas mendahulukan yang kiri. Bahkan sampai mencukur rambutpun beliau memulai dari bagian kanan.
Dari Anas r.a. bahwasanya ketika Rasulullah s.a.w. telah sampai di Mina dan melempar jumrah, kemudian beliau ke penginapannya di Mina dan menyembelih kurban kemudian berkata kepada tukang cukur : “ Cukurlah ini “, Sambil menunjuk ke arah kepala sebelah kanan, kemudian sebelah kiri. Kemudian membagi bagikan rambutnya kepada para sahabat “.    ( H.R. Bukhari dan Muslim )
Dari hadts Nabi s.a.w. diatas jelas bahwa segala aktifitas yang baik, beliau selalu memulai dari angguta tubuh yang kanan.
Dengan demikian bisa dikembangkan sendiri dalam setiap memulai aktifitas, anggauta tubuh yang mana yang harus didahulukan atas dasar tuntunan yang telah beliau diberikan. Misalnya keluar rumah dengan mendahulukan kaki kiri, bila masuk kaki kanan, masuk kamar mandi kaki kiri, keluar kaki kanan dan sebagainya.
UNTUK DIIKUTI
“ Sesungguhnya telah ada pada ( diri ) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah “. ( Q.S. Al Ahzab 21 )
Rasulullah s.a.w. diutus kedunia untuk memberikan ketauladanan, untuk itu seharusnyalah diikuti, bagi yang mengharap rahmat Allah, mengharap masuk syurga dan banyak mengingat Allah’.
HIKMAH
Dengan selalu memperhatikan dan menauladani akhlak Rasulullah s.a.w. berarti melaksanakan firman Allah, sekaligus mengingat Allah. Punya identitas muslim karena prilakunya beda dengan orang lain, sekaligus terselamatkan dari kekotoran, karena bisa memanfaatkan dan membedakan dalam memanfaatkan anggauta badan. 
Dengan selalu ingat dan mengikuti ( ittiba’ ) tuntunan Nabi s.a.w. berarti jiwanya juga selalu ingat pada ajaran yang dituntunkan, dengan demikian secara otomatis hatinya selalu ingat ( dzikir ) sekaligus membuktikan sebagai kecintaannya kepada Allah, yang berakibat akan membuahkan Allah juga akan mencintai dan mengampuni dosanya.                 
Katakanlah : "Jika kamu ( benar benar ) mencintai Allah, ikutilah aku ( Muhammad ), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang “. ( Q.S. Ali Imran 31 )
Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayah Nya, agar menjadi hamba yang selalu memperhatikan tuntunan Rasul Nya, agar dicintai dan memperoleh ampunan Nya. Amiin ya Rabbal 'Alamiin.  


KISAH TAULADAN
WIBAWA NABI
Banyak sahabat Nabi s.a.w. yang memberi komentar tentang keindahan, wibawa dan kharisma yang beliau miliki, seperti kata menantunya beliau Ali Bin Abi Thalib r.a. : “ Siapa yang melihatnya pasti akan tertegun karena kewibawaannya “.
Ibnu Majah meriwayatkan : “ Ada orang seseorang yang menghadap Nabi s.a.w. kemudian menggigil ketakutan, kemudian Nabi s.a.w. bersabda : “ Tidak apa apa tenangkan hatimu “.
Amru bin Ash berkata saat baru menghadap Rasulullah s.a.w. untuk pertama kali : “ Aku tak sanggup menatap wajahnya. Jadi seandainya ada orang yang bertanya mengenai sifat beliau, aku tak sanggup menceritakannya, karena mataku tak sanggup menatap wajahnya “. ( H.R. Muslim ).
Turmudzi meriwayatkan dari Ibnu Abi Halah bahwa apabila para sahabat sedang berada disekeliling beliau dan mendengarkan ketika beliau sedang berbicara, mereka diam dan dengan tenang sambil menundukkan kepalanya, seolah olah kepala mereka sedang dihinggapi burung “.
Abu Mas’ud Al Badri menceritakan pengalamannya : “ Ketika aku sedang menghajar budakku, tiba tiba aku mendengar suara dibelakangku, mula mula aku tidak tidak memperdulikannya karena amarahku yang meluap luap. Ketika aku menoleh ke belakang, ternyata yang datang adalah Rasulullah s.a.w. Begitu aku menatap wajahnya, tanpa kusadari cemeti yang kupegang tiba tiba jatuh karena badanku gemetar. 
Kemudian beliau berkata : “ Demi Allah Tuhan dapat berbuat apa saja terhadapmu melebihi dari apa yang engkau lakukan sekarang ini “. Maka dengan tersendat aku berkata : “ Ya Rasulullah demi Allah aku tak akan menghajar budakku lagi “.
Qiblah binti Makhromah menceritakan : “ Aku pernah melihat Rasulullah s.a.w. sedang duduk dengan tekunnya, tiba tiba rasa takut menyelinap begitu saja dalam hatiku sampai badanku menggigil. 
Kemudian aku mendengar ada orang berkata : “ Ya Rasulullah kasihanilah wanita itu, ia menggigil ketakutan karena melihat anda “. Dengan wajahnya yang tampan beliau berpaling ke arah diriku karena pada saat itu posisiku berada di belakang punggung beliau. Kemudian beliau bersabda : “ Kasihan benar dirimu, tenangkanlah hatimu “. Maka setelah itu tenanglah hatiku.
Inilah sebagian mukjizat yang beliau miliki diantara sekian banyak mukjizat yang diberikan Allah. Sebagai manusia maksum yang selalu mendapat mendapat perlindungan dan kasih sayangNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar