Minggu, 07 September 2014

BILA SUNNATULLAH DIABAIKAN




                         BILA SUNNATULLAH DIABAIKAN
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber sumber air di bumi... “. ( Q.S. Az Zumar 21 )
Pada pertengahan bulan Januari 2013, kota jakarta dilanda banjir hampir merata, disebabkan curah hujan cukup tinggi dan meluapnya air sungai Ciliwung. Sehingga kampung kampung terendam air, penduduk sama mengungsi karena permukaan air hampir menyentuh atap rumah.
Ironoisnya walau dalam keadaan hujan dan terendam air, namun terjadi juga kebakaran yang disebabkan karena warga yang tidak mau mengungsi dan menyalakan api dirumahnya, karena tiada aliran listrik.
Karena besarnya luapan air, jalan protokolpun ikut terendam, lalu lintas lumpuh total, sampai aktifitas K.P.K. ikut terhambat lantaran lalu lintas terputus, bahkan halaman istana negarapun ikut terendam air.
Guna mengatasi penduduk yang terendam banjir, para prajurit A.B.R.I dan team S.A.R. pun dikerahkan dengan prahu karetnya guna mengevakuasi para penduduk.
Demikian pula para pejabat sama sibuk mengatur strategi untuk mengatasi banjir yang demikian ganas ini.
Sebagian masyarakat ada yang menonton luapan air bah diatas jembatan penyeberangan, sambil menanti dan berharap kepada Yang Maha Kuasa agar air sungai surut  dan air hujan mereda.
PENYEBAB
Diantara penyebab banjir karena tingginya curah hujan dan meluapnya air sungai Ciliwung, dan......sampah yang memenuhi sungai. Dengan adanya banjir ini siapakah yang salah, apakah “ Curah hujan dan sungai Ciliwung ? “. Jika alibi ini yang dipakai sebagai alasan, jelas menunjukkan cara berfikir yang rendah dan lemah !.
SEIMBANG
Bukankah dalam mencipta alam Allah sudah mengatur Nya secara seimbang.
“ Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis lapis. kamu sekali kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang ? “. ( Q.S. Al Mulk 3 )
Demikain pula darat dan lautan dicipta dan diatur Nya secara seimbang, luas darat dan lautan diatur Nya berbanding 1 : 3, cukup sempurna ciptaan Nya. Dengan keseimbangan ini, menjadikan iklim yang ada di planet bumi teratur dan membuat makhluk penghuninya bisa hidup aman dan nyaman.
Karena pandai Nya Sang Pencipta diatur Nya pula letak dan garis edar matahari, sehingga panas dingin silih berganti. Yang jauh dari matahari menjadi dingin ( kutub utara dan selatan ), diciptakan pula makhluk yang tahan dingin ( beruang kutub ) yang dilengkapi dengan bulu yang tebal agar tahan dingin.
Yang didaerah katulistiwa ( yang dilewati matahari ) iklim menjadi sub tropis, sehingga keadaan iklim jadi sedang seperti di Indonesia, dengan demikian segala tumbuhan bisa tumbuh subur, hewanpun dicipta sesuai dengan lingkungan hidupnya. Cukup sempurna Allah mecipta dan menata makhluk Nya.
SIAPA YANG SALAH
Dengan adanya banjir yang melanda lantas siapa yang salah ?, siapa yang jadi kambing hitamnya ?. Jika sudah demikian biasanya orang pada lepas tangan, saling cuci tangan mencari siapa yang salah. Mustinya tak usah repot saling tuduh, yang terbaik justru kembali saling mengoreksi kesalahan dan kelemahan masing masing !.
ULAH MANUSIA
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)( Q.S. Ar Rum 41 )
Ternyata bencana alam yang terjadi disebabkan oleh ulah tangan manusia sendiri, betapa tidak ?. Manusia dengan semaunya menebang hutan, tanpa mengadakan reboisasi ( menanam pohon kembali ) sehingga air tidak bisa meresap ke tanah dengan baik, berakibat air mengalir tak terkontrol, karena tidak adanya akar akar pohon yang menahannya, sehingga menimbulkan banjir bandang .
Menggali tanah menambang batu bara seenaknya, sehingga permukaan tanah jadi berlubang cukup dalam, berakibat permukaan tanah jadi tak seimbang !. Sehingga permukaan di tempat lain jadi slenk ( menurun ), jadi retak dan mengakibatkan gempa.
Mendirikan berbagai bangunan tanpa memperhitungkan lahan terbuka sebagai  resapan air, sehingga air sulit meresap ke tanah dan menghambat terjadinya cadangan  ( tandon ) air tanah. Ditambah lagi kurangnya memperhatikan pembuatan parit dan gorong gorong sebagai saluran air, sehingga menambah parah dan sulitnya air mengalir, yang bisa berakibat menimbulkan banjir.    
MENGUBAH NASIB
Banjir dan bencana alam jelas karena ulah tangan manusia, yang bisa merubah hanya kemballi kepada usaha manusia untuk merubah nasibnya.
“ .........Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia( Q.S. Arra’du 11 )
ILMU DAN AKHLAK
Ilmu saja kiranya tidak cukup bisa merubah nasib, akhlak harus juga diikut sertakan. Bukankah air selalu menurut pada ketetapan Allah ( sunnatullah ), dengan pengetahuan tentang ilmu air ( hidrologi ) pasti bisa dikendalikan, namun karena rendahnya akhlak kebenaran ilmu dikesampingkan, sehingga yang semestinya tidak boleh didirikan bangunan, karena keroposnya akhlak bangunan bisa didirikan tentunya dengan imbalan sejumlah uang “.
Hutan lindung yang semestinya pohonnya tidak boleh ditebang, namun lagi lagi karena rendahnya akhlak,dengan uang pelicin pohon bisa habis ditebang, sehingga hutan jadi jadi gundul dan kering kerontang.
BAROKAH
Sebenarnya Indonesia merupakan negara yang cukup kaya, bahkan bisa dan boleh disebut paling makmur, indah dan sejahtera, mengingat letaknya berada di daerah khatulistiwa, sehingga secara geografis iklimnya cukup menunjang sehingga hampir segala fauna dan flora bisa hidup dan tumbuh didalamnya.
Namun sayang kebarokahan tidak ikut tercurah didalamnya, karena akhlak tidak  disertakannya, sehingga bukannya kemakmuran yang ada, justru banjir dan musibah silih berganti menimpanya.
Yang sangat memprihatinkan lagi justru yang makmur justru penyakit korupsi yang kian melanda. Inilah biang penyebab ketidak barokahan, ironisnya lagi penyakit ini justru sangat sulit memberantasnya, karena mewabah dikalangan atas. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun.
Jika mau sebenarnya kemakmuran akan segera tercurah, bila kembali memperhatikan dan mengamalkan firman Nya :  “ Jikalau sekiranya penduduk negeri negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya “.  ( Q.S. Al A’raaf 96 )


                                    KISAH TAULADAN
                                 IBNU UMMI MAKTUM
Nama lengkap Abdullah bin Qais bin Zaidah bin Al Asham, penduduk Madinah biasa memanggil Abdullah, penduduk Irak biasa memanggil ‘Amr. Ibunya bernama ‘Atikah biasa dipanggil Ummi Maktum.
Walau Ibnu Ummi Maktum seorang tuna netra namun dikenal sangat pemberani, termasuk orang yang mula mula memeluk Islam di Mekkah, orang pertama diantara tujuh orang yang berani menampakkan ke Islamannya di Mekkah.     Beliau hijrah ke Madinah pasca perang Badr, seorang muadzdzin kedua Rasulullah s.a.w. setelah Bilal. 
Rasulullah s.a.w. menugaskannya sebagai pengganti beliau untuk mengimami shalat kaum muslimin di Madinah saat Rasulullah s.a.w. melaksanakan peperangan.
Suatu hari Ibnu Ummi Maktum menemui Rasulullah untuk belajar Al Quran, saat itu Rasulullah s.a.w. sedang berbicara dengan tiga pemuka Quraisy, dengan harapan mereka mau memeluk Islam. Kemudian beliau berpaling dan wajahnya bermuka masam terhadap Ibnu Ummi Maktum, maka turunlah firman Allah : “ Dia ( Muhammad ) bermuka masam dan berpaling muka, karena telah datang seorang buta kepadanya “. ( Q.S. ‘Abasa 1-2 ).
Rasulullah s.a.w. sangat menghormati dan selalu bertanya tentang kebutuhannya, jika Ibnu Ummi Maktum datang beliau suka menyambut dengan kata kata : “ Selamat datang orang yang Tuhanku menegurku karenanya “.
Meski mendapat dispensasi untuk tidak ikut berperang, ia tetap ikut ke medan perang dan berkata : “ Berikanlah kepadaku panji, karena aku seorang buta dan tidak mampu untuk lari, maka tempatkanlah aku diantara dua pasukan ! “.
Begitu besar semangat jihadnya, sehingga ikut sempat dalam peperangan Al Qadisiyah, dengan membawa panji berwarna hitam dan mengenakan perisai. Sempat meriwayatkan 3 hadits dari Nabi, wafat di Madinah pada 23 H.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar